1108505058-3-Bab Ii
1108505058-3-Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Patch transdermal juga dikenal dengan nama patch kulit yang digunakan untuk
memberikan sejumlah dosis melalui kulit dan langsung masuk ke dalam aliran darah.
Keuntungan rute pengiriman obat transdermal dibandingkan yang lain seperti oral,
topikal, dan yang lainnya adalah bahwa obat transdermal dapat mengendalikan
pelepasan obat untuk pasien. Bahan obat yang dapat dihantarkan melalui rute
transdermal yaitu:
a. Sifat kelarutan obat rendah dalam air: obat yang lebih larut lemak akan lebih
b. Memiliki Log P 1-3: obat yang bersifat terlalu hidrofil ataupun terlalu lipofil
c. Bobot molekulnya kurang dari 500 Dalton: bobot molekul obat yang lebih dari
(Patel, 2009)
1
pemberian per oral.
4) Untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dapat menggunakan alternatif patch.
(Patel, 2009)
1) Jenis obat yang digunakan terbatas (bobot molekul kurang dari 500 Dalton).
2) Sistem transdermal tidak cocok untuk obat yang dapat mengiritasi kulit.
3) Tidak semua bagian tubuh dapat dijadikan tempat aplikasi obat seperti pada
telapak kaki.
(Patel, 2009)
Ada beberapa jenis patch transdermal diantaranya adalah sistem reservoir dan
sistem matrik.
Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan sebuah
lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam
bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat. Polimer
hipoalergenik adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar membran polimer yang
kompatibel dengan obat. Sistem ini mengikuti kinetika orde ke nol (Rani et al.,
2011).
2
Gambar 2.1 Sistem Membran dari Patch Transdermal
b. Sistem Matrik
Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2 komponen utama, yaitu
backing layer dan matrik. Pada sistem ini, obat di dalam eksipien seperti polimer,
ditempelkan pada backing layer. Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan
membentuk suatu patch yang tipis sehingga nyaman untuk digunakan (Venkartraman
et al., 2002).
3
Gambar 2.2 Sistem Matrik dari Patch Transdermal
identifikasi, karena mudah dan sederhana serta memberikan pilihan fase diam yang
lebih luas dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif
dari suatu campuran. Dalam kromatografi lapis tipis, perbandingan jarak rambat suatu
senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, diukur dari titik penotolan sampai
titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak, dinyatakan sebagai harga
Rf senyawa tersebut. Perbandingan jarak rambat suatu senyawa tertentu dengan jarak
rambat pembanding dinyatakan sebagai harga Rx. Harga Rf berubah sesuai kondisi
pembanding dan bahan uji pada lempeng yang sama (Depkes, 2009).
Metode pemisahan ini menggunakan suatu plat yang terdiri dari adsorben,
4
lembar kaca, plastik, atau logam. Metode ini mampu mengidentifikasi sampel yang
Adsorben yang digunakan memiliki ukuran 0,25 mm untuk tujuan analitik, dan
ukuran 0,75-2 mm untuk tujuan preparatif. Jenis adsorben yang sering digunakan
adalah silika gel (Sherma, 2008). Selain itu dapat juga digunakan selulosa, poliamida,
Fase gerak untuk kromatografi lapis tipis harus bersifat inert, berbeda
kepolarannya dengan adsorben dan terdiri dari 1 jenis pelarut atau campuran dari
lebih 1 jenis pelarut (Budhiraja, 2004; Hahn-Deinsotrop, 2007). Pemilihan fase gerak
dilakukan berdasarkan perkiraan nilai Rf yang akan dimiliki oleh komponen hasil
pemisahan sampel tersebut. Rf adalah nilai hasil pembagian jarak tempuh komponen
Metode tersebut dapat digunakan untuk optimasi formula pada berbagai jumlah
komposisi bahan yang berbeda. Metoda ini mempunyai keuntungan praktis dan cepat
karena tidak merupakan penentuan formula dengan cobacoba (trial and error). Dalam
diterjemahkan sebagai proporsi yang merupakan bilangan nol atau positif dan tidak
boleh berupa bilangan negatif. Jumlah seluruh proporsi semua komponen adalah 1.
Jika X1, X2,………, Xq adalah proporsi komponen 1, 2, 3,……q, maka 0≤Xi≤1. Jika
5
dimensi berupa segitiga sama sisi (model special cubic) dengan 3 sudut. Pada
masing-masing sudut segitiga sama sisi menunjukkan komponen tunggal dengan nilai
proporsi sama dengan 1. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus
mempunyai skala yang sama (Bolton, 1997). Pada model optimasi ini jumlah total
dari bahan yang digunakan harus konstan, misalnya dalam formulasi sirup diketahui
persentase bahan aktif dan pelarut adalah 90 % dari total volume akhir, sisa 10 % dari
formulasi terdiri dari pengawet, pewarna dan surfaktan. Kita menginginkan membuat
formula yang optimal yang tergantung dengan konsentrasi pengawet, pewarna dan
(Bolton, 1997). Desain dan interpretasi multi faktor eksperimen kombinasi proporsi
dengan metode simplex lattice design dapat menggunakan bantuan software Design
Expert versi 7. Software ini menawarkan berbagai macam desain, termasuk faktorial,
faktorial fraksional dan desain gabungan. Design Expert memiliki beberapa kelebihan
yaitu:
2) Menghasilkan desain yang optimal untuk desain standar yang tidak applicable
(Buxton, 2007)
6
2.4 Monografi Bahan
Selain itu, sambiloto juga mengandung flavonoid, alkana, keton, aldehid (Andika
dkk., 2014).
Andrografolida mudah larut dalam methanol, ethanol, pyridine, asam asetat, dan
aseton. Memiliki titik leleh 228-230oC, spectrum ultraviolet dalam metanol dengan λ
maksimal 223 nm (Ratnani dkk., 2012). Herba sambiloto memiliki efek menurunkan
kadar glukosa darah dan menurunkan kadar LDL dan trigliserida (Nugroho dkk.,
2.4.2. Metilselulosa
7
Metilselulosa berwarna putih, bubuk berserat atau butiran, tidak berbau dan
berasa. Metilselulosa praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol
(95%), eter, larutan garam jenuh, toluena, dan air panas. Larut dalam asam asetat
glasial dan campuran etanol dan kloroform. Dalam air dingin, metilselulosa
butilparaben. Garam asam mineral (terutama asam polibasa), fenol, dan tanin akan
mengental dalam metilselulosa, meskipun hal ini dapat dicegah dengan penambahan
etanol (95%) atau glikol diasetat. Konsentrasi tinggi dari elektrolit dapat
2.4.3. Propilenglikol
Propilenglikol tidak berwarna, kental, praktis berbau, cair, rasa sedikit pedas
8
kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air, larut pada 6 bagian eter, tidak larut dalam
minyak mineral tetapi akan larut dalam beberapa minyak esensial. Pengawet
2.4.4. Mentol
Mentol rasemat adalah campuran dari bagian yang sama dari (1R, 2S, 5R) – dan
(1S, 2R, 5S) -isomers mentol. Mentol bersifat mengalir bebas atau bubuk kristal
dengan bau yang khas dan rasa yang kuat. Bentuk kristal dapat berubah karena
sublimasi dalam wadah tertutup. Mentol tidak kompatibel dengan butil kloral hidrat,
memiliki kstabilan hingga 18 bulan bila disimpan pada suhu ruangan. Mentol harus
9
disimpan dalam wadah yang tertutup pada temperatur tidak melebihi 25°C, karena
mudah tersublimasi.
sebagai agen penambah rasa atau penambah aroma. Mentol juga memiliki
karakteristik peppermint, l-mentol, yang terjadi secara alami memberikan rasa dingin
Saat digunakan untuk penambah rasa pada tablet, mentol umumnya dilarutkan
dalam etanol (95%) dan disemprotkan ke granul tablet dan tidak digunakan sebagai
eksipien padat. Mentol telah diteliti dapat meningkatkan penetrasi di kulit dan juga
digunakan dalam parfum, produk tembakau, permen karet dan sebagai agen
menyebabkan sensasi dingin diikuti oleh efek analgesik. Mentol dapat mengurangi
gatal dan digunakan dalam krim, lotion, dan salep. Ketika diberikan secara oral dalam
10