Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM


2013 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SMP NEGERI KELAS VII DI
KABUPATEN SLEMAN

Mata Kuliah: Evaluasi Hasil Belajar


Dosen Pengampu: Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons.
Yenni Marito , M.Pd, M.Psi

DisusunOleh :

Nama : Lidya Munawarah Siregar


Nim : 1193151026
Kelas : PPB/BK Reguler C

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Critical Jurnal
Review ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada :
1. Ibu Zuraida Lubis, M.Pd, Kons.
2. Ibu Yenni Marito, M.Pd, M.Psi
3. Teman-teman sekalian
yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini. Saya berharap semoga Critical Jurnal
Review ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami
bahwa Critical Jurnal Review ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya Critical Book Report
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 15 Maret 2020

Lidya Munawarah Siregar


REVIEW JURNAL

Judul Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Pada


Pembelajaran Matematika SMP Negeri Kelas VII
di Kabupaten Sleman
Jurnal Jurnal Evaluasi Pendidikan
Download http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep/article/view/73
Volume dan Halaman Vol 2- NO 1
Tahun 2014
Penulis 1. Mizan Abrory
2. Badrun Kartowagiran
Reviewer Lidya Munawarah Siregar
Tanggal 15 Maret 2020

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kualitas


perencanaan pembelajaran matematika SMP di Kabupaten Sleman
dalam implementasi kurikulum 2013, (2) mengetahui kualitas
pelaksanaan pembelajaran matematika dalam implementasi
kurikulum 2013, dan (3) mengetahui kualitas pelaksanaan
penilaian hasil belajar matematika dalam implementasi kurikulum
2013.

Subjek Penelitian Siswa SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman


Assesment Data Teknik analisis datapenelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan
menggunakan model evaluasi kesenjangan (discrepancy model).
Langkah Penelitian pengumpulan data kuantitatif dengan kuesioner berbentuk
pernyataan/pertanyaan yang diberikan secara lengsung kepada
responden, dan lembar penilaianuntuk memberikan nilai silabus
dan RPP yang dilakukan oleh 3 rater yang ahli dibidang
pendidikan matematika, sedangkan untuk mendapatkan data
kualitatif digunakan dengan teknik dokumentasi untuk
memperoleh data perencanaan pembelajaran berupa silabus dan
RPP
Hasil Penelitian Hasil evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran
matematika SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman
menunjukkan bahwa: (1) kualitas perencanaan pembelajaran
matematika SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman dalam
implementasi kurikulum 2013 termasuk ketegori baik karena
kualitas silabus dan RPP termasuk kategori baik, (2) kualitas
pelaksanaan pembelajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013 termasuk
ketegori kurang baik karena kualitas komponen pendahuluan,
komponen inti, dan komponen penutup termasuk kategori kurang
baik, (3) kualitas penilaian pembelajaran matematika SMP Negeri
kelas VII di Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum
2013 termasuk ketegori kurang baik karena kualitas kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
termasuk kategori kurang baik
KekuatanPenelitian  Memaparkan secara jelas dan lengkap
 Adanya tabel data dari hasil penelitian yang
memperkuat jurnal tersebut
 Setiap langkah – langkah yang dilakukan dalam
penelitian tersebut sudah tepat
 Menggunakan bahasa yang baku
KelemahanPenelitian  Tidak adanya ISSN pada jurnal tersebut
 Pada abstrak tidak ditemukannya langkah – langkah
dalam penelitian tersebut.
Kesimpulan pada pembelajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
Kabupaten Sleman yaitu, kualitas perencanaan silabus dan RPP
pada pembelajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013 pada
silabus dan RPP termasuk kategori baik, kualitas pelaksanaan
pembelajaran matematika SMP Negeri kelas VII di Kabupaten
Sleman dalam implementasi kurikulum 2013 pada kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup termasuk
kategori kurang baik, kualitas penilaian pembelajaran
matematika SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman dalam
implementasi kurikulum 2013 termasuk pada kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi pengetahuan termasuk
kategori kurang baik.

Referensi Mardapi, Djemari. (2009). Evaluasi penerapan ujian akhir


sekolah dasar berbasis standar nasional. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi pendidikan. 13, 227-245. Fink, C.R &
Crunkilton, J.R. (1999).Curriculum development in
vocational and technical education. Planning, content, and
implementation. Bostan: Allyn and Bacon Inc. Fitzpatrick,
J.L., Sander, J.R., & Worthen, B.L. (2011). Program
evaluation: alternative approaches and pratical guidelines.
Boston: Pesron. Fullan, M.G. (2007). The NEW Meaning of
educational change. New York, NY, NY: Teacher Collage
Press. Hood, S., & Hopson. R.K. (2008). Evaluation roots
reconsidered: Asa Hilliard, a fallen hero in the “Nobody
Knows My Name” project, and African Educational
Exellence. Review of Education Research, 78, 410-426.
Isjoni. (2012). Gurukan yang dipersalahkan: menakar posisi
guru di tengah dunia pendidikan kita. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi
kurikulum 2013. Bandung: Ramaja Rosdakarya. Nitko, A.J.
(1996). Curriculum based assessment. Jakarta: Ministery of
Education and Culture. Permendikbud. (2013). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54, Tahun
2013, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Permendikbud. (2013). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67, Tahun 2013,
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Porter, A.C., Polikof, M.S., & Smithson. (2009). Is there a
de facto national intended curriculum? evidence from state
content standars. Educational Evaluation and Policy
Analysis, 31, 238-268. Hidayat, Sholeh. (2013, 13 Mei ).
Kesiapan guru menyongsong kurikulum 2013. Kampus.
Stufflebeam D. L. & Skinfield A.J. (1984). Sistematic
evaluation. United States of America: Kluwer Nijhoff
Publishing. Worthen, B.R. & Sanders, R.S (1973).
Educational evaluation: theory and practice. Worthington,
ohio: Charles A. Jones Publishing Company.
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SMP NEGERI KELAS VII DI
KABUPATEN SLEMAN

Mizan Abrory, Badrun Kartowagiran


Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPS UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
MIzancan. abrory@gmail. com, Badrunkw@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kualitas perencanaan pembelajaran matematika
SMP di Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013, (2) mengetahui kualitas pelaksanaan
pembelajaran matematika dalam implementasi kurikulum 2013, dan (3) mengetahui kualitas
pelaksanaan penilaian hasil belajar matematika dalam implementasi kurikulum 2013. Jenis penelitian
ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan model evaluasi kesenjangan (discrepancy model).
Hasil evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa: (1) kualitas perencanaan pembelajaran matematika SMP
Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013 termasuk ketegori baik
karena kualitas silabus dan RPP termasuk kategori baik, (2) kualitas pelaksanaan pembelajaran
matematika SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013
termasuk ketegori kurang baik karena kualitas komponen pendahuluan, komponen inti, dan komponen
penutup termasuk kategori kurang baik, (3) kualitas penilaian pembelajaran matematika SMP Negeri
kelas VII di Kabupaten Sleman dalam implementasi kurikulum 2013 termasuk ketegori kurang baik
karena kualitas kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan termasuk
kategori kurang baik.
Kata kunci: evaluasi, kurikulum 2013, pembelajaran matematika

AN EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF CURRICULUM


2013 IN LEARNING MATHEMATICS CLASS VII JUNIOR HIGH
SCHOOL
IN SLEMAN

Mizan Abrory, Badrun Kartowagiran


Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPS UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
MIzancan. abrory@gmail. com, Badrunkw@yahoo.com

Abstract
This study aims to: (1) quality of junior high school math lesson plans in Sleman districtin the
implementation of the curriculum 2013, (2) determine the quality of mathematics learningin the
implementation of the curriculum 2013, and (3) determine the quality of assessment of learning out
comes in the implementation of mathematics curriculum 2013. This research is an evaluation model of
discrepancy (discrepancy model). The results of the evaluation implementation of curriculum 2013 at
the Junior High School mathematics learning of class VII in Sleman showt hat: (1) the quality of
learning plan math ClassVII Junior High School in Sleman districtin the implementation of the
curriculum 2013 is included in good category because the quality of the syllabus and the RPP is
included in good category, (2) the quality of mathematics of learning Class VII Junior High School in
Sleman districtin the implementation of curriculum 2013 is included poor category because of the
quality of the preliminary components, core components, and cover components is included in poor
category, (3) the quality assessment of learning mathematics of Class VII junior High Schoolin
Sleman in the implementation ofthe curriculum 2013 is included in the poor category becausethe
quality of the attitude of competence, competence knowledge, skills and competence is included in
poor category.
Keywords: evaluation, curriculum 2013, mathematics learning
Pendahuluan sehari-hari siswa. Guru harus memiliki kemam-
Pendidikan sangat penting bagi ke- puan untuk memahami siswa dengan berbagai
hidupan keluarga maupun berbangsa dan keunikannya agar mampu membantu mereka
bernegara. Pendidikan yang diselenggarakan dalam menghadapi kesulitan belajar. Hal ini
setiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan guru dituntut untuk memahami berbagai strategi
dasar sampai pendidikan tinggi, bahkan pen- pembelajaran agar dapat membimbing siswa
didikan yang dilakukan di lembaga-lembaga secara optimal.
nonformal dan informal seharusnya dapat Menghadapi rendahnya mutu pendidik-
menjadi landasan bagi pembentukan pribadi an dan kurangnya relevansi dengan dunia kerja
siswa. Pendidikan menjadi pusat perhatian bagi perlu dilakukan penyempurnaan dan penataan
pemerintah yaitu dengan mewajibkan belajar 12 terhadapa sistem pendidikan. Salah satu upaya
tahun dan seharusnya pemerintah mewajibkan pemerintah dalam menyikapi hal tersebut
belajar sampai peguruan tinggi jika mengacu adalah dengan menyempurnakan kurikulum
pada anggran untuk pendidikan sebanyak 20% pada setiap jenjang pendidikan baik tingkat SD,
dari negara. SMP, dan SMA. Kurikulum akan dirampingkan
Peningkatan mutu pendidikan merupa- dalam hal jumlah mata pelajaran. “Struktur
kan suatu langkah yang dilakukan secara kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,
terencana, baik dilakukan dengan perencanaan beban belajar, dan kalender pendidikan” (Ke-
jangka pendek, jangka menengah, maupun mendikbud, 2012, p.13).
dilakukan dengan perencanaan jangka panjang. Perubahan kurikulum harus disosiali-
Perencanaan yang dilakukan untuk mengetahui sasikan secara luas pada semua pihak yang ber-
sejauhmana pencapaian mutu pendidikan yang kepentingan secara langsung dengan pendidikan
telah dilaksanakan baik dari segi proses di sekolah maupun pihak lain yang berke-
pembelajaran dan hasil hasil belajar. Pemerin- pentingan. Strategi yang digunakan dalam
tah telah melakukan berbagai upaya untuk sosialisasi kurikulum 2013 dengan cara meng-
meningkatkan mutu pendidikan seperti pe- informasikan kebijakan implementasi kuri-
ngembangan dan penyempurnaan kurikulum, kulum 2013 bagi guru kepada DPR, DPRD,
pengembangan materi pelajaran, perbaikan Gubernur, Bupati/ Wali Kota, Dewan Pendidik-
sistem evaluasi, pengadaan buku dan alat an, Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/
pelajaran, perbaikan sarana pendidikan, pening- Kota dan masyarakat serta pelatihan kurikulum
katan kompetensi guru, serta peningkatan mutu 2013 kepada guru, kepala sekolah dan peng-
kepala sekolah. awas (Kemendikbud, 2012, p.4).
Keberadaan guru sering menjadi Sosialisasi dan diklat kurikulum 2013
sorotan siswa, orang tua, masyarakat, dan juga memang sudah dilaksanakan, namun pelaksana-
pemerintah. Hidayat (2013, p.4) menyatakan annya belum maksimal, hal ini disebabkan
“guru merupakan sebagai ujung tombak bahkan karena diklat yang diberikan kepada kepala
bisa jadi ujung tombak serta garda terdepan sekolah, guru, dan pengawas waktunya terbatas
dalam pelaksanaan kurikulum”. Oleh karena itu karena hanya satu minggu. Waktu pelaksana-
betapa pentingnya komitmen dan tanggung annnya juga mepet dengan jadwal masuk tahun
jawab seorang guru dalam pelaksanaan proses ajaran baru sehingga terkesan terburu-buru dan
pembelajaran. Guru diharapkan berperan meng- guru tidak mempunyai kesempatan untuk
upayakan seluruh siswa untuk mencapai mempelajari kembali. Sosialisasi perlu dilakuan
kompetensi yang diharapkan, menciptakan secara matang kepada berbagai pihak agar
pembelajaran yang penuh dengan tantangan, kurikulum baru yang ditawarkan dapat di-
mengembangkan pembelajaran kontekstual pahami dan terapkan secara optimal, karena
yang akrab dengan dunia nyata. sosialisasi akan menunjang dan menentukan
Guru dalam melaksanakan proses pem- keberhasilan perubahan kurikulum.
belajaran perlu menciptakan strategi yang tepat Upaya perbaikan dan peningkatan mutu
guna, sedemikian rupa, agar tampak menarik, pendidikan maka menteri pendidikan menge-
dan tidak membosankan, sehingga siswa mem- luarkan kurikulum 2013 untuk mengatur se-
punyai motivasi yang tinggi untuk belajar. galanya dalam proses pembelajaran. Penerapan
Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta Kurikulum 2013 dilaksankan pada 15 Juli dan
kalau guru dapat meyakinkan siswa akan hanya ditetapkan untuk 6.325 sekolah yang
kegunaan materi pembelajaran bagi kehidupan tersebar di 295 kabupaten/kota. Kabupaten
Sleman ditetapkan 6 sekolah SMP untuk
implementsi kurikulum 2013, pelaksanaanya Orientasi kurikulum 2013 adalah ter-
tidak semua kelas baik tingkat SD, SMP, dan capainya kompetensi yang berimbang antara
SMA tetapi hanya untuk kelas I dan IV SD, sikap, keterampilan dan pengetahuan, disam-
kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK. ping cara pembelajarannya yang holistik dan
Meskipun persiapan Kurikulum 2013 dikritik menyenangkan (Poerwati, & Amri, 2013, p.4).
karena terkesan dipaksakan, menteri pendidikan Dalam menerapkan kurikulum 2013 diharapkan
mengatakan, implementasi pengganti Kuriku- setiap sekolah bisa mengimplementasikan
lum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan baik agar guru tidak bingung dalam
ini siap sesuai jadwal. memahami kurikulum 2013. Pada bagian
Kurikulum merupakan pedoman dalam elemen perubahan, naskah kurikulum 2013,
proses pembelajaran yang sangat berperan disebutkan peningkatan keseimbangan antara
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, aspek kompetensi sikap, keterampilan dan
hal tersebut sesuai dengan pendapat yang pengetahuan. Dalam bagian sama dinyatakan
dikemukakan Porter, Polikoff, & Smithson bahwa proses pembelajaran tidak berlangsung
(2009, p.240). “curriculum was like the Misso- diruang kelas saja melainkan juga di ling-
uri river a mile wide and an inch deep”, sebuah kungan sekolah dan masyarakat.
pembelajaran harus mempunyai pedoman untuk Implementasi kurikulum 2013, Perang-
dijadikan panduan dalam proses pembelajaran, kat pembelajaran dirancang dalam bentuk
pedoman kurikulum merupakan cakupan yang Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
luas dan harus dijelaskan terperinci oleh guru (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Peren-
sesuai dengan standar, kriteria kurikulum 2013. canaan pembelajaran meliputi penyusunan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan
hal yang sangat penting dalam menentukan media, sumber belajar, perangkat penilaian
keberhasilan pembelajaran. Sebagaimana yang pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Guru
dikemukakan Isjoni (2012, p.131) menyatakan harus dapat segera beradaptasi dengan per-
bahwa “kedudukan kurikulum sangat penting ubahan dan perkembangan proses perangkat
karena anak sebagai individu akan mendapat- pembelajaran.
kan manfaat”, kurikulum mempunyai peran Pembelajaran dalam kurikulum 2013,
sentral untuk mengembangkan pembelajaran silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik
sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkem- untuk kurikulum nasional maupun untuk
bangan zaman. Lebih lanjut Isjoni (2012, p.131) kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal
menyatakan “dimana kurikulum berfungsi mengembangkan rencana pelaksanaan pembel-
sebagai: alat atau jembatan untuk mencapai ajaran (RPP). Dalam hal ini, yang paling pen-
tujuan, sebagai pedoman kerja dalam menyusun ting guru adalah memahami pedoman guru dan
dan mengorganisasi pengalaman belajar pada pedoman siswa, kemudian memahami dan
siswa, sebagai pedoman untuk mengadakan menguasai materi secara utuh yang akan
evaluasi terhadap perkembangan anak”. diajarkan yang sesuai dengan silabus dan RPP.
Pembelajaran matematika selama ini Berkaitan dengan silabus dan RPP dalam
dianggap pelajaran yang menakutkan, banyak pembelajaran matematika dilakukan dengan
generasi muda yang tidak menaruh minat dan menggunakan pembelajaran pendekatan sain-
perhatian terhadap matematika. Padahal mate- tifik dan penilaian autentik.
matika merupakan ilmu universal yang menda- Kurikulum berbasis karakter dan
sari perkembangan teknologi modern, mem- kompetensi diharapkan mampu memecahkan
punyai peran penting dalam berbagai disiplin berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam
seperti fisika, teknik mesin, statistika dan bidang pendidikan, dengan mempersiapkan
mengembangkan daya pikir manusia siswa, melalui perencanaan, pelaksanaan dan
Pembelajaran matematika dikatakan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara
berhasil apabila siswa mampu menganalisis, efektif, dan efisien. Supaya pendidikan karakter
memberi alasan dan mengkomunikasikan dan kompetensi berjalan dengan efektif dalam
pengetahuan dan keterampilan matematika kurikulum 2013 diperlukan koordinasi, komuni-
secara efektif, serta mampu memecahkan dan kasi, dan jalinan kerja sama antara sekolah,
menginterpretasikan permasalahan matematika orang tua, masyarakat dan pemerintah.
dalam berbagai situasi yang berkaitan dengan Salah satu perubahan kurikulum
penjumlahan, bentuk dan ruang, probabilitas, adanya penambahan jam pelajaran. Penam-
atau konsep matematika lainnya. bahan jam pelajaran sebagai konsekuensi dari
adanya proses pembelajaran yang semula siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu. Struktur
kurikulum 2013 SMP Negeri pada penambahan lain diwujudkan dalam bentuk kesadaran,
jam belajar per minggu dari semula 32 jam kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, keman-
menjadi 38 jam untuk masing- masing kelas dirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak,
VII, VIII, dan IX. Proses pembel- ajaran ini kecermatan, ketelitian, dan komitmen.
menghendaki kesabaran guru dalam Stufflebeam dan Shinkfield (1985,
mengarahkan siswa sehingga mereka menjadi p.159) mendefinisikan “the process of delineat-
tahu, mampu, mau belajar dan menerapkan apa ing, obtaining, and providing descriptive and
yang sudah mereka pelajari di lingkungan judgmental information about the worth and
sekolah dan masyarakat sekitarnya. merit of same object’s goals, design, implemen-
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tation and impacts in order to guide decision
kurikulum 2013 menyebutkan tiga kelompok making, serve needs for accountability, and
sikap yang diharapkan dimiliki lulusan, yaitu promote understanding of the involve pheno-
sikap individu, sikap sosial, dan sikap spritual. mend”. Artinya evaluasi adalah suatu proses
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional menggambarkan, mengumpulkan, menyajikan
No. 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi deskriptif dan informasi yang menentukan nilai
kelulusan pasal 1 ayat 1 menyatakan bahawa: dan manfaat beberapa tujuan, objek, desain,
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar implementasi, dan dampak yang berguna untuk
dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pembuat keputusan, penyajian keperluan-
pengembangan standar isi, standar proses, keperluan untuk pertanggungjawaban dan mem-
standar penilaian pendidikan, standar pendidik promosikan pemahaman terhadap fenomena
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan yang terlibat.
prasarana, standar pengelolaan, dan standar Fitzpatrick, Sander, & Worthen (2011,
pembiayaan. p.7) menyatakan bahwa “evaluasi adalah
Kualitas pembelajaran dapat dilihat sebuah proses mengidentifikasi, mengklarifi-
dari segi proses dan dari segi hasil, proses kasi, dan menerapkan kriteria yang tepat, untuk
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas menentukan nilai objek evaluasi”. Proses
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya evaluasi tersebut merupakan kegiatan untuk
sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik membuat keputusan dengan memperhatikan
fisik, mental maupun sosial dalam proses kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam
pembelajaran, sedangkan dari segi hasil, proses evalausi. Menurut Hood & Hopson (2008,
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi p.416) menyatakan “Evaluation is a process
perubahan prilaku yang positif pada diri siswa. that requires the meaningful and complete
Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan participation of all parties in the education
berkualitas apabila menghasilkan output yang process”. Proses pelaksanaan evaluasi mem-
banyak dan bermutu tinggi, serta sesuia dengan butuhkan dukungandan kerjasama dari semua
kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pihak pendidikan baik dari sekolah, dinas
pembangunan (Mulyasa, 2013, p.143). pendidikan, dan kementrian pendidikan.
Perencanaan, pengorganisasiaan, pelak- Berdasarkan beberapa pendapat ter-
sanaan dan evaluasi kurikulum merupakan sebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi me-
suatu keniscayaan yang harus dilakukan dan rupakan proses yang sistematis dan berkelanjut-
dipersiapkan dengan matang oleh satuan an untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
pendidikan agar menghasilkan pendidikan yang menginterpretasikan, dan menyajikan informasi
berkualits. Guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat
satuan pendidikan yang terlibat langsung dalam keputusan, menyusun kebijakan maupun
mengembangkan, memantau, dan melaksana- menyusun program selanjutnya, dan hasil dari
kan kurikulum sehingga pembelajaran kuriku- evaluasi tersebut dapat digunakan untuk
lum 2013 berjalan dengan berbasis karakter dan membuat pertimbangan apakah dihentikan,
kompetensi yang melibatkan semua komponen. dimodifikasi, diperbaiki, dan dilanjutkan.
Keberhasilan kurikulum 2013 dalam Tujuan dalam evaluasi adalah untuk
membentuk kompetensi dan karakter di sekolah mengumpulkan data, menerjemahkan data
dapat diketahui dari berbagai prilaku sehari-hari menjadi informasi, dan menggunakan informasi
yang tampak dalam setiap aktivitas siswa dan tersebut untuk mengambil keputusan. Mardapi
warga sekolah lainnya. Prilaku tersebut antara (2009, p.231) menyatakan “Kegiatan evaluasi
terkandung makna adanya pengumpulan
informasi, penggambaran, pencarian dan
penyajian informasi guna pengambilan keputus- an tentang program yang dilaksanakan”.
Penelitian ini menggunakan model Konsep kurikulum perlu dikembangkan
kesenjangan (Discrepancy Model), mengingat sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, karena
tujuan penelitian ini untuk mengetahui imple- kurikulum merupakan sebagai bagian penting
mentasi kurikulum 2013 pada pembelajaran dalam pendidikan dalam menentukan seperang-
matematika SMP Negeri kelas VII di kat rencana dan tujuan yang digunakan sebagai
Kabupaten Sleman. Model ini dikembangkan pedoman proses pembelajaran dan pendidikan.
oleh Malcolm Provus (Kaufman & Thomas, Kurikulum salah satu unsur yang bisa mem-
1980, p.127) menyatakan “discrepancy model berikan kontribusi yang signifikan untuk me-
is the discrepancy between the standards set for wujudkan proses berkembangnya kualitas
the basic of judgment and the actual perfor- potensi siswa.
mance of the students during and after the Peraturan Menteri Pendidikan dan
completion of the program”. Model kesenjang- Kebudayaan Tahun 2013 Nomor 67 Kurikulum
an menekankan pada pandangan adanya 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
kesenjangan penilaian dan hasil kerja siswa Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
didalam pelaksanaan program. Oleh karena itu sebagai pribadi dan warga negara yang ber-
dalam evaluasi program yang dilakukan adalah iman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
mengukur kesenjangan yang ada di setiap serta mampu berkontribusi pada kehidupan
komponen. Kesenjangan dilakukan dengan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
melihat kesesuaian implementasi dengan peradaban dunia.
kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan dalam Implementasi kurikulum seharusnya
suatu program selama dan sesudah program menempatkan pengembangan kreatifitas siswa
dijalankan. lebih dari penguasaan materi. Seharusnya siswa
Worthen dan Sanders (1973, p.210) ditempatkan sebagai subjek dalam proses
mendefinisikan evaluasi discrepancy sebagai pembelajaran karena pembelajaran bukan hanya
perbandingan antara performasi/kinerja dengan mentransfer atau memberikan informasi,
standar/kriteria. Kunci dari model ini adalah namun lebih bersifat menciptakan lingkungan
membandingkan penampilan antara tujuan yang yang memungkinkan siswa dapat mengem-
telah ditetapkan.Model kesenjangan dimaksud- bangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan
kan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara pengetahuan yang dilakukan secara berimbang.
kriteria yang sudah ditetapkan dalam program Fullan (2007, p.284) mendefinisikan
pada perencanaan dengan capaian atau kondisi ”Implementation consist of the process of
aktual dari program tersebut. putting into practice an idea, program, or set
Guru sebagai pendidik harus mengem- of activities and structure new the people
bangkan proses pembelajaran berdasarkan attempting or expected to change”. Artinya
kurikulum dan mencakup dalam kehidupan implementasi dimaknai sebagai proses untuk
sehari-hari siswa. Finch & Crunkilton (1999, melaksanakan ide, program atau seperangkat
p.11p.12) menyatakan “curriculum enables us aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat
to consider not only what might be offered in menerima dan melakukan perubahan. Dengan
vocational and technical education, but how demikian dapat dikatakan bahwa, implementasi
those learning activities and experiences should adalah proses pengintegrasian ide atau program
relate to the student's more general studies”. yang direncanakan untuk dilaksanakan dengan
Kurikulum tidak hanya diberikan kepada tujuan agar dapat memberikan perubahan baik
pendidikan kejuruan dan teknis, tetapi kegiatan- secara fisik maupun mental kepada siswa.
kegiatan pembelajaran dalam kurikulum harus Law, Galton, & Wan (2010, p.286)
dikembangkan lebih umum sesuai dengan menyatakan “the complex structures and
kebutuhan siswa. processes that have been established to involve
Nitko (1996, p.7) menyatakan bahwa teachers curriculum decision making need
“kurikulum tidak ada konsep baku mengenai further empirical and theoretical work”. Struk-
kurikulum”, ada beberapa hal yang dianggap tur yang komplek dan proses yang melibtakan
konsep kurikulum seperti: cakupan dan urutan, guru dalam menetapkan kurikulum lebih
silabus, garis-garis besar isi materi, buku teks empiris dan teoritis, sehingga guru dalam
dan buku panduan guru, kegiatan siswa yang pelaksanaan kurikulum yang telah dirancang
direncanakan. pemerintah dan institusi mampu mengajarnya
walaupun kurikulum 2013 terdapat perubahan
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
Guru sebagai sumber dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa harus mampu me-
nyampaikannya dengan baik, sehingga men- dengan kompetensi inti yang telah ditentukan.
capai kompetensi pengetahuan, sikap, dan ke- Penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan
terampilan, dan memperhatikan konteks sosial dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian per-
budaya sesuai dengan daerah masing-masing. tanyaan. Penilaian aspek keterampilan dapat
Pembelajaran menurut Undang-undang dilakukan dengan ujian praktek, analisis kete-
Sisdiknas, nomor 20 tahun 2003 adalah “Pem- rampilan dan analisis tugas, serta penilaian oleh
belajaran merupakan proses interaksi siswa siswa. Penilaian aspek sikap dapat dilakukan
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi)
lingkungan belajar”. Pengertian ini menunjuk- dari diri sendiri, dan daftar isian sikap yang
kan bahwa pembelajaran merupakan suatu disesuaikan dengan kompetensi inti.
proses belajar tidak berpusat kepada guru, di-
karenakan adanya prilaku yang diharapkan,
adanya pengalaman yang dilalui siswa, adanya Metode Penelitian
interaksi dengan lingkungan.
Perry & Diezman (2005, p.2) menyata- Jenis Penelitian
kan bahwa “the children are placed by the Jenis penelitian ini adalah penelitian
teacher are open and supportive enough to evaluasi dengan menggunakan model evaluasi
allow the children to run with their own ideas kesenjangan (discrepancy model). Model eva-
and investigations”. Berdasarkan pernyataan luasi kesenjangan (discrepancy model) me-
tersebut dapat simpulkan bahwa dalam pembel- nekankan adanya kesenjangan di dalam pe-
ajaran matematika, guru harus memberikan laksanaan program. Hasil yang dicapai oleh
peluang kepada siswa untuk berkerja dengan suatu komponen program dibandingkan dengan
ide dan cara mereka dalam menginvestigasi hasil yang seharusnya dicapai (kriteria). Kesim-
persoalan matematika. Pembelajaran akan lebih pulan didasarkan pada hasil perbandingan an-
efektif didukung dengan menggunakan tara hasil dengan kriteria yang ditetapkan, se-
pendekatan saintifik. hingga dapat diketahui ada tidaknya kesen-
Hasil pembelajaran dapat dilihat dari jangan (discrepancy) antara kriteria yang di-
segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, tetapkan dengan hasil yang dicapai.
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidak-setidaknya 75% Waktu dan Tempat Penelitian
siswa aktif, baik fisik, maupun mental dalam
pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari Pelaksanaan penelitian ini adalah ada-
perubahan prilaku positif dari siswa. Hasil lah di Kabupaten Sleman. Pelaksanaan peneli-
belajar menyebabkan siswa dapat berintraksi tian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei
dengan lingkungannya, memberi tanggapan 2014. Kegiatan Pra Survei telah dilaksanakan
terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya dan pada bulan Juli-November tahun 2013.
membangun relasi baru yang mengarah kepada
Populasi penelitian
perubahan yang positif.
Aspek pengembangan yang paling Populasi penelitian ini adalah semua
dekat dengan tujuan pembelajaran matematika SMP Negeri yang direkomendasikan untuk
adalah pengembangan kognitif, karena kompe- implementasi kurikulum 2013 di Kabupaten
tensi dan hasil pengembangan yang ingin Sleman yaitu berjumlah 6 sekolah. Pengambil-
dicapai adalah kemampuan berfikir logis, kritis, an sampel untuk sekolah dalam penelitian
membuat alasan, memecahkan masalah, dan evaluasi ini menggunakan teknik sampling
menemukan hubungan sebab akibat. Supaya purposive, dengan sampel penelitian terdiri dari
mengetahui keberhasilan pembelajaran mate- 6 SMP Negeri kelas VII yang ada di Kabupaten
matika akan dilihat melalui beberapa aspek Sleman, yaitu berdasarkan SMP Negeri yang
secara bertahap dan berjenjang seperti: peren- direkomendasikan Kemendikbud dalam imple-
canaan pembelajaran, pelaksanaan pembel- mentasi kurikulum 2013. Pengambilan sampel
ajaran, dan penilaian pembelajaran sumber informasi dalam penelitian ini adalah
Penilaian kurikulum 2013 harus men- guru matematika, dan siswa SMP Negeri kelas
cakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan VII.Pengambilan sampel sumber informasi
sikap secara utuh dan proporsional, sesuai untuk guru dilakukan dengan teknik sampling
purposive. Berdasarkan teknik sampling yang
digunakan maka jumlah guru yang menjadi
sampel sumber informasi dalam penelitian ini sabanyak 6 guru.
Teknik pengambilan sampel sumber ditentukan sebelumnya berdasarkan rata-rata
informasi untuk siswa adalah proportionate dan simpangan baku yang dapat dicapai oleh
stratified random sampling. Adapun penarikan instrumen.
jumlah sampel siswa ini berdasarkan rumus
Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk
proporsi responden dengan taraf signifikan 5% Hasil Penelitian dan Pembahasan
(0,05) dan galat 10% (0,10). Setelah diketahui Pelaksanaan pembelajaran tanpa ada
jumlah sampel sumber informasi siswa pene- perangkat pembelajaran yang lengkap dan jelas
litian sebesar 284 siswa, langkah selanjutnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
ialah menentukan jumlah sampel secara Pembelajaran pada kurikulum 2013 silabus
proposional terhadap populasi dengan meng- sudah disiapakan oleh pemerintah, dengan
hitung jumlah sampel menurut cluster yang demikian dalam kaitannya dengan RPP dalam
telah ditetapkan dan penentuan responden kurikulum 2013, guru tidak usah repot-repot
siswa. lagi mengembangkan perencanaan tertulis yang
berbelit-belit, karena sudah ada pedoman. Hasil
Prosedur analisis ke 3 panel menunjukkan bahwa silabus
Pengumpulan data merupakan hal yang yang disiapkan oleh pemerintah untuk guru-
sangat penting dalam suatu penelitian evaluasi, guru matematika dari beberapa komponen,
bertujuan untuk mendapatkan data yang yaitu: perumusan indikator, pemilihan materi
diperlukan, untuk memperoleh informasi yang pokok, pengembangan kegiatan pembelajaran,
relevan dengan tujuan penelitian evaluasi. alokasi waktu, sumber belajar dan penilaian,
Teknik pengumpulan data kuantitatif dengan secara umum semua komponen termasuk
kuesioner berbentuk pernyataan/pertanyaan kategori baik.
yang diberikan secara lengsung kepada res- Supaya lebih maksimal guru mengem-
ponden, dan lembar penilaianuntuk memberi- bangkan silabus, hendaknya silabus yang
kan nilai silabus dan RPP yang dilakukan oleh disiapkan pemerintah untuk pedoman alokasi
3 rater yang ahli dibidang pendidikan mate- waktu lebih akurat dan memadai. Supaya jam
matika, sedangkan untuk mendapatkan data belajar yang ditambah dari semula hanya 32
kualitatif digunakan dengan teknik dokumentasi jam menjadi 38 jam per minggu dengan durasi
untuk memperoleh data perencanaan pembel- satu jam pelajaran 40 manit lebih efisien dalam
ajaran berupa silabus dan RPP. pengembangan RPP yang disiapkan guru
matematika. Selain dari itu Bentuk dan format
Teknik Analisis Data penilaian harus jelas untuk setiap kompetensi
kurikulum 2013, supaya guru mudah melaku-
Teknik analisis datapenelitian ini ada- kan penilaian kepada siswa sesuai dengan
lah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kuali- kompetensi yang telah ditentukan.
tatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menganalisis dengan teknik analisis data Tabel 1. Deskripsi Hasil Analisis Penilaian
statistik, selanjutnya dapat memberikan hasil Silabus
pembelajaran matematika dalam implementasi
kurikulum 2013. Data kuantitatif didapatkan Komponen
Rata-rata Persentase Kategori
dengan instrumen angket, lembar silabus dan Silabus
lembar penilaian RPP. Analisis dekriptif secara Perumusan
3,5 87,5% Baik
kualitatif bertujuan memberikan gambaran se- Indikator
cara mendalam tentang implementasi kurikulum Pemilihan
3,0 75,0% Baik
2013 SMP Negeri kelas VII di Kabupaten Materi
Sleman. Analisis secara kualitatif ini dilakukan Pengembangan
3,7 91,7% Baik
dengan cara mendeskripsikan serta menginter- Kegiatan
pretasikan tabel frekuensi yang telah dibuat Kurang
Alokasi Waktu 2,7 66,7%
dalam analisis kuantitatif, dengan mencocokkan Baik
kebenaran datannya melalui dokumen. Analisis Sumber Belajar 3,1 76,4% Baik
data kuantitatif dan data kualitatif kemudian Kurang
Penilaian 2,7 66,7%
dibandingkan dengan acuan kriteria yang telah Baik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) merupakan rencana kegiatan pembel-
ajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau Kualitas pelaksanaan pembelajaran
lebih yang dibuat oleh guru dalam pelaksanaan terdiri dari: pendahuluan, inti dan penutup.
pembelajaran matematika. RPP dikembangkan Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pem- pembelajaran yang dilaksanakan pada awal
belajaran siswa dalam upaya mencapai Kompe- pembelajaran untuk membantu siswa agar lebih
tensi Dasar (KD). mudah memahami materi yang akan disampai-
Setiap guru disetiap satuan pendidikan kan karena antara materi sebelumnya biasanya
berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di saling berkaitan. Pelaksanaan kegiatan inti pada
mana guru tersebut mengajar (guru kelas) kurikulum 2013, guru hanya sebagai fasilitator
sesuai dengan matapelajaran yang diampunya. pelaksanaan kegiatan pembelajaran tetapi guru
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada set- dituntut agar dapat memberikan pelajaran
iap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan pendekatan saintifik, dan pada kegiatan
dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih penutup, seharusnya guru melakukan evaluasi
dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembel- bersama-sama dengan siswa terhadap pelaksa-
ajaran. naan pembelajaran.
Hasil analisis ke 3 panel menunjukkan
bahwa RPP yang dikembangkan guru mate- Tabel 3. Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
matika SMP Negeri kelas VII untuk satu
pertemuan atau lebih, secara umum komponen Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
RPP termasuk ketegori baik, tetapi masih ada Kate- Pendahulua
Inti Penutup Total
perencanaan dibeberapa aitem yang dimuat oleh gori n
guru belum sesuai seperti: perumusan indikator F % F % F % F %
untuk mencapai kompetensi sikap, perumusan SB 54 19,0 48 16,9 36 12,7 42 14,8
indikator untuk mencapai kompetensi keteram-
B 102 35,9 117 41,2 124 43,7 121 42,6
pilan, materi pelajaran sesuai dengan sumber
belajar, kesesuain sumber belajar dengan KI KB 65 22,9 66 23,2 81 28,5 69 24,3
dan KD, kesesuaian alokasi waktu yang ditam- TB 63 22,2 53 18,7 43 15,1 52 18,3
bah dengan cakupan materi, kesesuaian penilai- Total 284 100 284 100 284 100 284 100
an dengan butir-butir sikap, kesesuaian kunci *)SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik
jawaban dengan soal, kesesuaian pedoman pen-
skoran soal. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Hasil analisis yang ditemukan, dari disimpulkan implementasi kurikulum 2013
beberapa aitem dalam komponen yang belum pada kualitas pelaksanaan pembelajaran mate-
sesuai untuk implementasi kurikulum 2013, hal matika SMP Negeri kelas VII termasuk kate-
ini terkait dengan perencanaan pembelajaran gori kurang baik. Hal tersebut dikarenakan
matematika SMP Negeri kelas VII yang baru kualitas pelaksanaan pembelajaran matematika
diterapkan untuk kurikulum 2013 yang se- dari komponen pendahuluan, inti, dan penutup
belumnya tidak ada dikurikulum KTSP. belum dilakukan belum sesuai dengan
kurikulum 2013.
Tabel 2. Deskripsi Hasil Analisis Penilaian RPP
Hal ini menunjukkan Implementasi
Komponen RPP Rata-rata Persentase Kategori kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika
Perumusan Indikator 3,0 75,2% Baik SMP Negeri kelas VII ini belum maksimal
Perumusan Tujuan 3,0 75,4% Baik pelaksanaanya dan masih banyak perencanaan
Pemilihan Materi 3,0 75,4% Baik yang tidakguru terapkan, diantaranya adanya
Kurang guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran
Pemilihan Sumber 2,7 68,3% pendahuluan tanpa menjelaskan kegiatan yang
Baik
Pemilihan Media 3,1 76,3% Baik akan dicapai dan guru tidak merumuskan cara
Model Pembelajaran 3,2 80,1% Baik termudah dalam memahami pelajaran. Umum-
Skenario Kurang
nya guru matematika memulai pelajaran me-
2,8 68,8% nyampaikan manfaat pelajaran dan guru me-
Pembelajaran Baik
Kurang
minta kepada siswa untuk langsung mengatur
Penilaian 2,5 62,9% kelas untuk pelaksanaan pembelajaran.
Baik
Hasil penelitian juga menunjukkan
guru masih ada yang tidak melakukan tanya
jawab atas meteri sebelumnya, padahal ini
sangat penting untuk dilakukan dengan tujuan agar siswa tetap mengingat materi sebelumnya.
Disamping itu juga siswa akan lebih mudah positif terhadap siswa, salah satunya adalah
memahami materi yang akan disampaikan siswa dapat termotivasi untuk lebih memper-
karena antara materi sebelumnya biasanya baiki diri jika dapat hasil yang kurang me-
saling berkaitan. muaskan, jika sebaliknya siswa mendapatkan
Kualitas penilaian pembelajaran di- hasil yang memuaskan maka siswa akan
maksudkan untuk menilai kualitas pembel- termotivasi untuk tetap berusaha mempertahan-
ajaran serta internalisasi karakter dan pemben- kannya. Dari hasil evaluasi yang dilakukan,
tukan kompetensi siswa termasuk tujuan-tujuan setiap guru matematika SMP Negeri kelas VII
pelajaran direalisasikan. Kualitas pembelajaran sudah melakukan hal itu, meskipun ada bebe-
dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. rapa guru yang masih belum melakukan-
Dalam hal ini kualitas penilaian dilihat dari: nya.Terutama didalam melakukan penanaman
penilaian kompetensi sikap, penilaian kompe- kompetensi spritual dan sosial serta melakukan
tensi pengetahuan, dan penilaian kompetensi penilaiannya, sehingga perlu adanya pelatihan
keterampilan. kembali kepada setiap guru agar dapat mening-
katkan pemahamannya sesuai dengan kuriku-
Tabel 4. Kualitas penilaian pembelajaran lum 2013.
Kualitas Penilaian Pembelajaran
Kate-
gori
Sikap Pengetahuan Keterampilan Total Simpulan
F % F % F % F % Hasil penelitian implementasi kuriku-
SB 29 10,2 57 20,1 29 10,2 32 11,3 lum 2013 pada pembelajaran matematika SMP
B 151 53,2 109 38,4 145 51,1 142 50,0 Negeri kelas VII di Kabupaten Sleman yaitu,
KB 69 24,3 68 23,9 58 20,4 75 26,4 kualitas perencanaan silabus dan RPP pada
TB 35 12,3 50 17,6 52 18,3 35 12,3 pembelajaran matematika SMP Negeri kelas
VII di Kabupaten Sleman dalam implementasi
Total 284 100 284 100 284 100 284 100,0
kurikulum 2013 pada silabus dan RPP termasuk
*)SB: Sangat Baik; B: Baik; KB: Kurang Baik; TB: Tidak Baik
kategori baik, kualitas pelaksanaan pembel-
ajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
Berdasarkan hasil penelitian implemen- Kabupaten Sleman dalam implementasi kuri-
tasi kurikulum 2013 pada kualitas penilaian kulum 2013 pada kegiatan pendahuluan,
pembelajaran matematika SMP Negeri kelas kegiatan inti, dan kegiatan penutup termasuk
VII termasuk kategori kurang baik.Hal tersebut kategori kurang baik, kualitas penilaian pem-
dikarenakan kualitas penilaian pembelajaran belajaran matematika SMP Negeri kelas VII di
dari kompetensi sikap, pengatahuan, dan Kabupaten Sleman dalam implementasi kuri-
keterampilan yang telah dilakukan belum sesuai kulum 2013 termasuk pada kompetensi sikap,
dengan kurikulum 2013 dan ketiga komponen kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
termasuk kategori kurang baik. pengetahuan termasuk kategori kurang baik.
Penilaian kompetensi keterampilan
yang berpusat kepada siswa sebagian besar guru
belum menerapkannya, yaitu: penilaian proyek
Saran
dilakukan dengan meminta siswa untuk mendis-
kusikan masalah sederhana, guru meminta Dengan memperhatikan hasil penelitian
siswa untuk mengerjakan tugas didepan kelas, yang diperoleh, disarankan kepada pihak-pihak
jika dibandingkan dengan penilaian proyek penyelenggara dan pihak-pihak terkait demi
guru lebih sering melakukan penilaian porto- keberhasilan penyelenggaraan sekolah dalam
folio walaupun belum maksimal. Penilaian por- implementasi kurikulum 2013 pada pembel-
tofolio yang dilaksanakan seperti: mengumpul- ajaran matematika SMP Negeri Kelas VII di
kan hasil pekerjaan siswa dan mengoreksinya Kabupaten Sleman, yaitu Untuk meningkatkan
Dalam setiap akhir penilaian hendaklah kualitas perencanaan pembelajaran silabus
guru tetap berusaha terus menerus memperbaiki hendaknya memberikan alokasi waktu yang
diri, demi kemajuan siswa.Salah satu caranya sistematis dan menentukan format penilaian
dengan mengembalikan hasil penilaian kepada agar tercapai sesuai dengan kebutuhan masing-
siswa. Tujuannya dapat memberikan dampak masing kompetensi dan perencanaan pembel-
ajaran RPP yang dikembangkan guru hendak-
nya memperdalam kembali pemahaman tentang
KI-1, KI-2, dan KI-3 sesuai dengan penggunaan pendekatan saintifik, untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan pembelajaran pada kom- Educational Exellence. Review of
ponen kegiatan pendahuluanhendaknya menen- Education Research, 78, 410-426.
tukan dahulu pelaksanaan pembelajaran mate-
matika yang akan dicapai, pada kegiatan inti Isjoni. (2012). Gurukan yang dipersalahkan:
hendaknya menggunakan media dan sumber menakar posisi guru di tengah dunia
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan pendidikan kita. Yogyakarta: Pustaka
kurikulum 2013, dan pada kegiatan penutup Pelajar.
hendaknya selalumemberi tugas, baik tugas Mulyasa. (2013). Pengembangan dan
individual maupun kelompok agar lebih me- implementasi kurikulum 2013.
nguasai materi pelajaran, untuk meningkatkan Bandung: Ramaja Rosdakarya.
kualitas pembelajaran pada komponen penilaian
sikap hendaknya menanamkan kompetensi Nitko, A.J. (1996). Curriculum based
sikap dan menilai perkembangan KI-1 dan KI-2 assessment. Jakarta: Ministery of
kepada siswa, agar perubahan sikap siswa di- Education and Culture.
ketahui. Permendikbud. (2013). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
Daftar Pustaka 54, Tahun 2013, tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan
Mardapi, Djemari. (2009). Evaluasi penerapan Menengah.
ujian akhir sekolah dasar berbasis
standar nasional. Jurnal Penelitian dan Permendikbud. (2013). Peraturan Menteri
Evaluasi pendidikan. 13, 227-245. Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
67, Tahun 2013, tentang Standar
Fink, C.R & Crunkilton, J.R. Proses Pendidikan Dasar dan
(1999).Curriculum development in Menengah.
vocational and technical education.
Planning, content, and implementation. Porter, A.C., Polikof, M.S., & Smithson.
Bostan: Allyn and Bacon Inc. (2009). Is there a de facto national
intended curriculum? evidence from
Fitzpatrick, J.L., Sander, J.R., & Worthen, B.L. state content standars. Educational
(2011). Program evaluation: alternative Evaluation and Policy Analysis, 31,
approaches and pratical guidelines. 238-268.
Boston: Pesron.
Hidayat, Sholeh. (2013, 13 Mei ). Kesiapan
Fullan, M.G. (2007). The NEW Meaning of guru menyongsong kurikulum 2013.
educational change. New York, NY, Kampus.
NY: Teacher Collage Press.
Stufflebeam D. L. & Skinfield A.J. (1984).
Hood, S., & Hopson. R.K. (2008). Evaluation Sistematic evaluation. United States of
roots reconsidered: Asa Hilliard, a America: Kluwer Nijhoff Publishing.
fallen hero in the “Nobody Knows My
Name” project, and African Worthen, B.R. & Sanders, R.S (1973).
Educational evaluation: theory and
practice. Worthington, ohio: Charles A.
Jones Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai