Anda di halaman 1dari 40

BAB : 36

MOTOR SINKRON
36.1. Pengenalan Motor Sinkron

Sebuah motor sinkron ( pada gambar 36.1) secara umum identik dengan
sebuah altenator atau generator AC. Pada kenyataannya , sebuah mesin sinkron ,
 berdasar
 berdasarkan
kan teori yang ada , berperan
berperan sebvagai
sebvagaisebu
sebuah
ah altenator,
altenator, ketika
ketika digunakan
digunakan
secara mekanik , dan akan berperan sebagai motor , ketika digunakan secara elektris ,

GAMBAR 36.1

yang dikhususkan pada kasus mesin DC. Hampir seluruh motor sinkron memiliki
kapasitas daya antara 150 kW hingga 15 MW dan memiliki taraf kecepatan anatara
150 hingga 1800 r.p.m.
Berikut beberapa ciri khas motor sinkron yaitu :
1. pada awal
awal berputar
berputar kecepat
kecepatan
an motor menunj
menunjukka
ukkann kecepatan
kecepatan sinkron
sinkron namun
namun
disaa
disaatpa
tpada
da proses
proses perput
perputara
arann selanj
selanjutn
utnya
ya kecep
kecepata
atann motor
motor akan
akan konsta
konstann
( karena Ns = 120 f/p).
2. proses
proses starting
starting awal
awal tidak
tidak secara
secara mandiri.
mandiri.mer
merupa
upakan
kan keharu
keharusa
sann agarm
agarmoto
otor 

 berputar secara sinkron atau mendekati sinkron dengan berbagai cara, sebelum
disinkronkan dengan sumber arus listrik ( supply).
3. motor
motor ini dapat diopera
dioperasikan
sikan dalam
dalam kedaan
kedaan dibawah
dibawah standar
standar factor
factor kekuatan
kekuatan ,
yaitu dengan proses lagging dan leading. Oleh karena itu , motor ini dapat
digun
digunaka
akann untuk
untuk tujuan
tujuan pemeri
pemeriksa
ksaan
an kekua
kekuatan
tan , dengan
dengan menamb
menambahk
ahkan
an
masukan torka dalam mengatur beban.

36.2. Prinsip Kertja Motor Sinkron


Seperti
Seperti yang ditunjukka
ditunjukkann pada gambar
gambar 32.7, ketika 3 fasa dihasilkan
dihasilkan oleh
sumber 3 fasa , maka dapat dihasilkan
dihasilkan sebuah fluks magnet
magnet yang besarnya
besarnya konstan
denga
dengann perput
perputara
arann secara
secara sinkro
sinkron.
n. Berdas
Berdasark
arkan
an gambar
gambar stator
stator dua kutub
kutub yang
yang
diperlihatkan pada gambar 36.2 , hal tersebut menunjukkan stator dua kutub ( yaitu Ns
dan Ss ) berputar secara sinkron searah jarum jam. Posisi rotor yang diperlihatkan
 pada gambar, dimisalkan dengan kondisi pada point A dan B. Dua kutub yang sama ,
 N ( pada rotor ) dan Ns ( pada stator ) begitu pula dengan S dan Ss akan bertolak 
 belakang satusama lain, dengan kesimpulan bahwa rotor memiliki kecenderungan
untuk berputar berlawanan arah jarum jam.
Tetapi , setengah periode kemudian , kutub stator , dalam keadaan berputar ,
kan bertukar posisi yaitu Ns terletak di titik B dan Ss terletak pada titik A. Dalam
keadaan seperti ini, Ns menarik S dan Ss menarik N. Oleh karena itu , rotor memiliki
kecenderungan untuk berputar searah jarum jam ( yang ternyata berlawanan dengan
keada
keadaan
an awal).
awal). Sehing
Sehingga
ga , kita
kita dapat
dapat menyim
menyimpul
pulkan
kan bahwa
bahwa kesep
kesepada
adanan
nan dalam
dalam
  peput
peputara
arann kutub
kutub stator
stator yang
yang cepat
cepat dan berke
berkesin
sinam
ambun
bunga
gan,
n, rotor
rotor akan
akan menja
menjadi
di
indicator sebagai sebuah torka yang dengan cepat bertolak belakang dengan urutan
yang pesat, rotor juga menjadi indicator sebagai torka yang memiliki kecenderungan
mengalami perpindahan pada saat awal dalam kondisi searah jarum jam dan kemudian
 berlawanan arah jarum jam. Karena menghasilkan gejala inersia yang besar , rotor 
tidak
tidak dapat
dapat secar
secaraa cepat
cepat membe
memberika
rikann tangga
tanggapa
pann sedemi
sedemikia
kiann hingga
hingga berlaw
berlawana
anann
dengan arah torka secara cepat , dengan hasil yang tersisa adalah sama.

GAMBAR 36.2 dan 36.3


Sekarang , berdasarkan pada kondisi yang ditunjukkan pada gambar 36.3 :
1) Kutub
Kutub stator
stator dan rotor
rotor akan tolak
tolak menolak
menolak satu sama
sama lain.
lain. Ketika rotor
rotor dalam
dalam
keadaan
keadaan stasione
stasionerr , tetapi
tetapi perputaran
perputaran searah jarum
jarum jam. , sedemikia
sedemikiann rupa
sehingga
sehingga ia kumparan
kumparan berputar
berputar sepanjang
sepanjang satu lereng kutub sehingga
sehingga suatu
saat kutub stator dapat menukar posisi mereka, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 36.3.
2) Di sini
sini ,sekali
,sekali lagi,
lagi, kutub
kutub stator
stator dan rotor saling
saling tarikmen
tarikmenarik
arik satu
satu sama
sama lain.
lain.
Hal ini berarti apabila jika kutub rotor juga berpindah dari posisi mereka
sepanjang kutub stator . kemudian mereka secara berkesinambungan
berkesinambungan akan
mengalami sebuah torka yang tidak memiliki arah seperti torka yang searah
 jarum jam , yang diperlihatkan pada gambar 36.3.

36.3. METODE STARTING


Rotor ( yang belum tereksitasi ) ditambah kekuatan menuju sinkronisasi atau
mendekati kecepatan sinkron dengan beberapa penyusunan dan kemudian dikuatkan
dengan sumber DC. Saat kecepatan motor yang mendekati sinkron dikuatkan , hal ini
secara
secara magnetis terkunci
terkunci ke dalam posisi stator
stator seperti kutub rotor melakukan
melakukannya
nya
terhadap kutub stator dan keduanya berputar secara sinkron pada arah yang sama. Hal
ini disebabkan penyambunga
penyambungann antara kutub rotor dan stator sehingga
sehingga motor bergerak 
secara sinkron atau tidak kedua – duanya. Kecepatan sinkron tersebut dapat dituliskan
dalam persamaan umum :
Ns = 120 f 
P
Bagaimanapun , hal ini penting untuk dipahami bahwa penyusunan atau
kaitan antara kutub stator dan rotor tidak selalu absolut pada salah satunya. Seperti
 beban pada motor yang ditambah , rotor secara prtogresif memiliki kecenderungan
untuk jatuh kembali dalm fasa ( tetapiu tidak untuk kecepatan seperti di dalam motor 
DC) dengan berbagai sudut pandang ( seperti opada gambar 36.4) tetapi selalu secara
kontiniu untuk berputar secara sinkron. Nilai sudut beban tersebut atau sudut kopel
( begitu kita menyebutnya) didapat berdasarkan beban puncak yang akan dialami oleh
motor. Dengan kata lain , torka dihasilkan oleh motor pada sudutnya yang disebut α.
Prinsip kerja yang diperlihatkan oleh motor sinkron , dalam banyak cara,
sama dengan mentransm
mentransmisika
isikann kekutan
kekutan mekanik
mekanik dengan
dengan shaft.
shaft. Gambar
Gambar 36.5 yag
menunjukkan 2 katrol P dan Q yang mentransmisikan kekuatan dari pemutar menuju
 beban. Dua katrol tersebut dainggap untuk mengunci bersama ( hanya seperti sebuah
kutuyb
kutuyb sator dan rotor yang terkunci)
terkunci) oleh karena itu mereka berputar
berputar secara
secara tepat
deng
dengan
an ting
tingka
katt kece
kecepa
pata
tann yang
yang sama
sama.. Keti
Ketika
ka Q dibe
diberi
ri beba
bebann , hal
hal ini
ini sedi
sediki
kitt
menjatuhkan nilai rugi rugi daya yang berada di dalam shaft ( sudut putar yang sama
dengan α dalam motor) , sudut putar , pada kenyataannya , menjadi sebuah tolak 
ukur nilai torka yang ditransmisikan. Hal ini memperjelas bahwa jika Q tidak terlalu
memiliki beban besar seperti pemutusan couple , kedua katrol harus berputar sama
dengan tingkat kecepatannya
kecepatannya

3.7 Tenaga yang


yang digunakan
digunakan motor sinkron
Pengecualian
Pengecualian untuk mesin yang sangat kecil,resistansi armature(jankar)
sebuah motor sinkron dapat diabaikan dibandingkan dengan nilai reaktansinya. Oleh
karena itu rangkaian ekivalen untuk motor menjadi seperti gambar.
 AB = =
Or  V  = V 
V  = daya masukan per fasa
= 1 fasa
= 3 fasa
Karena rugi tembaga dapat diabaikan, menampilkan daya yang digunakan oleh
motor.
=
Torsi
To rsi yang
yang dihas
dihasilk
ilkan
an oleh
oleh motor
motor adalah
adalah = 9.55
9.55 / N-m
Contoh
Contoh 36.1
36.1 A 75-KW 3- , terhubun
terhubungg bintang,
bintang, 50-Hz,
50-Hz, 440-V
440-V motor
motor sinkron
sinkron
  beroperasi pada 0.8p.f mendahului. Efisiensi motor 95% dan = 2.5 Ω.
Hitung (i) daya yang digunakan
(ii) arus jankar
(iii) e.m.f 
(iv) sudut daya
(v) torsi maksimum
Solusi. = 120x50/4 = 1500 rpm = 25 rps
(i) = = / = 75x /0.95 = 78,950

(ii)
(ii) x 440 x x 0.8 = 78,950
78,950;; = 129 A

(iii) Tegangan
Tegangan per fasa = = 254 V. Misal V = 254
V  = + j atau = V - j = 254∠ - 129∠ x 2.5∠

= 250∠ - 322∠ = 254 – 322 ( + j )


= 254 – 332(-0.6 + j 0.8) = 516∠
(iv)
(iv) α = -

(v) Tarikan
Tarikan yang
yang terjad
terjadii pada
pada α =

Maximum = 3 =3 = = 157.275 W
Torsi maksimum = 9.55x157.275/1500 = 1.000 N-m

36.4 MOTOR BERBEBAN DENGAN EKSITASI KONSTAN


Sebelum membahas tentang motor singkron sebaiknya kita mengingat kembali
mengenai motor DC. Kita telah mengetahui bahwa ketika motor DC desuplai dengan
tegangan V volt maka dalam pergerakanya akan terbentuk e.m.f lawan akan terbentuk 
 pada kumparan armatur.
Tegangan yang terjadi di armatur adalah (V – Eb) dan menyebabkan arus
armatur
armatur Ia = ( V – Eb ) / Ra. Yang mengal
mengalir
ir ke Ra. Dimana
Dimana Ra adalah
adalah resistansi
resistansi
armatur. Daya mekanik yang terbentuk di armatur tergantung pada Eb dan Ia. ( Eb
dan Ia berbeda satu dengan yang lainya.
Sama halnya dengan mesin DC, mesin singkron e.m.f lawan di bangkitkan
 pada armatur (stator) dengan fluks rotor yang tergantung pada nilai tegangan yang
diterimanya. e.m.f lawan ini tergantung hanya pada pengasutan motor (tidak pada
kecepatan seperti pada motor DC ) tegangan bersih pada armatur (stator ) adalah beda
fektor (bukan
(bukan aritmatik seperti
seperti pada motor DC) antara V dan Eb.
Arus armatur
armatur dihasilkan
dihasilkan dari pengalian
pengalian beda fektor ini dengan
dengan impedansi
impedansi armatur 
armatur 
(bukan seperti pada motor DC).
Figure 36.6 memperlihatkan kondisi ketika motor berputar dalam keadaan
tanpa
tanpa beban dan
dan tidak terdapat
terdapat losis
losis dan memiliki
memiliki eksitasi
eksitasi medan
medan dimana
dimana V = Eb.
Pada gambar
gambar tersebut terlihat bahwa perbedaan
perbedaan fektornya adalah
adalah nol, dan juga pada
arus armaturnya. Rugi –rugi motor adalah nol karena tidak ada beban dan losis yang
terjadi padanya dengan kata lain motor hanya berputar.
Apabila motor dalam keadaan tanpa beban, tetapi ia memiliki losis, maka
fektor Eb akan tertinggal dengan sudut fasa Φ (figure 36.7) begitujug aresultan
tegangan ER, oleh karena itu arus Ia menyebapkan terjadinya losisis.
Sekarang apabila motor tersebut dibebani maka sudut fasanya akan bertaambah besar,
sudut fasa yang terbentuk disebut dengan sudut beban atau sudut kopling (keduanya
tergabung dalam sudut pengasutan ). Apabila nilai ER meningkat dan kecepatan
motor juga meningkat maka ini akan mengakibatkan terjadinya pengurangan factor 
daya.

36.5 ALIRAN DAYA PADA MOTOR SINKRON.

Ra = Resistansi armatur / fasa.

Xs = Reaktasi sinkron / fasa.

Z = Ra + jXs Ia = ER / Zs = ( V – Eb ) / Zs

Sehingga persamaan
persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :
V = Eb + Ia. Zs
Sudut Φ disebut sudut dalam dimana Ia tertinggal dibelakang ER.
Tan Φ = Xs / Ra
Apabila Ra diabaikan maka Φ = 900
Motor input
input menjadi V.Ia.Cos Φ
menjadi = V.Ia.Cos

Dimana V adalah teganga yang diterapkan / fasa.


Peningkatan daya pada rotor adalah :
Pin = e.m.f lawan x arus armatur x Cosinus sudut antara Ia dan Eb.
= Eb.Ia.Cos ( α - Φ ) per fasa.
Daya keluaran / fasa adalah = V.Ia.Cos Φ , dan Ia2 Ra terbentu
terbentu pada armatur.
armatur. Dan
nilai yang terbentuk pada rotor adalah V Ia Cos Φ - Ia2 Ra
Jika daya input perfasa adalah P maka :
P = Pm + Ia 2 Ra
Daya mesin pada rotor = P - Ia 2 Ra - per fasa.
fasa Pm = √3 Vl Il cosΦ - 3 Ia2 Ra
Untuk tiga fasa
Diagram perfasa dari mesin singkron seperti terlihat dibawah ini :

36.6 RANGKAIAN EKIVALEN DARI MOTOR SINGKRON


Figur 36.9 a memperlihatkan model rangkaian ekivalen belitan satu fasa pada
motor sinkron. Ini juga terlihat pada figure 36.9 b disana terlihat bahwa tegangan yang
diterapkan V adalah merupakan resultan vector antara e.m.f lawan dengan impedansi
drop Ia2 Zs. Dengan katalain, V = (-Eb + Ia 2 Zs). Sudut α adalah sudut antara V
dengan Eb ini disebut dengan sudut beban atau sudut daya dari motor sinkron.
3.7 Tenaga yang
yang digunakan
digunakan motor sinkron
Pengecualian
Pengecualian untuk mesin yang sangat kecil,resistansi armature(jankar)
sebuah motor sinkron dapat diabaikan dibandingkan dengan nilai reaktansinya. Oleh
karena itu rangkaian ekivalen untuk motor menjadi seperti gambar.
 AB = =
Or  V  = V 
V  = daya masukan per fasa
= 1 fasa
= 3 fasa
Karena rugi tembaga dapat diabaikan, menampilkan daya yang digunakan oleh
motor.
=
Torsi
To rsi yang
yang dihas
dihasilk
ilkan
an oleh
oleh motor
motor adalah
adalah = 9.55
9.55 / N-m
Contoh
Contoh 36.1
36.1 A 75-KW 3- , terhubun
terhubungg bintang,
bintang, 50-Hz,
50-Hz, 440-V
440-V motor
motor sinkron
sinkron
  beroperasi pada 0.8p.f mendahului. Efisiensi motor 95% dan = 2.5 Ω.
Hitung (i) daya yang digunakan
(ii) arus jankar
(iii) e.m.f 
(iv) sudut daya
(v) torsi maksimum
Solusi. = 120x50/4 = 1500 rpm = 25 rps
(vi) = = / = 75x /0.95 = 78,950

(vii) x 440 x x 0.8 = 78,950; = 129 A

(viii)
(viii) Tegang
Tegangan
an per fasa
fasa = = 254 V. Misal
Misal V = 254

V  = + j atau = V - j = 254∠ - 129∠ x 2.5∠

= 250∠ - 322∠ = 254 – 322 ( + j )


= 254 – 332(-0.6 + j 0.8) = 516∠
(ix)
(ix) α = -

(x) Tarikan
Tarikan yang
yang terjad
terjadii pada
pada α =

Maximum = 3 =3 = = 157.275 W
Torsi maksimum = 9.55x157.275/1500 = 1.000 N-m

36.8 Motor Sinkron dengan


dengan eksitaasi yang
yang berbeda
Sebuah motor sinkron disebut juga memiliki eksitasi normal jika = V.
Medan eksitasi dikatakan under-excited   jika V <. Kedua kondisi ini memiliki faktor 
daya yaa\ng tertinggal.
Selain itu jika eksitasi medan d.c. mempunyai hubungan > V maka motor 
tersebut dikatakan over-excited  dan arus tertinggal dari tegangan. Pada kondisi ini
 beberapa nilai
nilai eksitasi akan
akan sefasa dengan V ,sehingga faktor daya akan bernilai satu.
 Nilai dari α dan e.m.f. dapat dicari dengan bantuan diagram vektor untuk 
faktor daya yang berbeda.
(i) Lagging p.f.

= + = +
=
Sudut beban α = =
(ii) Leading p.f.

= V - + j
α=
(iii) Unity p.f.

OB = dan BC =
= (V - ) + j ; α=

36.9. Efek Dari Menaikkan Muatan Dengan Perangsangan Yang Tetap

a.Rangsangan Tetap
Gambar
Gambar dibawa
dibawahh mempe
memperlih
rlihatk
atkan
an kondis
kondisii ketika
ketika motor
motor berge
bergerak 
rak 
dengan muatan turun, jadi terlihat bahwa sudut torque bernilai kecil, begitu
 juga dengan E g1, Ial,, φ1 dan cos φ 1 berilai besar.
Sekarang perkirakan bahwa muatan pada motor dinaikkan seperti pada
gambar 36.15(b). Untuk bertemu dengan muatan ekstra ini motor harus
memunculkan torka lebih banyak yang tergambarkan dengan jarum-jarum
arah.
Yang terjadi selanjutnya adalah :
1. Rotor jaruh kembali
kembali di
di fasa
fasa muatan
muatan yang
yang menaikka
menaikkann α 2.
2. Tegangan
Tegangan pada jangkar
jangkar akan
akan mening
meningkat
kat terutam
terutamaa pada
pada E r2.
3. Seb
Sebaga
agai hasiln
silnya
ya maka
maka I a1, meningkat kepada I a2 meningkatkan
torka yang dibangkaitkan oleh motor.
4. Φ1 meningkat pada Φ 2, jadi
 jadi power juga meningkat.

 b.
 b. Rang
Rangsa
sang
ngan
an Mi
Mini
nima
mall
Ini dapat dilihat pada gambar dibawah dengan muatan kecil, torka yang
kecil, dan fasa yang besar pada Φ 1.

Tida
Tidakk sepe
sepert
rtii pera
perang
ngsa
sang
ngan
an norm
normal
al,, alli
allira
rann pada
pada jang
jangka
karr haru
haruss
mengalir untuk memunculkan arus yang sama dikarenakan adanya faktor 
arus yang rendah.
c.Kelebihan Pacuan/rangsangan.
Pacuan/rangsangan.
Ketika
Ketika bberja
bberjalan
lan di muatan
muatan yang
yang kecil
kecil,, α 1   berni
bernilai
lai kecil
kecil tetap
tetapii Ia1
 bernilai besar. Seperti motor dengan pacuan yang kecil, dimana ada muatan
yang lebih kecil, faktor aarus ditekan sedemikian ruspa. Aliran jangkar juga
dinaikka
dinaikkann termasuk pada peningkat
peningkatan
an pada arus jangkar untuk selanjutn
selanjutnya
ya
meningkatkan
meningkatkan muatan seperti pada gambar 36.18.

Kesimpulan :
Dari ketiga kasusu diatas dapat disimpulakan :
1. Seperti penaikan muatan pada motor, I a mendapatkan
rangsangan/pacuan
rangsangan/pacuan yang lebih besar.
2. Untuk
Untuk kejadian
kejadian rangsang
rangsangan
an yang
yang kurang
kurang dan rangsan
rangsangan
gan yang
yang lebih
 pada motor, faktor arus dapat menaikkan muatan.
Pada rangsangan normal, ketika muatan dinaikkan, terjadi Contoh 36.9
Sebuah motor sinkron memiliki reaktansi 40% dan resistansi yang akan dioperasikan
saat beban tertentu pada (i) factor daya sama (ii) 0,8 p.f terbelakang (iii) 0,8 p.f 
mendahului. Berapa besar nilai atau harga emf induksi? Buat asumsinya.
Penyelesaian
Penyelesaian :
Diketahui V = 100 V, penurunan
penurunan nilai reaktansi
reaktansi = IaXs = 40 V
(i) Pada p.f yang sama.
θ = 90, Eb = √100 ²+ 40² = 108 V
(ii) pada p.f 0.8 (terbelakang) here <BOA = θ - ǿ = 90 0 – 36054’ = 5306’
Eb2 =1002 +402 – 2 x 100 x 40 x cos 53 0 6’
Eb = 82,5 V
lainnya, Eb = AB = √AM 2 + MB2 = √762 + 322 = 82,5 V
Alternative lainnya,
(iii) pada p.f 0,8 (mendahului)
(mendahului) Here (Ө + Φ) = 9090 0 + 36,90 = 126,9 0
Eb2 = 1002 + 402 – 2 x 40 x cos 126,9 0 = 128 V
Berdasarkan fig.36.29 (c), Eb 2 = (OM + OA)2+ MB2 = 1242+322 = 128 V

Contoh 36.10
Sebuah motor sinkron 1000 kVA,11000 V, 3ǿ terhubung terhubung Y, memiliki resistansi
armature dan reaktansi per fasanya 3.5 Ω dan 40Ω. Tentukan e.m.f induksi dan sudut
keterbelakangan
keterbelakangan saat motor berbeban, pada : (a) p.f yang sama (b) p.f tertinggal 0,8
(c) p.f mendahului 0,8.
Penyelesaian
Penyelesaian :
Arus armature saat beban penuh = 1000 x 1000/√3 x 11000 = 52,5 A
Tegangan / fasa = 11000/√3 = 6,351 V ; cos ǿ = 0,8 ǿ = 36 053’
Penurunan resistansi
resistansi armature / fasa = IaRa = 3,5 x 52,5 = 134 V
Penurunan reaktansi / fasa = IaXs = 40 x 52,5 = 2100 V
Penurunan impedansi per per fasa = IaZs
IaZs = √184² + 2100² = 2,100 V (approx)
(approx)
Tan θ = Xs/Ra θ = tanˉ¹ (40/33,5)=85°
(a) Pada p.f yang sama.
sama. Diagram vector
vector ditunjukkan pada
pada fig 36.30
36.30 (a)
2 2 0
Eb² = 6,351 + 2,100 – 2 x 6,351 x 2,100 cos 85 ; Eb = 6.513 V per fasa
Tegangan induksi = 5,190 x √3 = 11,280 V
dari Δ OAB
Sin α = 2,100 x 0,9961/6,513 = 0,3212 α = 18 0 44’
(b) Pada p.f
p.f 0,8 tertinggal,
tertinggal, fig.36.30
fig.36.30(b)
(b)
<BOA=θ-ǿ= 85 – 36 5’ = 48 07’
0 0

Eb2 = 6,3512 + 2,1002 – 2 x 6,351 x 2,100 x cos 48 07’


Eb = 5,190 V per fasa
Tegangan induksi = 5,190 x √3 = 8,989 V
Berdasarkan dari Δ OAB pada fig. 36.30 (b)
Sin α = 2100 x 0,7443/5190 = 0,3012 α = 17 032’
(c) Pada p.f
p.f 0,8 mendah
mendahuluiului fig. 33.30
33.30 (c)
(c)
< BOA = θ+ǿ = 85 + 36 53’ = 121 053’
0 0

Eb2 = 6,351 2 + 2,1002 – 2 x 6,351 x 2,100 x cos 121 0 53’


Eb = 7,670 V per fasa
e.m.f diinduksi = 7,67 = 13,280 V
 juga
Sin α = 2,100 x 0,8493/7,670
0,8493/7, 670 =0,2325 α = 13 0 27’

Impedance drop = IaZs = 50 x 20 = 1000 V/phase


Eb2 = 38102 + 10002 – 2 x 3810 x 1000 x cos (87 08’ – 36052’)
Eb = 3263 V/phase
Line induced e.m.f = 3263 x √3 = 5651 V
(ii)
(ii) power
power input
input would
would reman
reman the same
same as
as show
shownn in
in fig.
fig. 36.28t
36.28the
he curren
currentt
0
vector is drawn at a leading
leading angle of ǿ = 36 52’
now, (θ + ǿ) = 87 8’ + 36 52’ = 124 0
0 0

cos 1240 = -cos 56 0


Eb2 = 38102 + 10002 – 2 x 3810 x 1000 x –cos 56 0
Eb = 4447 V/phase
Line induced e.m.f = √3 x 4447 = 7,700 V
Note, it may be noted that if Eb > V, then motor has a leading power factor and if 
Eb<V.
3. peru
peruba
baha
hann pad
padaa nil
nilai
ai I a.

36-10. Efek dari Pengubahan Eksitasi dari Beban konstan.


Seperti
Seperti yang diperlihat
diperlihatkan
kan di Fig 36.20 (a), sebuah
sebuah motor sinkron
sinkron sedang
sedang
 bekerja dengan eksitasi normal (Eb = V) di p.f selaras dengan beban di atur. Jika Ra
sebanding
sebanding dengan
dengan Xs, kemudia
kemudiann Ia tertinggal sebesar 90 0 dan dalan
tertinggal dari dari Er sebesar
fasanya dengan V karena p.f selaras. Jangkar menarik sebuah daya dari V.Ia setiap
fasa dimana cukup untuk bertemu dengan beban motor. Sekarang, ayo kita bahas efek 
dari penutunan atau peningkatan dari medan eksitasi ketikan di aplikasikan ke moto
yang cenderung konstan.

a. Penu
Penuru
runa
nann Ek
Eksi
sita
tasi
si..
Seperti di Fig. 36.20 (b), pengaruh selama
 penurunan eksitasi, kembali e.m.f berkurang
mena
menaja
jadi
di Eb
Ebll saar
saar sudu
sudutt beba
bebann sama
sama α1.
α1.
resultan tegangan E R1 menyebabkan sebuah
arus
rus jan
jangkar
kar yang
ang tert
tertin
ingg
ggal
al I ai yang
mengalir.
mengalir. Walaupun
Walaupun I ai lebih besar dari I a
dalam
dalam magni
magnitud
tud yang
yang tidak
tidak mampu
mampu untuk 
untuk 
memp
mempro
rodu
duks
ksii daya
daya yang
yang dibu
dibutu
tuhk
hkan
an VI a
untu
untukk memb
membaw
awaa beba
bebann lons
lonsta
tann kare
karena
na Fig.36.20
komponen I ai cos φ lebih kecil dari I a jadi V Iai cos φ < V cos I a.
Jadi menjadi perlu untuk sebuah sudt beban untuk meningkat dari α1 ke
α2. hal tersweb
terswebut
ut meningka
meningkatka
tkann kembal
kembalii e.m.f.
e.m.f. dari E b1 ke E b2 yang
akhirnya meningkatkan resultan tegangan dari E R1le ER2. akibatnya, arus
 jangkar meningkat menjadi I a2 yang secara komponen phasa menghasilkan
cukup daya (VI a2 cos cos φ 2) untuk mertemu dengan motor beban konstan.
 b.
 b. Peni
Pening
ngka
kata
tann Eksi
Eksita
tasi
si
Efek dari penigkatan medan eksiasi yang diperlihatkan di Fig 36.20 (c)
dimana peningkatan E b1 ditunjukkan di sudut asli sudut asli beban α 1.
tegangan resultan E R1 menyebabkan sebuah arus leading I a1dimana secara
komponen
komponen fasa lebih
lebih besar
besar dari Ia. Sjadi jangkar mengembangk
mengembangkan
an lebih
 bnyak
 bnyak daya dari beban
beban di motor. Jadi sudut
sudut beban
beban menurun
menurun dari α 1 ke α2.
yang menurunkan resultan tegangan dari E R1ke ER2. Akibatnya arus jangkar 
menurun dari I a1 ke Ia2 yang secara komponen phasa I a2cos φ2=Ia. dalam
kasus itu jangkar menembangkan daya yang cukup untuk membawa beban
konstan dari motor.
Jadi kita temukan variasi dari eksitasi dari motor singkron yang berjalan
dengan pemberian bermacam beban menghasilkan perubahan hanya pada
sudut beban.
36.11. Torka Berbeda dari sebuah motor singkron.
Berbagai torka yang biasa diasosiasikan dengan motor singkron.
1. Torka
Torka star
startin
tingg (Start
(Starting
ing Torque
Torque))
2. Torka
Torka berj
berjala
alann (Runni
(Running
ng Torq
Torque)
ue)
3. Torka
Torka Tekan
Tekan (Pull-i
(Pull-inn Torq
Torque)
ue)
4. Torka
Torka tarik
tarik (Pull-o
(Pull-out
ut Torque
Torque))

1. Torka
Torka startin
startingg (Star
(Startin
tingg torqu
torque)
e)
Torka yang timbulkan oleh motorketika tegangan penuh di terapkan ke
statonya. Juga kadang-kadang disebut breakaway torque. Nilainya mungki
srendah 10% di dalam kasus pompa sentrifugal dan setinggi 200-250%
dari torka beban penuh seperti dalam kasusdalam kasus compressor dua
silinder.
2. Torka
Torka berjal
berjalan
an (run
(runnin
ningg Torqu
Torque)
e)
Darinamanya mengindukasikan, torka yang muncul ketika motor sedang
 berjalan. Ini di tentukan oleh daya kuda dan kecepatan dari mesin yang
atur (driven machine.
machine. Puncak daya kida di tentukan dari torka maximum
yang akan dibutuhkam mesin yang atur (driven machine). Motor harus
 punya sebuah pemutus atau torka maximum berjalan yang lebih besar dari
nilai ini untuk menghindari jatuh/kerusakan
jatuh/kerusakan mesin.
3. Torka
Torka tekan
tekan (pull-i
(pull-inn torq
torque)
ue)
Motor sinkron di asut sebagai motor induksi ketika sampai 2-5% dibawah
kecepatan sinkron. Sesudah itu, pengeksitasian yang dihidupkankan dan
rotornya menairik kedalam step dengan medan stator yang berputar secara
sinkron. Jumlah dari otrka ayang motor tarik kedalam disebut torka tekan
(pull-in torka)
4. Torka
Torka Tarik
Tarik (Pull-o
(Pull-out
ut To
Torqu
rque)
e)
Torka maksimum yang motor dapat lkembangkan tampa menarik dari step
atau penyingkronan dai sebut torka tarik (Pull-out
( Pull-out Torque).
 Normalnya, ketika ebabn pada motor meningkat, rotornya secara progresif 
cenderong untuk jatuh dalam fasa dengan beberapa sudut (disebut sudut
  beban)
beban) dibelakan
dibelakangg pengisian
pengisian secara
secara sinkron
sinkron (synchron
(synchronously
ously-revol
-revolving
ving))
dari medan magnetis
magnetis walaupun motor tetap berjalan
berjalan secara sinkron. Motor 
meningkatkan torka maksimum ketika rotornya mencapai sudut 90 0 (dalam
kata lain, motor telah berubah /berbalik dengan jarak yangsma ke setengah
 jarak dari kutub.) lebih lagi peningkatan beban akan menyebabkan motor 
untuk menarik (pull-out) dari step (penyingkronan) dan berhenti.

36.12. Daya dihasilkan oleh Motor Sinkron


dlam gambar OA menghadirkan tegangan supply/pasa dan I a=I adalah arus
 jangkar.
 jangkar.,, AB pengembalian
pengembalian e.m.f di sudut
sudut beban
beban dari α. OB memberikan
memberikan resultan
resultan
tegangan E R =I.Z
=I.ZS (atau I.XS jikaR a bias dihilangka
dihilangkan)
n) I menuntun
menuntun V dengan
dengan φ dan
tertinggal dibelakang E R  oleh sebuah sudut θ =tan -1(Xs/R a). jalur CD di gambarkan di
sebuah sudut dari θ ke AB. Ac dan ED adalah tegaklurus be CD (dan sejajjar ke AE
 juga)
Daya Mekanik setiap pasa dihasilkan dalam adalah
Pm=E b,I cos Ψ………………………..i
Dala
Dalam
m sgit
sgitig
igaa OBD,
OBD, BD = BD =I.Z.cos Ψ.
Sekarang, BD= CD - BC=AE-BC
I.Z.cos Ψ = V cos (θ-α)- E bcos θ
Coupling Sudut α)-
V   E b
 I cosψ  = cos(θ  − α ) − cosθ 
 Z  s Z  s

mensubsitusikan
mensubsitusikan nilai (i),
(i) , kita dapatkan
 V   E b   E b  E b2
 P m perfasa=  E b  c o sθ ( − α  ) − c o sθ   = c o sθ ( − α  ) − c o sθ  * …………ii
 Z  s  Z  s   Z  s  Z  s
hal ini mencerminkan untuk daya mekanik dihasilkan dalam lingkup sudut
  beban (α) dan sudut dalam (θ) dari motor dari tegangan konstan V dan E  b(atau
 pengeksitasian
 pengeksitasian karena E btergantung hanya pada eksitasi).
Jika Tg adalah torka jangkar kotor dikembangkan dengan motor, maka:

T  g  = 2π  N  s =  P m atauT  g  =  P m ϖ  =  P m 2π  N 


 s  s

 P m 60  P m  P 


T  g  = = . = 9,55 m
 N  s / 60
2π  2π   N  s  N  s

Kondisi untuk daya maksimum di dapat ditemukan dengan


mendifferensiasikan
mendifferensiasikan rumus diatas dengan acuaan ke sudut beban dan menyamakannya
menyamakannya
dengan nol.
dP m  E bV 
=− sin(θ  − α ) = 0atau sin(θ  − α ) = 0
d α   Z  s

nilai dari daya maksimum (P m)max =


 E bV   E b2  E bV   E b2
− − cos α ..atau .( P m ) max
cos max = − cos θ  …………………..iii
cos
 Z  x  Z  s  Z  x  Z  s

Hal ini menunj


menunjukk
ukkan
ankal
kalau
au daya
daya maksi
maksimum
mum dan torka
torka norma
normall (kece
(kecepat
patan
an
konstan)
konstan) tergan
tergantung
tung dari V dan
dan eksitas
eksitasii E bi.e. nilai maksimum dari θ (dan nilai
α)dsama tatapi torka maksimum akan proposionalyang dihasilkan menjadi persamaan
iii, persamaan ii dibuat seperti Fig 36.22
Jika Ra di hilangkan, kemudia Z s hampi sama dengan nilai X s dan θ=90…
θ=90…
θ=90.

 E bV   E bV 
 P m = sin α  ………..(iv) ( P m ) max dari
 X  x  X  s

 persamaan (iii)**Nilai yang sama dpat didapatkan dengan


menempatkan α-90 0dalam persamaan (iv). Ini berhubungan
dengan torka tarik (pull-out torque)

36.13 Ungkapan alternative untuk pengembangan


pengembangan daya
Dari gambar 36.23, seperti
seperti biasanya OA mengembangkan
mengembangkan persediaan tegangan
tegangan per 
fasa i.e.
i.e. V dan
dan AB (= OC)
OC) adalah
adalah imbas
imbas atau kemba
kembali
li e.m.f
e.m.f per fasa
fasa i.e. E b pada
suatu sudut α dengan OA. Arus jangkar I (I a) terbelakang V dengan е Ф.
Daya mekanik yang dihasilkan adalah,
Pm = E b . I x kosinus dari sudut antara E b dan I
= E b I cos DOI
= E b I cos ( π - DOI)
RA umumnya dapat diabaikan, ZS = VS sehingga θ = 90 o. karena itu
E b V E V
Pm = PM = cos (90 o - α ) =  b sin
cos sin α 
XS XS

Ini memberikan nilai dari daya mekanik yang dihasilkan dalam hubungan α – variabel
dasar dari mesin sinkron.
Ungkapan yang sama ini ditemukan untuk suatu alternator atau generator sinkron
 pada Art. 35.37.
Motor sinkron = - E b I cos (θ + γ)
E R 
= − Eb (cos θ cos γ   sin θ sin γ  )
− ............ ......( i )
ZS

Sekarang, ER dan fungsi dari sudut θ dan γ akan dikurangi sebagai berikut :
Dari ∆ OAB ; V/sin γ = E R  / sin α jadi, sin γ = V sin α/ E R 
Dari ∆ OBC ; ER
ER co
cos γ + V cos α = Eb jadi, co
cos γ = (E b –V cos α ) /E R 
Juga cos θ =Ra / Z S dan sin θ = X S / ZS
Substitusi nilai ini dalam persamaan (i) diatas, didapatkan
E b .E R   Ra  E b − V cos
co sα  X S V sin α   
PM =−  . − .  
Z S   ZS  E R  Z S  E R   
 
…………… (ii)
 E bV  E b 2 Ra
= 2
( Ra cos α  +  XS sin α ) − 2
 Z S  Z S 
Tampak bahwa P m bervariasi dengan Eb (yang mana tergantung pada eksitasi) dan
sudut α (yang mana tergantung pada motor beban).
Catatan,  jika kita substitusi Ra = ZS sin θ dan XS = ZS sin θ dalam persamaan ii, kita
dapatkan,
 E bV  E b 2 Z S  co sθ   E bV  Eb 2
 PM 
 P M  = 2
( Z S  c osθ  co sα  +  Z S  s inα  ) − 2
= (cosθ  − α ) − co sθ 
 Z S  Z S   Z S  Z S 

Ungkapan yang sama ini ditemukan pada Art. 35.37.


Fig. 36.23
36.14 Berbagai kondisi paling banyak 
Berikut ini dua kasus yang mungkin jadi pertimbangan :
(i) Eb, V, Ra, dan XS nilainya tetap.dibawah kondisi ini, Pm akan berbeda menurut
  beba
bebann sudut
sudut α dan akan mencap
mencapai
ai maksim
maksimum
um ketik
ketikaa dPm
dPm / dα = 0. berbed
berbedaa
dengan persamaan (ii) pada art. 36.11 kita harus
dPm  E bV 
= 2
( X S  cos α  − Ra sin α ) = 0 atau tan α  = X S /Ra = tan θ  atau α  = θ 
dα  Z S 

Didapatkan α = θ pada persamaan (ii) sama adalah


 E bV  E b 2 Ra
(PM )m ax = 2
co sθ 
( Ra cos +  X S  sinθ  ) −
 Z S  Z S  2
 E bV  Ra XS E b 2  Ra
= 2
Ra . + XS −
 Z S  ZS  Z S  Z S  2
…………… (i)
 E bV   R a 2 + X S   E b  Ra  E bV  E b  Ra
2 2
   −
2
= 2
= −
 Z S    ZS   Z S   Z 
S  Z S  2 2

Ini memberikan nilai daya pada motor jatuh keluar langkah


Pemecahan
Pemecahan untuk Eb dari persamaan (i) diatas, didapatkan

 E b =
 Z S 
2 Ra
[V  ± V 2 − 4 Ra.( Pm ) max
max ]
Dua nilai dari Eb diperoleh gambaran batas eksitasi untuk beberapa beban.
(ii) V, Ra, dan X S nilainya tetap. dalam kasus ini, varisi Pm dengan eksitasi atau Eb.
Mari kita temukan nilai dari eksitasi atau induksi e.m.f Eb yang mana diperlukan
untuk kemungkinan daya maksimum. Untuk tujuan ini, persamaan (i) diatas
mungkin berbeda berkenaan dengan Eb dan menyamakan
menyamakan dengan nol.
d ( Pm ) max
max V  2 RaEb VZ S 2
= − = 0 ;  Eb = ………….. (ii)
dEb
dEb  Z S  Z S 2 2 Ra
Meletakkan nilai ini dari Eb dalam persamaan (i) diatas, daya maksimum yang
dihasilkan menjadi :
2 2 2
V  V  V 
( Pm
 Pm ) max = − =

2 Ra
 Ra 4 Ra
 Ra 4 Ra
 Ra

 Nilai dari induksi ini e.m.f memberikan daya maksimum, tetapi itu mungkin belum
maksi
maksimum
mum nilain
nilainya
ya dari
dari mengha
menghasil
silkan
kan tegang
tegangan,
an, yang
yang mana
mana pada
pada motor
motor akan
akan
 beroperasi.
36.15 Salient Pole Motor Sinkron
Silindris motor sinkron lebih mudah menganalisis daripada salient pole rotor 
ini.
ini. Pada
Pada kenya
kenyataa
taanny
nnyaa bahwa
bahwa silind
silindris
ris rotor
rotor motor
motor mempun
mempunyai
yai sebuah
sebuah air-ga
air-gapp
seraga
seragam.
m. Sedang
Sedangkan
kan dalam
dalam silent
silent pole
pole motors
motors,, air-ga
air-gapp lebih
lebih besar
besar antara
antara kutub
kutub
daripada panjang kutub. Kebetulan teori silindris rotor adalah layak dan akurat dalam
  prediksi analisa stedy-state dari salient-pole motor. Karena itu, teori salient-pole
hanya diperlukan ketika derajat yang sangat tinggi dari akurasi yang diperlukan atau
ketika mengenai masalah transients atau stabilitas sistem daya menjadi handal.
Arus d-q dan reaktansi untuk salient-pole motor sinkron adalah persis sama
seperti bahasan untuk salient-pole generator sinkron.motor mempunyai reaktansi d-
axis Xd dan reaktansi q-axis Xq. Dengan cara yang sama, arus jangkar motor Ia
mempunyai dua komponen yaitu : Id dan Iq. Diagram fasor sempurna dari salient-pole
motor sinkron, untuk
untuk suatu faktor daya tertinggal
tertinggal (lagging power) ditunjukkan
ditunjukkan pada
gambar 36.24 (a).
Dengan bantuan dari gambar 36.24 (b)
(b) dapat dibuktikan bahwa tan
tan
V  sin φ   IqXq

tan ψ  
tan =

V  cos φ   IaRAa

Jika Ra diabaikan, kemudian tan ψ = (Vsin Ф + Ia Xq) / V cos Ф


Untuk motor eksitasi lebih i.e ketika motor memiliki factor daya mendahului (leading
 power),
tan ψ = (Vsin Ф + Ia Xq) / V cos Ф
daya sudut α diberikan oleh α = Ф – ψ
 besarnya eksitasi atau belakangnya e.m.f Eb diberikan oleh :
Eb = V cos α – Iq Ra – Id Xd
Dengan cara yang sama, seperti mudah dibuktikan untuk generator sinkron, bisa juga
dibuktikan dari gambar 36.24 (b) untuk motor sinkron dengan Ra = 0 sehingga
 IaXq cos φ 
tan
tan α  =

V  −  IaXq sin φ 

Dalam kasus Ra tidak dapat diabaikan, itu dibuktikan sehingga


Ia Xq cos φ  − Ia Ra sin φ 
tan
tan α =

V − Ia Xq sin φ  − IaRa cos φ 

36.16. Pengembangan Daya dengan Motor Sinkron Kutub Sepatu


Penjelasan tentang pengembangan daya dengan generator sinkron kutub sepatu
telah diberikan pada bab 35. Penjelasan tersebut juga dapat diterapkan pada aplikasi
motor sinkron kutub sepatu.

 …per phasa

 …per 3 phasa
 …dalam rps

Sepert
Sepertii yang
yang telah
telah dijela
dijelaska
skann sebe
sebelum
lumnya
nya,, daya
daya terdir
terdirii dari
dari dua komop
komopnen
nen,,
komponen pertama disebut daya eksitasi atau daya magnet dan yang kedua disebut
daya
daya relu
relukt
ktan
ansi
si (kar
(karna
na keti
ketika
ka eksi
eksita
tasi
si hila
hilang
ng,, moto
motorr berg
bergererak
ak seba
sebaga
gaii moto
motor 

reluktansi).

Contoh 36.3 Sebu Sebuah


ah moto
motorr sink
sinkro
ronn 3 , 150
150 kW,
kW, 2300
2300 V 50 Hz 10001000 rpm
rpm
memiliki  X d d  = 32 Ω /  phasa dan  X q = 20 Ω /   phasa. Rugi-rugi diabaikan, hitung
 pengembangan torka motor jika eksitasi medan diatur untuk membuat tegangan back 
e.m.f (electrical magnetic force) dua kali lipat dan = 16°

Jawaban. V = 2300 / 1328 V ;  E b = 2 1328 = 2656 V


Daya eksitasi / phasa = W

Daya Reluktan
Reluktansi
si / phasa
phasa = = = 8760 W
Total daya yang dikembangkan,  P m = 3 (30382 + 8760) = 117,425 W
T  g  = 9,55 117,425/1000 = 1120 N-m

Contoh 36.4 Sebu Sebuah


ah moto
motorr sink
sinkro
ronn 3300
3300 V, 1,5 MW 3 , dan terko
terkone
neks
ksii Y 
memiliki  X d d  = 4 Ω /  phasa dan  X q = 3 Ω /  phasa. Abaikan semua rugi-rugi, hitung
eksitasi e.m.f . Jika
Jika moto
motorr meny
menyup upla
laii rati
rating
ng beba
bebann pada
pada satu
satuan
an  p.f. Tentukan
maksimum daya mekanik motor yang dapat dikembangkan untuk eksitasi medan ini.

Jawaban. V = 3300 / 1905 V ; cos ; sin =0; = 0°


Ia = 1,5 10 6 / 262 A
; = -22,4°
α = = 0 ( 22,4 o) = 22,4°
Id = 262 sin ( 22,4o) = 100 A ; Iq = 262 cos
cos ( 22,4
22,4°)
°) = 242
242 A
E b = V cos α Id Xd = 1905
1905 cos
cos ( 22,4
22,4°)
°) ( 100
100 4) = 2160
2160 V
= 1029 sin α 151 sin 2α

…per phasa

…kW / phasa

…kW / phasa

Jika daya dikembangkan sampai nilai maksimum, maka

=0

 atau

604

 °

 Maksimum Pm = 1029 sin 73,4° + 151 sin 73,4° × 2 = 1070 kW/phasa

Jadi, daya yang dapat dikembangkan pada 3 phasa = 3 × 1070 = 3210 kW


Contoh 36.5 Input sebuah motor sinkron 11000 V, 3 phasa, terkoneksi star 
adalah 1000 A. Resistansi efektif dan reaktansi sinkron per phasa yaitu 1 ohm dan 30
ohm.
ohm. Tent
Tentuk
ukan
an (i)
(i) Powe
Powerr supl
suplai
ai ke moto
motorr (ii)
(ii) Peng
Pengem
emba
bang
ngan
an daya
daya meka
mekani
nik 

(iii)induksi emf untuk power faktor 0,8 leading.
(Elect. Engg AMIETE (New Scheme)June
Scheme)June 1990)

Jawaban.
(i) Input daya motor = × 1000 × 60 × 0,8 = 915 kW
(ii) Rugi Cu stator/phasa = 60 2 × 1 = 3600 W ; Rugi
Rugi Cu 3Ф = 3 × 3600 = 10,8 kW
Pm = P2 – rugi Cu rotor = 915 – 10,8 = 904,2 kW E  
b  =  
7  5  
2  8  
V p = 1100
11000/0/ = 6350
6350 V ; = 39,9
9,9° 1     V  
8    
= tan-1 (30/1) =88,1° 0    
0     88,1°
V     
Zs 30 Ω; drop impedansi stator/phasa 36,9°
A
= IaZs = 60 × 30 = 1800 V 6350V
Seperti yang diperlihatkan pada gbr. 36.25, Gbr. 36.25

(iii) = 63502 + 18002 + 2 – 6350 × 1800 × cos (88,1° + 36,9°)


= 63502 + 18002 + 2 – 6350 × 1800 – 0,572
  E b = 7528 V ; nilai saluran  E b = × 7528 = 13042 V

Contoh 36.6 Sebuah motor sinkron


sinkron 500 V, 1 phasa
phasa memberikan net output daya
mekanik
mekanik 7,46kW
7,46kW dandan beroperas
beroperasii pada  pf  0,8 lagging. Motor tersebut mempunyai
reistansi effektif 0,8 Ω. Jika rugi inti besi dan gesekan
gesekan angin adalah
adalah 500 W dan rugi
eksitasi 800 W, perkirakan arus armature. Hitung effisiensi komersial!
(Electrical Machines-I, Gujarat Univ 1988)

Jawaban. Input motor = VI a cos ; rugi Cu armature =


Pengembangan
Pengembangan daya di armature adalah
 P m = VI a cos

 VI a cos + P m = 0 atau


Jadi,  P out 
out  = 7,46 kW = 7460 W

 P m = P out 
out  + Rugi inti besi dan gesekan angin + Rugi eksitasi
= 7460 + 500 + 800 = 8760 W

Moto
Motorr inpu
inputt = 500
500 × 20,
20,22 × 0,9
0,9 = 9090
9090 W
= net output / input = 7460 – 9090 = 0,8206 atau 82,06 %.

Contoh 36.7 Sebuah motor sinkron 2300 V, 3 phasa, terkoneksi star mempunyai
resi
resist
stan
ansi
si 0,2
0,2 ohm
ohm per
per phas
phasaa dan
dan reak
reakta
tans
nsii sink
sinkro
ronn 2,2
2,2 ohm
ohm per
per phas
phasa.
a. Mo
Moto
tor 

 beroperasi pada power faktor 0,5 leading  dengan arus saluran 200 A. Tentukan nilai
emf yang dihasilkan per phasa.
(Elect. Engg.-I, Nagpur Univ 1993)
Jawaban. = cos-1 (0,5) = 60° ( lead )
I a
= tan-1 (2,2/0,2) = 84,8° B

( + ) = 84,8°
84,8° + 60° = 144,8°
144,8° E b
0
cos 144,8° = 442
60°
V = 2300/ = 1328 Volt 1328
A

= Z  s Ω Gbr. 36.26

= 200 × 2,209 = 442 V


 I Z  s
Vektor diagram ditunjukkan pada gbr. 36.26.
 E b =

=
= 1708 Volt/Phasa

36.11 Sebuah alternator satu fasa mempunyaiimpedansi armature (0,5 + j0,866).


Ketika bekerja seperti sebuah motor sinkron dg supply 200 Volt, ia menghasilkan
keluaran sebesar 6 Kw. Rugi-rugi inti besi dan gesekan sebesar 500 W. Jika motor 
menarik arus sebesar 50 A, tentukan dua kemungkinan sudut fasa dari arus dan
dua kemungkinan yang menghasilkan e.m.f.s
Solusi:
Rugi-rugi armature = Ia2R a = 502 x 0,5 = 1250 W
Masukan motor = 6000 + 500 +1250 = 7750 W
 p.f
 p.f = cos
cos φ = Watt
Wattss / VA = 775
77500 /22
/2200 x 50 = 0,7
0,775
75 ; φ= 39 o
φ= 39
tertinggal atau mendahului.
θ = Tan-1 (Xs/R a) = tan -1(0,866/0,5) = 60 o – 39o = 21o – 
Fig.36.31(a)

Ia
B B E b
E b θ=60o
IaZs φ=39o
O A O 200 V A
39o θ = 60o

Zs = √(0,52 + 0,8662) = 1 Ω ; IaZs = 50 x 1 = 50 Volt


AB = E b = √ (2002 + 502 – 2 x 200 x 50 cos 21 o ) ;E b = 154 Volt
Fig. 36.11 (b), ∟ BOA = 60 o + 39o = 99 o
AB = E b = √(2002 + 502 - 2 x 200 x 50 cos 99 o ) ; E b = 214 Volt

36.12 2200 V, 3 fasa , Hubungan Y, 50 Hz, 8 kutub motor sinkron mempunyai Z s =


(0.4 + j 6) ohm/phase. Saat motor bekerja tanpa beban, eksitasi medan diatur 
sede
sedemi
miki
kian
an hing
hingga
ga E sama
sama deng
dengan
an V. Keti
Ketika
ka moto
motorr dibe
diberi
ri beba
beban,
n, roto
rotor 

diperlambat 3o mesin. Gambarkan diagram fasor dan hitung arus armature, factor 
daya dan daya motor. Apa maximum
maximum daya motor dapat menyuppl
menyupplyy tanpa
tanpa keluar 
keluar 
dari langkah?
Solusi:  per fasa E b = V = 2200/√3 = 1270 V
α = 3o (mech) = 3o x (8/2) = 12o (elect)
Dari gambar 36.32
ER  = (12702 + 12702 – 2 x 1270 x 1270 x cos 12 o)1/2
= 266 Volt
Zs = √(0.42 + 62) = 6.013 Ω B
Ia = ER /Z
/Zs = 266/6.013 = 44.2 A E b = 1270 V
dari ∆OAB kita dapatkan, ER 
1270
1270 = 266
26 6 θ 12o
Sin
Sin ( θ – φ ) sin 12o
sin O V= 1270 V A
Sin ( θ – φ ) = 1270 x 0.2079/266 = 0.9926 φ
( θ – φ ) = 83 o Ia
θ = tan -1 (Xs/R a) = tan -1(6/0,4) = 86.18 o
φ = 86.18 o - 83o = 3.18o = 0.998 (lag)
total daya masukan motor = 3 VI a cos φ = 3 x 1270 x 44.2 x 0.998 = 168 kW
Total Cu loss = 3 I a2R a = 3 x 44.2 2 x 0.4 = 2.34 kW
Daya motor = 168 – 2.34 = 165.66 kW
Pm(max) = E bV - E b2 R a = 1270 x 1270 - 1270 2 x 0.4
Zs Z S2 6.013 6.013 2
= 250 kW

36.13 Sebuah motor sinkron satu fasa, e.m.f 250 Volt, mendahului 150 derajat
tega
tegang
ngan
an 200
200 Volt
Volt.. Reak
Reakta
tans
nsii sink
sinkro
ronn dari
dari arma
armatu
ture
re adal
adalah
ah 2,5
2,5 kali
kali
resistansinya. Carilah factor daya dimana motor beroperasi dan tunjukkan
 penggambaran
 penggambaran arus oleh motor adalah mendahului atau tertinggal.
Solution :
e.m.f 250 V adalah lebih baik 
daripada masukan tegangan 200 V,
ini menjelaskan bahwa motor over exiticed,
dan harus bekerja dengan leading factor daya.
Pada diagram vector pada gambar 36.33
OA menunjukkan tegangan, AB adalah B 250 V
e.m.f pada sudut 30 derajat karena Ia
∟AOC = 150 derajat dan C θ
∟COD = ∟ BAO = 30 derajat. D O φ 200 V 300 A

OB menunjukkan resultan dari tegangan dan Eb i.e. E R 


Pada ∆ OBA,
ER  = √( V2 + E b2 – 2 V E b cos 30o )
= √ (2002 + 2502 – 2 x 200 x 250 x 0.866)
= 126 Volt
Sekarang, E R  = E b atau 126 = 250
o
Sin 30 sin (θ + φ ) 0.5 sin (θ + φ )
sin (θ + φ ) = 125/126 ( approx)
(θ + φ ) = 90o
Sekarang , tan θ = 2.5 θ = 68 o12’
φ = 90o – 68o12’ = 21 o 48’
 p.f. motor = cos 21o 48’ = 0.9285 ( leading )

36.14 Reaktansi sinkron per fasa dari 3 fasa hubung bintang 6,600 Volt motor 
sinkron adalah 10 Ω. Untuk beban pasti, input adalah 900kW dan menyebabkan
e.m.f sebesar 8,900 Volt. Evaluasi arus.abaikan resistansi.
Solution :
Tegangan masukan per fasa = 6,600 / √3 = 3,810 Volt
Back e.m.f / fasa = 8,900 / √3 = 5,140 Volt
Input = √3 VL I Cos φ = 900,000
I cos φ = 9 x 105 / √3 x 6,600 = 78,74 A
Pada ∆ ABC dari vektor diagram pada gambar 36.34, kita memiliki
AB2 = AC2 + BC2
Sekarang, OB = I.X s = 10 I
BC = OB cos φ = 10 I cos φ
= 10 x 78.74 = 787,4 V B I

φ I Xs E b = 5410 V

5,1402 = 787.4 2 + AC2 C O θ 3810 V A

AC2 = 5,079 V
OC = 5,079 – 3,180 = 1,269 V
Tan φ = 1269
1269 / 787.4 = 1.612
1.612
φ = 58.2o , cos φ = 0.527
I cos φ = 78.74 ; I = 78.74 / 0.527 = 149.4 A

36.15 6600 V hubungan bintang , 3 fasa motor sinkron bekerja pada tegangan
konstan dan eksitasi konstan pula. Reaktansi motor sinkronnya sebesar 20 ohms
 per fasa dan resistansi armatur tak ada ketika daya input adalah 1000 kW, faktor 
daya 0.8 leading. Tentukan sudut daya dan faktor daya ketika input dinaikkan
menjadi 1500 kW.
Solution :
Ketika daya input 1000 kW ( gbr 36.35(a) )
√3 x 6600 x I a1 x 0.8 = 1000,000; I a1 = 109.3 A
Zs = Xs = 20 Ω ; I a1 Zs = 109.3 x 20 = 2186 V ; φ 1 = cos-1 0.8 = 36.9 o; θ = 90o
E b2 = 3810 2 + 21862 – 2 x 3810 x 2186 x cos (90 o + 36.9o)
= 5410 V
Sejak eksitasi konstan, E b di kondisi kedua akan bernilai sama i.e 5410 V
Ketika daya input 1500 kW :
√3 x 6600 x I a2 x cos φ2 = 1500,000 ; I a2 cos φ2 = 131.2 A
Seperti terlihat pada gambar 36.35 (b), OB = I a2 Zs = 20 Ia
BC = OB cos φ 2 = 20 Ia2
Cos φ2 = 20 x 131.2 = 2624 V
Pada ∆ABC, AB 2 = AC2 + BC2 atau 54102 = AC2 + 26242
AC = 4730
4730 V ; OC = 4730
4730 – 3810
3810 = 920
920 V
Tan φ2 = 920 / 4730; φ 2 = 11o ; p.f. = cos φ 2 = cos 11 o = 0.982 (lead)
Tan α = BC/AC = 2624 / 4730 ; α 2 = 29o
B B
E b = 5410 V Ia1 E b = 5410 V Ia2
2624 V
90o φ1 A 90o φ2 α2 A
O 3810 V O 3810 V
( a) Gbr 36.35 (b)

Contoh 36.16. Motor sinkron 3 fasa hubungan


hubungan bintang 400V mempunyai
mempunyai daya input
5472 watt pada nilai tegangan. Reaktansi sinkron 10Ω setiap fasa dan
resistansi diabaikan. Jika tegangan eksitasi sama dengan nilai tegangan
400V, hitung sudut beban, power faktor dan arus armatur.

Contoh 36.17. Motor sinkron 2000V, 3 fasa, hubung bintang mempunyai resistansi
efekti
efektiff dan reakta
reaktansi
nsi sinkro
sinkronn bertur
berturut-t
ut-turu
urutt 0.2Ω
0.2Ω dan 2,2Ω.
2,2Ω. Input
Input
800kw pada tegangan normal dan induced e.m.f 2500V. Hitung arus
line dan power factor.
Solusi . karena induced e.m.f lebih tinggi dari tegangan terpakai, motor harus
 bekerja dengan sebuah cading p.f. Jika arus motor  I , kemudian dalam
fasa atau komponen power  I cosφ dan komponen reaktif  I sinφ.
Misalkan I cosφ = I 1 dan I sinφ = I 2 sehingga I = ( I 1 + jI 2 )
 I cosφ = I 1 = 800,00 / √3 X 2000 = 231 A
Tegangan terpakai
terpakai / fasa = 2000 / √3 = 1154 V
Induced e.m.f / fasa 2500 / √3 + 1443 V
Pada Fig.33.37 OA = 1154 V dan

dari kanan sudut ΔABC,


AB2 = BC2 + AC2 = BC2 + (AO + OC ) 2
Atau 14432 = (580,2 + 0,2 I 2 )2 + (1154 + 46,2 – 2,2 I 2 ) 2
Dari persamaan diatas, diperoleh I 2 = 71

Contoh 36.18. Sebuah motor sinkron 3300V hubungan delta memiliki reaktansi
sinkron per fasa 18
18 ohm. Bekerja pada
pada leading pf 0,707
0,707 ketika
menarik 800 kW dari induk. Hitunglah emf eksitasi dan sudut rotor 
(=delta ), jelaskan istilah akhir.

fig.36.38

dari ΔOAB, diperoleh 2058 / sin ά = 4973 / sin 135 o. Jadi, ά = 17 o


Contoh 36.19. Motor sinkron hubungan bintang 3 fasa, 75kW, 400 V, 4 kutub,
memiliki resistansi dan reaktansi sinkronper fasa masing-masing 0,04
ohm dan 0,4 ohm. Dihitung untuk beban penuh faktor daya 0,8 lead
ran
rangkaian terbuka e.m.f per fasfasa dan daya mekanik yang
dikembangkan.

o
dilihat pada fig.36.39,

contoh 36.20. Motor sinkron hubungan Y, 400V, 3 fasa, 50Hz memiliki resistansi dan
impedansi sinkron berturut-turut 0,5 Ω dan 4Ω per fasa. Motor membutuhkan arus
15A pada faktor daya sama ketika beroperasi dengan medan arus tertentu. Jika torka
 beban ditingkatkan sampai arus saluran meningkat menjadi 60A, arus medan yang
tersisa tidak berubah, hitung torka kotor yang dihasilkan dan faktor daya yang baru.

Jelas sekali karena motor bekerja dengan eksitasi normal karena E B = V.


Ketika beban motor meningkat, sudut fasa α antara tegangan yang diberikan
dengan medan elektro magnetik yang diinduksikan (atau kembali) meningkat.
Diagram vektor ditunjukkan pada fig.36.41.
f ig.36.41.
Biarkan Ф menjadi sudut fasa yang bar.
Ia Zs = 60 X 4 = 240 V
Sudut BOA = (81 0 48`- Ф)
Karena arus medan tetap konstan, nilai E b juga tetap sama.

Daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik = 39660 - 5400 – 34260 W
 Ns = 120 X 50/6 = 1000 rpm. T g = 9,55 X 34260/ 1000 = 327Nm

Contoh
Contoh 36.21. Motor sinkron 3 fasa 400 V, 10 hp (7,46kW)
(7,46kW) mempunyai
mempunyai resistans
resistansii
  jangkar yang tak berarti dan reaktansi sinkron 10 Ω per fasa. Hitung arus
minimum dan medan magnetik yang diinduksikan untuk kondisi beban penuh.
Anggap efisiensi 85 %.
Jawab arus minimum ketika faktor daya sama seperti ketika cosφ = 1. diagram
vektor ditunjukkan pada fig36.42

36.17. Efek Eksitasi pada Arus Jangkar dan Faktor Daya

 Nilai eksitasi untuk e.m.f yang terbelakang E b adalah sama (dalam magnitude)
untuk tegangan V yang dikenal dengan eksitasi 100 %. Kita akan mendiskusikan
sekarang apa yang terjadi ketika motor salah satunya over eksitasi atau under eksitasi.
Mengin
Mengingat
gat motor
motor sinkro
sinkronn yang
yang berbe
berbeban
ban mekan
mekanis
is adalah
adalah konsta
konstann (dan
(dan
outputnya juga konstan jika rugi-rugi diabaikan.
V V V V

A I ER A I I A A
φ  φ  I
θ  φ 
ER θ  O θ 
O O O
Eb

Eb
Eb Eb
B

B B B

(a) (b) (c) (d)


(d)

Gambar 36.47

Gambar 36.47 (a) menunjukkan kasus untuk eksitasi 100%, pada contoh
ketika E b =V. Arus jangkar
jangkar I tertingg
tertinggal
al dibela
dibelakang
kang V denga
dengann sudut
sudut yang
yang kecil
kecil .
Sudut θ  dengan E R  yang tetap oleh stator yang konstan, pada contah tan =XS/Ra.
θ  

Pada gambar 36.47 (b) eksitasi kurang dari 100%. Pada contoh E  b<V. Disini
ER  terdahulu dan juga arus jangkar (karena dia tertinggal dibelakang E R  dengan sudut
θ   yang tetap. Kita memperoleh bahwa magnitude I meningkat tetapi factor daya
menur
menurun
un ( menin
meningka
gkat).
t). Karen
Karenaa input
input V adala
adalahh konsta
konstan.
n. Disini
Disini kompo
komponen
nen daya
daya I
  pada
pada conto
contohh I cos sisa sama dengan
dengan yang sebelumny
sebelumnya,
a, tetapi
tetapi kompon
komponen
en I sin
sin
menin
meningka
gkat.t. Disini
Disini eksita
eksitasi
si menur
menurun.
un. I akan
akan mening
meningkat
kat tetapi
tetapi factor
factor daya
daya akan
akan
menu
menuru
run,
n, jadi
jadi komp
kompon
onen
en daya
daya I pada
pada conto
contohh I cos
cos = OA akan
akan mempu
mempuny
nyai
ai sisa
sisa
yang konstan.
Gambar 36.47 (c) memperlihatkan kondisi untuk motor over eksitasi pada
contoh ketika E b>V. disini tegangan resultan vector E R  berlawanan dengan arah jarum
 jam dan demikian juga dengan I. Jika dilihat motor itu sekarang mendahului arus. Ini
 bisa juga terjadi untuk beberapa nilai eksitasi, I harus sephasa dengan V. Pada contoh
  pf adalah kesatuan. [gambar 36.47 (d)]. Pada waktu itu arus yang diberikan oleh
motor harus minimum.
Dua hal penting sudah jelas pada diskusi ini:
(i)
(i) Peru
Peruba
baha
hann magn
magnit
itud
udee arus
arus jan
jangk
gkar
ar den
denga
gann eksi
eksita
tasi
si.. Arus
Arus memp
mempun
unya
yaii
nilai yang besar untuk nilai tegangan yang rendah dan tinggi (tertinggal
untuk eksitasi yang rendah dan mendahului untuk eksitasi yang tinggi).
Untuk
Untuk eksita
eksitasi
si terten
tertentu
tu mempun
mempunya
yaii nilai
nilai yang
yang minimu
minimum.
m. Varias
Variasii I
denga
dengann eksita
eksitasi
si ditunj
ditunjukk
ukkan
an pada
pada gambar
gambar 36.48
36.48 (a) yang
yang diken
dikenal
al
dengan kurva V karena ketajamannya.
(ii)
(ii) Untu
Untukk inpu
inputt yang
yang sama
sama,, keti
ketika
ka over
over eksi
eksita
tasi
si,, moto
motorr berj
berjal
alan
an deng
dengan
an
mendahului pf dan tertingggal dari pf ketika under eksitasi. Diantara
keduanya pf adalah kesatuan.Variasi pf dengan eksitasi ditunjukkan
 pada gambar 36.48 (b). Kurva untuk pf kelihatan seperti kebalikan dari
kurva V. dapat dicatat bahwa arus jangkar minimum cocok untuk 
kesatuan pf .

Contoh :

Motor sinkron 3 − φ  400 V,50 Hz,37,2


Hz,37,2 kW hubungan bintang
bintang memilki beban 80 %
dari beban penuh .Impedansi motor adalah ( 0, 2 +  j1, 6) Ω per fasa .pada kondisi
 beban penuh hitung:
(a) e.m.f 
(b) daya mekanik yang dihasilkan

Jawab
Tegangan /fasa= 400 3 = 231 v ;  Z  s = ( 1, 62 + 0, 22 ) = 1, 61Ω
37300
Arus beban penuh = = 68 A
3 × 400 × 0, 88× 0, 9
Dengan referensi pada gambar dibawah
B
 I 
68 A

109,5 V θ 
 E b
φ 
o 231 V A

1, 6
tan θ  = =8 ; θ  = 82°54'
0,2
0, 2
cos φ  = 0, 9 ; φ  = 25 °50'
θ + φ  = 82°54' + 25 °50' = 108 °44'
'
cos 108°44 = −0, 3212

(a) pada ∆OAB , E b2 = 2312 + 109, 52 − 2 × 231 × 109, 5 ×( −0, 3212) = 285, 62
 E b = 285,6
Tegangan fasa adalah  E b = 3 × 285, 6 = 495
(b) daya masukan motor = 37300 0, 88 88 = 42 300
Total ru
rugi-rugi = 3 × I 2 Ra = 3× 682 × 0, 2 = 2774
Energi listrik yang dikonversi menjadi energi mekanik = 42380 − 2774 = 39506
yang dikonversi

Sebuah motor sinkron 3 − φ  dengan hubungan bintang dengan input 48 kW dan 693 V
dengan pF 0,8 (lagging). Induksi e.m.f meningkatkan
meningkatkan 30 % daya. Hitung arus dan pF

Jawab

Arus beban penuh = 48000 3 × 693 × 0, 8 = 50 A


Tegangan/fasa= 693 3 = 400

 Z S = X S  = 2Ω;  I .Z S  = 50 × 2 = 100


tan θ  = 2 0 = ∞ ; θ  = 90 °
cos φ  = 0, 8 ; sin φ  = 0, 6
Diagram vektor dapat ditunjukan pada gambar dibawah
B

      v
       0
       0
       1
θ  = 90°
O A
φ  400 V

 I a

Pada ∆OAB
 E b2 = 400 2 + 1002 − 2 × 400 ×100 ×cos( 90 ° −φ )
2 2 2
400 + 100 − 2 × 400 ×100 × 0, 6 = 349

 E b= 349 v
 I cos φ = 50 × 0, 8 = 40 = I ' cosφ '
 I 

454 v
φ  θ 
 E b
φ 
400 V

2 2 2
Pada ∆ ABC = ( )
AB = ( AC) + ( BC)  
' ' '
BC = I XS   cos φ  (∴ OB = I X S 
 )
= 40 × 2 = 80

36.18. Tegangan Saluran Konstan

Dengan kemiripan, sebuah rangkaian dari saluran-saluran paralel seperti itu


  bisa digambarkan disetiap tampilan sebuah intake daya nyata dari motor.Dengan
mengangap saluran daya tersebut konstan,hal
konstan,hal tersebut menjadi catatan yaitu :
1) untuk
untuk peningkata
peningkatann yang sama
sama pada intake,
intake, saluran
saluran daya
daya adalah
adalah paralel
paralel dan
disamakan-dikosongkan
2) saluran
saluran daya netral
netral bekerja
bekerja sepanjang
sepanjang OX
3) jarak garis
garis tegak
tegak lurus
lurus dari B ke X ( atau
atau saluran
saluran daya netral
netral ) ditunjuk
ditunjukkan
kan
intake motor.
4) Jika eksitasi sudah ditetapkan i.e AB adalah konstan pada
 panjang,kemudian seabagai sebuah beban pada motor telah ditingkatkan,
meningkat.Dengan kata lain,tempat dari B adalah sebuah siklus dengan
radius = AB dan pusat pada A.Dengan meningkatkan beban, B menuju ke
saluran yang mempunyai daya yang lebih besar sampai B1 telah tercapai.
Beberapa peningkatan kedepan pada beban motor akan membawa titik B
turun pada saluran daya yang lebih rendah.Artinya,dengan meningkatnya
 beban sebagai nilai yang berhubungan ke poin B1,penurunan intake motor 
akan
akan memun
memungki
gkinka
nkan.D
n.Daer
aerah
ah ke kanan
kanan dari
dari AY1 ditunj
ditunjukk
ukkan
an sebaga
sebagaii
kondisi yang tidak stabil.Untuk tegangan yang diberikan dan eksitasi,daya
maksimum motor bisa dikembangkan, telah ditunjukkan oleh lokasi dari
titik B1,melebihi dimana dorongan keluar motor disinkronisasi.
36.19. Konstruksi dari curva V

Kurva V dari sebuah motor sinkron diperlihatkan bagaimana arus armatur 


 bervarias
 bervariasii dengan
dengan arus medan ketika
ketika input
input motor tetap konstan.
konstan. Hal tersebut
tersebut diikuti
diikuti
oleh pem-plotan arus armatur terhadap arus medan dimana input motor tetap konstan
dan kurva tersebut dirujuk karena bentuknya (gambar 36.55).
Untuk
Untuk mengga
menggamba
mbarr kurva
kurva ini denga
dengann ekspe
eksperim
rimen
en,, motor
motor dijala
dijalanka
nkann dari
dari
tegangan konstan dan frekuensi konstan bus-bar. Daya input ke motor adalah tetap
konstan pada sebauah nilai nyata.Selanjutnya, arus medan ditingkatkan ada langkah-
langkah kecil dan arus armatur yang berhubungan telah ditandai.Ketika pem-plotan,
kita dapatkan sebuah kurva V untuk sebuah keterangan input motor konstan.Kurva
yang sama dapat digambar oleh input motor yang dijaga konstan pada nilai-nilai yang
 berbeda.Sebuah
 berbeda.Sebuah kurva yang mirip ditunjukkan pada gambar 36.55.
Petunjuk detil untuk konstruksi grafik dari kurva V diberikan sebagai berikut :
1) Pertama,s
Pertama,salura
alurann daya konstan
konstan digamba
digambarr sebagai
sebagai bahan diskusi
diskusi pada
pada
gambar 36.14.
2) Kemudian
Kemudian dengan
dengan A sebagai
sebagai pusat,
pusat, lingkara
lingkarann konsentris
konsentris dari radii
radii
yang berbeda AB, AB1, AB2 dan seterusnya digambarkan dimana
AB, AB1, AB2 dan seterusnya adalah dibelakang e.m.f.s yang
sesua
sesuaii ke eksit
eksitasi
asi berbed
berbeda.T
a.Titi
itikk potong
potong dari
dari lingk
lingkara
arann terseb
tersebut
ut
dengan saluran dari daya konstan memberi posisi dari titik kerja
untuk
untuk beban
beban spesi
spesifik
fik dan eksita
eksitasi.
si.Vek
Vektor
tor OB, OB1,
OB1, OB2 dan
dan
seterusnya mewakili nilai-nilai yang berbeda dari Er untuk eksitasi
yang
yang berb
berbed
eda.
a.Ve
Vekt
ktor
or bagi
bagian
an bela
belaka
kang
ng e.m.
e.m.ff AB,
AB, AB1
AB1 dan
dan
seteru
seterusny
snyaa dituju
ditujuka
kann tidak
tidak untuk
untuk digamb
digambar
ar untuk
untuk menghi
menghinda
ndari
ri
keraguan (gambar 36.56).
3) Nilai
Nilai yang berbed
berbedaa dari
dari bagia
bagiann belak
belakang
ang e.m.fs
e.m.fs sepert
sepertii AB, AB1,
AB1,
AB2 dan seterusnya diproyeksikan di atas kurva magnetisasi dan
nilai yang sesuai dari medan ampere dibaca dari situ.
4) Meda
Medann ampe
amperr tela
telahh dipl
diplot
ot terh
terhad
adap
ap arus
arus arma
armatu
turr yang
yang sesu
sesuai
ai
memberikan kita kurva V.

36.20. Ayunan atau Gelombang atau Phasa Ayun


Ketika motor sinkron digunakan untuk menjalankan berbagai macam beban,
kemu
kemudi
dian
an kond
kondis
isii ini
ini dike
dikena
nall seba
sebaga
gaii peng
pengha
hasi
sill ayun
ayunan
an.. Ayun
Ayunan
an dapa
dapatt juga
juga
disebabkan jika suplai frekuensi berbentuk pulsa (seperti di kasus generator yang
dikemudikan dengan pembalasan mesin pembakaran bagian dalam).
Kita mengetahui bahwa ketika motor sinkron dalam keadaan berbeban (seperti
kompresor, pompa, dan lain-lain) rotornya tertahan pada phasa oleh sudut kopling α.
Ketika beban semakin ditingkatkan, sudut ini juga mengalami peningkatan supaya
mengh
menghasi
asilka
lkann torka
torka untuk
untuk penye
penyesua
suaian
ian denga
dengann beban
beban yang
yang diting
ditingkat
katka
kan.
n. Jika
Jika
sekarang, penurunan beban motor secara mendadak, dengan seketika motor dicabut
atau melangkah ke nilai α berikutnya sesuai dengan beban yang baru. Tetapi dalam
 proses ini, rotor mengalami overshoots dan karenanya dicabut kembali. Dengan cara
ini, rotor mulai berosilasi (seperti bandul/pendulum) ke posisi keseimbangan yang
  baru sesuai dengan beban yang baru. Jika periode waktu dari osilasi ini secara
kebetulan sesuai atau sepadan dengan periode waktu yang dialami oleh mesin maka
resonansi mekanik akan ter-set up. Amplitudo dari osilasi ini meningkat ke nilai yang
 besar dan mungkin secepatnya menjadi sangat besar seperti keluarnya mesin dari sifat
sinkronisasi. Untuk menghentikan peningkatan osilasi ini, dampers atau damping
grids (dikenal juga sebagai lilitan sangkar tupai atau squirrel-cage winding) dipakai.
Dampers (plat logam) ini terdiri dari short-circuit batangan Cu yang ditempelkan pada
 permukaan kutub bidang motor (Gambar 36.57). Gerakan osilasi rotor menghasilkan
arus eddy didalam dampers yang mengalir sedemikian rupa untuk menghilangkan
osilasi.
Teta
Tetapi
pi haru
haruss dipa
dipaha
hami
mi deng
dengan
an jela
jelas,
s, damp
damper
erss atau
atau plat
plat loga
logam
m tida
tidak 

sepenuhnya mencegah ayunan atau osilasi, sebab kerja dari dumpers tegantung pada
kehadiran
kehadiran beberapa
beberapa gerakan
gerakan osilasi.
osilasi. Bagaiman
Bagaimanapun
apun juga, tujuannya
tujuannya adalah
adalah untuk 
membuat self-starting motor sinkron.

36.21 Metode pembangkitan


Seperti ysng telah dijelaskan diatas, hampir seluruh motor singkron dilengkapi
dengan demper yang terdiri dari batang CU yang dipasangkan dan sirkuit pendek 
dikedua
dikedua ujungnya
ujungnya.. Ketika
Ketika motor siap dioperasik
dioperasikan,
an, maka akan bertindak
bertindak sebagai
sebagai
sebuah
sebuah motor
motor induksi
induksi selama
selama periode
periode pembangk
pembangkitan
itan.. Prosedur
Prosedurnya
nya adalah
adalah sebagai
sebagai
  berikut: Jalur voltase diletakkan pada terminal angker (stator) dan sirkuit bidang
dibiarkan. Motor beropperasi sebagai sebuah induksi dan ketika mencapai kecepatan
singkron sebesar 90% maka bidang DC ditemukan. Pada saat itu stator dan batang
rotor dihubungkan satu sama lain dan kemudian menarik  motor kedalam
kedalam suatu
suatu
siongkronisasi. Akan tetapi, 2 point yang harus diperhatikan adalah :
1. Pada tahap
tahap permula
permulaan,
an, ketika
ketika tegangan
tegangan dimasuk
dimasukkan,
kan, rotor
rotor dalam
dalam keadaan
keadaan siap.
Bidang rotasi dari stator tersebut menimbulkan jumlah EMF yang sangat besar 
didalam rotor selama periode pembangkitan, nilai imf ini terus berkurang
ketika rotor mengmpulkan kecepatan. Secara normal, bidang putaran diartikan
sebesar 110 Volt (atau 250 Volt pada mesin yang lebih besar) tetapi selam
 periode
 periode pembangkita
pembangkitann terdapat
terdapat ribuan
ribuan Volt didalamnya.
didalamnya. Dari itu, rotor harus
diawasi dari voltase yang demikian.
2. Ketika
Ketika jalur
jalur tegang
tegangan
an penuh dihidu
dihidupka
pkann pada
pada kumpa
kumparan
ran,, arus
arus yang
yang sangat
sangat
 besar biasanya lima sampai tuju kali ditarik oleh motor. Dalam beberapa hal,
ini
ini mung
mungki
kinn menj
menjad
adii suat
suatuu perm
permas
asal
alah
ahan
an,, Volt
Voltas
asee atau
atau tega
tegang
ngan
an yang
yang
dikurangi dengan penggunaan auto transformen (Gambar 3.6.58). akan tetapi,
tegangan harus dikurangi karena terdapatnya variasui motor induksi ketika
dimasukkannya tegangan. Biasanya, jalur voltase penuh dengan nilai 50-80%
cukup memuaskan. Koneksi auto transformer telihat terlihat dalam gambar 
36.58.
36.58. untuk
untuk mengur
menguran
angi
gi pasok
pasokan
an tegang
tegangan
an S1 ditutu
ditutupp dan S2 dibiar
dibiarkan
kan
terbuka. Ketika motor berputar dengan cepat, S2 tertutup dan S1 terbuka untuk 
memotong transformer.

36.22 Prosedur untuk memulai sebuah motor singkron


Ketika mengoperasikan sebuah motor singkron yang modern serta dilengkapi
dengan demper, maka prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Bidan
Bidangg utama
utama bersir
bersirkui
kuitt pende
pendek 

2. Tegan
Tegangan
gan yang dikurang
dikurangii denga
dengann bantu
bantuan
an auto
auto transf
transform
ormer
er ditera
diterapka
pkann pada
pada
terminal stator.
3. Ketika
Ketika mencap
mencapai
ai kecep
kecepata
atann stabil
stabil (sepert
(sepertii yang
yang ditand
ditandai
ai oleh
oleh suaran
suaranya)
ya) DC
yang lemah ditimbulkan dengan memindahkan sircuit pendek pada bidang
utama. Jika hal itu mencukupi, maka mesin tersebut akan masuk dalam tahap
singkron.
4. Supl
Suplay
ay tega
tegang
ngan
an penu
penuhh dima
dimask
skka
kann dala
dalam
m term
termin
inal
al stat
stator
or deng
dengan
an cara
cara
memotong auto transformer.
5. Mo
Moto
torr ters
terseb
ebut
ut bisa
bisa diop
dioper
eras
asik
ikan
an deng
dengan
an berb
berbag
agii fact
factor
or ener
energi
gi yang
yang
dibutuhkan yaitu dengan mengganti DC.

36.23 Perbandingan antar tingkat kesingkronan dan motor induksi


1. Untuk
Untuk frekuens
frekuensii yang
yang duibu
duibutuh
tuhkan
kan,, motor
motor singkr
singkron
on berjal
berjalan
an pada
pada kecepa
kecepatan
tan
rata- rata yang bersifat konstan, ketika kecepan sebuah motor induksi menurun
dengan bertambah.
2. Motor
Motor sinkron dapat
dapat dioperasi
dioperasikan
kan pada
pada rentang
rentang factor
factor energi yang
yang luas, tetapi
tetapi
motor induksi selalu berjalan dengan adanya p.f yang mungkin dapat menjadi
lebih rendah pada muatan yang ringan.
3. Sebuah
Sebuah motor
motor singkron
singkron tidak bersifat
bersifat berope
beroperasi
rasi sendi
sendiri.
ri.
4. Peru
erubah
bahan pada
pada teg
teganga
angann tida
tidakk memp
mempeenga
ngaruhi
ruhi moto
motorr seba
sebaga
gaim
imaana
  pengaru
pengaruhnya
hnya terhadap
terhadap motor induksi.
induksi. Perpecaha
Perpecahann Variasi
Variasi motor singkron
singkron
sebagai energi utama dimana sebuah motor induksi bergantung pada voltase
seperti ini.
5. DC dibu
dibutu
tuhk
hkan
an oleh
oleh moto
motorr sing
singkr
kron
on teta
tetapi
pi tida
tidakk dipe
diperl
rluk
ukan
an oleh
oleh moto
motor 

induksi.
6. Mo
Motor
tor singkro
singkronn biasan
biasanya
ya lebih
lebih rumit
rumit dari
dari pada
pada motor
motor induksi,
induksi, tetapi
tetapi bersi
bersifat
fat
antraktif dalam kecepatan rendah (dibawah 300 rpm) karena factor energinya
selalu bisa disesuaikan dengan 1,0 dan Efisiensinya bersifat tinggi. Akan
tetapi, motor induksi akan memiliki kecepatan yang sempurna diatas 600 rpm.
7. Mo
Motor
tor singkron
singkron dapat
dapat dijala
dijalanka
nkann pada
pada kecep
kecepata
atann ultra
ultra rendah
rendah yaitu
yaitu dengan
dengan
menggunakan converter electronik yan berkekuatan tinggi yang menghasilkan
frekuensi yang sangat rendah. Seperti motor-motor 10 MW.

36.24 Aplikasi Motor Singkron


Motor singkron memiliki aplikasi untuk kelas layanan sebagai berikut.
1. Kore
Koreks
ksii Fak
Fakto
torr ene
energ
rgii
2. Kecepa
Kecepatan
tan kons
konstan
tan,, Muatan
Muatan kon
konsta
stann
3. Peng
Pengat
atur
uran
an tega
tegang
ngan
an

a). Koreksi factor energi


Motor
Motor singkr
singkron
on yang
yang mempun
mempunyai
yai faktor
faktor energ
energii banyak
banyak diguna
digunakan
kan untuk 
untuk 
mengembangkan energi itu pada system yang memakai motor induksi (Gambar 36-
49) dan peralatan lain yang memiliki p.f seperti lampu pendar.
b). Aplikasi kecepatan konstan
Karena Efesiensi dan kecepatan yang tinggi, motor singkron (Diatas 600 rpm)
cocok
cocok sekali
sekali dengan
dengan muatan
muatan dimana
dimana kecepata
kecepatann konstan
konstan dibutuhka
dibutuhkann seperti
seperti pada
 pompa sentipudal, kompresor, penggiling karet/kertas dan lain lain. Motor singkron
dengan kecepatan rendah (dibawah 600 rpm) digunakan pada peralatan seperti pada
 penggiling bola dan pipa, pompa vacuum dan lain lain.
c). pengatur voltase/Regulasi
voltase/Regulasi
Tegangan yang ada disepanjang ujung teransmisi berbeda beda, khusunya
ketika muatan induksi yangb besar terdapat didalmnya. Ketika sebuah muatan induktif 
dipu
diputu
tuss seca
secara
ra tiba
tiba tiba
tiba,, tega
tegang
ngan
an cend
cendru
rung
ng munc
muncul
ul diat
diatas
as nila
nilaii norm
normal
alny
nyaa
dikarenakan oleh kapasitas jalur. Dengan memasang sebuah motor singkron yang
dilengka
dilengkapi
pi dengan
dengan sebuah
sebuah regulator
regulator bidang,
bidang, tegangan
tegangan ini dapat
dapat dikontrol
dikontrol.. Ketika
Ketika
voltas
voltasee berkur
berkuran
angg karen
karenaa adanya
adanya muatan
muatan indukt
induktif,
if, kondis
kondisii motor
motor menye
menyeba
babka
bkann
muncul
munculnya
nya p.f yang
yang mengga
mengganti
nti turunn
turunnya
ya jalur
jalur volta
voltase.
se. Disisi
Disisi lain,
lain, voltas
voltasee jalur 
jalur 
muncul karena efek kapasitas jalur, dari itu hal ini membuat p.f mengalami perubahan
yang membantu mempertahankan
mempertahankan voltase jalur dalam nilai normal.

Anda mungkin juga menyukai