Anda di halaman 1dari 9

Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater

Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN INTERVENSI MICRO WAVE


DIATHERMY (MWD) DAN ULTRASOUND UNDERWATER DENGAN
INTERVENSI MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN ULTRASOUND
GEL TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS PLANTAR
FASCITIS

Heri Periatna, Liza Gerhaniawati


Fisioterapi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Fisioterapi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utra Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
heri_priyatna@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian intervensi
Micro Wave Diathermy (MWD) dan Ultrasound Underwater dengan intervensi Micro Wave
Diathermy (MWD) dan Ultrasound gel terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar
fascitis. Plantar fascitis terjadi karena penguluran yang berlebihan pada plantar fascianya
yang dapat mengakibatkan suatu inflamasi pada fascia plantaris yang khususnya
mengenai bagian medial calcaneus sehingga dapat menimbulkan nyeri. Metode penelitian
bersifat Quasi eksperimental untuk mengetahui efek suatu perlakuan pada objek
penelitian. Serta untuk mempelajari manfaat pemberian intervensi MWD dan ultrasound
underwater terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar fascitis dengan metoda pretest
post test design. Penelitian menyimpulkan bahwa pemberian MWD dan ultrasound
underwater dan MWD dan ultrasound gel berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada
plantar fascitis, namun berbeda dalam kecepatan penurunannya.

Kata Kunci: Ultrasound, Micro Wave Diathermy, Plantar Fascitis

Pendahuluan menggunakan visual analog scale (VAS) untuk


Plantar fascitis merupakan salah satu mengukur tingkat nyeri yang dirasakan.
penyakit muskuloskeletal yang sering dijumpai Dengan adanya gangguan nyeri pada
dalam masyarakat. Dimana kasus ini meru- daerah plantar kaki pada kondisi plantar
pakan suatu peradangan pada fascia plantaris fascitis, maka penulis ingin menerapkan apli-
yang khususnya mengenai bagian medial kasi modalitas fisioterapi ultrasound dengan
calcaneus, serta terjadi penguluran ligament metode yang berbeda yaitu sub aqua dan gel
pada plantar fascianya sehingga arcus longitu- terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar
dinalnya berkurang. Nyeri terjadi pada saat fascitis. Karena air memiliki kerapatan massa
awal gerakan baik saat berdiri maupun yang besar dan kecepatan penyebaran yang
berjalan. Nyeri terasa tertusuk-tusuk pada cepat, sedangkan gel sebaliknya. Dimana
daerah tumit, dan arcus longitudinal bagian upaya penurunan nyeri ini dibantu dengan
medial berkurang bahkan hilang. penerapan modalitas fisioterapi yang lain yaitu
Pengertian dan penanganan nyeri yang Micro Wave Diathermy (MWD).
adequat secara klinis membutuhkan suatu
pengukuran. Tanpa pengukuran nyeri yang
efektif, maka evaluasi yang dilakukan setelah Tujuan
tekhnik pengobatan untuk mengontrol nyeri Untuk mengetahui perbedaan pengaruh
tidak akan tepat. Pada penelitian ini, peneliti pemberian intervensi micro wave diathermy
(MWD) dan ultrasound underwater dengan
36 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

intervensi micro wave diathermy (MWD) dan menyebabkan perubahan gerak yang bebas
ultrasound gel terhadap penurunan nyeri pada diantara serabut-serabut. Menurunnya gerakan
kasus plantar fascitis. diantara serabut collagen membuat jaringan
cenderung menjadi kurang elastis dan lebih
rapuh, sehingga akan terbentuk serabut
Plantar fascitis collagen dalam pola yang acak, disamping itu
Plantar fascitis terjadi karena pengu- produksi fibroblas yang berlebihan pada fase
luran yang berlebihan pada plantar fascianya produksi akan membentuk jaringan fibrous
yang dapat mengakibatkan suatu inflamasi yang tidak beraturan sehingga menciptakan
pada fascia plantaris yang khususnya terjadinya abnormal crosslink yang akan
mengenai bagian medial calcaneus. “Pengu- menyebabkan perlengketan pada jaringan. Ter-
luran yang berlebihan pada plantar fascia jadinya abnormal crosslink disertai dengan
akibat gerakan pronasi dan extensi dari MTP inflamasi pada fascia plantarisnya. Sehingga
joint secara simultan”. “Plantar fascitis diawali timbul nyeri tekan pada fascianya. Diagnosa
karena adanya lesi pada soft tissue disisi plantar fascitis sering didihubungkan dengan
tempat perlekatan plantar apponeorosis yang bone spure.
letaknya dibawah dari tuberositas calcaneus”.
Fascia merupakan jaringan fibrous,
strukturnya seperti tendon, terletak sepanjang
tungkai sampai telapak kaki, mulai dari tulang Anatomi dan biomekanik kaki
tumit sampai base ibu jari kaki. Jika aktivitas “Kaki dibagi menjadi tiga unit fungsional
berlebihan maka plantar fascianya akan terjadi yaitu: anterior, middle, dan posterior”. Unit
iritasi, inflamasi dan kemungkinan yang lain fungsional posterior posisinya tepat dibawah
akan terjadi kerobekan jika pada plantar fascia tibia dan berkewajiban menyangga tubuh.
terjadi penekanan yang berulang. Terdiri dari os talus dan os calcaneus. Talus
adalah bagian yang menjadi kunci mekanikal
dalam menyangga berat badan pada kaki,
Patofisiologi plantar fascitis bagian atas bersendi dengan ankle, bagian
Secara aktual pathologi dari plantar bawah berhubungan dengan calcaneus.
fascitis berawal dari stress yang berlebihan dari Unit fungsional medial terdiri dari tulang
plantar fascianya, dimana dapat disebabkan tulang yang membentuk suatu lengkungan
oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang atau arcus yaitu os naviculare, os cuboideum,
termasuk yaitu kurangnya fleksibilitas dari os cunioforme laterale, os cunioforme Inter-
plantar fascia dan tightnes otot-otot gastroc medium dan cunioforme mediale. Persendian
atau soleus. Kelemahan dari otot-otot intrinsik yang terbentuk yaitu: talocal-caneo navicular
kaki dan yang utama yaitu otot tibialis joint, calcaneo cuboideum joint, coboideo
posterior pada ankle, penambahan berat badan navicular joint, intercuneoform joint. Tulang-
atau aktivitas yang berat, kekurangan proprio- tulang ini duhubungkan oleh ligament–ligament
sepsi atau adanya deformitas dari struktur pendek dan juga ligament panjang antra lain
kaki, seperti: pes cavus dan fore foot varus. fascia plantaris yang membentang diantara
Hal tersebut akan mengakibatkan tarikan pada calcaneus bagian depan dan berbagi tulang
fascia, sehingga terjadi kerobekan dan timbul distal sampai ke metatarsalia. Gerakan yang
iritasi pada fascia plantarisnya. terjadi bukanlah gerakan persatuan persendian
Efek dari posisi yang lama dan terus- tetapi merupakan gerakan bersama atau
menerus serta stress yang berlebihan dari keseluruhan sendi. Unit fungsional posterior
plantar fascia, akan menyebabkan perubahan dan medial tersusun untuk menjaga stabilitas
pada serabut collagen, dimana terjadi penu- dan meredam guncangan.
runan kandungan air 3-4% dan penurunan Unit fungsional anterior, terdiri dari:
GAG sekitar 20%. Sehingga akan menurunkan metatarso phalangeal joint, transvers tarsal
jarak diantara serabut-serabut collagen dan joint, intertarsal dan tarsometatarsal joint.

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 37


Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

Tendon–tendon panjang dari otot tungkai bagian atas kepala sampai ke ujung ibu jari
bawah dilengkapi dengan selubung tendon. kaki. Fascia mengelilingi dan menyatu dengan
Tendon dari muskulus tibialis anterior yang setiap jaringan dan organ yang ada dalam
berasal dari antero laterale tibia tampak jelas tubuh termasuk serabut saraf, pembuluh darah
saat gerakan dorsal fleksi yang aktif selain itu vena, otot dan tulang.
memungkinkan juga untuk gerakan supinasi Letak fascia pada plantar fascitis sangat
dimedial kaki. Otot ini berinsertio didaerah tebal dan menempel/melekat pada calcaneus
sendi antara cuneoforme mediale dan sampai jari-jari kaki (metatarsal). Fascia akan
metatarsal I. Tendon musculus tibialis posterior lebih tebal dan padat pada beberapa daerah
yang berasal dari bagian belakang tibia dibandingkan dengan daerah yang lain. Kepa-
berjalan melalui maleollus medialis dan seba- datan dan ketebalan fascia sangat mudah
gian besar berinsertio di tuberositas ossis dikenali dan terlihat seperti membran putih
naviculare. Berfungsi sesuai jalannya yaitu yang kuat.
supinasi dan plantar fleksi.
Tendon musculi peronei brevis dan
longus berjalan melewati belakang maleollus Ultrasound
lateralis. Muscullus peroneus brevis berinsertio Ultrasound merupakan generator yang
pada basis metatarsal V dan muscullus pero- menghasilkan arus bolak–balik berfrekuensi
neus longus insertionya bertemu dengan tinggi yang berjalan pada kabel koaksial pada
muscullus tibialis anterior yaitu disendi antara transduser yang kemudian dikonversikan men-
cuneoforme dan metatarsal I. Berfungsi untuk jadi getaran suara oleh karena adanya efek
gerakan pronasi dan plantar fleksi. Empat piezoelectric.
tendon dari muscullus ekstensor digitorum a. Efek fisiologis
longus dan tendon muscullus ekstensor hallucis Efek–efek ultrasound yang telah banyak
longus tampak jelas pada gerakan aktif ditulis dan dikenal adalah efek secara lang-
ekstensor jari kaki disebelah lateral dari mus- sung dan sifatnya lokal, seperti:
cullus tibialis anterior. Muscullus digitorum 1. Efek Mekanik
brevis tampak kebiruan seperti pembengkakan Jika gelombang ultrasound masuk ke
pada bagian plantar kaki bagian lateral. dalam tubuh, maka efek pertama yang
Tendon achiles yang mempunyai insersi yang terjadi didalam tubuh adalah efek
lebar pada calcaneus merupakan tendon gabu- mekanik. Gelombang ultrasound menim-
ngan dari muscullus gastrocnemius dan bulkan adanya peregangan dan pemam-
musculus soleus. patan didalam jaringan dengan frekwensi
yang sama dari ultrasound. Oleh karena
itu terjadilah adanya variasi tekanan
Topografi fascia didalam jaringan. Dengan adanya variasi
Fascia merupakan bagian dari jaringan tekanan inilah kemudian timbul efek
penyambung (connective tissue) yang kom- mekanik yang lebih dikenal dengan efek
posisinya terdiri atas dua tipe serabut yaitu: microtassage.
serabut colagen yang sangat kuat dengan 2. Efek Thermal
elastisitas yang sangat kecil, sedangkan Micromassage yang ditimbulkan oleh ultra-
serabut kedua adalah serabut elastik yang sound akan menimbulkan efek panas
dapat terulur yang berfungsi membantu didalam jaringan. Efek panas ini terutama
penguluran dan kontraksi otot dan juga terjadi pada daerah dimana gelombang
menjadi jalur tempat persarafan dan pembuluh ultrasound direfleksikan, yaitu pada dae-
darah vena. rah perbatasan antara jaringan yang satu
Fascia yang terdapat dalam tubuh dengan yang lain. Adanya refleksi ini
dapat dijelaskan sebagai suatu lembaran yang dapat pula menimbulkan interverensi
tidak terputus-putus dari jaringan penyambung yang akan menghasilkan adanya kenaikan
yang terbentang tanpa adanya hambatan dari intensitas. Efek panas yang disebabkan
38 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

oleh kenaikan intensitas ini dapat men- energi ultrasound akan masuk ke dalam
capai ukuran yang sangat tinggi, sehing- tubuh. Dewasa ini yang paling banyak
ga akan menyebabkan adanya nyeri di digunakan sebagai kontak medium adalah
dalam periosteum. gel, karena mempunyai keuntungan yaitu
3. Efek piezoelektrik tidak mudah melenyap pada saat
Efek piezoelektrik adalah suatu efek yang aplikasinya. Akan tetapi gelombang yang
dihasilkan apabila bahan-bahan piezoe- dikeluarkan bersifat intermitten. Sehingga
lektrik seperti kristal kwarts, bahan banyak energi yang direfleksikan, karena
keramik polycrystalline seperti leadzir- daya refleksinya sangat besar.
conatetitanate dan barium titanate men- 2. Kontak tidak langsung
dapatkan pukulan atau tekaan sehingga Jika bentuk permukaan tubuh tak teratur
menyebabkan terjadinya aliran muatan dan tidak memungkinkan adanya kontak
listrik pada sisi luar dari bahan piezoe- yang baik antara treatment-head dan
lektrik tadi. Pada manusia seperti pada kulit, maka disamping dapat digunakan
jaringan tulang, kolagen dan protein treat-ment-head yang kecil dapat pula
tubuh juga merupakan bahan-bahan digunakan metode lain yang dikenal
piezoelektrik. Oleh karena itu apabila dengan sub aqual metode. Pada kasus
jaringan-jaringan tadi mendapatkan plantar fascitis metode ini sangat tepat
suatu tekanan atau perubahan ketega- untuk diberikan karena sifat dari gelom-
ngan akibat mendapatkan aliran listrik bang air yang menyebar sehingga energi
dari ultrasonik akan menyebabkan peru- yang dikeluarkan ultrasound dapat masuk
bahan muatan elektrostatik pada mem- kejaringan yang cidera secara continue.
bran sel yang dapat mengikat ion-ion. Selain itu karena letak dari fascia pada
Efek piezoelektrik antar lain dapat kaki sangat tebal sehingga tekhnik
meningkatkan metabolisme dan dapat aplikasi secara langsung kurang tepat,
dimanfaatkan untuk penyambungan karena kerapatan massa dari gel dan
tulang. luasnya area yang cidera sehingga sulit
4. Efek Penurunan Nyeri Ultrasound untuk masuk ke jaringan fascia. Akan
Ultrasound dapat meningkatkan ambang tetapi jika diberikan dengan tekhnik sub
rangsang selama aktivasi ujung-ujung aqual, maka energi yang dikeluarkan dari
saraf sensorik ber-myelin tebal melalui treatment head akan sampai ke jaringan
efek thermal. Panas yang dihasilkan oleh fascianya, karena air memiliki kerapatan
ultrasound dapat merangsang serabut massa yang besar. Sebaiknya air yang
saraf bermyelin dengan diameter besar digunakan harus dimasak terlebih dulu,
sehingga mengurangi nyeri melalui karena jika tidak akan terdapat gelem-
mekanisme gate control theory. Ultra- bung-gelembung udara yang menempel
sound juga dapat meningkatkan kecepa- pada treatment-head dan kulit. Seperti
tan konduksi saraf bermyelin tebal telah diketahui bahwa gelembung-gelem-
sehingga menciptakan efek counter iritan bung udara ini akan menghalangi proses
melalui mekanisme thermal. perpindahan energi.
b. Teknik aplikasi c. Mekanisme pengurangan nyeri oleh
1. Kontak langsung ultrasound
Cara ini adalah yang paling banyak Plantar fascitis terjadi karena adanya
digunakan. Treatment-head diletakkan penguluran yang berlebihan pada plantar
tegak lurus terhadap permukaan tubuh fascianya secara terus menerus dan
yang diobati. Seperti yang telah dike- berulang. Sehingga mengakibatkan kero-
tahui, bahwa udara akan merefleksikan bekan pada plantar fascianya, yang dapat
gelombang ultrasound 100%. Oleh menimbulkan reaksi jaringan berupa formasi
karenanya penting sekali adanya medium fibrous dan jaringan granulasi atau abnormal
antara kulit dan treatmenthead, dimana

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 39


Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

croslink. Hal ini akan mengakibatkan untuk mengangkut produk-produk tersebut


perlengketan pada fascianya. melalui pemberian MWD. Pemberian MWD
Efek yang diharapkan dengan pemberian dapat menghasilkan reaksi lokal pada
ultrasound adalah untuk mengurangi nyeri jaringan dimana akan meningkatkan vaso-
pada tingkat spinal dan juga meng- motion sphincter sehingga timbul
hancurkan atau merusak abnormal crosslink homeostatic lokal dan akhirnya terjadi vaso-
yang ada pada fascia sehingga terjadi suatu dilatasi lokal pada tendon dan perbaikan
proses peradangan baru yang terkontrol. metabolisme.
Efek lain yang dihasilkan adalah penurunan
kecepatan konduksi saraf, peningkatan per-
meabilitas membran sel, massage intra Nyeri
seluler, meningkatkan sirkulasi darah dan a. Mekanisme nyeri pada plantar fascitis
hiperemia kapiler. Ultrasound juga dapat “Penekanan yang terjadi pada ujung saraf
memecahkan/ depolimerisasi mukopo- sensoris oleh sejumlah exudat, untuk
lisakarida, mukoprotein, glikoprotein dari beberapa kasus nyeri sangat berhubungan
jaringan yang terjadi adhesi. Akibat dari dengan inflamasi. Nyeri dapat diprovokasi
semua efek yang telah disebutkan di atas oleh semua mediator kimiawi misalnya
diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri kinins. Histamin yang hanya memprovokasi
yang timbul pada kondisi plantar fascitis. rasa gatal, namun prostaglandine dapat juga
Dengan pemberian ultrasound maka per- bereaksi oleh efek potensial dari substansi
lengketan tersebut akan diurai melalui yang memprovokasi nyeri, Zat-zat kimiawi
mekanisme piezoelektrik. Dimana ultrasound yang lain dibebaskan oleh jaringan rusak
dapat meningkatkan ambang rangsang yang juga menimbulkan nyeri”.
selama aktivasi dari ujung-ujung saraf Nyeri pada plantar fascitis diawali karena
sensoris bermyelin. Melalui mekanisme adanya lesi pada soft tissue disisi tempat
thermal ultrasound dapat meningkatkan perlekatan plantar aponeurosis yang
kecepatan konduksi saraf serta menciptakan letaknya dibawah dari tuberositas calcaneus
efek counter iritan dan dapat merangsang atau pada fascia plantaris bagian medial
serabut saraf, sehingga dapat mengurangi calcaneus akibat dari penekanan dan
nyeri melalui mekanisme gate control penguluran yang berlebihan. Adanya pene-
theory. kanan dan penguluran pada fascia plantaris
dapat menimbulkan aksi potensial dari ujung
saraf nocisensorik (serabut saraf A-delta dan
Micro Wave Diathermy (MWD) C) yang menghantarkan impuls nyeri ke
Adalah salah satu terapi heating yang kornu dorsalis medula spinalis lalu ke otak,
menggunakan stressor fisis berupa energi dan di otak impuls tersebut di inter-
elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus pretasikan sebagai nyeri.
bolak balik frekuensi 2450 MHz dengan
panjang gelombang 12,25 cm. Plantar fascitis diawali karena adanya
a. Mekanisme pengurangan nyeri oleh MWD lesi pada soft tissue disisi tempat perlekatan
Pengurangan rasa nyeri dapat diperoleh plantar apponeurosis yang letaknya dibawah
melalui efek stressor yang menghasilkan dari tuberositas calcaneus. Kurangnya flek-
panas. Juga melalui mekanisme nociceptor. sibilitas akibat faktor usia dari plantar fascia
Pada cedera jaringan dihasilkan produk- dan kelemahan otot-otot intrinsik kaki akibat
produk yang merangsang nociceptor seperti dari penambahan berat badan atau aktivitas
prostaglandin dan histamin. Apabila produk- yang berat dapat mengakibatkan tarikan dan
produk tersebut dihilangkan, maka rang- penguluran pada fascia, sehingga terjadi
sangan terhadap nociceptor akan hilang kerobekan dan timbul iritasi pada fascia. Efek
atau berkurang. Hal ini dapat diperoleh dari posisi yang lama dan terus menerus serta
dengan meningkatkan peredaran darah stress yang berlebihan dari plantar fascia, akan
40 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

menyebabkan perubahan pada serabut thermal sehingga nyeri yang dirasakan akan
collagen dan menurunkan jarak diantara berkurang melalui makanisme gate control
serabut-serabut collagen. Sehingga akan theory. Peningkatan sirkulasi saraf perifer yang
membentuk jaringan fibrous yang tidak diikuti oleh peningkatan metabolisme jaringan
beraturan dan jaringan granulasi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
menciptakan terjadinya abnormal crosslink sehingga faktor peradangan yang menye-
yang akan menyebabkan perlengketan pada babkan plantar fascitis akan menurun.
jaringan.
Dilihat dari struktur anatomi, letak dari
fascia plantaris sangat tebal dan menempel/ Metode
melekat pada calcaneus sampai jari-jari kaki Penelitian ini bersifat Quasi Eksperiment
(basis metatarsal), sehingga penyembuhannya untuk mempelajari manfaat pemberian
cukup lama. Dengan modalitas ultrasound intervensi MWD dan ultrasound underwater
Ander-water yang penulis pilih sangat ver- terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar
manfaat dalam mengatasi kerusakan jaringan. fascitis dengan metoda pretest post test
Karena dengan menggunakan metode sub design.
aqual, energi yang dipancarkan oleh treatment Penelitian dilakukan dengan melihat
head akan masuk ke fascianya. Karena sifat perbedaan pengurangan intensitas nyeri pada
dari air yaitu memiliki kerapatan masa yang kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan
lebih rapat sebesar 1kg/m³, sehingga kece- 2. nilai intensitas nyeri diukur dan dan
patan penyebaran sangat cepat sebesar dievaluasi menggunakan VAS. Hasil nilai
(1492m/s) dan luas erea yang disebarkannya pengukuran intensitas nyeri akan dianalisa
luas. Selain itu dengan pemberian sub aqua ini antara kelompok perlakuan 1 dan kelompok
jenis gelombang yang akan dihasilkan berupa perlakuan 2.
continous, sehingga tidak adanya energi yang
direfleksikan karena, daya refleksinya sangat
kecil hanya 0,2%.
Jika menggunakan media gel, selain Visual Analogue Skale (Horizontal
memiliki kerapatan massa yang lebih kecil yaitu Line)
sebesar (0,0012.10³kg/m³), maka kecepatan Pasien diminta untuk menunjukkan
penyebaran energinya lambat sebesar pada garis horizontal sesuai dengan intensitas
(343m/s) dan luas area yang disebarkannya nyerinya.
lokal. Selain itu jenis gelombang yang
dihasilkan bersifat intermitten, sehingga
banyak energi yang direfleksikan karena, daya
refleksinya sangat besar antara 15-40 %. Tidak ada Nyeri
Sehingga jika menggunakan media gel energi Nyeri tak tertahankan
yang dipancarkannya belum sampai ke fascia
sudah dipantulkan kembali.
Selain itu, pada kasus plantar fascitis ini Hasil
penulis juga memilih modalitas Micro Wave Sampel dibagi menjadi dua kelompok,
Diathermy yang dapat menimbulkan efek pada yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberi
tingkat seluler yanag dapat merangsang intervensi MWD dan Ultrasound Underwater
perbaikan fungsi sel dengan repolarisasi sel-sel dan kelompok perlakuan 2 yang diberi
yang rusak dan meningkatkan regenerasi intervensi MWD dan Ultrasound gel. Selan-
jaringan melalui peningkatan aktivitas fagosit, jutnya dilakukan identifikasi data menurut:
enzim dan mempercepat pengangkutan yang
melewati membran. Dengan adanya efek

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 41


Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

Tabel 1
Distribusi sampel menurut usia
Usia (th) Klp perlakuan 1 Klp perlakuan 2 Total
N N N
19-29 1 0 1
30-40 1 0 1
41-51 4 4 8
52-62 1 3 4
Jumlah 7 7 14
Sumber: Hasil Olahan

Tabel 2
Distribusi sampel menurut kebiasaan sehari-hari
Sampel Usia JK Pekerjaan
1 49 Pr Ibu RT
2 48 Pr Karyawan
3 51 Pr Ibu RT
4 47 Pr Karyawan
5 39 Lk Olahragawan
6 19 Lk Olahragawan
7 52 Pr Ibu RT
8 47 Pr Karyawan
9 55 Pr Pensiun karyawan
10 45 Pr Ibu RT
11 41 Pr Guru SD
12 54 Pr Ibu RT
13 61 Lk Pensiun karyawan
14 49 Pr Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan

Berdasarkan tabel, didapatkan jumlah berjumlah 1 orang, tinggi 155 cm berjumlah 3


sampel yang bekerja sebagai Ibu RT berjumlah orang, tinggi 160 cm berjumlah 1 orang, dan
5 orang, karyawan berjumlah 4 orang, tinggi 157cm berjumlah 1 orang.
olahragawan berjumlah 2 orang, pensiun
karyawan berjumlah 2 orang, dan bekerja
sebagai guru SD berjumlah 1 orang. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan tabel 3, didapatkan jumlah Terdapat perbedaan nilai penurunan nyeri
sampel yang memiliki berat badan 58kg pada kelompok perlakuan 1 yang diberi
berjumlah 4 orang, berat 60kg berjumlah 4 intervensi MWD dan ultrasound underwater
orang, berat 63 kg berjumlah 1 orang, berat dengan kelompok perlakuan 2 yang diberi
52 kg berjumlah 2 orang, berat 83 kg intervensi MWD dan ultrasound gel.
berjumlah 1 orang, berat 68 kg 1 orang, dan Berdasarkan hasil uji statistik, maka
berat 65 kg berjumlah 1 orang. Sedangkan pada akhir penelitian dapat disimpulkan ada
jumlah sampel menurut tinggi badan 156cm perbedaan pengaruh yang bermakna terhadap
berjumlah 4 orang, tinggi 158 cm berjumlah 1 penurunan nyeri dengan intervensi MWD dan
orang, tinggi 153 cm berjumlah 2 orang, tinggi ultrasound underwater dengan intervensi MWD
184cm berjumlah 1 orang, tinggi 174 cm
42 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006
Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

dan ultrasound dengan nilai P= 0,029 Grafik 1 : Nilai penurunan nyeri kelompok

(P<0,05).
perlakuan I dan kelompok perlakuan II
sebelum dan sesudah intervensi
Sehingga berdasarkan nilai tersebut 100

diketahui bahwa terdapat penurunan nyeri


Nilai VAS (mm)

80

yang bermakna antara sebelum dan sesudah 60


Klp. Perlakuan I
intervensi baik pada kelompok perlakuan 1 dan 40 Klp. Perlakuan II

pada kelompok perlakuan 2. Perbandingan nilai


20

rata-rata kelompok perlakuan 1 dengan sebelum Sesudah

kelompok perlakuan II divisualisasikan dalam


grafik berikut:

Tabel 3
Distribusi sampel menurut berat badan dan tinggi badan
Sampel Usia Sex Berat Badan Tinggi badan

1 49 Pr 58 kg 156 cm
2 48 Pr 60 kg 158 cm
3 51 Pr 63 kg 156 cm
4 47 Pr 52 kg 153 cm
5 39 Lk 83 kg 184 cm
6 19 Lk 68 kg 174 cm
7 52 Pr 58 kg 155 cm
8 47 Pr 52 kg 153 cm
9 55 Pr 60 kg 155 cm
10 45 Pr 60 kg 155 cm
11 41 Pr 58 kg 156 cm
12 54 Pr 60 kg 156 cm
13 61 Lk 65 kg 160 cm
14 49 Pr 58 kg 157 cm
Sumber: Hasil Pengolahan

Pembahasan perbedaan tingkat penurunan nyeri yang


Dengan pemberian modalitas MWD dan bermakna pada kasus plantar fascitis. Walau-
ultrasound underwater dengan MWD dan pun demikian, dengan melihat beberapa
ultrasound gel maka nyeri pada fascia plantaris keterbatasan yang dialami oleh peneliti maka,
berkurang. Akan tetapi berbeda dalam diharapkan ada penelitian yang selanjutnya
kecepatan penurunan nyerinya. Ada beberapa yang lebih tepat.
sample yang memiliki penurunan nyeri yang
tajam dan ada juga yang tidak terlalu tajam.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti usia, teknik aplikasi yang kurang tepat Kesimpulan
serta aktivitas sample yang tidak bisa peneliti Berdasarkan hasil penelitian dan
kontrol. pembahasan maka kesimpulan yang dapat
Hal ini terlihat dalam perhitungan uji diambil adalah sebagai berikut:
statistic yaitu hasil uji beda dengan Mann- 1. Pemberian intervensi MWD dan Ultrasound
Whitney dapat disimpulkan bahwa intervensi Underwater memberi pengaruh yang
MWD dan ultrasound underwater dengan bermakna terhadap penurunan nyeri pada
intervensi MWD dan ultrasound gel terdapat kondisi plantar fascitis.

Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006 43


Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater
Dengan Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis

2. Pemberian intervensi MWD dan Ultrasound


gel memberi pengaruh yang bermakna Nugroho D.S., “Neurofisiologi Nyeri dari Aspek
terhadap penurunan nyeri pada kondisi Kedokteran” (Makalah disampaikan
plantar facitis. pada Pelatihan Penatalaksanaan
3. Pada kelompok yang diberi Ultrasound Fisioterapi Komprehensif Pada
Underwater dengan kelompok yang diberi Nyeri), Surakarta, 7 – 10 Maret 2001.
Ultrasound gel terdapat perbedaan
penurunan nyeri yang bermakna. Robert Donatelli, Michael J.
Wooden,
“Orthopaedic Physical Therapy”,
Churchill Livingstone, New York, 1989.
Implikasi
Dengan penerapan pemberian inter- William E. Prentice, “Therapeutic Modalities For
vensi Micro Wave Diathermy dan Ultrasound Sports Medicine and Athletic Training”,
secara tepat akan dapat mengurangi nyeri Mc Graw Hill Company, New York,
pada kasus plantar fascitis. 2003.

Daftar Pustaka
A.H, Crenshaw, “Campbell’s Operative
Orthopaedics”, eighth edition, Mosby
Year Book, 1992.

Adam, John Crawford & David C. Hamblen,


“Outline of Orthopaedic”, twelfth
edition, Churchill Livingstone, 1996.

AN, De Wolft & J.M.A. Mens, “Pemeriksaan Alat


Penggerak Tubuh”, Houten/ Zeveten

Cailliet, Renne, “Soft Tissue Pain and


Disability”, F.A Davis Company,
Philadelphia, 1978.

Deusen, Julia Van, et all, “Assessment in


Occupational Therapy and Physical
Therapy”, W.B. Saunders Company,
Philadelphia, 1997.

Goodyer, Paul, “Techniques in Musculoskeletal


Rehabilitation : Companion Handbook”,
McGraw-Hill Company, New York.

John Low, Ann Reed, “Electrotherapy


Explained Principles and Practice”,
Third Edition, Butterworth
Heinemann, Oxford, 2000.

44 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 6 No. 1, April 2006

Anda mungkin juga menyukai