Anda di halaman 1dari 2

4.

Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan tahapan paling penting sebagai penentu keseluruhan manajemen
risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya risiko.
Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan cara:

 Eliminasi, risiko dihindarkan dengan menghilangkan sumber bahaya


 Substitusi, mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain sehingga kemungkinan
kecelakaan dapat diminimalkan
 Pengendalian engineering, mengurangi risiko dengan melakukan rekayasa teknik pada alat,
mesin, infrastruktur, lingkungan dan atau bangunan
 Pengendalian administratif, mengurangi kontak antara penerima dengan sumber bahaya.
Contohnya: rotasi dan penempatan pekerja, perawatan secara berkala pada peralatan,
dan monitoring efektivitas pengendalian yang sudah dilakukan
 Alat Pelindung Diri (APD), mengurangi risiko dengan menggunakan APD seperti helm
keselamatan, masker, sepatu keselamatan, pakaian pelindung, kacamata keselamatan dan
lain-lain.

Penanganan Risiko

 Proses penanganan risiko bertujuan menentukan jenis penanganan yang efektif dan efisien
untuk suatu risiko. Penanganan risiko dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai opsi
penanganan risiko yang tersedia ( Mengurangi Kemungkinan terjadinya Risiko, menurunkan
dampak Risiko, Menerima Risiko, Menghindari Risiko dan Mengalihkan/Mentransfer Risiko) dan
memutuskan opsi penanganan risiko yang terbaik yang dilanjutkan dengan pengembangan
rencana mitigasi risiko.

Pengambilan Keputusan Atas Risiko


Komponen kelima manajemen risiko adalah proses pengambilan keputusan. Setelah jenis risiko dan
valuasinya ditemukan, perusahaan bisa membuat kebijakan atau mengambil tindakan sesuai jenis risiko
tersebut. Beberapa keputusan yang bisa diambil dari proses manajemen risiko perusahaan misalnya
mengawasi, memindahkan, atau langsung melenyapkan sumber risiko.

enis Tindakan Berbahaya:


1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa
mengamankan, lupa memberi tanda/ peringatan.
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
(melepaskan, mengubah, dan lain-lain).
4. Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
5. Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur,
menggabungkan dan sebagainya dengan tidak
aman (proses produksi).
6. Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman
(ergonomi).
7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
( misalnya membersihkan, mengatur, memberi
pelumas, dan lain-lain).
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/
dakar, mengagetkan, dan lain-lain).
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan.
10. Dan Lain-lain.

https://belajark3.com/unsafe-action/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/9441/Penerapan-Manajemen-Risiko-Berinisiatif-
Menjadi-Kreatif-Sekaligus-Inovatif.html dan https://www.safetysign.co.id/news/321/6-Tahapan-yang-
Tidak-Boleh-Diabaikan-Dalam-Penerapan-Manajemen-Risiko-di-Perusahaan dan
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/30/manajemen-risiko

Anda mungkin juga menyukai