ABSTRACT
Knowing German language begins from knowing its segmental and suprasegmental
phoneme. In German learning, both phonemes are applied in diverse interpretation by its
learners. Using test in knowing their interpretion of segmental and suprasegmental phoneme
by listening and speaking the German words which are similar and not similar with
Indonesian words results that the intonation in listening the similar words is lower than
in listening not similar. It is also in speaking. In contrary, the lengt of vowal in listening
the similar words is higher than the listening not similar. That happens in speaking too.
Meanwhile, the student's interpretation of vowel and consonant which are not found in
Indonesian is low.
menjadi bunyi yang lain sebagai akibat Konsonan /c/[k] Cafe [ka'fa],Cuba ['ku:ba]
dari bunyi yang ada di lingkungannya Konsonan /x/[ks] Hexe['hsksa],boxen [boksan
Konsonan/q/[kv]Quelte[kvEla] Gabungan
sehingga bunyi itu menjadi sama konsonan
ataupun mempunyai ciri-ciri yang sama /ck/[k] Ecke Y..[eka] , l oc k e r [`hke]
dengan bunyi yang mempengaruhinya, lch/[k] Charta ['karta], Choral [ko'raa]
sedangkan netralisasi adalah oposisi pada /ch/[q] Chemie [ce'mi:], B r u c h e [brYʢǝ]
posisi akhir dinetralkan (Chaer, 2003).
Proses asilimilasi terjadi pada fonem /g/ /ch/[x] Nacht [naxt], doch [do x]
seperti pada kata er legt [le:kt]. Bunyi [g] Ipf/[pfJ Pfeil [pfael], Topf [topfJ
hambat bersuara diubah menjadi bunyi /phl[fJ Photograpb [foto'gra:fJ, Alphabet
[k] yang hambat tidak bersuara akibat [alfa'be:t]
dari pengaruh bunyi [t] yang hambat Ing/[~] langsam ['lqza:m]
tidak bersuara. Namun apabila fonem /g1' Ink/[~k] Danke ['dqka], Schrank ['f rqk]
ini berada pada a,wal kata, fonem tersebut Isch/[f] Schlange [' ʃ lMa]
tidak mengalami perubahan bunyi. Hal /s p/[f p] sprechen [' ʃ prEqa n]
/st/ [ft] Student [ʃtu'dEnt]
yang sama terjadi pada fonem /b/ /p/
misalnya pada kata Ergebnis
Penelitian ini bertujuan untuk
[Er'gepnIs], pada fonem /d/ 1t/
mengetahui interpretasi mahasiswa
misalnya pada kata Urwald ['u:walt].
Program Studi Pendidikan Bahasa
Walaupun berbeda dengan proses
Jerman terhadap fonem segmental dan
asimilasi, proses netralisasi pun terjadi
suprasegmental dari bahasa yang
pada fonem /g/ ini. Perhatikan kata
dipelajari. Hal ini diharapkan dapat
Vortrag ['fo:rtrak] dimana fonem /g/,yang
membangun kesadarari pembelajar untuk
menempati akhir kata atau suku kata
lebih peka terhadap bunyi-bunyi bahasa
tidak dibunyikan sebagai hambat
yang ada di sekitar mereka dan juga
bersuara [g] melainkan ditietralkan
memahami bahasa-bahasa yang ada di
menjadi hambat tidak bersuara [k].
sekitar mereka. Ini berguna untuk
Perhatikan contoh dari fonem konsonan
pengembangan penelitian bahasa -
tersebut berikut ini:
Konsonan /p/ [p] Paar [pa:r], Puppe [ppǝ] bahasa lokal yang hampir punah di
Konsonan /b/ [b] Blatt [blat] daerah ini.
[p] lieb [li:p], Kalb [kalp]
Konsonan /t/ [t] "Tier [ti:r], Kater ['ka:t] METODE PENELITIAN
Konsonan/d/ [d] du [du:], schneiden [naedǝn]
[t] Bild [bilt], Lied [li:t]
Konsonan /k/[k] Kreis [kraes], Kern [kǝrn] Penelitian ini adalah penelitian
Konsonan /g/[g] Ȁrger ['ƹrgƹm], Egge [ƹgǝ] deskriptif dengan mengumpulkan data
[k] Schlag [la:k], Berg )bƹrk] primer dan data sekunder. Data primer
berupa hasil tes menyimak dan
Kedua proses tersebut di atas tidak terjadi melafalkan, sedangkan data sekunder
pada semua fonem konsonan bahasa Jerman.
Perhatikan fonem konsonan di bawah ini: berupa data yang diperoleh dari
Konsonan /l/[1] lieben ['li:bn], Ball [bal] berbagai kajian literatur yang
Konsonan/m/[m] Maus [maos], dumm [dm] berhubungan dengan permasalahan
Konsonan /n/[n] Note [`no:tǝ], Nonne [nnǝ] penelitian.
Konsonan /v/[v] Vase ['va:za] Langkah kerja penelitian ini
Konsonan /w/[v] Welt [valt], Wahl [va:l]
[f] brav [bra:fJ, aktiv [ak'ti:f] dilakukan secara bertahap. Pertama,,
Konsonan /fl [f] fade ['fa:d], Feld [fƹlt] mendeskripsikan kemampuan
Konsonan /h/[h] "Hosen ['ho: zn] mahasiswa atas jawaban yang
Konsonan /r/[r R]Riese ['ri:zO], Herr [her] diberikan. Kedua, memberi skor
[ ]Vater['vaa ],tlrwald ['u:valt] terhadap jawaban tersebut dan
Konsonan ijl(j].Iahre [ja:r ], Soja ['zo:ja]
[] "Journal [Our'naa] selanjutnya dianalisa data untuk
Komsonan /z/[ts] , Zahl [tsaa], Satz [zats] menemukan kesalahan yang dibuat oleh
Konsonan l(3/[s]Grup [gru:s], Proze,8 [pro'tses] siswa.
Konsonan /s/[s] essen ['ESan],Kosten ['kstǝn]
[z] Saw [zaa], Rose ['ro:za]
Analisis Interprestasi Fonem Segmental dan………………….. Wilma Akihary dan Ritha Maruanaya 14
menyiinak panjang vokal -~ada 20 kata Tertinggi 85,7 100 92.6 100
yang mirip, panjang vokal pada kata - (3) (2) (1) (2)
heater yang paling banyak dikuasai oleh Terendah 14.3 21.4 35.7 36.4
2zmbelajar dengan nil.ai tertinggi 92,6%, (1) (1) (1) (3)
_-.edangkan paling sedikit adalah
Professor dengan Jilai 35,7%. Panjang Untuk tekanan kang disimak
vokal dalam menyimak kata,ata yang sebanyak 4 orang mendapat nilai A, 5
tidak mirip bahasa Indonesia orang mendapat nilai B dan 5 orang
diperoleh erfolgreichster dengan nilai mendapat nilai C. Untuk tekanan yang
tertinggi 78,6% dan .tankbar dengan dilafalkan sebanyak 5 orang mendapat
Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15)
(10 15
kata seperti pada contoh sympathisch Gabungan konsonan /ng/ yang dilafalkan
[zym'paaI f], kecuali jika terdapat [q] mirip dengan bunyi dalam bahasa
konsonan tak bersuara mengikutinya, Indonesia. Namun dalam bahasa Jerman,
misalnya /s/ yang mengikutinya dalam gabungan fonem ini mendapat sisipan [g]
suku kata yang sama seperti pada kata bila diikut oleh vokal seperti pada kata
Skala ['ska:la]. Sebaliknya, fonem /z/ Angora. Selain itu, bunyi [q] ini muncul
yang dilafalkan [ts] seperti kata Zuschlag pula pada gabungan konsonan /nk/
['tsu: f lak]. Lafal yang sama [ts] juga dimana bunyi ini menjadi [qk] seperti
berlaku untuk fonem /t/ seperti pada pada kata dankbar ['daijkba:r],
kata Nation [na'tsio:n]. Namun dalam Punktlichkeit ['pu ~k1Iqkaet]. Namun hal
penerapannya keempat fonem tersebut ini sering salah diinterpretasikan
diinterpretasikan sama dengan fonem sehingga yang muncul adalah [nk].
tersebut dalam bahasa Indonesia. Mereka Gabungan konsonan Ich/ merupakan
menginterpretasikan fonem lw/ dengan gabungan konsonan yang paling keliru
[w] dibandingkan [v] seperti yang terlihat dilafalkan. Gabungan konsonan /ch/
pada kata Urwald, wahrend, dapat dilafalkan [k] bila berada sebelum
ti_vidersprechen, wesensnotwendig, vokal /a/, /o/ dan konsonan /1/, /r/
angewiesen, durchwuhlen, Verantwortung. dalam kata-kata bahasa Yunani,
Konsonan /q/ sering diinterpretasikan misalnya C4rta ['karta], Choral [ko'raa],
dengan bunyi [k] dan bukan [kv] seperti Chlorit [klo'ria], Chrom [kro:m].
yang terekam pada kata A,quivalent, Sementara itu dilafalkan [9] bila berada
uberqueren, sedangkan fonem /y/ 3ibelakang vokal %>/, /u/, !o/ dan lal,
diinterpretasikan dengan bunyi [i] seperti diftong /eu/ dan ell' dan setelah
pada kata sxmpathisch, psychologish, konsonan ataupun bila berada di depan
Rhytmus, AnonXmitat. Sementara itu vokal lel dan li/ seperti contoh pada
fonem Is/ pada awal kata atau suku kata China ['gi:na], Cheznie [qe'mi:}.
kata lebih sering digunakan sebagai Pada kata _^sychologisch yang mirip
bunyi [s] dan bukan [z], contoh sympathis, dengan bahasa Indonesia .iapat
wesensnotwendig, angewiesen, . diinterpretasikan dengan benar yakni
ZJbersichtsplan. dengan ;k], sedangkan kesalahan terjadi
Selain keempat konsonan di atas, ada pada kata Chemie dimana yang muncul
juga beberapa konsonan yang mengalami adalah [k] dan bukan [9].
kesalahan pelafalan seperti fonem /gl
pada Garage yang dilafalkan [g] dan KESIMPULAN DAN
bukan [3 ], sedangkan pada wenig, SARAN
vorsichtig dan wesensnotwendig yang a. Simpulan
dilafalkan [k] dan bukan [~]. Fonem /d/ Berdasarkan hasil penelitian dan
pada Urwald wahrend hervorragend yang Pembahasan yang telah diuraikan pada
dilafalkan [d] dan bukan [t]. bab, belumnya, disimpulkan hal-hal
Gabungan konsonan Isch/ yang sebagai berikut:
dilafalkan [f] pada kata sympathisch, 1. Interpretasi mahasiswa terhadap
psychologis automatisch, entschuldigen, fonem suprasegmental tekanan
Zuschlag, losgeschoben, obligatoris terhadap suatu bunyi lebih tinggi
uberraschen sering dilafalkan dengan [s] daripada panjang suatu bunyi.
dan bukan [,(]. Bunyi [j] ini pun muncul Tekanan dalam bahasa Jerman yang
bila pada konsonan /sl yang berada di menyangkut keras dan lemahnya
depan konsonan /p/ dan /t/ pada awal bunyi yang dihasilkan terpola dalam
kata seperti aturan bahwa umumnya tekanan
pada kata abstellen, widerWrechen dalam bahasa Jerman terdapat pada
seri suku pertama, namun penggunaan
ng dilafalkan [st] dan [sp] dan bukan afiksasi tertentu menyebabkan
[,(t] dan [Jp]. tekanan tidak hanya berada pada
suku kata pertama. Sedangkan
Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15) 17
DAFTAR PUSTAKA