Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODUL 3
PENGORGANISASIAN KELAS

Diajukan untuk memenuhi tugas


Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302)
Drs. Muhail, M. pd.

Disusun oleh :

Aurora Libryntha N. 824451744


Bagus Maimun 824451135
Mahmudah 824441782
Muhammad Nur Taufiq 825246848
Weni Amalia 824451404

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT SEMARANG
2014.3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang konkret, maka perlu dilakukan upaya-
upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru diantaranya adalah meningkatkan kualifikasi guru di
sekolah dasar.
Dalam modul III membahas tentang pengorganisasian kelas, yang merupakan salah satu kondisi
yang dapat mendukung penerapan pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian
kegiatan kelas. Pengorganisasian kelas ini dibagi menjadi 2 aspek, diantaranya ; pengorganisasian
dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan kelas.

B. Identifikasi Masalah
Seperti telah diuraikan diatas bahwa permasalahan yang dihadapi seorang guru ialah apakah perlu
pengorganisasian kelas untuk menunjang pembelajaran PKR?

C. Tujuan
Berdasarkan tujuan yang didapat dari identifikasi masalah diatas, ialah :
1. Melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran PKR.
2. Mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan belajar aktif.
3. Meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan pembelajaran yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan Belajar 1
Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian kelas secara
kesuluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang
kelas perlu dilaksanakan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini disebabkan karena
aktifitas dan mobilitas siswa dalam belajar sangatlah tinggi.
Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan, kematangan maupun
minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi. Betapa pun matangnya guru dalam memberikan
materi dan bagusnya persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan menghadapi
masalah dalam proses pembelajaran apabila ia tidak mampu mengorganisasikan lingkungan
kelasnya. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas perlu dilakukan secara periodik, untuk
menunjukkan dan mencerminkan kebutuhan belajar yang sewaktu-waktu berubah. Maka, untuk
menunjang hal itu semua harus mengetahui hal-hal sebagai berikut ;
A. Penataan Ruang
Pada umumnya penataan ruang kelas di sekolah dasar adalah berbentuk persegi, dalam hal ini
guru hanya bertugas untuk mengidentifikasi dan mendaftar aset-aset yang ada didalam kelas.
1. Penataan Fisik Kelas
a. Daerah pajangan
Guru harus bisa menentukan letak-letak pajangan di dalam kelas, dan sebaik-baiknya untuk
memanfaatkan ruang dinding yang kosong agar pajangan terlihat rapi.
b. Kemudahan bergerak
Dalam suatu ruangan hendaknya murid dan guru merasa nyaman dan tidak terasa sesak serta
guru bisa leluasa bergerak didalam kelas. Idealnya ruangan kelas berisi sekitar 30 orang murid.
c. Sinar
Sinar matahari akan sedikit mengganggu kegiatan pembelajaran murid apabila posisi bangku
berhadapan langsung dengan cahaya matahari.
d. Panas dan ventilasi
Ruangan kelas identic dengan pengap atau lembab dan minim cahaya, maka posisi ventilasi
sangatlah diperhatikan.
e. Papan tulis
Pada pembelajaran PKR harus tersedia minimal 2 papan tulis untuk masing-masing kelas yang
diajarkan.
f. Bangku dan kursi
Sebaiknya kursi yang digunakan ialah satu kursi untuk satu murid atau bukan bangku panjang,
ini dilakukan agar pada posisi melingkar dalam pembelajaran diskusi tidak menyulitkan murid.
g. Meja guru
Meja guru diposisikan agar pandangan luas terhadap murid.
h. Sudut aktifitas
Sudut aktifitas yaitu sudut dimana murid-murid dapat melakukan kegiatan belajar secara
individu tanpa menggangu murid lain yang belajar. Diantara contoh-contoh sudut aktifitas yaitu ;
1. Sudut membaca.
2. Sudut IPA.
3. Sudut hasil seni.
4. Warung.
5. Sudut rumah tangga.
6. Gudang/tempat menyimpan alat-alat pembelajaran.
2. Pengaturan Denah Ruang Kelas
Secara garis besar masih banyak sekolah dasar yang menggunakan denah ruang kelas persegi,
pengaturan denah tersebut kurang efektif untuk pembelajaran PKR dikarenakan oleh hal-hal berikut ;
a. Tidak luwes atau kurang sigap jika guru beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi kegiatan
kelompok.
b. Sulit mengadakan kegiatan bervariasi dalam satu waktu bersamaan.
c. Terbatasnya ruang gerak guru dalam melakukan supervise dan memberikan umpan balik secara
individual.
3. Mengatur Pajangan
Pajangan mempunyai peranan penting untuk menjadikan ruang kelas menarik dan membuat
murid-murid betah di dalam kelas. Pajangan-pajangan tersebut bisa berbentuk grafik, gambar atau
hasil karay murid yang mengandung nilai kependidikan.

Kegiatan Belajar 2
Pengorganisasian Murid
Ada dua hal yang mencakup pengorganisasian murid, diantaranya ; kelompok belajar dan
tutor. Perlu diingat bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat guru mengajar dan murid duduk
mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru.
Ruangan kelas adalah tempat kegiatan belajar yang menitikberatkan pada interaksi dan
aktifitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan
pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan
pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka pembelajaran yang diharapkan tidak
akan terjadi dengan efektif.
A. Kelompok Belajar
Kelompok belajar sangatlah penting karena guru tidak selamanya dapat bersama-sama murid di
satu kelas. Terkadang guru harus melihat kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut.
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang misalnya 5-6 orang
murid yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang
telah ditetapkan (dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986: 211).
Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agar guru dapat menggerakkan
kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar ( KAB).
1. Cara Membentuk Kelompok Belajar
Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri dalam rangka
mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai kebutuhannya.
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan
Yaitu murid-murid dikelompokkan sesuai kemampuannya masing-masing. Keuntungan dari
kelompok belajar ini adalah :
1) Memungkinkan murid-murid bekerja sana dengan kemampuan yang sama.
2) Memeudahkan bagi guru untuk menyampaikan materi.
b. Kelompok belajar berdasarkan kemampuan yang berbeda
Kelompok ini terdiri dari murid-murid yang kemampuannya berbeda satu dengan yang
lainnya. Kelompok ini cocok untuk kegiatan bersama-sama, misalnya pengamatan, studi wisata,
olaharaga dan kesenian.
Pengelompokan seperti ini akan menguntugkan bagi murid yang memiliki kemampuan
kurang dari murid yang lain, keuntungan lainnya dalah mereka akan terbimbing oleh murid yang
pintar dan murid yang pintar jadi berkembang.
c. Kelompok belajar berdasarkan pengelompokan sosial
Kelompok ini didasarkan pada kecocokan diantara murid, dan mencerminkan keharmonisan
dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini mempunyain manfaat untuk meningkatkan
keyakinan diri pada murid yang lemah dan mereka juga tidak akan canggung atau segan karena
yang dipilih adalah kelompok teman-teman akrabnya. Kelompok belajar ini cocok dalam
pembelajaran PKK, olahraga dan kesenian.
2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar
Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak diperlukan, apabila kelompok belajar ingin
berhasil. Salah satu keuntungannya adalah menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan
kegiatan yang mantap.
Ada 5(lima) aspek dalam perencanaan yang harus diperhatikan ;
a. Menentukan bagaimana cara murid bekerja sama
b. Menentukan program pelatihan bagi pengembangan ketrampilan bekerja sama.
c. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok.
d. Meletakkan dasar-dasar kerja secara mandiri.
e. Memeutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.
3. Cara Meningkatkan Ketrampilan Belajar Kelompok
Morris ( Cohen, 1996) memberikan ilustrasi tentang jenis ketrampilan yang diperlukan sebagai
panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid hendaknya diberikan
penjelasan seperti berikut ;
a. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan
b. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara
c. Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.
d. Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan.
e. Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang berbeda.
f. Mendorong murid-murid untuk bertanya.

B. BAGAIMANA MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR YANG ADA


AGAR PARA MURID BELAJAR MANDIRI
Belajar mandiri adalah pendidikan yang menekankan pada inisiatif individu dalam belajar, atau
suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, baik dalam
mendiagnosis kebutuhan belajar, menunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan
belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok, serta mengevaluasikan hasil
belajarnya sendiri. Bisa juga disebut belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar dibawah kendali
murid sendiri.
Dalam konsep mandiri dalam mengajar seorang guru dituntut tidak terlalu bergantung kepada
cukupnya jumlah guru yang ada disekolah, lengkapnmya fasilitas, memadainmya buku paket dan
lain-lain.
Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari
ketergantungan terhadap alasan yang serba kekurangan. Lingkungan menjadi salah satu sarana
penunjang dalam pembelajaran atau bisa disebut dengan “ Laboratorium Raksasa “. Baik lingkungan
alam maupun lingkungan social bisa menjadi pendukung murid untuk melaksanakan belajar mandiri.
Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus diaktifkan untuk bekerja yang dalam
artian belajar. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan suatu sarana agar murid lebih aktif dalam
belajar secara mandiri. LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi dan
simulasi.
1. Bagaimana memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Pusat sumber belajar (PSB) adalah suatu cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya
belajar murid-murid. Contoh memanfaatkan PSB adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan ketrampilan atau konsep, yang meliputi :
1) Kecermatan
2) Penerapan konsep.
b. Menempatkan semua hasil karya murid dimana murid-murid lain dapat belajar dengan cara
belajar mandiri.
c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid dapat
menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.
Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat dilakukan dengan menggunakan Lembar
Kerja Murid (LKM). LKM merupakan panduan bagi murid untuk melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi, simulasi, berdiskusi dan memecahkan masalah. LKM merupakan sarana yang paling
efektif untuk menunjang penggunaan PSB.
2. Tutor Sebagai Organisator Kelas
Tutor adalah orang yang dipilih dari kalangan murid atau orang lain yang mempunyai
kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Oleh karena itu, peranan tutor sangatlah
penting dan diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu. Tutor juga bisa dikatakan
sebagai “perpanjangan tangan guru” (membantu guru dalam proses pembelajaran murid karena ia
bukan pengganti guru).
Tutor ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari
masyarakat, dan penjagan sekolah. Sebelum program tutorial ada 5 hal yang peril diperhatikan ;
a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial
c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan
d. Penjadwalan tutorial.
e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial.
3. Bagaimana Memilih dan Mempersiapkan Tutor
Dalam pemilihan seorang tutor tidak lah sembarangan, ada beberapa jenis tutor yang perlu
diketahui seperti yang telah diuraikan diatas ;
a. Tutor sebaya
Tutor sebaya yaitu seorang murid yang pandai yang membantu belajar murid lainnya pada
tingkatan kelas yang sama. Dalam memanfaatkan tutor ada 2 cara, yaitu :
1) Mempersiapkan tutor secara matang
Dalam hal ini pemilihan tutor sebaya tidaklah sembarangan, artinya murid haruslah yang
lebih pandai dari murid lain.
2) Tutorial berlangsung tanpa terencana
Maksudnya tutorial yang berlangsung secara spontan karena situasi, kondisi dan
kebutuhan. Namun tuto sebelumnya hendaklah diberi pelatihan secara singkat terlebih dahulu.
Cara melatih tutor secara singkat adalah sebagai berikut :
a. Memperkenalkan materi dalam buku yang harus ditutorialkan
b. Memberikan penjelasan kepada murid yang belum bisa dan membantu untuk
mengetahui kesalahan dan membantu mencoba untuk memecahkan sendiri.
c. Memberi penjelasan agar perlu untuk membahas suatu materi yang dipelajari
d. Dilatih membuat penilaian.
Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara individual atau berpasangan,
1) Tutor dalam kelompok
2) Memanfaatkan tutor untuk membantu individual
3) Memanfaatkan tutor secara berpasangan
b. Tutor kakak
Adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini
kemampuannya harus diatas rat-rata Karen ia mempunyai peranan penting untuk membantu
pembelajaran adik-adik kelasnya. Tutor kakak pada umumnya diambil dari kelas tinggi.
Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara ;
1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh satu
guru.
2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap pleh 2 guru.
c. Tutor dari masyarakat
Tutor ini berasal atau diambil dari masyarakat yang berperan untuk membantu guru dalam
menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor ini baru dapat dilaksanakan apabila
seorang guru merangkap 3 kelas sekaligus. Tidak ada kriteria khusus untuk tutor dari masyarakat
ini, yang terpenting orang tersebut memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang melebihi
muridnya.
d. Tutor dari penjaga sekolah
Dalam hal ini situasi tertentulah yang dapat guru lakukan untuk memanfaatkan penjaga
sekolah sebagai tutor. Akan tetapi guru harus mampu menganalisa keadaan untuk menempatkan
kapan penjaga sekolah dapat dimanfaatkan sebagai tutor.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika memilih memanfaatkan tutor sebaya dan tutor
kakak, adalah sebagai berikut ;
1) Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju dikelasnya.
2) Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua murid.
3) Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan penyabar.

Kegiatan Belajar 3
Disiplin Kelas
Dalam hal ini yang dimaksud dengan disiplin kelas bukanlah murid-murid yang tenang, diam dan
tidak rebut, melainkan suatu kondisi dimana murid-murid tetap dituntut aktif belajar sehingga suasana
kelas menjadi hidup dan “hangat”. Suasana seperti ini akan terasa gaduh, namun tetap terarah
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Disiplin kelas yang dimaksudkan adalah guru
menciptakan peraturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak
sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan itu
dinamakan “ Aturan Rutin Kelas “(ARK) dan “Kegiatan Siap” (KS).
A. Apa yang dimaksud ARK ?
Aturan rutin kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan procedural yang dirumuskan oleh guru serta
dimengerti oleh muris, untuk mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari (Ian Collingwood, h. 79).
1. Mempersiapkan ARK
Seorang guru harus mempersiapkan ARK terlebih dahulu, dan seyogyanya seorang guru
harus sudah mempunyai nya. Berikut contoh-contoh ARK :
a. Papan tulis
b. Alat tulis
c. Sumber bahan
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai kegiatannya
secara terarah dan cepat.
2. Kegiatan siap atau stand-by
Kegiatan siap (KS) adalah kegiatan yang diciptakan guru yang dapat diberikan apabila ada
murid yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan atau pada
waktu luag pada saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan baik itu klasikal, kelompok
atau individual. Masalah yang akan dering dihadapi yaitu adanya murid yang cepat selesai
mengerjakan tugasnya ( Early-finisher). Untuk mengatasinya maka digunakanlah KS ini.
Satu hal yang penting apabila menghadapi murid yang lebih cepat selesai adalah
memanfaatkan mereka untuk menjadi tutor. Sebagaimana yang diuraikan diatas mengenai jenis-
jenis kegiatan PKR adalah sebagai berikut ;
a. Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran ini merupakan kunci keberhasilan dalam PKR karena memupuk
kebersamaan dalam bekerja. Dalam pembelajaran ini dapat berupa, pengajaran percakapan,
bercerita, olahraga, kesenian dan studi lingkungan.
b. Pembelajaran individual
Pembelajaran ini dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan pelajaran secara
individual. Pembelajaran ini bukanlah diberikan kepada satu persatu murid dalam satu kelas,
melainkan memberikan pembelajaran kepada murid yang lemah atau belum bisa.
c. Pembelajaran dalam kelompok
Kelompok murid yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Kelompok murid
campuran dapat diberikan tugas pengamatan percobaan atau jenis permainan kelompok.
Sedangkan bagi kelompok yang terdiri dari kelompok social, tidak banyak berbeda dengan
kelompok campuran diatas, misalnya dalam melakukan percobaan, pengamatan atau simulasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu penunjang dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasian kelas yang meliputi 2 aspek,
aspek fisik dan kegiatan kelas.
Aspek fisik salah satu contohnya adalah penataan ruang kelas karena penataan ini sangatlah penting
dalam pembelajaran PKR, penataan ruangan kelas yang tidak teratur akan mengakibatkan
pembelajaran tidak nyaman dan membuat jenuh.
Pada umumnya yang kita jumpai di beberapa sekolah dasar penataan ruangan kelas masih
menggunakan bentuk persegi, ruangan kelas yang seperti ini kurang cocok untuk menunjang
pembelajaran kelas rangkap.
Selain itu penunjang lain dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasia murid dan disiplin kelas.
B. Saran
Setelah kita membahas uraian mengenai pengorganisasian kelas guru diharapkan :
a. Dapat melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan
PKR.
b. Dapat mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan belajar
aktif.
c. Dapat meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan pembelajaran yang
efektif.

Anda mungkin juga menyukai