Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kharina Indira Astuti

NIM : J210200113

Prodi : Keperawatan

Mata kuliah : Proses dan Dokumentasi keperawatan

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan fisik pasien penderita kanker kolon/ kanker usus besar


a. Inspeksi:
- Diperiksa keadaan rambut, hasilnya rontok-rontok,
- Warna kulit menghitam akibat efek samping obat, terjadi
pembesaran setempat pada usus.
b. Palpasi : palpasi pada dinding abdomen kadang-kadang terasa masa
didaerah kolon kanan dan kiri.
c. Perkusi: perkusi pada abdomen adalah perbesaran organ usus, udara
bebas, dan cairan bebas didalam rongga perut.
d. Auskultasi : didengarkan frekuensi peristalktik, normal frekuensi
peristaltic 5-35kali/menit.

2. Pemeriksaan fisik pasien penderita kanker paru


a. Inspeksi :
- periksa keadaan kulit, tidak ada luka.
- Dada tidak simetris
- Penurunan berat badan
- Adanya nyeri dada, dan batuk berdarah
b. Perkusi : lakukan perkusi pada paru-paru posterior (atas). Perkusi mulai
dari bawah tulang scapula(belikat) ke bawah sampai batas atas
abdomen(perut). Apabila terkena kanker paru suaranya akan “bleg bleg
bleg” bagian padat lebih banyak dari pada bagian udara.
c. Auskultasi : meletakkan diafragma stetoskop pada trakea, dengar bunyi
nafas secara teliti, serta bandingkan sisi kanan dan kiri. Dengarkan juga
suara tambahan pasien. Apabila terdengar wheezing “ngiiikkk…..ngiiiik.”
terjadi penyempitan bronkus.
3. Pemeriksaan fisik pada pasien penderita pneumotoraks
a. Inspeksi :
- Terjadi pencembungan pada sisi dada yang sakit/ hiperekspansi
didnding dada.
- Saat respirasi bagian yang sakit gerakannya tertinggal
- Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat.
b. Palpasi : pada sisi yang sakit ruang antar iga dapat normal atau melebar.
c. Perkusi :
- Diketuk pada sisi sakit, hipersonor(bunyi perkusi paru-paru)
sampai timpani tidak bergetar berbunyi “deng deng deng” karena
bagian padat lebih banyak dari bagian udara.
- Batas jantung terdorong ke thoraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura (tekanan dalam pleura) tinggi.
d. Auskultasi :
- Pada bagian yang sakit suara nafas melemah sampai menghilang.
- Suara vocal melemah dan tidak bergetar serta bronkofoni negetif.
(Bronkofoni adalah fenomena suara pasien tetap nyaring di
pinggiran paru-paru atau terdengar lebih keras dari biasanya).

4. Pemeriksaan fisik pada pasien penderita penyakit gondok atau goiter


a. Inspeksi :
- Adanya penjolan pada leher atau pembengkakan kelenjar tiroid
karena kurangnya yodium sehingga kelenjar bekerja lebih kuat.
- Inspeksi ada atau tidaknya massa pada leher.
b. Palpasi :
- Melakukan palpasi mencari kartilago krikoid (tulang rawan hialin
yang berbentuk cincin). Di bawah cincin krikoid merupakan dua
cincin trakea yang merupakan tempat kelenjar tiroid berada,
- Palpasi menggunakan ruas jari bukan ujung jari. Palpasi mulai dari
tengah(midline) sampai ke lateral (samping).
c. Auskultasi : pengecekan menggunakan stetoskop untuk melihat ada
tidaknya bruit(bising) dan terdengar secara kontinu atau hanya bruit
sistolik.
5. Pemeriksaan fisik pada pasien hidrosefalus
a. Inspeksi :
- Melihat ukuran kepalanya normal atau tidak. Jika tidak normal
diukur dengan menggunakan meteran/metline.
- Memeriksa mata terdapat gangguan penglihatan.
6. Pemeriksaan fisik pada pasien karsinoma mammae
a. Inspeksi :
- Perubahan puting payudara yaitu tenggelam.
- Keluar cairan dari puting, bisa kental maupun encer. Warnanya
juga bervariasi bening, keruh putih mirip susu, kuning, atau
kemerahan.
- Kulit payudara memerah atau memar
- Payudara yang terdapat karsinoma tampak membesar karena ada
benjolan dan ada luka.
b. Palpasi : memeriksa aksila(ketiak) yang telihat ada karsinoma akan ada
benjolan. Dan periksa juga kelenjar supraklavikular/ kelenjar getah bening
di ketiak.

7. Pemeriksaan fisik pada pasien katarak


a. Inspeksi :
- Mata tampak pengembunan seperti Mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan Nampak.
- Melihat apakah selaput keruh/ katarak ada dikedua mata atau salah
satu mata saja.
- Menggunakan alat lapangan pandang untuk mengecek kemampuan
pandang pasien.
8. Pemeriksaan pada pasien otitis eksterna
a. Inspeksi dan palpasi pada telinga:
- Kulit liang telinga hiperemis/kemerahan.
- Menggunakan penlight untuk melihat adanya edema(penumpukan
cairan) di dalam rongga telinga.
- Adanya serumen telinga (kotoran telinga) yang bau.
9. Pemeriksaan pada pasien tuberculosis
a. Inspeksi : bentuk dada yang tidak simetris.
b. Palpasi : dapat ditemukan fremitus(vibrasi) mengeras atau melemah.
c. Perkusi : terdengar perubahan seperti hipersonor pada pneumotoraks yaitu
suara “deng deng deng”
d. Auskultasi : ronki (suara menyerupai mendengkur) basah kasar terutama di
apeks paru (daerah atas yang mengandung banyak oksigen dan tempat
bakteri TB berkembang).

10. Pemeriksaan pada pasien kanker rongga mulut


a. Inspeksi : kelainan lidah bermanifestasi dalam berbagai bentuk
leukoplakia(bercak putih), eritroplakia(bercak merah terang), penebalan
atau pembentukan ulkus(borok) dimulut.
b. Palpasi : palpasi tumor sangat penting karena ukuran tumor yang diraba
biasanya lebih besar daripada yang terlihat. Karsinoma mudah
metastatis(menyebar)ke kelanjar getah bening sehingga ke Palpasi daerah
leher untuk menentukan lokasi, ukuran, permukaan, konsistensi dan
mobilitas pembesaran kelenjar getah bening.

11. Pemeriksaan pasien diabetes melitus


a. Inspeksi :
- Bentuk dada kanan dan kiri sama simetris, tidak ada
retraksi(tarikan) otot dada.
- Perut tidak membesar terlihat normal.
- Pada mata terdapat keburaman .
b. Perkusi :
- Pada kuadran kanan atas terdengar timpani, kuadran kiri atas
terdengar redup, kuadran kiri dan kanan bawah juga terdenger
timpani.
c. Auskultasi : nafas pendek, frekuensi pernafasan meningkat diatas
frekuensi normal(takipnea).
12. Pemeriksaan fisik pada pasien fraktur tertutup 1/3 tengah femur dextra
a. Inspeksi :
- Tidak ada luka terbuka
- Terdapat bengkak
- Deformitas angulasi ke lateral (ada pergeseran tulang miring ke
samping).
b. Palpasi :
- Pulsasi distal teraba (denyutan pada telapak kaki terasa).
- Apabila ditekan pasien merasa nyeri.
13. Pemeriksaan fisik pada pasien scoliosis
a. Inspeksi
- Adanya humb(punuk) pada punggung
- Pundak dan tinggi pinggul tidak simetris/asimetris.
- Nampak tulang belakang terjadi kelengkungan membentuk huruf s.
- Ukuran payudara/ kontur lipatan pinggang juga asimetris.
14. Pemeriksaan fisik pada pasien demam berdarah(DBD)
a. Inspeksi
- Terdapat ruam atau bitnik merah pada kulit dan kulinya pucat
- Pembengkakan sekitar mata
- Pendarahan gusi, bibir kering, lidah kotor.
- Terjadi pembengakakan kelenjar limfe pada sudut atas rahang
daerah leher.
b. Palpasi :
- Vocal fremitus kurang bergetar. (vocal fremitus adalah vibrasi yang
dirasakan ketika pasien mengatakan “77” (tujuh pulih tujuh)
- Terjadi pembesaran hati dan limfe.
c. Perkusi : untuk mengecek abdomen normal atau tidak.
- Suara pada paru-paru pekak
d. Auskultasi : menggunakan stetoskop di dinding abdomen/perut untuk
mengecek dan mengetahui bising usus
- Pada dada suara nafas vesikuler yang lemah. Nafas vesikuler
adalah Suara pernapasan normal dan berkisar antara 100 - 200
Hz.

15. Pemeriksaan fisik pada pasien sirosis hati


a. Inspeksi :
- Tampak lemah
- Kulit tampak ikterik/ berwarna kuningkarena adanya penumpukan
bilirubin.
- Pembuluh darah terlihat di extremitas(anggota gerak) dan
abdomen(perut).
- Bibir tampak sianosis.( sianosis adalah kondisi bibir yang berwarna
kebiruan/keunguan karena kurangnya jumlah oksigen dalam darah)
- Abdomen terlihat cembung.
b. Palpasi
- Ascites(tegang) pada perut kanan atas. Hati teraba keras.
- Nyeri tekan pada ulu hati. Ulu hati berada di bawah tulang dada
dan di atas pusar, atau perut bagian atas.
- Didapat nadi 96kali/menit
c. Auskultasi
- Menggunakan stetoskop untuk memantau kinerja jantung . didapat
jantung mengalami disritmia gangguan irama jantung sehingga
denyut jantung dapat menjadi lebih lambat, lebih cepat, atau tidak
beraturan. 
- Pernafasan 22kali-25 kali/menit.
16. Pemeriksaan fisik pada pasien kista ovarium
a. Inspeksi :
- Bibir Nampak pucat
- Bentuk abdomen/perut cembung/buncit.
- Konjungtiva anemis( lekukan pada mata berwarna pucat bukan
merah).
b. Palpasi :
- tidak ada tonjolan pada axilla(ketiak) dan mamae.
- Ada nyeri tekan pada abdomen(perut) bagian bawah dan terdapat
massa(benjolan)
c. Perkusi :
- Terdapat asites(cairan dalam rongga antara selaput yang melapisi
dinding perut dan organ dalam tubuh.) dan juga suara terdengar
pekak(dihasilkan dari massa padat,).
d. Auskultasi :
- Menggunakan alat stetoskop Pada dada terdapat bunyi tambahan
wheezing “ngiiik…ngiiikkk”
- Pada abdomen/perut didapat bising usus/ gerakan peristaltik otot-
otot usus. 15kali/menit.
17. Pemeriksaan fisik pada pasien penderita stroke
a. Inspeksi :
- Wajah terlihat miring dan pucat.
- Bisa menjulurkan kiri dan memencongkannya kekanan dan ke kiri
namun artikulasi kurang jelas ketika berbicara.
- Ictus cordis
b. Palpasi
- Vocal fremitus sama antara kanan dan kiri. (vocal fremitus adalah
vibrasi yang dirasakan ketika pasien mengatakan “77”)
- Tidak ada pembesaran hepar(hati)
- Pada leher terasa kaku
c. Auskultasi:
- Suara pada paru-paru normal(vesikuler)
- Pada abdomen(perut) bising usus/gerakan peristaltic otot usus tidak
terdengar.

Anda mungkin juga menyukai