Anda di halaman 1dari 61

Senin, 26 April 2021

RMK RPS 12 TEORI PASAR MODAL

MANAJEMEN INVESTASI DAN TIME VALUE OF MONEY

Dosen Pengampu:

Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh:

Kelompok 3

A.A. Sg. Istri Indira Rgapatni (1907531001)

Syarifa Nadiya (1907531005)

I Gusti Ayu Agung Diah Pramesti L. (1907531009)

Maria Alessandra Tambunan (1907531011)

Anak Agung Mas Pratiwi (1907531049)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021

ii
Pengertian Keuntungan (atau kerugian) yang diperoleh investor atas dana
Tingkat yang diinvestasikan.
Pengembalian
(Return)
Komponen Mencerminkan aliran kas/pendapatan
Yield
Tingkat yang diperoleh secara periodik.
Pengembalian

Capital
Kenaikan (penurunan) harga suatu surat
Gain
berharga (saham atau obligasi).
(loss)

Pengukuran Realized
Membandingkan kinerja
Return (RR)
dari waktu ke waktu dari
Single Period
sekuritas berbeda.

Manajemen
Investasi Realized Arithmetic Mean
Return (RR)
Multiple
Period
Geometric Mean

Weighted Mean

Rate of (𝟏+𝑻𝑹)
Return dan -1
(𝟏+𝑰𝒏𝒇𝒍𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏)
Inflasi

ii
Expected Return yang diharapkan atas
Return kepemilikan aset.

Expected
Return dan
Required
Return
Required Return yang diinginkan investor pada
Return tingkat risiko dan suku bunga tertentu.

Risk Free Rate of Return + Risk Premium

Keputusan
Pemilihan 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒅 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏
Coefficient of Variation (CV)=
Antara 2 Saham 𝑬𝒙𝒑𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏

Penyimpangan dari sesuatu yang


Pengertian
Risiko diharapkan

∑(𝑿−𝑿)
Pengukuran Variansi Sampel s2 =
𝒏−𝟏

Standar Deviasi ∑(𝑿−𝑿)


Sampel s=√
𝒏−𝟏
iii
Risiko dimana investasi/pendapatan perusahaan
Risiko
memberikan hasil menyimpang dari yang diharapkan
Pasar
karena pergerakan variabel pasar.
Risiko
Keuangan
Risiko
Tingkat Perubahan tingkat suku bunga berdampak pada
Suku Bunga pendapatan, investasi, dan beban bunga perusahaan.

Risiko Nilai Perubahan nilai tukar menyebabkan perubahan pada arus


Tukar kas, laba, dan nilai perusahaan.

Risiko
Komoditas

Risiko Kemampuan perusahaan untuk memenuhi


Likuiditas kewajiban/utang yang jatuh tempo segera.

Risiko Risiko di mana debitur (peminjam) tidak mampu membayar


Kredit kewajiban/utangnya, baik bunga atau pokok pinjamnnya.

iii
iii
iii
iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Investasi
2.1.1 Tingkat Pengembalian (Return)
2.1.1.1 Pengertian....................................................................................... 3
2.1.1.2 Komponen Tingkat Pengembalian .................................................... 3
2.1.1.3 Pengukuran ..................................................................................... 4
2.1.1.4 Rate of Return dan Inflasi ............................................................... 7
2.1.1.5 Expected Return dan Required Return............................................ 8
2.1.1.6 Keputusan Pemilihan Antara 2 Saham .............................................. 10
2.1.2 Risiko
2.1.2.1 Pengertian ......................................................................................... 11
2.1.2.2 Pengukuran ....................................................................................... 11
2.1.2.3 Risiko Keuangan ................................................................................ 13
2.1.2.4 Risiko Operasional ............................................................................. 15
2.1.2.5 Risiko Murni dan Risiko Spekulatif ..................................................... 15
2.1.2.6 Risiko Sistematik dan Risiko Non Sistematik....................................... 16
2.1.2.7 Pembagian Risiko Menurut PBI ......................................................... 16
2.1.3 Portofolio
2.1.3.1 Pengertian .......................................................................................... 17
2.1.3.2 Nilai Return Ekspektasi ...................................................................... 18
2.1.3.3 Risiko Portofolio ................................................................................. 19
2.2 Time Value of Money

ii
2.2.1 Overview Pengoperasian Kalkulator Texas Instrument BAII Plus ..................... 26
2.2.2 Pengaturan Format Kalkulator .......................................................................... 27
2.2.3 Menghapus Data Entry dan Memori ................................................................. 28
2.2.4 Tools For Financial Salution............................................................................. 28
2.2.5 Time Value of Money (TVM) Worksheet......................................................... 29
2.2.5.1 Konsep Nilai Waktu dan Uang dari Aplikasi.......................................... 30
2.2.5.2 Penggunaan Kalkultaor Financial .......................................................... 30
2.2.5.3 Time Lines........................................................................................... 30
2.2.5.4 Future Value Nilai Tunggal................................................................... 34
2.2.5.5 Present Value Nilai Tunggal ................................................................. 37
2.2.5.6 Anuitas ................................................................................................ 39
2.2.5.7 Future Value Anuitas di Muka .............................................................. 42
2.2.5.8 Present Value Anuitas di Muka............................................................. 42
2.2.5.9 Present Value Perpetuitas ..................................................................... 44
2.2.5.10 PV dan FV dari Arus Kas yang Tidak sama ........................................ 45
2.2.5.11 Memecahkan Permasalahan Time Value of Money Dengan Periode
Compounding .................................................................................... 46
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 52

iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Menurut Nerd Wallet, manajemen investasi adalah proses membangun portofolio


saham, obligasi, dan instrumen investasi lainnya sesuai dengan tujuan kamu. Dalam hal
ini, kamu bisa menyewa layanan manajemen investasi, atau bahkan mengatur portofolio
dengan sendiri. Dengan kata lain, manajemen investasi dapat diartikan sebagai sebuah
layanan keuangan yang akan menyarankan strategi investasi kepada klien, membeli, serta
menjual investasi dan mengelolanya secara keseluruhan.

Sebagai orang yang pertama kali ingin berinvestasi, tentu kamu berpikir mengenai
manajemen investasi. Apakah kamu membutuhkan manajemen investasi atau kamu bisa
mengelolanya sendiri? Rata-rata orang akan berpikir bahwa hanya orang kaya saja yang
bisa menyewa manajemen investasi guna menyelamatkan keuangan di masa depan.
Pasalnya, tentu akan mengeluarkan uang yang banyak untuk menyewa jasa manajemen
investasi. Sebenarnya memanfaatkan jasa manajemen investasi bisa dilakukan sedari awal,
sebab ia akan sangat membantu dalam mengoptimalkan setiap uang yang ada saat ini.
Seseorang atau perusahaan yang menyediakan layanan manajemen investasi bisa dikatakan
sebagai manajer investasi.

Sedangkan time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu
uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan
lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu
pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaan waktu.

Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka
kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time
value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga,
maupun indivudu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima saat ini akan
lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa
akan datang. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu

1
yang disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti adanya inflasi, perubahan
suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain-lain.

b. Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen investasi?
2. Apa yang dimaksud dengan tingkat pengembalian?
3. Apa pengertian dari risiko serta pengukurannya?
4. Apa itu time value of money?
5. Apa saja yang termasuk aplikasi untuk membahas time value of money?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Investasi

2.1.1 Tingkat Pengembalian (Return)

2.1.1.1 Pengertian

Adalah keuntungan (atau kerugian) yang diperoleh investor atas dana yang
diinvestasikan. Dapat berupa realized return dan expected return.

a.) Realized Return


Adalah tingkat pengembalian yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan
ssatu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected
untuk mengukur risiko di masa yang akan datang.
b.) Expected Return
Adalah tingkat pengembalian yang diharapkan untuk diperoleh di masa
depan. Berbeda dengan realized return yang sifatnya sudah terjadi, expected
return ini sifatnya belum terjadi.

2.1.1.2 Komponen Tingkat Pengembalian

Sumber-sumber tingkat pengembalian atas investasi terdiri dari dua


komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss).

a.) Yield
Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu unvestasi. Yield pada
investasi obligasi atau deposito didapat dari kupon obligasi atau bunga
deposito. Sedangkan, yield pada investasi saham didapat dari dividen. Biasa
dinyatakan dalam bentuk persentase atas periode tahunan.
b.) Capital Gain (loss)
Merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau
obligasi).

3
Berdasarkan komponen-komponen diatas, tingkat pengembalian suatu
investasi hasil dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Total Return = Yield + Capital Gain (loss)

Total Return = Yield + Price Change

2.1.1.3 Pengukuran

a.) Pengukuran Realized Return (RR) untuk Single Period

Perhitungan Realized Return (RR) untuk Single Period dapat digunakan


untuk membandingkan kinerja dari waktu ke waktu atau dari sekuritas yang
berbeda.

Untuk menghitung RR, dapat dihitung dengan menggunakan formula


sebagai berikut:

𝑃𝐸−𝑃𝐵
TR = CFt +
𝑃𝐵

Keterangan:

TR = Total Return

CFt = cash flow yang diterima selama jangka waktu tertentu

PB = harga sekuritas pada awal periode

kPE = harga sekuritas di akhir periode

Pada dasarnya, total return dapat bernilai positif dan juga negatif. Ketika
mengakumulasi atau memajemukan, total return yang negatif akan menjadi
masalah. Namun, return realisasi dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut, karena nilai dari return realisasi selalu bernilai positif.

𝐶𝐹𝑡−𝑃𝐸
RR = = 1 + TR
𝑃𝐵

c.) Pengukuran Realized Return (RR) untuk Multiple Period


Dapat dihitung dengan 3 metode, yaitu rata-rata (mean), arithmetic,
geometric, dan weighted.

4
● Arithmetic Mean
∑𝑥
Mean populasi : µ=
𝑁

Keterangan:
∑x adalah jumlah seluruh nilai observasi dari populasi
N adalah banyaknya observasi dalam populasi
∑𝑋
Mean sampel: X̄ =
𝑁

Keterangan:
∑x adalah jumlah seluruh nilai observasi dari sampel
n adalah banyaknya observasi dalam sampel
mean sampel dihitung untuk memperoleh inferensi mengenai mean dari
populasi,
Contoh:
Data return tahunan saham ABCD untuk 8 tahun adalah:
22%, 25%, 23%, 20%, 18%, 19%, 23%, 24%
22%+25%+23%+20%
Mean sample (X̄) = = 22,5%
4
Misalkan dari data di atas diambil sampel sebanyak 4 tahun pertama, maka:
22%+25%+23%+20%
Mean sample (X̄) = = 22,55%
4

Arithmetic Mean merupakan salah satu perhitungan yang mudah dan


sederhana. Namun, ada beberapa kekurangannya, diantaranya adalah:
- Tidak dapat mengukur tingkat pertumbuhan majemuk dari waktu ke
waktu;
- Tidak dapat menangkap realisasi perubahan wealth untuk beberapa
periode; dan
- Tidak dapat menggambarkan return khusus pada single period.
● Geometric Mean
Menggambarkan return majemuk atau return akumulasi selama lebih dari
satu periode.
Menghitung Geometric Mean dapat menggunakan formula sebagai berikut:

5
Keterangan:
TR adalah total return
n adalah bilangan positif
Geometric Mean selalu kurang dari atau sama dengan Arithmetic
Mean, dan nilai observasi yang digunakan dalam perhitungan Geometric
Mean harus positif. Geometric Mean digunakan untuk perhitungan rata-rata
perubahan persentase, rasio, indeks, dan tingkat pertumbuhan dari waktu ke
waktu.

Contoh:

Gaji seorang karyawan tahun lalu naik sebesar 5% dan tahun ini naik
sebesar 10%. Perlu diperhatikan bahwa kenaikan 5% berarti nilai observasi
menjadi 105% (dapat ditulis 1,05).

Geometric Mean= √(1,05)(1,10)= 1,074709

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata kenaikan gaji per tahun karyawan


tersebut ialah 7,4709%. Bila variabilitas dari return dinotasikan sebagai s,
maka selisih antara nilai geometric dan arithmetic mean tergantung dari
nilai s.

● Weighted Mean
Secara umum weighted mean dari sekumpulan observasi X1, X2, …, Xn
, dengan weight masing-masing w1, w2, …, wn dihitung sebagai berikut:

6
Contoh:
Suatu portofolio investasi terdiri dari 20% saham A, 50% saham B, dan 30%
saham C. diketahui return saham A sebesar 15%, return saham B 13%, dan
return saham C 9%.

Saham Bobot Tingkat Pengembalian


A 20% 15%
B 50% 13%
C 30% 9%

Maka weighted mean portofolio tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Dengan hitungan di atas, kita bisa menyampaikan kepada klien bahwa dari
3 investasi saham di atas, return yang akan diperoleh adalah sekitar 12,2%.

2.1.1.4 Rate of Return dan Inflasi

Perhitungan return belum disesuaikan dengan tingkat inflasi. Adapun


perhitungan tingkat return yang disesuaikan dengan inflasi adalah sebagai berikut:

adalah total return setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Secara konseptual, tingkat suku bunga bebas risiko nominal merupakan tingkat
suku bunga bebas risiko riil ditambah dengan premium tingkat inflasi. Secara
sistematis, hubungan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

7
2.1.1.5 Expected Return dan Required Return

Expected return adalah return yang diharapkan atas kepemilikan aset.

Required return adalah return yang diinginkan investor pada tingkat risiko dan
suku bunga tertentu. Required return dapat dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut:

Required of Return = Risk Free Rate of Return + Risk Premium

Risk premium adalah tambahan return yang didapat atau diekspektasikan ketika ada
tambahan risiko.

Equity risk premium adalah selisih antara return saham dan tingkat suku bunga
bebas risiko.

Bond horizon premium adalah selisih antara return dari sekuritas pemerintah jangka
panjang dengan jangka pendek.

Keputusan investasi akan terfokus pada expected return, dimana investor


memperkirakan berapa besar return yang dibutuhkan di masa mendatang untuk
mengelola risiko yang ada. Ketika investor memiliki tujuan untuk mengurangi
risiko tanpa mempengaruhi return yang akan didapatnya, maka investor dapat
melakukan diversifikasi atas sekuritas yang dimilikinya dengan membuat suatu
portofolio. Keputusan investasi mengandung ketidakpastian. Dengan adanya
ketidakpastian tersebut, maka terdapat risiko dari expected return yang tidak
disadari, sehingga investor perlu untuk memperhatikan distribusi returnnya.

Ketika terdapat ketidakpastian akan expected return yang akan didapat,


maka investor harus berpikir mengenai distribusi return, tidak hanya single return
saja. Semua hal-hal yang mungkin terjadi dimasa mendatang harus ikut
dipertimbangkan dalam bentuk probabilitas.

8
Probabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan kemungkinan relatif
(peluang atau kecenderungan) dari suatu kejadian. Nilai ekspektasi dari suatu
variabel acak adalah probabilitas dari seluruh outcome (hasil) dari variabel acak
tersebut. Dilambangkan dengan E(X), nilai ekspektasi dapat dihitung dengan rumus
berikut:

Berdasarkan persamaan diatas, maka expected return dapat dihitung dengan


menggunakan formula sebagai berikut:

Keterangan:

E(R) adalah expected return

Ri adalah return pada saat i

pri adalah probabilitas pada saat i

Contoh:

Berikut adalah pengamatan seorang investor terhadap return saham A jika


dibandingkan dengan return pasar. Ada 3 outcome yang mungkin terjadi, yaitu
“lebih besar”, “sama”, dan “lebih kecil”. Dari pengamatan yang dilakukan
diperoleh data sebagai berikut:

Outcome Frekuensi
“Lebih besar” 92
“Sama” 27
“Lebih kecil” 81
Total observasi 200

9
Probabilitas bahwa return saham A lebih kecil dari return pasar dapat diperoleh
dengan menghitung 81/200, hasilnya 0,405.

2.1.1.6 Keputusan Pemilihan Antara 2 Saham

Ketika investor menghadapi pilihan antara 2 saham; A dan B, dimana saham


A memiliki expected return yang lebih kecil daripada saham B, namun memiliki
tingkat risiko (standar devisiasi) lebih rendah. Maka, untuk memilih saham,
manakag yang akan dipilih? Keputusan ini tergantung pada seberapa besar
penerimaan risiko dari seorang investor tersebut. Perlu diingat bahwa terdapat
tradeoff antara risiko dan return. Ketika return tinggi, maka risiko dari saham
tersebut tinggi, begitu pula sebaliknya. Ketika sebuah saham memiliki risiko yang
rendah, maka return dari saham tersebut juga rendah. Sehingga, investor harus
menentukan, apakah ia termasuk investor yang berorientasi pada return ataukah
risiko. Trade off antara return dan risiko dapat digambarkan dengan grafik dibawah
ini:

Dengan adanya trade off risiko dan return tersebut, maka dalam mengambil
keputusan dapat menggunakan perbandingan coefficient of variation untuk kedua
saham tersebut. Coefficient of variation (CV) adalah perhitungan statistic dari
penyebaran data disekitar rerata.

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Coefficient of Variation (CV) =
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛

Coefficient of variation dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar


volalitas risiko dibandingkan dengan besarnya return yang diekspektasikan akan
didapat dari sebuah investasi. Semakin rendah nilai CV, maka semakin bagus risk
return trade offnya.

Contoh:

Terdapat dua saham A dan B. Saham A memiliki expected return 60% dan standar
devisiasi 15%. Sedangkan, saham B memiliki expected return 8% dan standar
devisiasi 3%. Manakah yang sebaiknya dipilih? Untuk menentukan saham
manakah yang dapat kita pilih, maka dapat dilihat dari coefficient of variationnya.

10
15%
Saham A: CV = = 0,25
60%

3%
Saham B= CV = = 0,37
8%

Berdasarkan perhitungan CV, dapat kita ketahui bahwa saham B ternyata


memiliki nilai CV yang lebih besar dibandingkan dengan saham A, sehingga dapat
dikatakan bahwa saham B lebih berisiko daripada saham A.

2.1.2 Risiko

2.1.2.1 Pengertian

Risiko secara umum didefinisikan sebagai penyimpangan dari sesuatu yang


diharapkan. Risiko juga dapat dikatakan sebagai adanya ketidakpastian akan sesuatu
kejadian di mana sesuatu yang diharapkan tidak terjadi atau terjadinya sesuatu yang tidak
diharapkan di mana kejadian tersebut dapat mengakibatkan kerugian.

2.1.2.2 Pengukuran

Dalam ilmu statistika, risiko dinyatakan dengan standar deviasi yang merupakan
akar kuadrat dari varians data. Standar deviasi menunjukkan seberapa besar/jauh sebuah
kejadian menyimpang dari nilai rata-ratanya atau nilai yang diharapkan. Semakin besar
standar deviasi, maka risiko yang ada semakin besar. Risiko juga dapat didefinis ikan
sebagai volalitas dari hasil yang tidak diharapkan, umumnya berkaitan dengan nilai aset
atau kewajiban.

Risiko dapat dilihat dari sebaran data dalam suatu distribusi terhadap nilai rata-
ratanya dan dapat diukur dengan cara-cara berikut:

11
Risiko dari nilai ekspektasi untuk investasi tunggal dapat dihitung dengan rumus berikut:

Atau dapat dinyatakan sebagai berikut:

Contoh:

Diketahui data return tahunan saham A selama 5 tahun:

23%,25%,20%,12%, dan 30%

Hitung variansi return dari saham A selama 5 tahun:

23+25+20+12+30
µ= = 22%
5

Variansi return di atas memiliki satu % 2 yang sulit diinterpretasikan, karena mean
return memiliki satuan %. Masalah ini dapat diatasi dengan menghitung standar deviasi
return dengan cara berikut:

Selanjutnya, diasumsikan manajer investasi A mencatat return saham A selama


total 9 tahun, sehingga data di atas merupakan sampel dari 5 tahun yang dia catat. Hitung
variansi dan standar deviasi return saham A.

12
2.1.2.3 Risiko Keuangan

Risiko keuangan adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang berdampak
langsung dari kinerja keuangan perusahaan. Terdiri dari risiko pasar, risiko likuiditas,
dan risiko kredit.

● Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko di mana investasi/pendapatan perusahaan
memberikan hasil yang menyimpang dari yang diharapkan karena terjadi pergerakan
variabel pasar. Hal ini bisa juga terkait dengan instrument keuangan di mana
perusahaan berinvestasi. Misalkan perusahaan memiliki investasi pada obligasi.
Karena adanya perubahan di pasar obligasi, maka nilai obligasi yang dimiliki
perusahaan turun. Risiko pasar juga dapat dibagi lagi menjadi risiko tingkat suku
bunga, risiko nilai tukar, dan risiko komoditas.
- Risiko tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga bisa berdampak kepada pendapatan,
investasi, dan beban bunga perusahaan. Misalkan perusahaan memiliki sumber
pendapatan dari meminjamkan uang (seperti bank), maka ketika tingkat suku
bunga pasar naik sedangkan pinjaman yang diberikan dalam suku bunga tetap,
maka perusahaan kehilangan potensi pendapatan bunga.
- Risiko nilai tukar
Perubahan nilai tukar dapat menyebabkan perusahaan pada arus kas, laba,
nilai perusahaan atau nilai aset perusahaan. Jika perusahaan melakukan transaksi
dengan menggunakan mata uang asing, maka dengan adanya perubahan nilai
tukar akan menyebabkan perubahan pada uang keluar dari dan masuk ke
perusahaan. Nilai kewajiban perusahaan juga dapat terpengaruh. Hal ini terjadi
kalau perusahaan memiliki pinjaman dalam mata uang asing. Jika terjadi

13
perubahan pada nilai tukar, maka jumlah kewajiban perusahaan akan berubah dan
tenatunya juga akan berpengaruh pada laba akuntansi perusahaan.
- Risiko komoditas
Transaksi perusahaan terkait dengan barang komoditas memberikan risiko
kepada perusahaan akibat adanya perubahan pada harga komoditas tersebut.
Biasanya perusahaan meminimalkan risiko dengan melakukan transaksi
komoditas dengan forward. Jika perusahaan akan membeli bahan bakar
minyak dan memperkirakan harga akan naik. Untuk itu, perusahaan perlu
melakukan kontrak forward untuk pembelian bahan bakar minyak dengan
harga yang telah ditetapkan saat ini. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
perusahaan akan menghadapi risiko akibat peningkatan harga minyak.
Barang-barang yang termasuk komoditas, antara lain minyak bumi, crude
palm oil (CPO), emas, perak, batu bara, dan lain-lain.
● Risiko Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemamouan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban/utang yang jatuh tempo segera. Likuiditas juga berarti kemampuan sebuah
aset untuk segera dikonversikan menjadi kas tanpa harus kehilangan nilainya secara
signifikan.
Perusahaan menghadapi risiko tidak mampu membayar kewajiban yang
jatuh tempo karena perusahaan gagal dalam pengelolaan modal kerja terutama kas.
Untuk meminimalkan risiko likuiditas, maka perusahaan sebaiknya berinvestasi pada
aset yang memang dapat segera dikonversikan ke kas tanpa mengurangi nilai secara
signifikan. Kalau perusahaan berinvestasi pada aset yang kurang likuid, seperti pada
saham atau obligasi yang tidak sering diperdagangkan di bursa, maka ketika
perusahaan butuh kas akan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menjual
saham atau obligasi tersebut.
Biasanya investasi pada piutang, surat berharga pasar uang dan pasar modal
relatif likuid. Sedangkan, investasi pada aset tetap relatif lebih tidak likuid.
● Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko di mana debitur (peminjam) tidak mampu
membayar kewajiban/utangnya, baik itu berupa bunga dan atau pokok pinjamannya.

14
Risiko kredit ini muncul tidak hanya melalui transaksi pinjam meminjam langsung
seperti bank memberikan pinjaman ke nasabahnya atau ketika perusahaan melakukan
penjualan secara kredit ke pelanggan, tetapi juga bisa berupa kegiatan investasi pada
obligasi. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan penerbit obligasi memiliki risiko
tidak mampu membayar, baik bunga dan pokok pinjaman kepada investor. Biasanya
besarnya risiko kredit dari perusahaan penerbit obligasi tercermin dari peringkat
(rating) yang diterbitkan oleh Lembaga pemeringkat terhadap kualitas obligasi.

2.1.2.4 Risiko Operasional

Selain risiko keuangan, perusahaan juga menghadapi risiko terkait dengan


kegiatan operasional sehari-hari. Risiko operasional biasanya terjadi karena tidak
berfungsinya sistem, SDM, teknologi atau faktor lain yang ada pada perusahaan. risiko
operasional yang mungkin terjadi pada perusahaan di antaranya kerusakan sistem
informasi, kerusakan mesin, kesalahan catat dari pegawai, perampokan, kesalahan
produksi, dll.

2.1.2.5 Risiko Murni dan Risiko Spekulatif

Risiko murni adalah risiko dimana dampak yang diakibatkan pasti akan
merugikan perusahaan. sedangkan jika risiko tersebut tidak terjadi maka tidak ada
keuntungan bagi perusahaan. contoh dari risiko murni adalah kebakaran, bencana alam,
kerusakan mesin,dll. Kalau risiko ini benar-benar terjadi maka akan berdampak pada
kerugian perusahaan. tetapi, jika kebakaran, bencana alam atau kerusakan mesin tidak
terjadi maka tidak ada dampak bagi perusahaan.Sebaliknya, risiko spekulatif adalah
risiko yang memberikan dua kemungkinan. Jika risiko terjadi maka akan merugikan
perusahaan, tetapi jika risiko tidak terjadi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
contoh dari risiko spekulatif adalah risiko penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar
atau risiko penurunan harga saham. Jika perusahaan memiliki kewajiban dalam bentuk
dolar, jika rupiah melemah maka kewajiban perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, jika
rupiah menguat maka perusahaan akan untuk karena kewajibannya dalam rupiah menjadi
turun. Sama juga dengan investasi perusahaan pada saham. Jika harga saham turun maka
perusahaan akan mengalami kerugian, tetapi jika harga saham tidak turun (naik) maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan.

15
2.1.2.6 Risiko Sistematik dan Risiko Non Sistematik

Risiko sistematik (risiko umum) adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi
(nondiversifiable risk). Risiko ini tidak dapat dihilangkan melalui proses diversifikasi yaitu
proses menggabungkan beberapa kegiatan yang tidak sejenis. Risiko sistematik sering juga
disebut dengan risiko pasar karena risiko ini berdampak tidak hanya pada satu perusahaan
tetapi terhadap satu industri/pasar atau negara. Contoh dari risiko sistematik ini adalah risiko
inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, risiko politik, dll.

Risiko non sistematik (risiko khusus) adalah risiko yang dapat


didiversifikasi/dikurangi dengan cara menggabungkan kegiatan/usaha yang berbeda-beda.
Risiko non sistematik sering juga disebut dengan risiko spesifik perusahaan karena hanya
Perusahaan/bidang usaha tertentu saja yang akan terkena dampak dari risiko ini. Contoh
risiko non sistematik adalah risiko bisnis, kematian orang kunci pada perusahaan, peraturan
terkait industri/bidang usaha tertentu, dll.

Pengetahuan perusahaan terhadap risiko sistematik dan risiko non sistematik akan
sangat berguna dalam upaya pengelolaan risiko yang ada. Karena ada risiko yang bisa
dikurangi melalui diversifikasi usaha/kegiatan, maka perusahaan dapat mempersiapkan
program pengelolaan untuk risiko yang non sistematik tersebut. Berdasarkan jenis risiko
tersebut, maka

Total risiko = Risiko Sistematik + Risiko Non Sistematik

2.1.2.7 Pembagian Risiko Menurut PBI

Di Indonesia, baru Bank Indonesia yang secara resmi mengatur industri perbankan
dalam hal pengelolaan risiko. Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun
2003 mengatur segala hal tentang manajemen risiko pada bank umum dan membagi risiko
menjadi 8 kelompok yaitu:

1. Risiko pasar, yaitu risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (suku
bunga, nilai tukar dan options) dari portofolio yang dimiliki, yang dapat merugikan
perusahaan (adverse movement).

16
2. Risiko likuiditas, yaitu risiko yang antara lain disebabkan perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.

3. Risiko kredit, yaitu risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak debitur (counterparty)
memenuhi kewajibannya.

4. Risiko operasional, yaitu risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya
problem eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan.

5. Risiko hukum, yaitu risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

6. Risiko kepatuhan, yaitu risiko yang disebabkan perusahaan tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

7. Risiko reputasi, yaitu adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi
negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap
perusahaan.

8. Risiko strategik, yaitu risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi perusahaan yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.

2.1.3. PORTOFOLIO

2.1.3.1. Pengertian

Portofolio adalah kumpulan atau gabungan dari berbagai instrument atau asset
investasi.

Tujuan dari pembentukan portofolio adalah untuk meminimumkan risiko dengan


diversivikasi.

Dalam berinvestasi didalam portofolio, yang harus diingat adalah bahwa aset

17
didalam suatu portofolio lebih kecil risikonya dibanding jika aset tersebut
hanya dipegang tunggal. Dari sudut pandang investor, yang terpenting adalah
return dan risiko secara keseluruhan dari portofolio yang dimilikinya, bukan
masing-masing aset didalam portofolio tersebut. Oleh karena itu, investor
menganalisa bagaimana risiko dan return suatu aset tunggal mempengaruhi
portofolio dimana aset tersebut berada.

2.1.3.2. Nilai Return Ekspektasi


Jika R1, R2, …, Rn adalah variabel acak dan w1, w2, …, wn adalah konstanta maka:

Rumus ini sering digunakan dalam analisis investasi, yaitu menghitung nilai
ekspektasi dari return portofolio, dimana R 1, R2, …, Rn adalah return masing-masing
asset dalam portofolio dan W1, W2, …, Wn adalah bobot (porporsi) dari masing-
masing asset tersebut.

Contoh :

Misalkan diketahui data mengenai saham A dan saham B sebagai berikut :

Kondisi Ekonomi probabilitas Return Saham A Return Saham B

Resesi 0,2 2% -4%

Normal 0,3 10% 5%

Booming 0,5 15% 20%

Ekspektasi return saham A = 0,2(2%) + 0,3(10%) + 0,5(15%)

=10,9%

Ekspektasi return saham B = 0,2(-4%) + 0,3(5%) + 0,5(20%)

18
=10,7%

Variansi return saham A = 0,2(2-10,9)2 + 0,3 (10-10,9)2 + 0,5(15-10,9)2

= 24,48%

Standar deviasi return A = √24,48 = 4,95%

Variansi return saham B = 0,2(-4-10,7)2 + 0,3 (5-10,7)2 + 0,5(20-10,7)2

= 96,19

Standar deviasi return B = √96,19 = 9,18%

jika saham A 50% dari keseluruhan portofolio maka imbal hasil yang diharapkan dari portofolio
A&B adalah : 50% (10,9%) + 50% (10,7) = 10,8%

2.1.3.3. Risiko Portofolio


Risiko portofolio dapat diukur sebagai standar deviasi dari portofolio, namun
perhitungan standar deviasi tersebut tidak dihitung dengan menggunakan rata-rata
tertimbang standar deviasi masing-masing sekuritas didalam portofolio. Perhitungan
risiko dari sebuah portofolio harus memperhatikan hubungan atau korelasi return
antar saham-saham tersebut.

Penurunan Risiko Portofolio


Jika diasumsikan bahwa semua sumber risiko dari sebuah portofolio tidak
bergantung satu sama lain (independen), semakin banyak jumlah instrument atau
asset yang terdapat dalam sebuah portofolio, maka akan semakin rendah risikonya.
Sehingga yang perlu diperhatikan disini adalah berapa banyak instrument atau asset
yang dimasukkan kedalam portofolio?
Penurunan risiko portofolio dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi atas
saham-saham yang dimiliki dalam sebuah portofolio. Diversifikasi adalah strategi
penempatan dana investasi ke dalam instrumen yang berbeda-beda. Yang dimaksud
dengan berbeda-beda di sini adalah potensi return, risiko dan likuiditasnya. Sebagai
contoh, potensi return investasi di saham tentu saja berbeda dengan obligasi.

19
Pada umumnya, saham memberikan return yang lebih besar daripada obligasi.
Namun tentu saja risiko berinvestasi di saham lebih besar karena fluktuasi harga
saham cenderung lebih besar daripada obligasi. Aspek ketiga adalah likuiditas.
Likuiditas di sini artinya adalah kemudahan untuk membeli dan menjual sebuah
instrumen investasi. Contoh yang bagus untuk ini adalah properti. Kalau kita
mengiklankan rumah kita belum tentu hari itu juga bisa terjual. Bisa besok, minggu
depan atau bahkan bulan depan rumah kita baru bisa terjual. Berbeda dengan saham
yang dapat kita perdagangkan saat itu juga kalau kita inginkan.
Diversifikasi acak (random diversification) adalah mendiversifikasikan saham tanpa
melihat pada karakteristik masing-masing saham yang relevan. Penurunan dari
marjinal risiko akan semakin kecil seiring dengan penambahan sekuritas. Jumlah
sekuritas yang sangat besar tidak dibutuhkan untuk menurunkan risiko secara
signifikan.
Diversifikasi tidak hanya terbatas pada investasi di industri yang berbeda pada
negara yang sama, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan berinvestasi antar negara.
Diversifikasi internasional dapat bermanfaat bila tingkat keuntungan (return) yang
diminta oleh investor ditentukan oleh risiko sistematis pasar domestik (yang
menunjukkan bahwa pasar modal di dunia bersifat fully segmented). Hal ini
disebabkan karena sebagian risiko yang semula tidak dapat didiversifikasi, sekarang
bisa dihilangkan dengan diversifikasi internasional. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antar indeks pasar di berbagai pasar modal
rendah (Pudjiastuti, 1990). Sebaliknya bila return ditentukan oleh risiko sistematis
dalam lingkup pasar dunia (yang menunjukkan bahwa pasar modal dunia bersifat
fully integrated), maka diversifikasi internasional tidak memberikan manfaat yang
berarti. Manfaat yang diperoleh hanya berupa efek diversifikasi murni, yaitu
penurunan kontribusi risiko non-sistematis sekuritas individual terhadap risiko total
suatu portofolio.

20
Portfolio risk

Markowitz Diversification
Selain random diversifikasi, juga terdapat non-random diversifikasi. Berbeda
dengan random diversifikasi, non-random diversifikasi mengukur dan mengelola
risiko portofolio, memperhatikan hubungan antar sekuritas-sekuritas portofolio
sebelum membuat keputusan investasi.Diversifikasi ini mengambil keuntungan
dari expected return dan risiko dari sekuritas- sekuritas individual dan bagaimana
return dari sekuritas tersebut bergerak bersama- sama. Markowitz Portfolio :
Portofolio yang efisien menurut Markowitz dapat dicari melalui pengkombinas ian
seluruh sekuritas yang akan memaksimumkan expected return (tingkat
pengembalian yang diharapkan) pada tingkat risiko (variance) tertentu.

Markowitz Portofolio

21
Perhitungan Risiko Portofolio Berdasarkan Markowitz
Dalam menghitung besarnya risiko portofolio menurut Markowitz, ada 3 faktor
yang harus diperhatikan, yaitu;
A. Bobot masing-masing sekuritas didalam portofolio.

1) Bobot risiko sekuritas individual


Dihitung dengan membobotkan varians menggunakan proporsi dari dana
sekuritas-sekuritas tersebut didalam portofolio.
Untuk sekuritas i :

2) Bobot pergerakan bersama antar return


Return kovarians dibobotkan menggunakan proporsi dari dana-dana tersebut
dalam masing-masing sekuritas.
Untuk sekuritas i, j :
B. Covariance antar 2 sekuritas.

Kovarians (covariance) adalah suatu ukuran data yang bertujuan untuk melihat
hubungan antar dimensi.
Kovarians menunjukkan sejauh mana return dari dua sekuritas dalam portofolio
cenderung untuk bergerak bersama-sama.

Kovarians dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut;

Konvarians (σij) berhubungan dengan koefisien korelsi. koefisien korelasi (ρij)


adalah suatu ukuran hubungan antara dua sekuritas ( I dan j ). KOEFISIEN Korelasi
memiliki nilai antara -1 dan 1 (-1<ρij<1).
ρij = + 1.0 artinya kedua return saham I dan j memiliki korelasi positif sempurna.
Ketika saham I mengalami kenaikan return, maka saham j juga mengalami kenaikan
return dengan jumlah kenaikan yang sama besar dengankenaikan return pada saham
j.
ρij = -1.0 artinya kedua return saham I dan j memiliki korelasi negative sempurna.
ketika saham I mengalami kenaikan return, maka saham j mengalami penurunan

22
return dengan jumlah penurunan sam besar dengan kenaikan return pada saham j.
ρij = 0.0 artinya kedua return saham I dan j memiliki korelasi nol atau tidak memiliki
korelasi satu sama lain.
Hubungan antara kovarians dengan koefisien korelasi dapat dilihat pada formula

Secara umum, semakin kecil korelasi positif antar sekuritas, maka akan semakin
baik portofolio tersebut.

C. Varians atau risiko dari masing-masing sekuritas.

Berdasarkan ketiga faktor tersebutlah kemudian standar deviasi untuk


portofolio dapat dihitung dengan persamaan seperti dibawah ini;

Dimana : σp adalah standar deviasi portofolio


wi adalah bobot sekuritas I dalam portofolio
wj adalah bobot sekuritas j dalam portofolio
σi adalah standar deviasi sekuritas I
σj adalah standar deviasi sekuritas j
ρij adalah koefisien korelasi sekuritas I dan j
Penyederhanaan perhitungan markowitz
Model porfolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks
selanjutnya dikembangkan oleh William F. Shape ditahun 1963 dengan menciptakan
model indeks tunggal (Single Index Model). Model ini mengkaitkan perhitungan
return setiap asset pada return indeks pasar secara matematis, model indeks tunggal
adalsh sebagai berikut :
Ri = αi + βiRm + ei
Dimana : Ri adalah return sekuritas i
Rm adalah return indeks pasar
αi adalah bagian return sekuritas yang tidak di pengaruhi kinerja pasar
βi adalah ukuran kepekaan return sekuritasi terhadap perubahan return pasar
ei adalah kesalahan residual

23
Perhitungan kovarian dengan model Markowitz dengan model indeks
tunggal
mengandung perbedaan. Model Markowitz menghitung kovarians melalui
penggunaan matriks hubungan varians-kovarians yang memerlukan
perhitungan yang kompleks. Sedangkan dalam model tunggal, risiko
disederhanakan ke dalam dua komponen, yaitu risiko keunikan perusahaan
secara matematis, resiko dalam model indeks tunggal bisa digambaran
sebagai berikut :
σi2 = βi2[rp2] + σei
persamaan perhitungan risiko sekuritas dan model indeks tunggal dalam persamaan
tersebut di atas juga bisa diterapkan untuk menghitung risiko portofolio. Persamaan
untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks tunggal akan menjadi :
σp2 = βp2[rp2] + σei

Penentu Nilai Instrinsik dan Harga Saham

24
Persepsi investor terhadap return dan risiko dari sebuah saham akan menentukan
harga pasar dari saham tersebut. Sedangkan return yang sebenarnya dapat dihasilkan
oleh saham dan risiko sebenarnya yang terkandung dalam saham tersebut akan
membentuk nilai intrinsik dari saham tersebut.

Pada saat kesetimbangan (equilibrium), nilai saham harus sama dengan


nilai intrinsik atau nilai yang sebenarnya. Ketika investor memiliki persepsi
yang tidak benar mengenai return dan risiko dari sebuah saham, maka akan
semakin jauh harga saham menyimpang dari nilai intrinsiknya. Sebaiknya,
manajer menghindari melakukan tindakan-tindakan yang dapat
menurunkan nilai intrinsik, walaupun jika keputusan tersebut digunakan
untuk meningkatkan harga saham dalam jangka pendek.

Jenis-jenis Investasi

Berdasarkan potensi pertumbuhan nilai, instrumen investasi (dalam


hal ini saham) dibedakan menjadi:

A. Growth Stock
Growth stock diasosiasikan pada perusahaan yang high-quality atau
perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatannya diatas rata-
rata relative terhadap pasar. Umumnya memiliki Price-Earning dan
Price-to-Book value rasio yang tinggi. Pasar menempatkan growth
stock pada nilai yang tinggi dan hal tersebut membuatnya terlihat
mahal dan undervalue.

B. Value Stock
Value stock cenderung untuk diperdagangkan pada harga yang lebih
rendah dibandingkan dengan nilai fundamentalnya, walaupun
sebenarnya perusahaan memiliki fundamental yang baik (termasuk
dividen, pendapatan dan penjualannya). Hal ini mungkin disebabkan
salah satunya karena merupakan perusahaan baru, sehingga tidak
disadari oleh investor.

25
C. Good Stock

Good stock merupakan saham yang sangat likuid. Saham ini sangat
mudah diperjualbelikan. Di Indonesia sendiri, terdapat 45 saham yang
sangat likuid. Namun, saham ini merupakan saham yang sangat
volatile atau berisiko. Hal ini bisa dilihat dari standar deviasi
perubahaan harganya setiap hari. Harga saham naik dan turun secara
cepat dalam periode yang singkat.
Pada umumnya sebuah portofolio dikatakan ideal apabila memiliki Growth
Stock dan Value Stock , atau biasa juga disebut Blended Portfolio.

2.2 TIME VALUE OF MONEY(APLIKASI PRAKTIS NILAI WAKTU DARI UANG)

Time Value of Money merupakan suatu konsep finansial yang menyatakan nilai uang
sekarang lebih berharga dibandingkan dengan jumlah yang sama dimasa mendatang. Konsep
ini juga akan memberi tahu berapa nilai wajar suatu aset hari ini (Present Value) dan dengan
mengharapkan suatu tingkat pengembalian tertentu dikemudian hari (Future Value).
2.2.1 Overview Pengoperasian Kalkulator Texas Instrument BaII Plus
Untuk mengaplikasikan secara praktis nilai waktu dari uang dapat digunakan
kalkulator Texas Instrument BA-II Plus, dengan indikator informasi status kalkulator,
sebagai berikut:

Indikator Kegunaan
2nd Memilih fungsi kedua
COMPUTE Menghitung nilai dari variable yang ditampilkan
ENTER Memasukan nilai
SET Merubah setting dari variabel yang ditampilkan
↑↓ Menampilkan variable sebelumnya dan setelahnya di dalam
worksheet.
DEL Menghapus data arus kas atau statistic
INS Menyisipkan data arus kas atau statistic

26
BGN Digunakan dalam perhitungan time value of money dengan
pembayaran diawal periode. Sebaliknya, ketiak BGN tidak
muncul maka menggunakan pembayaran diakhir periode (END)
- Menunjukkan nilai yang ditampilkan negatif.

2.2.2 Pengaturan Format Kalkulator

Penggunaan Tools yang digunakan Display Default


Memilih jumlah angka 2nd [FORMAT] DEC (0-9) 2
desimal
Memilih unit sudut ↓ DEG (degrees) DEG
RAD (Radiands)
Memilih tanggal ↓ US (mm-dd-yyyy) US
Eur (dd-mm-yyyy)
Memilih pemisah angka ↓ US (1,000.00) US
(number separators) EUR (1.000,00)
Memilih metode perhitungan ↓ Chn (Chain) Chn
𝐴𝑂𝑆 𝑇𝑀(algebraic
operating system)
Penjelasan:
1. Untuk mengakses pilihan format, tekan 2nd [FORMAT] maka pada layar akan
muncul DEC
2. Untuk merubah banyaknya angka decimal, ketik jumlah angka decimal yang
diinginkan (0-9) dan ENTER.
3. Untuk mengakses format kalkulator yang lain, maka tekan ↓ atau ↑ untuk setiap
format.
4. Untuk mengubah format yang dipilih, tekan 2nd [SET].
5. Untuk mengubah format kalkulator yang lain maka ulangi langkah 3 dan 4, untuk
kembali ke mode kalkulator standar (2nd [OUIT]), dan untuk mengakses worksheet
tekan kunci worksheet/sequence.

27
2.2.3 Menghapus Data Entry dan Memori

Kegunaan: menghapus Tekan


Satu angka di digit terakhir →
Data entry yang salah/error CE/C
Worksheet yang diminta dan menghapus data yang salah 2nd [CLR WORK]
Setting format kalkulator dan menghapus data yang salah 2nd [FORMAT]
2nd [CLR WORK]
Keluar dari worksheet dan kembali ke pengaturan kalkulator 2nd [QUIT]
standard atau menghapus semua pengoperasian dalam pengaturan
kalkulator
Variabel – variabel dalam Time Value of Money worksheet dan 2nd [QUIT]
nilai yang salah 2nd [CLR TVM]
Satu dari 10 memori tanpa mempengaruhi yang lain 0STO dan angka dari
memori (0-9)

2.2.4 Tools For Financial Solution

Penggunaan (Memilih: ) Fungsi Tools yang digunakan


TVM (Time Value of Menganalisa arus kas (anuitas, N, I/Y, PV, PMT, FV,
Money) worksheet pinjaman hipotek, sewa, tabungan) atau 2nd [P/Y]
Amortisasi Mengitung amortisasi dan 2nd [AMORT]
membentuk jadwal amortisasi
Cash Flow Worksheet 2ndCF
Menganalisa arus kas dengan
menghitung NPV (net present value)
dan IRR (internal rate of return)
Depreciation Worksheet 2nd [DEPR]
Membentuk jadwal depersiasi dengan
menggunakan 1 dari 6 metode
depresiasi

28
Interest Conversion 2nd [ICONV]
Mengkonversi tingkat bunga antar
Worksheet
nominal rate (atau annual percentage
rate- tingkat persentase tahunan) dan
annual effeftive rate (EAR)

2.2.5 Time Value of Money (TVM) Worksheet


Menyajikan prosedur menghitung Future Value (FV) dan Present Value (PV) arus kas
tunggal, anuitas, dan serangkaian arus kas yang tidak sama, pengaruh dari periode
compounding (bunga majemuk) dan prosedur memecah variabel lainnya dalam
permasalah Time Value of Money.

Variabel Tools yang digunakan/Key Display Jenis Variabel


Lamanya periode N N Enter/Compute
Tingkat bunga per tahun I/Y I/Y Enter/Compute
Present Value (PV) PV PMT Enter/Compute
Pembayaran PMT PMT Enter/Compute
Future Value FV FV Enter/Compute
Banyaknya pembayaran 2nd [P/Y] P/Y Hanya Enter
per tahun
Banyaknya periode ↓ C/Y Hanya Enter
pemajemukan
(compounding) per tahun
Pembayaran akhir 2nd [BGN] END Setting
periode
Pembayaran awal periode 2nd [SET] BGN Setting
Pembayaran awal 2nd [AMORT] P1 Hanya enter
Pembayaran akhir ↓ P2 Hanya enter
Balance ↓ BAL Auto compute
Pembayaran pokok ↓ PRN Auto compute
(principal paid)
Pembayaran bunga ↓ INT Auto compute

29
2.2.5.1 Konsep Nilai Waktu Dari Uang dan Aplikasi
Ketika investasi dipengaruhi oleh bunga majemuk, pertumbuhan dalam nilai
investasi dari periode ke periode akan mencerminkan bunga pokok diawal dan
bunga atas bunga periode sebelumnya. Aplikasi TVM sering kali digunakan untuk
menentukan future value (FV) arus kas suatu investasi sebagai hasil dari efek
bunga majemuk yang terkait dengan proyeksi membuat arus kas ke depan dan
present value (PV) yang membawa arus kas dari suatu investasi kembali ke awal
masa investasi berdasarkan tingkat mengembalian (rate of return) majemuk yang
sesuai. Perhitungan TVM ini berguna ketika harus membandingkan alternatif
investasi karena nilai arus kasnya harus diukur pada suatu titik tertentu, biasanya
pada awal atau akhir periode.
2.2.5.2 Penggunaan Kalkulator Financial
Dalam kalkulator TI BAII Plus untuk aplikasi TVM, penggunaan default untuk
fungsi periode setahun (P/Y) = 12 yang secara otomatis mengubah suku bunga
tahunan (I/Y) menjadi bulanan, perlu diatur ulang menjadi 1, dengan cara menekan
2nd [P/Y] kemudian masukkan angka “1” [ENTER], terakhir tekan 2nd [QUIT]
2.2.5.3 Time Lines
Time lines merupakan diagram arus kas dari suatu permasalahan TVM
dimana arus kas yang terjadi saat ini diletakkan pada waktu nol, arus kas keluar
(pembayaran) bertanda negatif dan arus kas masuk (penerimaan) bertanda positif.
Setelah arus kas diletakkan pada satu time line, arus kas tersebut dapat ditarik ke
awal periode investasi untuk menghitung PV melalui proses yang disebut
pendiskontoan (discounting) atau ditarik ke akhir periode investasi untuk
menghitung FV melalui proses yang disebut dengan pemajemukan
(compounding).
Ilustrasikan time line untuk suatu investasi senilai Rp.2.000 saat ini (arus
kas keluar) dan akan menghasilkan serangkaian penerimaan kas (arus kas masuk)
sebesar Rp.600 selama lima tahun pada setiap akhir tahun, sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5

30
-2.000 600 600 600 600 600

Penjelasan:
Arus kas pada yang digambarkan pada time line terjadi pada akhir periode. Akhir
suatu periode sama dengan awal periode berikutnya. Contohnya, ahkir tahun
kedua (t= 2) sama dengan awal tahun ketiga, sehingga arus kas pada tahun 3
tampak saat t = 2 dalam time line.

Suku Bunga
Suku bunga atau tingkat diskonto merupakan ukuran TVOM, meskipun perbedaan
risiko dalam surat berharga finansial juga dapat menyebabkan perbedaan dalam
suku bunga ekulibrium yaitu tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate
of return) untuk suatu investasi di pasar, dengan logika bahwa tingkat
pengembalian pasar adalah yang diharapkan investor dan penabung untuk
membuatnya mau meminjamkan dana. Contoh:
a. Suku bunga sebagai tingkat diskonto, jika seseorang dapat meminjam dengan
suku bunga 10%, maka harus mendiskontokan pembayaran di masa depan
dengan suku bunga tersebut agar memperoleh nilai yang sama dalam rupiah
sekarang.
b. Suku bunga sebagai opportunity cost untuk konsumsi saat ini, jika tingkat suku
bunga pasar untuk surat berharga 1 tahun adalah 5%, maka memperoleh
tambahan 5% merupakan kesempatan yang hilang ketika konsumsi saat ini
dipilih dibandingkan dengan menabung (menunda konsumsi).
Suku bunga bebas risiko riil (real risk-free rate) adalah suku bunga teoritis untuk
satu periode pinjaman yang tidak memiliki ekpektasi inflasi denga tingkat
pengembalian merujuk pada kenaikan daya beli investor (setelah disesuaikan
dengan inflasi). Ekspektasi inflasi masa depan tidak sama dengan nol. Suku bunga
pada Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah contoh suku bunga bebas resiko
karena memiliki premi inflasi namun bukan merupakan tingkat pengembalian riil.

31
SPN adalah surat utang yang berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan
pembayaran bunga diskonto. Hubungan yang mendekati dalam hal ini adalah:

𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙


= 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑟𝑖𝑖𝑙 + 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖

Jenis risiko surat berharga:


Surat berharga dapat memiliki satu atau lebih risiko dengan setiap penambahan
risiko meningkatkan tingkat pengembalian yang diinginkan, sebagai berikut:
a. Risiko gagal bayar (default risk ) yaitu risiko yang timbul karena kondisi
peminjam yang tidak dapat melakukan pembayaran sesuai yang dijanjikan
secara tepat waktu.
b. Risiko likuiditas yaitu risiko yang timbul jika penerimaan kurang dari nilai
wajar untuk suatu investasi jika harus dijual.
c. Risiko jatuh tempo (maturity risk) yaitu terkait harga obligasi. Harga obligasi
dengan jatuh tempo lebih panjang akan lebih berfluktuasi sehingga memiliki
risiko jatuh tempo lebih tinggi dibandingkan harga obligasi dengan jatuh
tempo pendek. Obligasi dengan jatuh tempo panjang membutuhkan premi
risiko jatuh tempo.

Setiap faktor resiko tersebut terkait dengan premi risiko yang ditambahkan ke
dalam perhitungan suku bunga bebas resiko untuk tujuan penyesuaian jenis resiko
terhadap sekuritas lain seperti Treasury-bills yang sangat likuid, berjangka
pendek, dan bebas gagal bayar:

𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛


= 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 + 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟
+ 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖 𝑙𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 + 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑜
EAR (effective annual rate)
Institusi keuangan biasanya menyatakan suku bunga secara tahunan (annual)
bersamaan dengan frekuensi compounding. EAR atau suku bunga tahunan adalah
suku bunga yang direalisasikan investor sebagai hasil compounding yang

32
mencerminkan tingkat pengembalian tahunan aktual yang diperoleh setelah
penyesuaian dilakukan terhadap periode compounding yang berbeda.
𝐸𝐴𝑅 = (1 + 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑖𝑐𝑟𝑎𝑡𝑒) 𝑚 − 1
Ket:

Periodicrate = 𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛


𝑚
m = Jumlah periode compounding dalam setahun

Ketika bunga majemuk digunakan, suku bunga aktual hanya akan sama dengan
stated rate ketika bunga dimajemukkan secara tahunan. Semakin banyak frekuensi
compounding maka semakin tinggi EAR dibandingkan stated rate. Contoh:
Hitunglah EAR jika stated annual rate adalah 12%, dimajemukkan secara
triwulan. Maka perhitungannya:
Secara manual:
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Diketahui: m = =4
3 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑡𝑟𝑖𝑤𝑢𝑙𝑎𝑛)
12%
Periodic rate = = 3% → 0.03
4

Jawab: EAR = (1 + 0.03) 4 − 1 = 1.1255 − 1 = 0.1255 (12,55%)

Aplikasi kalkulator finansial:


● Gunakan fungsi [𝑦 𝑥 ] yaitu 1.03 [𝑦 𝑥 ]4 = 0.1255
● Mengunakan fungsi ICONV:
Tekan 2nd [ICONV], masukkan NOM =12 [ENTER], tekan ↓ (2 kali) dan
masukkan C/Y = 4 [ENTER], kemudian tekan ↑ sampai layar menunjukkan
EFF, lalu tekan CPT sehingga EFF = 12.55.

Latihan menghitung EAR:

Soal: dengan menggunakan stated rate 8%, hitung EAR untuk pemajemukan
secara semesteran, triwulanan, bulanan, dan harian.

Jawab:

a. Semesteran

33
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Diketahui: m = =2
6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
8%
Periodic rate = = 4% → 0.04
2

Jawab: EAR = (1 + 0.04) 4 − 1 = 1.1698 − 1 = 0.1698 (16,98%)


b. Triwulanan
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Diketahui: m = =4
3 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑡𝑟𝑖𝑤𝑢𝑙𝑎𝑛)
8%
Periodic rate = = 2% → 0.02
4

Jawab: EAR = (1 + 0.02) 4 − 1 = 1.0824 − 1 = 0.0824 (8,24%)


c. Bulanan
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Diketahui: m = =1
12
8%
Periodic rate = = 8% → 0.08
1

Jawab: EAR = (1 + 0.08) 4 − 1 = 1.3604 − 1 = 0.3604 (36,04%)


d. Harian
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Diketahui: m = = 0.033
360
8%
Periodic rate = = 242.42% → 2.4242
0.033

Jawab: EAR = (1 + 2.4242) 4 − 1 = 137.47 − 1 = 136.47 (1,3647% )


2.2.5.4 Future Value Nilai Tunggal
Future value adalah sejumlah nilai di masa depan yang akan datang dari nilai
jumlah yang diinvestasikan pada saat ini. FV akan tumbuh selama waktu tertentu
ketika ditempatkan pada rekening yang membayar bunga majemuk. FV disebut
juga nilai majemuk, yaitu perhitungan bunga majemuk paling sederhana. FV satu
arus kas:
𝐼
𝐹𝑉 = 𝑃𝑉(1 + ) 𝑁
𝑌
Ket:

FV = Jumlah uang yang diinvestasikan hari ini (PV)


I/Y = Tingkat pengembalian setiap periode compounding
N = Jumlah total periode compounding

34
Investasi hanya terkait dengan satu arus kas keluar (PV), saat t = 0 pada time line.
Rumus FV nilai tunggal akan menentukkan nilai suatu investasi pada akhir periode
compounding N, dengan memperoleh tingkat pengembalian majemuk, I/Y untuk
𝐼
seluruh periode. Faktor (1 + ) 𝑁 yang disebut dengan future value factor/future
𝑌
value interest factor mencerminkan tingkat compounding suatu investasi untuk
arus kas tunggal pada I/Y selama N periode compounding.

Compounding Interest (Bunga Majemuk)

Buka majemuk terjadi ketika bunga yang dihasilkan dari investasi selama periode
awal ditambahkan ke nilai principal (nilai awal) investasi awal. Bunga yang
diterima periode dua merupakan bunga yang didasarkan pada nilai periode
pertama ditambah bunga periode awal. Berikut nilai masa depan (FV) secara
matematik:

a. Dari bunga yang dimajemukkan tiap tahun:

𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(1 + 𝑖) 𝑛
Keterangan:

FVn = Nilai masa depan (FV) investasi di akhir tahun n


PV = Nilai saat ini (PV)/ nilai investasi di awal periode
i = Tingkat bunga (diskonto) tahunan.
n = Jumlah tahun periode yang dimajemukkan
Contoh:

Jika kita menabung sebesar 100jt dan memperoleh bunga 6%, berapa uang kita
setelah 1 tahun?

Jawab:

𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(1 + 𝑖) 𝑛
𝐹𝑉1 = 100,000,000 (1 + 0.06) 1 = 100,000,000 (1.06) = 106jt

Atau menggunakan tabel nilai waktu uang:

𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(𝐹𝑉𝐼𝐹𝑖 ,𝑛 )

35
𝐹𝑉1 = 100,000,000 (𝐹𝑉𝐼𝐹6%,1) = 100,000,000 (1.06) = 106jt

b. Periode compounding kurang dari satu tahun


𝑖 𝑚𝑛
𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(1 + )
𝑚
m = Jumlah compounding yang dilakukan selama 1 tahun
Ket:

Contoh:

Jika kita menabung sebesar 100 juta dan memperoleh bunga 6% dengan
quarterlycompounding (3 bulanan), berapa jumlah tabungan setelah 5 tahun?

Jawab:

𝑖 𝑚𝑛
𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(1 + )
𝑚
0.06 4𝑥5
𝐹𝑉5 = 100,000,000 (1 + )
4
𝐹𝑉5 = 100,000,000 (1.3468) = 134.68 jt

Atau mengunakan tabel:

F𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(𝐹𝑉𝐼𝐹𝑖,𝑛 )

𝐹𝑉1 = 100,000,000 (𝐹𝑉𝐼𝐹1 ,5%,20 ) = 134.68 jt

c. Continous compounding
Contoh:
Berapakah FV dari 1,000 dengan bunga 8% jika dilakukan continuous
compounding setelah 100 tahun?
Jawab:
𝐹𝑉 = 𝑃𝑉 (𝑒 𝑖 .𝑛 ) = 1,000 (𝑒 0.08𝑥100 ) = 2,980,957.99
d. Menggunakan aplikasi kalkulator finansial
Contoh:

36
Hitung FV dari investasi Rp.600 pada akhir tahun kesepuluh jika memperoleh
pengambalian 8% per tahun.
Jawab:
● Merubah setting menjadi default setting: 2nd [RESET] [ENTER] akan
muncul RST 0.00 di layar. Kemudian masukkan jangka waktu
pembayaran 10N sehingga menghasilkan N = 10.00, masukkan tingkat
bunga 8 [I/Y] (display: I/Y = 8.00), selanjutnya masukkan nilai sekarang
(PV): 600+/-PV dengan tampilan PV = -600.00. terakhir hitung Future
Value dengan menekan CPTFV maka hasilnya adalag FV = 1,295.35.
● Atau dengan cara menekan 1.08 [𝑦 𝑥 ]10 [x] 600 [=] 1,295.35
Latihan:
Soal: Jika memiliki tabungan sebesar $5.000, maka berapakah besarnya jumlah
tabungan setelah 20 tahun jika diketahui tingkat bunga 8%?
Jawab:

𝐹𝑉𝑛 = 𝑃𝑉(1 + 𝑖) 𝑛
𝐹𝑉1 = $5.000 (1 + 0.08) 20 = $5.000 (4.660) = $23,300

2.2.5.5 Present Value Nilai Tunggal


Present Value (PV) nilai tunggal adalah nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima pada waktu tertentu di masa depan. Dengan kata lain present value,
merupakan jumlah uang yang harus diinvestasikan hari ini, dengan tingkat
pengembalian tertentu selama periode waktu tertentu pula, untuk memperoleh FV
tertentu. Seperti telah disebutkan sebelumnya, proses menemukan PV dari arus
kas dikenal sebagai pendiskontoan (arus kas masa depan didiskontokan ke saat
ini). Suku bunga yang digunakan dalam proses diskonto umumnya disebut sebagai
tingkat diskonto tapi juga dapat disebut sebagai opportunity cost, tingkat
pengembalian yang diinginkan, atau juga sebagai biaya modal (cost of capital).
Apapun namanya, pada dasarnya hal tersebut mencerminkan tingkat
pengembalian majemuk tahunan yang dapat diperoleh dari suatu investasi.

37
Present Value adalah nilai saat ini dari sejumlah uang yang akan diterima di masa
yang akan datang. Secara matematika, present value dari sejumlah uang yang akan
diterima di masa depan adalah dapat ditentukan dengan rumus:

1
𝑃𝑉 = 𝐹𝑉𝑛
(1 + 𝑖) 𝑛

Dimana :
PV = present value dari uang dimasa depan
𝐹𝑉𝑛 = future value dari investasi di akhir tahun n
𝑖 = opportunity rate atau discount rate
𝑛 = jumlah tahun sampai uang akan diterima
Present value dari uang di masa depan berhubungan terbalik baik dengan lamanya
tahun sampai uang diterima dan opportunity rate atau discount rate.

Misalnya :
1. Jika kita menerima 100 juta satu tahun dari sekarang, berapakah present value (PV)
dari uang tersebut jika opportunity cost adalah 6%?
1
𝑃𝑉 = 𝐹𝑉𝑛
(1 + 𝑖) 𝑛
1
𝑃𝑉 = 100
(1 + 0,06) 1
𝑃𝑉 = 94,34 𝑗𝑢𝑡𝑎

2. Jika kita menjual tanah dengan harga 11,93 miliar yang kita beli 5 tahun lalu
seharga 5 miliar, berapakah tingkat pengembalian (rate of return) tahunan dari
investasi tanah tersebut?
𝐹𝑉𝑛
𝑃𝑉 =
(1 + 𝑖) 𝑛
11,93
5=
(1 + 𝑖) 5
2,31866 = (1 + 𝑖) 5

38
1
(2,31866) 5 = 1 + 𝑖
𝑖 = 19%

3. Jika kita menabung 100 juta dengan bunga 9,6% per tahun dan di-compound tiap
bulan, berapa lamakah waktu yang diperlukan agar uang tersebut dapat
berkembang menjadi 500 juta?
𝐹𝑉𝑛
𝑃𝑉 =
(1 + 𝑖) 𝑛

500
100 =
0.096 𝑚 𝑛
(1 + )
12
5 = (1,008) 𝑚×𝑛

𝑙𝑛 𝑙𝑛 5 = (𝑚 × 𝑛) 𝑙𝑛 𝑙𝑛 (1,008)
1,60944 = 0,007968 (m × n )
m × n = 202 bulan
n = 202/12 =16,83 tahun

2.2.5.6 Anuitas
Anuitas adalah serangkaian arus kas yang sama dan terjadi pada interval
yang sama selama periode tertentu. Terdapat dua jenis anuitas yaitu :
1. Anuitas Biasa (ordinary annuities)
Anuitas biasa merupakan anuitas paling umum, yang dicirikan dengan arus
kas yang terjadi pada akhir setiap periode compounding. Hal ini merupakan
pola arus kas yang biasa dalam banyak aplikasi investasi dan keuangan
perusahaan.
2. Anuitas Dimuka (annuties due)
Anuitas di muka merupakan pembayaran atau penerimaan terjadi pada awal
setiap periode (pembayaran pertama dilakukan hari ini saat t = 0).

39
Menghitung FV atau PV dari anuitas dengan kalkulator finansial tidak
lebih sulit dibandingkan dengan arus kas tunggal. Perbedaan antara nilai
tunggal (single sum) dengan anuitas dalam permasalahan TVM adalah pada
pencarian PV atau FV dari arus kas, dimana yang satu merupakan arus kas
tunggal sedangkan yang lain merupakan arus kas periodik yang sama,
dimana nilai arus kas periodik didefinisikan dengan fungsi PMT pada
kalkulator finansial.

Contoh :
Berapa future value dari anuitas biasa yang memberika pembayaran Rp.150
per tahun padaakhir setiap tahun selama 15 tahun, dimana investasinya
diperkirakan memberikan tingkat pengembalian 7%?
Pembahasan :
Untuk kasus ini dengan menggunakan metode finansial, masukan data yang
relevan dan hitung FV.
Keterangan Tekan Display
Merubah setting menjadi default 2nd [RESET] RST 0.00
setting ENTER
Memasukkan Jk. waktu pembayaran 15 N N = 15.00
Memasukkan tk. Bunga 7 I /Y I / Y = 7.00
Memasukan arus kas per tahun 150 +/-PMT PMT = -150.00
Hitung Future Value CPTFV FV = 3.769,35

Dalam kasus ini secara implisit PV = 0.


Time line untuk arus kas dalam kasus ini diperlihatkan dengan gambar
dibawah. FV dari Anuitas Biasa :

0 1 2 3 ... 15

150 150 150 150

40
Seperti terindikasikan disini, jumlah nilai majemuk dari arus kas individua l
dalam anuitas biasa selama 15 tahun ini adalah Rp. 3.769,35. Perhatikan
bahwa pembayaran anuitasnya sendiri berjumlah Rp.2.250 = 15 × Rp.150,
sehingga nilai Rp. 3.769,35, sudah mencerminkan bunga padatingkat 7% per
tahun.

Untuk mencari PV dari anuitas biasa, rangkaian arus kas masa depan,
PMT, yang digunakan dalam permasalahan FV anuitas, didiskont okan
kembali ke saat ini (waktu = 0), bukan dimajemukkan ke masa depan sampai
tanggal terakhir anuitas.

Dalam hal ini, variabel PMT merupakan nilai pembayaran periodik


tunggal, bukan total seluruh pembayaran (atau deposit) dalam anuitas.
Present value anuitas biasa (PVAO) mengukur PV kolektif dari serangkaian
arus kas yang sama yang diterima pada akhir setiap periode compounding
selama jumlah periode tertentu, N, dengan tingkat pengembalian tertentu
juga, I/Y.

Contoh :
Berapa PV dari anuitas yang memberikan pembayaran bunga Rp.200 per
tahun pada akhir setiap tahun selama 13 tahun dengan tingkat diskonto 6%?

Pembahasan :
Pembayaran terjadi pada akhir tahun, jadi anuitas ini adalah anuitas biasa.
Untuk memecahkan masalah ini dengan kalkulator finansial, masukkan data
yang relevan dan hitung PV.
Keterangan Tekan Display
Merubah setting menjadi default setting 2nd [RESET] RST 0.00
ENTER
Memasukkan Jk. waktu pembayaran 13 N N = 13.00
Memasukkan tk. Bunga 6 I /Y I / Y = 6.00

41
Memasukan arus kas per tahun 200 +/-PMT PMT = -200.00
Hitung Present Value CPTPV FV = 1770,54

Rp.1770,54 yang dihitung disini mencerminkan jumlah uang yang perlu


diinvestasikan investor hari ini pada tingkat pengembalian 6% untuk
menghasilkan arus kas sebesar Rp.200 setiap akhir tahun selama 13 tahun.

2.2.5.7 Future Value Anuitas di Muka (𝐹𝑉𝐴 𝐷 )


Untuk menghitung 𝐹𝑉𝐴 𝐷 dengan kalkulator finansial, kalkulator
harus diatur menjadi awal periode (BGN). Untuk berganti antara BGN dan
END dalam kalkulator TI: [2nd] [BGN] [2nd] [SET] [2nd] [QUIT]. Bila
kalkulator diatur menjadi BGN, keterangan BGN akan tampak pada pojok
kanan layar. Harus diingat bahwa sekalipun pembayaran anuitas di muka
disetorkan atau diterima pada awal setiap periode, FV anuitas di muka
dihitung pada akhir periode terakhir.

Cara lain untuk menghitung FV anuitas di muka adalah dengan


menghitung FV anuitas biasa, dan kemudian mengalikan hasil FV-nya
dengan [1 + suku bunga mejemuk (I/Y)]. Secara simbolis, hal ini dinyatakan
sebagai:

𝐼
𝐹𝑉𝐴 𝐷 = 𝐹𝑉𝐴 0 × (1 + )
𝑌
2.2.5.8 Present Value Anuitas di Muka (𝑃𝑉𝐴 𝐷 )
Meskipun kurang umum dibandingkan anuitas biasa, namun bisa
terdapat permasalahan untuk mencari PV anuitas di muka. Pada anuitas di
muka, periode diskonto berkurang satu karena arus kas pertama terjadi saat t
= 0 sehingga sama dengan PV-nya. Hal ini menunjukkan, jika kondisi lainnya
sama (ceteris paribus), PV anuitas di muka akan lebih besar dari PV anuitas
biasa.

42
Terdapat dua cara untuk menghitung PV anuitas di muka. Pertama
adalah dengan mengatur kalkulator finansial menjadi BGN dan memasukkan
seluruh variabel yang relevan (PMT, I/Y, dan N) secara normal. Kedua, cara
yang lebih mudah, adalah dengan memperlakukan aliran arus kas sebagai
anuitas biasa selama N periode compounding, dan mengalikan hasilnya
dengan [1 + suku bunga majemuk periodik (I/Y)]. Secara simbolis hal ini
dinyatakan sebagai:
𝐼
𝑃𝑉𝐴 𝐷 = 𝑃𝑉𝐴 0 × (1 + )
𝑌
Keunggulan dari metode kedua ini adalah kalkulator finansial tetap
berada dalam kondisi END. Dalam kedua prosedur tersebut, PV dihitung
sebagai nilai awal periode pertama, t = 0.

Contoh :

Dengan tingkat diskonto 10%, berapa present value anuitas selama 3 tahun
yang memberikan pembayaran Rp.100 pada setiap awal tahun selama tiga
tahun berikutnya, mulai hari ini? Time line untuk permasalahan ini
ditunjukkan pada gambar berikut:

0 1 2 3

100 100 100

Pembahasan :

Keterangan Tekan Display


Merubah setting menjadi default 2nd [BGN] 2nd [SET] 2nd RST 0.00
setting [QUIT]

Memasukkan Jk. waktu pembayaran 3N N = 3.00


Memasukkan tk. Bunga 10 I /Y I / Y = 10.00
Memasukan arus kas per tahun 100 +/-PMT PMT = -100.00
Hitung Present Value CPTPV FV = 273,55

43
2.2.5.9. Present Value Perpetuitas

Perpetuitas merupakan instrumen yang membayar sejumlah tetap uang dalam


interval yang telah ditentukan selama periode waktu yang tak terbatas
(infinite). Dengan kata lain, perpetuitas merupakan anuitas perpetual.
Obligasi pemerintah Inggris dan kebanyakan saham preferen merupakan
contoh perpetuitas karena menjanjikan bunga tetap atau pembayaran dividen
selamanya. Faktor diskonto dari perpetuitas adalah satu dibagi tingkat
pengembalian yang sesuai (1 / r).

Dengan demikian, PV dari perpetuitas dapat dihitung :

PV perpetuitas merupakan arus kas tetap periodik dibagi tingkat


pengembalian periodic yang sesuai. Sebagaimana dengan aplikasi TVM
lainnya, dimungkinkan untuk memecahkan variabel yang tidak diketahui
dalam persamaan PVperpetuitas dengan kalkulator finansial.

Contoh :

Asumsikan saham preferen PT Kodak membayar Rp900 dividen tahunan dan


berencana untuk mengikuti kebijakan dividen ini selamanya. Dengan tingkat
pengembalian 8%, berapa nilai saham preferen PT Kodak?

Jawab:

Nilai saham merupakan PV dari seluruh dividen di masa depan sehingga :

900
𝑃𝑉𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑡𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = = Rp 11.250
0,08

44
Jadi, jika investor menghendaki tingkat pengembalian 8%, investor akan mau
membayar Rp11.250 untuk setiap lembar saham preferen PT Kodak.

2.2.5.10. PV dan FV dari Arus Kas yang Tidak Sama

Bukanlah hal yang aneh untuk menemukan aplikasi dalam investasi dan
keuangan perusahaan dimana diperlukan untuk menilai aliras arus kas yang
tidak sama dari periode ke periode. Time line pada Gambar 2 menunjukkan
aliran kas tersebut.

Gambar 2 Time Line untuk Arus Kas yang Tidak Sama

Aliras arus kas selama enam tahun di atas bukan merupakan anuitas karena
arus kasnya berbeda setiap tahun. Bahkan, terdapat satu tahun dengan arus
kas sama dengan nol dan dua tahun dengan arus kas negatif. Intinya, aliran
arus kas yang tidak sama ini merupakan penjumlahan aliran arus kas tunggal
tahunan. Jadi, untuk menemukan PV atau FV dari aliran arus kas ini, yang
perlu dilakukan adalah menjumlahkan PV atau FV dari arus kas individual.

Berikut ini merupakan perhitungan PV dari arus kas yang tidak sama:

Dengan menggunakan tingkat pengembalian 10%, hitung present value pada


akhir tahun keenam dari aliran arus kas yang tidak sama seperti yang berikan
pada gambar

Jawab:

FV untuk aliran arus kas ditentukan pertama-tama dengan menghitung FV


dari setiap arus kas individual, lalu menjumlahkan FV arus kas individua l.
Tanda dari arus kas harus selalu diperhatikan.

Keterangan Tekan Display

45
Menetapkan setting menjadi [RESET] ENTER
RST 0.00
2nd
default setting
Masukkan tk.bunga per 10 I/Y = 10.00
periode arus kas I/Y
Masukkan arus kas pertama 2000 +/-FV FV = -2,000.00

Masukkan periode arus kas 1 N = 1.00


N
pertama
Hitung present value untuk PV = 1,818.18
CPTPV
arus kas pertama
Simpan sebagai M1 1 1,818.18
STO

Masukkan arus kas kedua 1000 FV = -1,000.00


+/-FV

Masukkan periode arus kas 2 N = 2.00


N
kedua
Hitung PV dari arus kas PV = 826.45
CPTPV
kedua
Tambahkan ke dalam 1 826.45
STO+
memori
Masukkan arus kas ketiga 0 FV = 0.00
FV

Masukkan periode arus kas 3 N = 3.00


N

Hitung PV dari arus kas PV = 0.00


CPTPV
Tambahkan ke dalam 1 0.00
STO+
memori
Masukkan arus kas keempat 8000 FV = -8,000.00
+/-FV
Masukkan periode arus kas 4 N = 4.00
N
Hitung periode arus kas CPTPV PV = 5,464.11
Tambahkan ke dalam 1 5,464.11
STO+
memori
Recall Total present value 1 8,108.74
RCL

2.2.5.11. Memecahkan Permasalahan Time Value of Money Dengan Periode


Compounding Selain Tahunan

Meskipun pondasi konseptual perhitungan TVM tidak dipengaruhi periode


compounding, periode compounding yang lebih sering memiliki pengaruh

46
terhadap perhitungan FV maupun PV. Secara spesifik, karena kenaikan
frekuensi compounding meningkatkan suku bunga efektif, hal tersebut juga
akan meningkatkan FV suatu arus kas dan menurunkan PV suatu arus kas.

Dalam banyak permasalahan PV yang telah dibahas, arus kas didiskont okan
ke periode saat ini. Pada kasus ini, PV dikatakan sebagai dindeks pada t = 0,
atau indeks waktunya adalah t = 0. Contohnya, PV dari anuitas biasa tiga
tahun yang diindeks pada t = 0 dihitung pada awal Tahun 1 (t = 0).
Bandingkan hal ini dengan situasi lain dimana anuitas biasa tiga tahun tidak
dimulai sampai Tahun 4 sehingga baru selesai pada Tahun 6. Bukanlah hal
yang aneh untuk mencari tahu PV dari anuitas kedua ini pada awal Tahun 4,
dimana indeks waktunya adalah t = 3. Time line untuk anuitas yang kedua ini
disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3: Indeks Time Line Selain t = 0

Contoh: Perhitungan pembayaran pinjaman secara tahunan

Sebuah perusahaan berencana untuk meminjam Rp50.000 selama lima tahun.


Bank akan meminjamkan uang dengan bunga 9% dan mengharuskan
pinjaman dilunasi dengan pembayaran cicilan yang sama setiap akhir tahun.
Hitung jumlah pembayaran cicilan yang harus dibuat perusahaan untuk
mengamortisasi pinjamannya dalam lima tahun.

Untuk menentukan pembayaran cicilan tahunan, masukkan data yang relevan


dan hitung PMT.

N = 5; I/Y = 9; PV: 50.000; CPT PMT = -Rp12.854,62

Jadi, pinjaman dapat dilunasi dengan lima kali pembayaran cicilan yang sama
sebesar Rp12.854,62. Perhatikan bahwa dalam perhitungan ini nilai FV = 0;

47
pinjaman akan dilunasi penuh (diamortisasi) selama kelima pembayaran
cicilan dilakukan.

Penerapan Lain dari Fungsi TVM

Penjualan PT Akademia selama lima tahun terakhir (dalam jutaan) adalah


Rp4,5; Rp5,7; Rp5,3; Rp6,9, Rp7,1. Berapa tingkat pertumbuhan majemuk
dari penjualan selama lima tahun tersebut?

Jawab:

Lima tahun penjualan mencerminkan empat tahun pertumbuhan. Secara


matematis, tingkat pertumbuhan majemuk tahunan adalah (7,1 / 4,5)1/4 – 1 =
12,1%. Angka penjualan interim tidak dimasukkan ke dalam perhitungan
tingkat pertumbuhan majemuk. Solusi dengan kalkulator finansial
menggunakan TVM adalah:

FV = 7,1; PV: -4,5; N = 4; CPT I/Y = 12,08%

Perhatikan bahwa jika penjualan senilai 4,5 tumbuh selama empat tahun pada
bunga majemuk tahunan12,08%, penjualan akan tumbuh menjadi 4,5
(1,1208)4 = 7,1.

Pendanaan Kewajiban di Masa Depan

Banyak aplikasi TVM dimana perlu untuk menentukan nilai setoran yang
harus dilakukan selama periode tertentu untuk memenuhi kewajiban di masa
depan. Dua contoh umum dari jenis aplikasi ini adalah (1) menentapkan
program pendanaan untuk biaya kuliah di masa depan dan (2) mendanai
program pensiun. Dalam kebanyakan aplikasi ini, sasarannya adalah
menentukan nilai pembayaran atau setoran yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan keuangan tertentu.

Berapa tahun yang dibutuhkan untuk investasi senilai Rp1.000 agar tumbuh
menjadi Rp2.000 dengan bunga majemuk tahunan 14,87%

Jawab:

48
FV = 2.000; PV: -1.000; I/Y = 14,87; CPT N = 4,9999

Dibutuhkan waktu lima tahun bagi investasi agar nilainya menjadi dua kali
lipat pada bunga majemuk tahunan sebesar 14,87%.

Contoh: Pendanaan Rencana Pensiun

Seorang investor berusia 35 tahun ingin pensiun 25 tahun kemudian pada usia
60. Investor berharap memperoleh 12,5% dari investasinya sebelum dia
pensiun dan 10% setelahnya. Berapa yang harus disetorkan oleh investor
setiap akhir tahun selama 25 tahun berikutnya agar dapat menarik Rp25.000
per tahun pada awal setiap tahun untuk 30 tahun dari usia 60 sampai 90?

Jawab:

Permasalahan ini diselesaikan dengan dua langkah. Pertama tentukan jumlah


yang harus ada dalam rekening pensiun pada akhir tahun 25 guna mendanai
anuitas di muka senilai Rp25.000 selama 30 tahun. Kedua, hitung
pembayaran anuitas yang harus dilakukan untuk mencapai jumlah yang
dibutuhkan.

Langkah 1 : Hitung jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi penarikan


yang diinginkan. Jumlah yang dibutuhkan merupakan present value dari
anuitas di muka senilai Rp25.000 selama 30 tahun pada awal tahun 26 (akhir
tahun 25). Hal ini dapat ditentukan dengan memasukkan data yang relevan,
dengan kalkulator finansial pada kondisi END, dan menghitung PV.

N = 30; I/Y = 10; PMT = Rp25.000; CPT PV = -Rp235.673

Karena perhitungan di atas dilakukan dengan kalkulator finansial pada


kondisi END, selanjutnya kalikan hasilnya dengan 1,10 sehingga menjadi
Rp259.240. Investor akan membutuhkan Rp259.240 pada akhir tahun 25.

Perhatikan bahwa perhitungan ini juga dapat dilakukan dengan kalkulator


finansial diatur menjadi BGN untuk anuitas di muka. Untuk melakukan hal
ini dengan kalkulator TI: [2nd][BGN] [2nd] [SET] [2nd] [QUIT] kemudian
masukkan:

49
N = 30; I/Y = 10; PMT = Rp25.000; CPT PV = -Rp259.240,14

Pastikan bahwa kemudian kalkulator finansial diatur kembalin menjadi END.

Langkah 2: Pembayaran anuitas yang harus dilakukan untuk mengakumulasi


jumlah yang diinginkan selama 25 tahun dapat ditentukan dengan
memasukkan data yang relevan dan menghitung PMT.

N = 25; I/Y = 12,5; FV = Rp259.240; CPT PMT = -Rp1.800,02

Jadi, investor harus menyetorkan Rp1.800 setiap akhir tahun selama 25 tahun
berikutnya guna mengakumulasi jumlah Rp259.240. Dengan jumlah ini
investor akan dapat menarik Rp25.000

per tahun untuk 30 tahun setelah pensiun.

Perhatikan bahwa seluruh perhitungan ini mengasumsikan investor akan


memperoleh 12,5% dari pembayaran sebelum pensiun dan 10% dari dana
yang disimpan dalam rekening pension setelahnya.

Pola Arus Kas Lainnya

Misalnya kita akan menerima sejumlah permbayaran yang tetap setiap


periode (bulan, tahun, atau lainnya) selamanya. Pembayaran tipe seperti ini
adalah contoh dari perpetuity.

Perpetuity dapat dikatakan sebagai anuitas yang berlangsung selamanya.

Present Value of Perpetuity

𝑃𝑀𝑇
PV =
𝑖

Berapakah anda bersedia membayar jika anda dijanjikan akan menerima


10.000 tiap tahun selamanya jika anda tingkat bunga yang anda inginkan
adalah 8%?

10.000
PV = = 125.000
0,08

50
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan:

Manajemen Investasi

Dua hal penting yang perlu dipertimbankan bagi investor adalah besarnya tingkat
pengembalian (return) serta resiko (risk) pada saat keuntungan harapan terjadi. Tngkat
pengembalian keuntungan/kerugian yang diperoleh investor atas dana yang diinvestasikan yang
dapat berupa, sebagai berikut:
a. Realized Return dimana komponen tingkat pengembalian terdiri dari yield dan capital gain
dan dengan pengukuran Relized return untuk single period yaitu digunakan untuk
membandingkan kinerja dari waktu ke waktu atau dari sekuirat yang berbeda serta
pengukuran Relized return untuk multiple period.
● Expected Return yaitu return yang diharapkan atas kepemilikan aset. Dapat dihitung
dengan formula 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑜𝑓 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐹𝑟𝑒𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 + 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑢𝑚.
Dalam, keputusan pemilihan antara 2 saham, keputusan yang diambil tergantung pada seberapa
besar penerimaan risiko dari seorang investor tersebut. Risiko yaitu penyimpangan penyimpangan
dari sesuatu yang diharapkan. Risiko dibagi ke dalam kelompok risiko keuangan dan risiko
operasional, risiko muri dan risiko spekulatif, resiko sistematik dan risiko non sistematik serta ada
pula risiko yang pembagiannya menurut PBI. Portopolio adalah kumpuolan atau gabungan dari
berbagai instrument atau aset investasi.

Time Value of Money


Time Value of Money merupakan suatu konsep finansial yang menyatakan nilai uang sekarang
lebih berharga dibandingkan dengan jumlah yang sama dimasa mendatang. Mengaplikasikan
secara praktis nilai waktu dari uang dapat menggunakan kalkulator Texas Instrument BA-II Plus.
Aplikasi TVM sering kali digunakan untuk menentukan future value (FV) dan present value (PV)
yang membawa arus kas dari suatu investasi. Future value adalah sejumlah nilai di masa depan
yang akan datang dari nilai jumlah yang diinvestasikan pada saat ini dan PV adalah nilai sekarang
dari arus kas yang akan diterima pada waktu tertentu di masa depan. Perhitungan Time Value of

51
Money (TVM) dibagi menjadi FV dan PV nilai tunggal, Anuitas, FV dan PV anuitas di muka, PV
Perpetuitas dan PV serta FV dari arus kas yang tidak sama.

52

Anda mungkin juga menyukai