Anda di halaman 1dari 1

Aktifitas pekerjaan kita tentunya tidak terlepas dari ancaman bahaya ataupun resiko.

Resiko terhadap suatu pekerjaan mempunyai tingkat / level yang berbeda, mulai resiko
yang rendah bahkan bahkan pada tingkat resiko tinggi.

Penting bagi kita untuk mengenali potensi bahaya, menghitung tingkat resikonya dan
menentukan serta melakukan pengendalian terhadap resiko agar tingkat resiko terhadap
pekerjaan yang akan kita lakukan bisa kita tekan sampai pada tingkat yang bisa diterima
atau ditolenransi.

Pengertian bahaya adalah sumber, situasi atau prilaku yang berpotensi menciderai manusia
baik meflukai maupun menimbulkan penyakit (ganguan kesehatan), kerusakan property,
lingkungan ataupun kombinasi diantaranya. Atau sering juga disebut sebagai energy yang
berpotensi untuk merusak.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam mengenali / mengidentifikasi bahaya antara
lain:
1. Kenali potensi bahaya yang bersumber dari lingkungan kerja
Contohnya : Ketinggian, kedalaman air, longsoran tebing, angin, suhu dan bencana
alam
2. Kenali potensi bahaya yang bersumber dari peralatan / perlengkapan kerja yang
kita gunakan.
Peralatan kerja atau tool dan material yang kita gunakan
Contohnya : Listrik, mesin, penggunaan bahan kimia yang berbahaya, bahan
peledak, kendaraan dan alat bergerak dan bahan bakar.
3. Kenali bahaya yang bersumber dari manusia / pekerja
Contohnya : Kelelahan, monotony, stress/kebosanan, ketidaktahuan,
ceroboh/kelalaian, ketidak disiplinan terhadap aturan.
4. Kenali bahaya yang bersumber dari metode kerja
Contohnya : Pengelasan, Pengeboran, peledakan, Pengangkatan, pengoperasian
alat berat, pushing & pulling

Untuk melakukan menentukan dan melakukan pengendalian bahaya / resiko sampai pada
tingkat yang bisa diterima atau ditoleransi kita bisa berpedoman pada HIRARKI KONTROL
BAHAYA yakni :
1. Eliminasi / Menghilangkan adalah menghilangkan potensi terjadinya bahaya
2. Substitusi / Penggantian adalah mengganti alat atau proses atau material/bahan dari yang
tadinya mempunyai potensi bahaya tertentu menjadi hilang potensi bahaya itu”
3. Rekayasa atau pengendalian teknik misalnya dengan cara memasang pagar
pengaman/pelindung. Intinya kita memisahkan sumber bahaya dengan kita atau pekerja”
4. Administrasi / prosedur contohnya adalah memasang rambu-rambu, induksi, ijin kerja K3
(work permit) dan pelatihan .
5. APD / alat pelindung diri

Lakukan pengendalian bahaya / resiko ini secara hirarki yaitu diterapkan mulai dari control
resiko yang paling efektif dan memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai