Analisa Kerja Motor Sinkron
Analisa Kerja Motor Sinkron
MOTOR SINKRON
36.1. Pengenalan Motor Sinkron
Sebuah motor sinkron ( pada gambar 36.1) secara umum identik dengan
sebuah altenator atau generator AC. Pada kenyataannya , sebuah mesin sinkron ,
berdasar
berdasarkan
kan teori yang ada , berperan
berperan sebvagai
sebvagaisebu
sebuah
ah altenator,
altenator, ketika
ketika digunakan
digunakan
secara mekanik , dan akan berperan sebagai motor , ketika digunakan secara elektris ,
GAMBAR 36.1
yang dikhususkan pada kasus mesin DC. Hampir seluruh motor sinkron memiliki
kapasitas daya antara 150 kW hingga 15 MW dan memiliki taraf kecepatan anatara
150 hingga 1800 r.p.m.
Berikut beberapa ciri khas motor sinkron yaitu :
1. pada awal
awal berputar
berputar kecepat
kecepatan
an motor menunj
menunjukka
ukkann kecepatan
kecepatan sinkron
sinkron namun
namun
disaa
disaatpa
tpada
da proses
proses perput
perputara
arann selanj
selanjutn
utnya
ya kecep
kecepata
atann motor
motor akan
akan konsta
konstann
( karena Ns = 120 f/p).
2. proses
proses starting
starting awal
awal tidak
tidak secara
secara mandiri.
mandiri.mer
merupa
upakan
kan keharu
keharusa
sann agarm
agarmoto
otor
r
berputar secara sinkron atau mendekati sinkron dengan berbagai cara, sebelum
disinkronkan dengan sumber arus listrik ( supply).
3. motor
motor ini dapat diopera
dioperasikan
sikan dalam
dalam kedaan
kedaan dibawah
dibawah standar
standar factor
factor kekuatan
kekuatan ,
yaitu dengan proses lagging dan leading. Oleh karena itu , motor ini dapat
digun
digunaka
akann untuk
untuk tujuan
tujuan pemeri
pemeriksa
ksaan
an kekua
kekuatan
tan , dengan
dengan menamb
menambahk
ahkan
an
masukan torka dalam mengatur beban.
(ii)
(ii) x 440 x x 0.8 = 78,950
78,950;; = 129 A
(iii) Tegangan
Tegangan per fasa = = 254 V. Misal V = 254
V = + j atau = V - j = 254∠ - 129∠ x 2.5∠
(v) Tarikan
Tarikan yang
yang terjad
terjadii pada
pada α =
Maximum = 3 =3 = = 157.275 W
Torsi maksimum = 9.55x157.275/1500 = 1.000 N-m
Z = Ra + jXs Ia = ER / Zs = ( V – Eb ) / Zs
Sehingga persamaan
persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :
V = Eb + Ia. Zs
Sudut Φ disebut sudut dalam dimana Ia tertinggal dibelakang ER.
Tan Φ = Xs / Ra
Apabila Ra diabaikan maka Φ = 900
Motor input
input menjadi V.Ia.Cos Φ
menjadi = V.Ia.Cos
(viii)
(viii) Tegang
Tegangan
an per fasa
fasa = = 254 V. Misal
Misal V = 254
(x) Tarikan
Tarikan yang
yang terjad
terjadii pada
pada α =
Maximum = 3 =3 = = 157.275 W
Torsi maksimum = 9.55x157.275/1500 = 1.000 N-m
= + = +
=
Sudut beban α = =
(ii) Leading p.f.
= V - + j
α=
(iii) Unity p.f.
OB = dan BC =
= (V - ) + j ; α=
a.Rangsangan Tetap
Gambar
Gambar dibawa
dibawahh mempe
memperlih
rlihatk
atkan
an kondis
kondisii ketika
ketika motor
motor berge
bergerak
rak
dengan muatan turun, jadi terlihat bahwa sudut torque bernilai kecil, begitu
juga dengan E g1, Ial,, φ1 dan cos φ 1 berilai besar.
Sekarang perkirakan bahwa muatan pada motor dinaikkan seperti pada
gambar 36.15(b). Untuk bertemu dengan muatan ekstra ini motor harus
memunculkan torka lebih banyak yang tergambarkan dengan jarum-jarum
arah.
Yang terjadi selanjutnya adalah :
1. Rotor jaruh kembali
kembali di
di fasa
fasa muatan
muatan yang
yang menaikka
menaikkann α 2.
2. Tegangan
Tegangan pada jangkar
jangkar akan
akan mening
meningkat
kat terutam
terutamaa pada
pada E r2.
3. Seb
Sebaga
agai hasiln
silnya
ya maka
maka I a1, meningkat kepada I a2 meningkatkan
torka yang dibangkaitkan oleh motor.
4. Φ1 meningkat pada Φ 2, jadi
jadi power juga meningkat.
b.
b. Rang
Rangsa
sang
ngan
an Mi
Mini
nima
mall
Ini dapat dilihat pada gambar dibawah dengan muatan kecil, torka yang
kecil, dan fasa yang besar pada Φ 1.
Tida
Tidakk sepe
sepert
rtii pera
perang
ngsa
sang
ngan
an norm
normal
al,, alli
allira
rann pada
pada jang
jangka
karr haru
haruss
mengalir untuk memunculkan arus yang sama dikarenakan adanya faktor
arus yang rendah.
c.Kelebihan Pacuan/rangsangan.
Pacuan/rangsangan.
Ketika
Ketika bberja
bberjalan
lan di muatan
muatan yang
yang kecil
kecil,, α 1 berni
bernilai
lai kecil
kecil tetap
tetapii Ia1
bernilai besar. Seperti motor dengan pacuan yang kecil, dimana ada muatan
yang lebih kecil, faktor aarus ditekan sedemikian ruspa. Aliran jangkar juga
dinaikka
dinaikkann termasuk pada peningkat
peningkatan
an pada arus jangkar untuk selanjutn
selanjutnya
ya
meningkatkan
meningkatkan muatan seperti pada gambar 36.18.
Kesimpulan :
Dari ketiga kasusu diatas dapat disimpulakan :
1. Seperti penaikan muatan pada motor, I a mendapatkan
rangsangan/pacuan
rangsangan/pacuan yang lebih besar.
2. Untuk
Untuk kejadian
kejadian rangsang
rangsangan
an yang
yang kurang
kurang dan rangsan
rangsangan
gan yang
yang lebih
pada motor, faktor arus dapat menaikkan muatan.
Pada rangsangan normal, ketika muatan dinaikkan, terjadi Contoh 36.9
Sebuah motor sinkron memiliki reaktansi 40% dan resistansi yang akan dioperasikan
saat beban tertentu pada (i) factor daya sama (ii) 0,8 p.f terbelakang (iii) 0,8 p.f
mendahului. Berapa besar nilai atau harga emf induksi? Buat asumsinya.
Penyelesaian
Penyelesaian :
Diketahui V = 100 V, penurunan
penurunan nilai reaktansi
reaktansi = IaXs = 40 V
(i) Pada p.f yang sama.
θ = 90, Eb = √100 ²+ 40² = 108 V
(ii) pada p.f 0.8 (terbelakang) here <BOA = θ - ǿ = 90 0 – 36054’ = 5306’
Eb2 =1002 +402 – 2 x 100 x 40 x cos 53 0 6’
Eb = 82,5 V
lainnya, Eb = AB = √AM 2 + MB2 = √762 + 322 = 82,5 V
Alternative lainnya,
(iii) pada p.f 0,8 (mendahului)
(mendahului) Here (Ө + Φ) = 9090 0 + 36,90 = 126,9 0
Eb2 = 1002 + 402 – 2 x 40 x cos 126,9 0 = 128 V
Berdasarkan fig.36.29 (c), Eb 2 = (OM + OA)2+ MB2 = 1242+322 = 128 V
Contoh 36.10
Sebuah motor sinkron 1000 kVA,11000 V, 3ǿ terhubung terhubung Y, memiliki resistansi
armature dan reaktansi per fasanya 3.5 Ω dan 40Ω. Tentukan e.m.f induksi dan sudut
keterbelakangan
keterbelakangan saat motor berbeban, pada : (a) p.f yang sama (b) p.f tertinggal 0,8
(c) p.f mendahului 0,8.
Penyelesaian
Penyelesaian :
Arus armature saat beban penuh = 1000 x 1000/√3 x 11000 = 52,5 A
Tegangan / fasa = 11000/√3 = 6,351 V ; cos ǿ = 0,8 ǿ = 36 053’
Penurunan resistansi
resistansi armature / fasa = IaRa = 3,5 x 52,5 = 134 V
Penurunan reaktansi / fasa = IaXs = 40 x 52,5 = 2100 V
Penurunan impedansi per per fasa = IaZs
IaZs = √184² + 2100² = 2,100 V (approx)
(approx)
Tan θ = Xs/Ra θ = tanˉ¹ (40/33,5)=85°
(a) Pada p.f yang sama.
sama. Diagram vector
vector ditunjukkan pada
pada fig 36.30
36.30 (a)
2 2 0
Eb² = 6,351 + 2,100 – 2 x 6,351 x 2,100 cos 85 ; Eb = 6.513 V per fasa
Tegangan induksi = 5,190 x √3 = 11,280 V
dari Δ OAB
Sin α = 2,100 x 0,9961/6,513 = 0,3212 α = 18 0 44’
(b) Pada p.f
p.f 0,8 tertinggal,
tertinggal, fig.36.30
fig.36.30(b)
(b)
<BOA=θ-ǿ= 85 – 36 5’ = 48 07’
0 0
a. Penu
Penuru
runa
nann Ek
Eksi
sita
tasi
si..
Seperti di Fig. 36.20 (b), pengaruh selama
penurunan eksitasi, kembali e.m.f berkurang
mena
menaja
jadi
di Eb
Ebll saar
saar sudu
sudutt beba
bebann sama
sama α1.
α1.
resultan tegangan E R1 menyebabkan sebuah
arus
rus jan
jangkar
kar yang
ang tert
tertin
ingg
ggal
al I ai yang
mengalir.
mengalir. Walaupun
Walaupun I ai lebih besar dari I a
dalam
dalam magni
magnitud
tud yang
yang tidak
tidak mampu
mampu untuk
untuk
memp
mempro
rodu
duks
ksii daya
daya yang
yang dibu
dibutu
tuhk
hkan
an VI a
untu
untukk memb
membaw
awaa beba
bebann lons
lonsta
tann kare
karena
na Fig.36.20
komponen I ai cos φ lebih kecil dari I a jadi V Iai cos φ < V cos I a.
Jadi menjadi perlu untuk sebuah sudt beban untuk meningkat dari α1 ke
α2. hal tersweb
terswebut
ut meningka
meningkatka
tkann kembal
kembalii e.m.f.
e.m.f. dari E b1 ke E b2 yang
akhirnya meningkatkan resultan tegangan dari E R1le ER2. akibatnya, arus
jangkar meningkat menjadi I a2 yang secara komponen phasa menghasilkan
cukup daya (VI a2 cos cos φ 2) untuk mertemu dengan motor beban konstan.
b.
b. Peni
Pening
ngka
kata
tann Eksi
Eksita
tasi
si
Efek dari penigkatan medan eksiasi yang diperlihatkan di Fig 36.20 (c)
dimana peningkatan E b1 ditunjukkan di sudut asli sudut asli beban α 1.
tegangan resultan E R1 menyebabkan sebuah arus leading I a1dimana secara
komponen
komponen fasa lebih
lebih besar
besar dari Ia. Sjadi jangkar mengembangk
mengembangkan
an lebih
bnyak
bnyak daya dari beban
beban di motor. Jadi sudut
sudut beban
beban menurun
menurun dari α 1 ke α2.
yang menurunkan resultan tegangan dari E R1ke ER2. Akibatnya arus jangkar
menurun dari I a1 ke Ia2 yang secara komponen phasa I a2cos φ2=Ia. dalam
kasus itu jangkar menembangkan daya yang cukup untuk membawa beban
konstan dari motor.
Jadi kita temukan variasi dari eksitasi dari motor singkron yang berjalan
dengan pemberian bermacam beban menghasilkan perubahan hanya pada
sudut beban.
36.11. Torka Berbeda dari sebuah motor singkron.
Berbagai torka yang biasa diasosiasikan dengan motor singkron.
1. Torka
Torka star
startin
tingg (Start
(Starting
ing Torque
Torque))
2. Torka
Torka berj
berjala
alann (Runni
(Running
ng Torq
Torque)
ue)
3. Torka
Torka Tekan
Tekan (Pull-i
(Pull-inn Torq
Torque)
ue)
4. Torka
Torka tarik
tarik (Pull-o
(Pull-out
ut Torque
Torque))
1. Torka
Torka startin
startingg (Star
(Startin
tingg torqu
torque)
e)
Torka yang timbulkan oleh motorketika tegangan penuh di terapkan ke
statonya. Juga kadang-kadang disebut breakaway torque. Nilainya mungki
srendah 10% di dalam kasus pompa sentrifugal dan setinggi 200-250%
dari torka beban penuh seperti dalam kasusdalam kasus compressor dua
silinder.
2. Torka
Torka berjal
berjalan
an (run
(runnin
ningg Torqu
Torque)
e)
Darinamanya mengindukasikan, torka yang muncul ketika motor sedang
berjalan. Ini di tentukan oleh daya kuda dan kecepatan dari mesin yang
atur (driven machine.
machine. Puncak daya kida di tentukan dari torka maximum
yang akan dibutuhkam mesin yang atur (driven machine). Motor harus
punya sebuah pemutus atau torka maximum berjalan yang lebih besar dari
nilai ini untuk menghindari jatuh/kerusakan
jatuh/kerusakan mesin.
3. Torka
Torka tekan
tekan (pull-i
(pull-inn torq
torque)
ue)
Motor sinkron di asut sebagai motor induksi ketika sampai 2-5% dibawah
kecepatan sinkron. Sesudah itu, pengeksitasian yang dihidupkankan dan
rotornya menairik kedalam step dengan medan stator yang berputar secara
sinkron. Jumlah dari otrka ayang motor tarik kedalam disebut torka tekan
(pull-in torka)
4. Torka
Torka Tarik
Tarik (Pull-o
(Pull-out
ut To
Torqu
rque)
e)
Torka maksimum yang motor dapat lkembangkan tampa menarik dari step
atau penyingkronan dai sebut torka tarik (Pull-out
( Pull-out Torque).
Normalnya, ketika ebabn pada motor meningkat, rotornya secara progresif
cenderong untuk jatuh dalam fasa dengan beberapa sudut (disebut sudut
beban)
beban) dibelakan
dibelakangg pengisian
pengisian secara
secara sinkron
sinkron (synchron
(synchronously
ously-revol
-revolving
ving))
dari medan magnetis
magnetis walaupun motor tetap berjalan
berjalan secara sinkron. Motor
meningkatkan torka maksimum ketika rotornya mencapai sudut 90 0 (dalam
kata lain, motor telah berubah /berbalik dengan jarak yangsma ke setengah
jarak dari kutub.) lebih lagi peningkatan beban akan menyebabkan motor
untuk menarik (pull-out) dari step (penyingkronan) dan berhenti.
mensubsitusikan
mensubsitusikan nilai (i),
(i) , kita dapatkan
V E b E b E b2
P m perfasa= E b c o sθ ( − α ) − c o sθ = c o sθ ( − α ) − c o sθ * …………ii
Z s Z s Z s Z s
hal ini mencerminkan untuk daya mekanik dihasilkan dalam lingkup sudut
beban (α) dan sudut dalam (θ) dari motor dari tegangan konstan V dan E b(atau
pengeksitasian
pengeksitasian karena E btergantung hanya pada eksitasi).
Jika Tg adalah torka jangkar kotor dikembangkan dengan motor, maka:
E bV E bV
P m = sin α ………..(iv) ( P m ) max dari
X x X s
Ini memberikan nilai dari daya mekanik yang dihasilkan dalam hubungan α – variabel
dasar dari mesin sinkron.
Ungkapan yang sama ini ditemukan untuk suatu alternator atau generator sinkron
pada Art. 35.37.
Motor sinkron = - E b I cos (θ + γ)
E R
= − Eb (cos θ cos γ sin θ sin γ )
− ............ ......( i )
ZS
Sekarang, ER dan fungsi dari sudut θ dan γ akan dikurangi sebagai berikut :
Dari ∆ OAB ; V/sin γ = E R / sin α jadi, sin γ = V sin α/ E R
Dari ∆ OBC ; ER
ER co
cos γ + V cos α = Eb jadi, co
cos γ = (E b –V cos α ) /E R
Juga cos θ =Ra / Z S dan sin θ = X S / ZS
Substitusi nilai ini dalam persamaan (i) diatas, didapatkan
E b .E R Ra E b − V cos
co sα X S V sin α
PM =− . − .
Z S ZS E R Z S E R
…………… (ii)
E bV E b 2 Ra
= 2
( Ra cos α + XS sin α ) − 2
Z S Z S
Tampak bahwa P m bervariasi dengan Eb (yang mana tergantung pada eksitasi) dan
sudut α (yang mana tergantung pada motor beban).
Catatan, jika kita substitusi Ra = ZS sin θ dan XS = ZS sin θ dalam persamaan ii, kita
dapatkan,
E bV E b 2 Z S co sθ E bV Eb 2
PM
P M = 2
( Z S c osθ co sα + Z S s inα ) − 2
= (cosθ − α ) − co sθ
Z S Z S Z S Z S
E b =
Z S
2 Ra
[V ± V 2 − 4 Ra.( Pm ) max
max ]
Dua nilai dari Eb diperoleh gambaran batas eksitasi untuk beberapa beban.
(ii) V, Ra, dan X S nilainya tetap. dalam kasus ini, varisi Pm dengan eksitasi atau Eb.
Mari kita temukan nilai dari eksitasi atau induksi e.m.f Eb yang mana diperlukan
untuk kemungkinan daya maksimum. Untuk tujuan ini, persamaan (i) diatas
mungkin berbeda berkenaan dengan Eb dan menyamakan
menyamakan dengan nol.
d ( Pm ) max
max V 2 RaEb VZ S 2
= − = 0 ; Eb = ………….. (ii)
dEb
dEb Z S Z S 2 2 Ra
Meletakkan nilai ini dari Eb dalam persamaan (i) diatas, daya maksimum yang
dihasilkan menjadi :
2 2 2
V V V
( Pm
Pm ) max = − =
2 Ra
Ra 4 Ra
Ra 4 Ra
Ra
Nilai dari induksi ini e.m.f memberikan daya maksimum, tetapi itu mungkin belum
maksi
maksimum
mum nilain
nilainya
ya dari
dari mengha
menghasil
silkan
kan tegang
tegangan,
an, yang
yang mana
mana pada
pada motor
motor akan
akan
beroperasi.
36.15 Salient Pole Motor Sinkron
Silindris motor sinkron lebih mudah menganalisis daripada salient pole rotor
ini.
ini. Pada
Pada kenya
kenyataa
taanny
nnyaa bahwa
bahwa silind
silindris
ris rotor
rotor motor
motor mempun
mempunyai
yai sebuah
sebuah air-ga
air-gapp
seraga
seragam.
m. Sedang
Sedangkan
kan dalam
dalam silent
silent pole
pole motors
motors,, air-ga
air-gapp lebih
lebih besar
besar antara
antara kutub
kutub
daripada panjang kutub. Kebetulan teori silindris rotor adalah layak dan akurat dalam
prediksi analisa stedy-state dari salient-pole motor. Karena itu, teori salient-pole
hanya diperlukan ketika derajat yang sangat tinggi dari akurasi yang diperlukan atau
ketika mengenai masalah transients atau stabilitas sistem daya menjadi handal.
Arus d-q dan reaktansi untuk salient-pole motor sinkron adalah persis sama
seperti bahasan untuk salient-pole generator sinkron.motor mempunyai reaktansi d-
axis Xd dan reaktansi q-axis Xq. Dengan cara yang sama, arus jangkar motor Ia
mempunyai dua komponen yaitu : Id dan Iq. Diagram fasor sempurna dari salient-pole
motor sinkron, untuk
untuk suatu faktor daya tertinggal
tertinggal (lagging power) ditunjukkan
ditunjukkan pada
gambar 36.24 (a).
Dengan bantuan dari gambar 36.24 (b)
(b) dapat dibuktikan bahwa tan
tan
V sin φ IqXq
−
tan ψ
tan =
V cos φ IaRAa
−
V − IaXq sin φ
…per phasa
…per 3 phasa
…dalam rps
Sepert
Sepertii yang
yang telah
telah dijela
dijelaska
skann sebe
sebelum
lumnya
nya,, daya
daya terdir
terdirii dari
dari dua komop
komopnen
nen,,
komponen pertama disebut daya eksitasi atau daya magnet dan yang kedua disebut
daya
daya relu
relukt
ktan
ansi
si (kar
(karna
na keti
ketika
ka eksi
eksita
tasi
si hila
hilang
ng,, moto
motorr berg
bergererak
ak seba
sebaga
gaii moto
motor
r
reluktansi).
Daya Reluktan
Reluktansi
si / phasa
phasa = = = 8760 W
Total daya yang dikembangkan, P m = 3 (30382 + 8760) = 117,425 W
T g = 9,55 117,425/1000 = 1120 N-m
…per phasa
…kW / phasa
…kW / phasa
=0
atau
604
°
Jawaban.
(i) Input daya motor = × 1000 × 60 × 0,8 = 915 kW
(ii) Rugi Cu stator/phasa = 60 2 × 1 = 3600 W ; Rugi
Rugi Cu 3Ф = 3 × 3600 = 10,8 kW
Pm = P2 – rugi Cu rotor = 915 – 10,8 = 904,2 kW E
b =
7 5
2 8
V p = 1100
11000/0/ = 6350
6350 V ; = 39,9
9,9° 1 V
8
= tan-1 (30/1) =88,1° 0
0 88,1°
V
Zs 30 Ω; drop impedansi stator/phasa 36,9°
A
= IaZs = 60 × 30 = 1800 V 6350V
Seperti yang diperlihatkan pada gbr. 36.25, Gbr. 36.25
P m = P out
out + Rugi inti besi dan gesekan angin + Rugi eksitasi
= 7460 + 500 + 800 = 8760 W
Moto
Motorr inpu
inputt = 500
500 × 20,
20,22 × 0,9
0,9 = 9090
9090 W
= net output / input = 7460 – 9090 = 0,8206 atau 82,06 %.
Contoh 36.7 Sebuah motor sinkron 2300 V, 3 phasa, terkoneksi star mempunyai
resi
resist
stan
ansi
si 0,2
0,2 ohm
ohm per
per phas
phasaa dan
dan reak
reakta
tans
nsii sink
sinkro
ronn 2,2
2,2 ohm
ohm per
per phas
phasa.
a. Mo
Moto
tor
r
beroperasi pada power faktor 0,5 leading dengan arus saluran 200 A. Tentukan nilai
emf yang dihasilkan per phasa.
(Elect. Engg.-I, Nagpur Univ 1993)
Jawaban. = cos-1 (0,5) = 60° ( lead )
I a
= tan-1 (2,2/0,2) = 84,8° B
( + ) = 84,8°
84,8° + 60° = 144,8°
144,8° E b
0
cos 144,8° = 442
60°
V = 2300/ = 1328 Volt 1328
A
=
= 1708 Volt/Phasa
Ia
B B E b
E b θ=60o
IaZs φ=39o
O A O 200 V A
39o θ = 60o
36.13 Sebuah motor sinkron satu fasa, e.m.f 250 Volt, mendahului 150 derajat
tega
tegang
ngan
an 200
200 Volt
Volt.. Reak
Reakta
tans
nsii sink
sinkro
ronn dari
dari arma
armatu
ture
re adal
adalah
ah 2,5
2,5 kali
kali
resistansinya. Carilah factor daya dimana motor beroperasi dan tunjukkan
penggambaran
penggambaran arus oleh motor adalah mendahului atau tertinggal.
Solution :
e.m.f 250 V adalah lebih baik
daripada masukan tegangan 200 V,
ini menjelaskan bahwa motor over exiticed,
dan harus bekerja dengan leading factor daya.
Pada diagram vector pada gambar 36.33
OA menunjukkan tegangan, AB adalah B 250 V
e.m.f pada sudut 30 derajat karena Ia
∟AOC = 150 derajat dan C θ
∟COD = ∟ BAO = 30 derajat. D O φ 200 V 300 A
36.14 Reaktansi sinkron per fasa dari 3 fasa hubung bintang 6,600 Volt motor
sinkron adalah 10 Ω. Untuk beban pasti, input adalah 900kW dan menyebabkan
e.m.f sebesar 8,900 Volt. Evaluasi arus.abaikan resistansi.
Solution :
Tegangan masukan per fasa = 6,600 / √3 = 3,810 Volt
Back e.m.f / fasa = 8,900 / √3 = 5,140 Volt
Input = √3 VL I Cos φ = 900,000
I cos φ = 9 x 105 / √3 x 6,600 = 78,74 A
Pada ∆ ABC dari vektor diagram pada gambar 36.34, kita memiliki
AB2 = AC2 + BC2
Sekarang, OB = I.X s = 10 I
BC = OB cos φ = 10 I cos φ
= 10 x 78.74 = 787,4 V B I
φ I Xs E b = 5410 V
AC2 = 5,079 V
OC = 5,079 – 3,180 = 1,269 V
Tan φ = 1269
1269 / 787.4 = 1.612
1.612
φ = 58.2o , cos φ = 0.527
I cos φ = 78.74 ; I = 78.74 / 0.527 = 149.4 A
36.15 6600 V hubungan bintang , 3 fasa motor sinkron bekerja pada tegangan
konstan dan eksitasi konstan pula. Reaktansi motor sinkronnya sebesar 20 ohms
per fasa dan resistansi armatur tak ada ketika daya input adalah 1000 kW, faktor
daya 0.8 leading. Tentukan sudut daya dan faktor daya ketika input dinaikkan
menjadi 1500 kW.
Solution :
Ketika daya input 1000 kW ( gbr 36.35(a) )
√3 x 6600 x I a1 x 0.8 = 1000,000; I a1 = 109.3 A
Zs = Xs = 20 Ω ; I a1 Zs = 109.3 x 20 = 2186 V ; φ 1 = cos-1 0.8 = 36.9 o; θ = 90o
E b2 = 3810 2 + 21862 – 2 x 3810 x 2186 x cos (90 o + 36.9o)
= 5410 V
Sejak eksitasi konstan, E b di kondisi kedua akan bernilai sama i.e 5410 V
Ketika daya input 1500 kW :
√3 x 6600 x I a2 x cos φ2 = 1500,000 ; I a2 cos φ2 = 131.2 A
Seperti terlihat pada gambar 36.35 (b), OB = I a2 Zs = 20 Ia
BC = OB cos φ 2 = 20 Ia2
Cos φ2 = 20 x 131.2 = 2624 V
Pada ∆ABC, AB 2 = AC2 + BC2 atau 54102 = AC2 + 26242
AC = 4730
4730 V ; OC = 4730
4730 – 3810
3810 = 920
920 V
Tan φ2 = 920 / 4730; φ 2 = 11o ; p.f. = cos φ 2 = cos 11 o = 0.982 (lead)
Tan α = BC/AC = 2624 / 4730 ; α 2 = 29o
B B
E b = 5410 V Ia1 E b = 5410 V Ia2
2624 V
90o φ1 A 90o φ2 α2 A
O 3810 V O 3810 V
( a) Gbr 36.35 (b)
Contoh 36.17. Motor sinkron 2000V, 3 fasa, hubung bintang mempunyai resistansi
efekti
efektiff dan reakta
reaktansi
nsi sinkro
sinkronn bertur
berturut-t
ut-turu
urutt 0.2Ω
0.2Ω dan 2,2Ω.
2,2Ω. Input
Input
800kw pada tegangan normal dan induced e.m.f 2500V. Hitung arus
line dan power factor.
Solusi . karena induced e.m.f lebih tinggi dari tegangan terpakai, motor harus
bekerja dengan sebuah cading p.f. Jika arus motor I , kemudian dalam
fasa atau komponen power I cosφ dan komponen reaktif I sinφ.
Misalkan I cosφ = I 1 dan I sinφ = I 2 sehingga I = ( I 1 + jI 2 )
I cosφ = I 1 = 800,00 / √3 X 2000 = 231 A
Tegangan terpakai
terpakai / fasa = 2000 / √3 = 1154 V
Induced e.m.f / fasa 2500 / √3 + 1443 V
Pada Fig.33.37 OA = 1154 V dan
Contoh 36.18. Sebuah motor sinkron 3300V hubungan delta memiliki reaktansi
sinkron per fasa 18
18 ohm. Bekerja pada
pada leading pf 0,707
0,707 ketika
menarik 800 kW dari induk. Hitunglah emf eksitasi dan sudut rotor
(=delta ), jelaskan istilah akhir.
fig.36.38
o
dilihat pada fig.36.39,
contoh 36.20. Motor sinkron hubungan Y, 400V, 3 fasa, 50Hz memiliki resistansi dan
impedansi sinkron berturut-turut 0,5 Ω dan 4Ω per fasa. Motor membutuhkan arus
15A pada faktor daya sama ketika beroperasi dengan medan arus tertentu. Jika torka
beban ditingkatkan sampai arus saluran meningkat menjadi 60A, arus medan yang
tersisa tidak berubah, hitung torka kotor yang dihasilkan dan faktor daya yang baru.
Daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik = 39660 - 5400 – 34260 W
Ns = 120 X 50/6 = 1000 rpm. T g = 9,55 X 34260/ 1000 = 327Nm
Contoh
Contoh 36.21. Motor sinkron 3 fasa 400 V, 10 hp (7,46kW)
(7,46kW) mempunyai
mempunyai resistans
resistansii
jangkar yang tak berarti dan reaktansi sinkron 10 Ω per fasa. Hitung arus
minimum dan medan magnetik yang diinduksikan untuk kondisi beban penuh.
Anggap efisiensi 85 %.
Jawab arus minimum ketika faktor daya sama seperti ketika cosφ = 1. diagram
vektor ditunjukkan pada fig36.42
Nilai eksitasi untuk e.m.f yang terbelakang E b adalah sama (dalam magnitude)
untuk tegangan V yang dikenal dengan eksitasi 100 %. Kita akan mendiskusikan
sekarang apa yang terjadi ketika motor salah satunya over eksitasi atau under eksitasi.
Mengin
Mengingat
gat motor
motor sinkro
sinkronn yang
yang berbe
berbeban
ban mekan
mekanis
is adalah
adalah konsta
konstann (dan
(dan
outputnya juga konstan jika rugi-rugi diabaikan.
V V V V
A I ER A I I A A
φ φ I
θ φ
ER θ O θ
O O O
Eb
Eb
Eb Eb
B
B B B
Gambar 36.47
Gambar 36.47 (a) menunjukkan kasus untuk eksitasi 100%, pada contoh
ketika E b =V. Arus jangkar
jangkar I tertingg
tertinggal
al dibela
dibelakang
kang V denga
dengann sudut
sudut yang
yang kecil
kecil .
Sudut θ dengan E R yang tetap oleh stator yang konstan, pada contah tan =XS/Ra.
θ
Pada gambar 36.47 (b) eksitasi kurang dari 100%. Pada contoh E b<V. Disini
ER terdahulu dan juga arus jangkar (karena dia tertinggal dibelakang E R dengan sudut
θ yang tetap. Kita memperoleh bahwa magnitude I meningkat tetapi factor daya
menur
menurun
un ( menin
meningka
gkat).
t). Karen
Karenaa input
input V adala
adalahh konsta
konstan.
n. Disini
Disini kompo
komponen
nen daya
daya I
pada
pada conto
contohh I cos sisa sama dengan
dengan yang sebelumny
sebelumnya,
a, tetapi
tetapi kompon
komponen
en I sin
sin
menin
meningka
gkat.t. Disini
Disini eksita
eksitasi
si menur
menurun.
un. I akan
akan mening
meningkat
kat tetapi
tetapi factor
factor daya
daya akan
akan
menu
menuru
run,
n, jadi
jadi komp
kompon
onen
en daya
daya I pada
pada conto
contohh I cos
cos = OA akan
akan mempu
mempuny
nyai
ai sisa
sisa
yang konstan.
Gambar 36.47 (c) memperlihatkan kondisi untuk motor over eksitasi pada
contoh ketika E b>V. disini tegangan resultan vector E R berlawanan dengan arah jarum
jam dan demikian juga dengan I. Jika dilihat motor itu sekarang mendahului arus. Ini
bisa juga terjadi untuk beberapa nilai eksitasi, I harus sephasa dengan V. Pada contoh
pf adalah kesatuan. [gambar 36.47 (d)]. Pada waktu itu arus yang diberikan oleh
motor harus minimum.
Dua hal penting sudah jelas pada diskusi ini:
(i)
(i) Peru
Peruba
baha
hann magn
magnit
itud
udee arus
arus jan
jangk
gkar
ar den
denga
gann eksi
eksita
tasi
si.. Arus
Arus memp
mempun
unya
yaii
nilai yang besar untuk nilai tegangan yang rendah dan tinggi (tertinggal
untuk eksitasi yang rendah dan mendahului untuk eksitasi yang tinggi).
Untuk
Untuk eksita
eksitasi
si terten
tertentu
tu mempun
mempunya
yaii nilai
nilai yang
yang minimu
minimum.
m. Varias
Variasii I
denga
dengann eksita
eksitasi
si ditunj
ditunjukk
ukkan
an pada
pada gambar
gambar 36.48
36.48 (a) yang
yang diken
dikenal
al
dengan kurva V karena ketajamannya.
(ii)
(ii) Untu
Untukk inpu
inputt yang
yang sama
sama,, keti
ketika
ka over
over eksi
eksita
tasi
si,, moto
motorr berj
berjal
alan
an deng
dengan
an
mendahului pf dan tertingggal dari pf ketika under eksitasi. Diantara
keduanya pf adalah kesatuan.Variasi pf dengan eksitasi ditunjukkan
pada gambar 36.48 (b). Kurva untuk pf kelihatan seperti kebalikan dari
kurva V. dapat dicatat bahwa arus jangkar minimum cocok untuk
kesatuan pf .
Contoh :
Jawab
Tegangan /fasa= 400 3 = 231 v ; Z s = ( 1, 62 + 0, 22 ) = 1, 61Ω
37300
Arus beban penuh = = 68 A
3 × 400 × 0, 88× 0, 9
Dengan referensi pada gambar dibawah
B
I
68 A
109,5 V θ
E b
φ
o 231 V A
1, 6
tan θ = =8 ; θ = 82°54'
0,2
0, 2
cos φ = 0, 9 ; φ = 25 °50'
θ + φ = 82°54' + 25 °50' = 108 °44'
'
cos 108°44 = −0, 3212
(a) pada ∆OAB , E b2 = 2312 + 109, 52 − 2 × 231 × 109, 5 ×( −0, 3212) = 285, 62
E b = 285,6
Tegangan fasa adalah E b = 3 × 285, 6 = 495
(b) daya masukan motor = 37300 0, 88 88 = 42 300
Total ru
rugi-rugi = 3 × I 2 Ra = 3× 682 × 0, 2 = 2774
Energi listrik yang dikonversi menjadi energi mekanik = 42380 − 2774 = 39506
yang dikonversi
Sebuah motor sinkron 3 − φ dengan hubungan bintang dengan input 48 kW dan 693 V
dengan pF 0,8 (lagging). Induksi e.m.f meningkatkan
meningkatkan 30 % daya. Hitung arus dan pF
Jawab
v
0
0
1
θ = 90°
O A
φ 400 V
I a
Pada ∆OAB
E b2 = 400 2 + 1002 − 2 × 400 ×100 ×cos( 90 ° −φ )
2 2 2
400 + 100 − 2 × 400 ×100 × 0, 6 = 349
E b= 349 v
I cos φ = 50 × 0, 8 = 40 = I ' cosφ '
I
454 v
φ θ
E b
φ
400 V
2 2 2
Pada ∆ ABC = ( )
AB = ( AC) + ( BC)
' ' '
BC = I XS cos φ (∴ OB = I X S
)
= 40 × 2 = 80