Anda di halaman 1dari 8

TANOAR

JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


ISSN 1412-6338

Volume 5, Nomor 2 Desember 2007

Kajian Tentang Pelaksanaan Sasi di Negeri Lilibooi,


Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah
Effina Kissiya dan Bety D. S. Hetharion

Analisis interprestasi Fonem Segmental dan Suprasegmental


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman
Wilma Akihary dan Ritha Maruanaya

Sintesis 3, 4-Metilendioksifenil Etil Maleat sebagai Turunan


Antibiotic C-9154 Baru dari Minyak Kulit Lawang
Heatly Kainama dan Eirene Grace Fransina

Analisis Pelaporan Keuangan Sektor Publik dan Kinerja,


Transparansi Serta Akuntabilitas Publik
Theresia F. Sitanala dan Adonis A. Batkunde

Profil Migran Non Permanen Pekerja Sektor Informal Daerah


Padat Hunian di Kota Ambon
Prapti Murwani

Pengelolaan Raskin (Suatu Tujuan Terhadap Kineja Birokrasi)


Ferry Wattimury

Peranan Wanita Terhadap Status Gizi Balita Pasca Konflik di


Desa Passo Kecamatan BAguala Kota Ambon
Sintje Liline, Johanis Rehena dan Prelly Tuapattinaya

Pengawasan atas Peredaran Produk Makanan Kamasan


Dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Teng Berlianty

Lembaga Penelitian Universitas Pattimura


Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15) 11

ANALISIS INTERPRETASI FONEM SEGMENTAL DAN SUPRASEGMENTAL


MAHASISWA PROGRAM STUDS PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
alma Akihary dan Ritha Maruanaya

ABSTRACT

Knowing German language begins from knowing its segmental and suprasegmental
phoneme. In German learning, both phonemes are applied in diverse interpretation by its
learners. Using test in knowing their interpretion of segmental and suprasegmental phoneme
by listening and speaking the German words which are similar and not similar with
Indonesian words results that the intonation in listening the similar words is lower than
in listening not similar. It is also in speaking. In contrary, the lengt of vowal in listening
the similar words is higher than the listening not similar. That happens in speaking too.
Meanwhile, the student's interpretation of vowel and consonant which are not found in
Indonesian is low.

Keywords: German learning, interpretation of vowel and consonant.

PENDAHULUAN Umumnya dalam bahasa Jerman


Mengenal bahasa berarti mengenal bunyi. tekanan berada pada suku kata
Dalam masyarakat bahasa, kajian rangkaian pertama dalam kata-kata dasar
bunyi bahasa tertentu ini disebut Fonologi misalnya Butter, 'wohnen. Untuk kata-
(Verhaar, 1996). Sebagai ilmu bunyi yang kata yang diserap dari bahasa asing,
„fungsianal", maka unsur yang terpenting dalam aturan ini tidak baku. Afiksasi yang
Fonologi adalah fonem yang merupakan satuan dikaitkan dengan kata dasar tidak
bunyi bahasa terkecil yang inembedakan arti. mendapat tekanan, contohnya sufiks
Untuk membuktikan adanya fonem yang pada kata 'dankbar. Selain sufiks, ada
berbeda dalam suatu bahasa, maka perlu dicari juga -prefiks yang tidak mendapat
minimat-pairs atau pasangan minimal. tekanan seperti be-, er-, ent-, ge-, ver-,
Contohnya, fonern /t! /d/. Kedua fonem im zer-, contoh be'sprechen, er'frischen,
berfungsi untuk membedakan arti. Hal ini terlihat ent'decken, ge fallen, ver'brechen,
pada kata 'talang' dan 'dalang'(Wagner, 2005; zer'storen.
Ladefoged dalam Pateda, 1990). Berbeda dengan afiksasi di atas,
Dalam Linguistik dipelajari bahwa fonem setiap partikel ab-, an-, aus-, bei-, ein-, nach-
bahasa terbagi atas fonem segmental dan fonem selalu mendapat tekanan bila menyertai
suprasegmental (Kentjono, 1982 ; Pateda, 1990, kata dasar, contoh 'abholen, 'ankommen,
Verhaar, 1996). Fonem segmental adalah fonem 'ausgehen, 'beilegen, 'einbrechen,
yang dapat dianalisa keberadaannya. la terdiri 'nachkommen. Namun partikel da-,
atas vokal dan konsonan. Fonem suprasegmental durch-, her-, hier-, hin-, hinter-, in-, m##, ob-
adalah fonem yang keberadaannya harus berada , uber-, um-, un-, voZl-, vor-, wieder-, zu-
bersama-sama dengan fonem segmental. Fonem yang menyertai kata dasar tidak
suprasegmental meliputi tekanan (stress), nada selamanya mendapat tekanan. Tekanan
(pitch), panjang (length) dan jeda (juncture). pada keenam belas partikel ini
Fonem suprasegmental ini, oleh Samsuri disebut tergantung pada penggunaannya. Apabila
(1991) sebagai prosodi, sedangkan Bloomfield ia dapat dipisahkan, maka partikel
(1995) menyebutnya fonem sekunder. Dalam tersebut akan mendapat tekanan.
penelitian ini fonem suprasegmental yang diteliti Perhatikan kata kerja berikut ini:
dibatasi pada tekanan dan panjang. uber'schlagen
Tekanan adalah kuat lemahnya suara Er ȕ b e rs c h l ȁ g t, wieviel Liter
ketika suatu bunyi difonasikan. Dalam bahasa Benzin sein Auto
Jerman tekanan dapat bersifat distingtif - durchschnittlich verbrauct.
membedakan makna - ataupun tidak distingtif. ȕberschlagen → Die Begeisterung der
Oleh sebab itu, dalam belajar bahasa Jerman Fans er. (Gotz, 1997)
perlu diperhatikan tekanan yang menyertai
bunyi yang diproduksi. Tanda untuk tekanan
adalah tanda ['].
Analisis Interprestasi Fonem Segmental dan………………….. Wilma Akihary dan Ritha Maruanaya 12

Panjang yang dimaksudkan disini dan hanya diikuti oleh sebuah


adalah lamanya bunyi tersebut konsonan, maka vokal ini diucapkan
dilafalkan. Lambang teknisnya adalah panjang -rrtutup [u:]; apabila tidak
tanda [:]. Panjang pendeknya vokal yang mendapat tekanan dan -anya diikuti oleh
dilafalkan dipengaruhi oleh tekanan. sebuah konsonan maka diucapkan
Misalnya pada vokal /o/ dilafalkan pendek tertutup [u], sedangkan apabila
panjang tertutup [o] apabila mendapat dak ataupun mendapat tekanan, namun
tekanan pada suku kata tersebut dan diikuti oleh konsonan, maka diucapkan
hanya ada sebuah konsonan di pendek terbuka [].
belakang vokal itu, dan dilafalkan Variasi fonem vocal lainnya tergambar
pendek tertutup [o] apabila tidak jelas apabila dituliskan dalam transkrip
mendapat tekanan dan hanya ada fonetis sebagai berikut (Kreuzer dan
sebuah konsonan di belakang vokal Pawlawski, 1975; Aufderstraße, 1993;
tersebut. Sebaliknya, walaupun vokal Bunk, 2005; Anonim, 2007)
tersebut mendapat tekanan akan Vokal /a/ [a] Lampe [‘lampe]
dilafalkan pendek terbuka [0] bila [a;] Regal [re’gal], Haare
terdapat dua atau lebih konsonan yang [‘ha:re], Hahn [ha:n]
berada di belakang vokal itu. Perhatikan Vokal /o/ [o:] Dose [‘do:sǝ], Moos
contoh kata-kata berikut ini Monolog [mo:s] Wohnung
[mono'lo:k], k o l o s s al [kol E)'saa [vo;nŋ]
Perhatikan pula contoh-contoh berikut mi: [o] Moral [mo’ra:l]
langsam ['lqza:m], Schicksal ['DIkzaa], [] Kontrolle [kn’trlǝ]
dankbar ['dqkba:r] . Ketiga contoh yang Vokal /i/ [i:] Mine [‘mi:nǝ], Spiel
barusan disebut merupakan pengecualian [ƪpi:l]
bahwa walaupun tidak mendapat [i] Bigamai [biga’mi]
tekanan, namun -sal, -bar dan -sal [I] Tisch [tI]
namun vokal /a/ pada kata tersebut Vokal /e/ [e:] leben [‘le:bǝn], Seele
diucapkan panjang [a:] (Kreuzer, U & K. [‘ze:i]
Pawlowski, 1975) [e] egal [e’ga:l]
Seperti yang telah dijelaskan di [ƹ] elf [ƹlf], Geld [gƹlt]
atas bahwa fonem segmental terdiri dari [ǝ] haben [‘ha:bǝn]
vokal dan konsonan. Menurut Pateda Vokal /ȁ/ [ƹ:] Spȁter [pƹ:t]
(1990), perbedaan antara kedua *onem [ƹ] Gaste [‘gƹst]
segmental ini terletak pada ada tidaknya Vokal /ö/ [Ø:] Höle [‘hø:l]
7alangan ketika bunyi-bunyi itu [Ø] Zolibat [tsøli’ba:t]
difonasikan. Apabila bunyi itu mendapat [oe] Hölle [‘hoelǝ]
halangan ketika Jifonasikan, maka Vokal /ȕ/ [y] Bȕro [by’ro:]
fonem ini disebut konsonan, .ebaliknya [y:] Hȕte [‘hy:tǝ]
apabila bunyi tersebut keluar secara ' [] hȕpfen [hpfǝn]
eluasa ketika difonasikan, maka bunyi Gabungan vokal
ini disebut Dalam bahasa Jerman fonem /au/ [ao] Haut [haot], blau [blao]
segmental vokal ,ersifat fonetis, artinya /ei/ [ae] ein [aen], frei [frae]
tidak mengubah fonem -:rsebut menjadi /eu/ [)ø] heute [høt], Trȁume [trøm]
fonem lain. Namun fonem vokal -u
memiliki alofon yang bervariasi
konsonan yang mengikutinya, konsonan
tergantung pada :ngkungan dimana ia
dalam bahasa Jerman tidak dipengaruhi
berada. Seperti yang :ijelaskan di atas
oleh tekanan. Fonem konsonan juga tidak
bahwa hal ini berkaitan pula 'engan
mengalami perubahan fonetis yang
tekanan. Perhatikan vokal [u] pada kata
berarti seperti vokal. Hanya ada beberapa
Kata berikut ini: Schule [' f uaa], guttural
konsonan yang mengalami proses
:g:ltu'raa]. Contoh tersebut menunjukan
asimilisasi dan netralisasi. Asimiliasi
bahwa ipabila fonem vokal /u/ berada
merupakan peristiwa berubahnya bunyi
pada suku kata yang -nendapat tekanan
Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15) 13

menjadi bunyi yang lain sebagai akibat Konsonan /c/[k] Cafe [ka'fa],Cuba ['ku:ba]
dari bunyi yang ada di lingkungannya Konsonan /x/[ks] Hexe['hsksa],boxen [boksan
Konsonan/q/[kv]Quelte[kvEla] Gabungan
sehingga bunyi itu menjadi sama konsonan
ataupun mempunyai ciri-ciri yang sama /ck/[k] Ecke Y..[eka] , l oc k e r [`hke]
dengan bunyi yang mempengaruhinya, lch/[k] Charta ['karta], Choral [ko'raa]
sedangkan netralisasi adalah oposisi pada /ch/[q] Chemie [ce'mi:], B r u c h e [brYʢǝ]
posisi akhir dinetralkan (Chaer, 2003).
Proses asilimilasi terjadi pada fonem /g/ /ch/[x] Nacht [naxt], doch [do x]
seperti pada kata er legt [le:kt]. Bunyi [g] Ipf/[pfJ Pfeil [pfael], Topf [topfJ
hambat bersuara diubah menjadi bunyi /phl[fJ Photograpb [foto'gra:fJ, Alphabet
[k] yang hambat tidak bersuara akibat [alfa'be:t]
dari pengaruh bunyi [t] yang hambat Ing/[~] langsam ['lqza:m]
tidak bersuara. Namun apabila fonem /g1' Ink/[~k] Danke ['dqka], Schrank ['f rqk]
ini berada pada a,wal kata, fonem tersebut Isch/[f] Schlange [' ʃ lMa]
tidak mengalami perubahan bunyi. Hal /s p/[f p] sprechen [' ʃ prEqa n]
/st/ [ft] Student [ʃtu'dEnt]
yang sama terjadi pada fonem /b/ /p/
misalnya pada kata Ergebnis
Penelitian ini bertujuan untuk
[Er'gepnIs], pada fonem /d/ 1t/
mengetahui interpretasi mahasiswa
misalnya pada kata Urwald ['u:walt].
Program Studi Pendidikan Bahasa
Walaupun berbeda dengan proses
Jerman terhadap fonem segmental dan
asimilasi, proses netralisasi pun terjadi
suprasegmental dari bahasa yang
pada fonem /g/ ini. Perhatikan kata
dipelajari. Hal ini diharapkan dapat
Vortrag ['fo:rtrak] dimana fonem /g/,yang
membangun kesadarari pembelajar untuk
menempati akhir kata atau suku kata
lebih peka terhadap bunyi-bunyi bahasa
tidak dibunyikan sebagai hambat
yang ada di sekitar mereka dan juga
bersuara [g] melainkan ditietralkan
memahami bahasa-bahasa yang ada di
menjadi hambat tidak bersuara [k].
sekitar mereka. Ini berguna untuk
Perhatikan contoh dari fonem konsonan
pengembangan penelitian bahasa -
tersebut berikut ini:
Konsonan /p/ [p] Paar [pa:r], Puppe [ppǝ] bahasa lokal yang hampir punah di
Konsonan /b/ [b] Blatt [blat] daerah ini.
[p] lieb [li:p], Kalb [kalp]
Konsonan /t/ [t] "Tier [ti:r], Kater ['ka:t] METODE PENELITIAN
Konsonan/d/ [d] du [du:], schneiden [naedǝn]
[t] Bild [bilt], Lied [li:t]
Konsonan /k/[k] Kreis [kraes], Kern [kǝrn] Penelitian ini adalah penelitian
Konsonan /g/[g] Ȁrger ['ƹrgƹm], Egge [ƹgǝ] deskriptif dengan mengumpulkan data
[k] Schlag [la:k], Berg )bƹrk] primer dan data sekunder. Data primer
berupa hasil tes menyimak dan
Kedua proses tersebut di atas tidak terjadi melafalkan, sedangkan data sekunder
pada semua fonem konsonan bahasa Jerman.
Perhatikan fonem konsonan di bawah ini: berupa data yang diperoleh dari
Konsonan /l/[1] lieben ['li:bn], Ball [bal] berbagai kajian literatur yang
Konsonan/m/[m] Maus [maos], dumm [dm] berhubungan dengan permasalahan
Konsonan /n/[n] Note [`no:tǝ], Nonne [nnǝ] penelitian.
Konsonan /v/[v] Vase ['va:za] Langkah kerja penelitian ini
Konsonan /w/[v] Welt [valt], Wahl [va:l]
[f] brav [bra:fJ, aktiv [ak'ti:f] dilakukan secara bertahap. Pertama,,
Konsonan /fl [f] fade ['fa:d], Feld [fƹlt] mendeskripsikan kemampuan
Konsonan /h/[h] "Hosen ['ho: zn] mahasiswa atas jawaban yang
Konsonan /r/[r R]Riese ['ri:zO], Herr [her] diberikan. Kedua, memberi skor
[  ]Vater['vaa  ],tlrwald ['u:valt] terhadap jawaban tersebut dan
Konsonan ijl(j].Iahre [ja:r ], Soja ['zo:ja]
[] "Journal [Our'naa] selanjutnya dianalisa data untuk
Komsonan /z/[ts] , Zahl [tsaa], Satz [zats] menemukan kesalahan yang dibuat oleh
Konsonan l(3/[s]Grup [gru:s], Proze,8 [pro'tses] siswa.
Konsonan /s/[s] essen ['ESan],Kosten ['kstǝn]
[z] Saw [zaa], Rose ['ro:za]
Analisis Interprestasi Fonem Segmental dan………………….. Wilma Akihary dan Ritha Maruanaya 14

HASIL DAN PEMBAHASAN nilai terendah 0%. Ternyata dalam -


nelafalkan panjang vokal, pemahaman
a. Fonem Suprasegmental, pembelajar lebih tinggi daripada dalam
menginterpretasikan panjangnya vokal
Kenyataan bahwa tekanan berpengaruh yang disimak. Dalam mengucapkan
terhadap bunyi yang dihasilkan masih kata-kata yang mirip, kata Theater .ian
kurang disadari oleh pembelajar. Garage menempati posisi tertinggi
Tekanan yang disimak ternyata dengan -'Jai 100%, sedangkan
ditanggapi berbeda oleh setiap individu. Telegramm, Professor dan -:quivalent
Dalam penelitian in'i diuji 50 kata dengan menempati posisi terendah dengan nilai
perbandingan 20 kata yang mirip bahasa ;6,4%. Berbeda dengan pelafalan pada
Indonesia dan 30 kata yang tidak mirip kata-kata ~-ang tidak mirip dimana
sama sekali dengan bahasa Indonesia erkundigen menempat -Dosisi pertama
(lihat lampiran 1): Dari 20 kata ini, tertinggi dengan nilai 92,8 scmentara
penguasaan tekanan yang disimak yang terendah adalah dankbar dengan -
dengan benar dengan nilai tertinggi ulai 0%. Kemiripan ataupun
85,7% pada kata Okonomie, Professor dan ketidakmiripan kata 3alam bahasa
Rhytmus, sedangkan penguasaan Jerman dan bahasa Indonesia turut
nerpengaruh dalam kemampuan
Aanan dengan nilai terendah 14,3% menyimak maupun 'nelafalkan kata-
pada kata =vui1•alent. Hal ini kata tersebut. Data tentang hal
berbanding terbalik pada katai;ata yang :ersebut terlihat dalam tabel 1.
tidak mirip bahasa Indonesia. Penilaian kemampuan mahasiswa
Penguasaan mmyunak tekanan pada terhadap empat kategori - tekanan yang
kata-kata Urwald, disimak dan dilafalkan serta panjang
ellen dan herauslehnen merupakan yang disimak dan dilafalkan - terlihat
yang -creinggi (100%),,sedangkan yang bervariasi bila dibuat penilaian sebagai
terendah adalah .:-7zrqueren (35,7%). berikut: A = sangat baik (dengan nilai
Dalam mengucapkan tekanan yang 41 -
benar :)ada kata-kata yang mirip ;0), B = baik (dengan nilai 31 - 40), C =
bahasa Indonesia seperti -jarage, cukup
Rhytmus dan menempati urutan dengan nilai 21 - 27), D = kurang
pertama dengan nilai tertinggi 100%, (dengan nilai 11 - 20), dan E = sangat
sedangkan yang terendah adalah kurang (dengan nilai 0-10).
Aquivalent dengan nilai 21,4%. Pada
kata-kata yang tidak mirip bahasa Tabel. 1. Penilaian Kemampuan
Indonesia seperti Ergebnis, Urwald, Interprestasi Kata Yang Mirip dan
dankbar, entschuldigen dan Tidak Mirip
wesensnotwendig menempati nilai
tertinggi Mirip
100%), sedangkan kata durchwuhlen
Kemampuan Tekanan Panjang
dan : "orkenntnisse menempati urutan
terendah ;.ebanyak 50%. Dalam Simak Lafal Simk Lafal

menyiinak panjang vokal -~ada 20 kata Tertinggi 85,7 100 92.6 100
yang mirip, panjang vokal pada kata - (3) (2) (1) (2)
heater yang paling banyak dikuasai oleh Terendah 14.3 21.4 35.7 36.4
2zmbelajar dengan nil.ai tertinggi 92,6%, (1) (1) (1) (3)
_-.edangkan paling sedikit adalah
Professor dengan Jilai 35,7%. Panjang Untuk tekanan kang disimak
vokal dalam menyimak kata,ata yang sebanyak 4 orang mendapat nilai A, 5
tidak mirip bahasa Indonesia orang mendapat nilai B dan 5 orang
diperoleh erfolgreichster dengan nilai mendapat nilai C. Untuk tekanan yang
tertinggi 78,6% dan .tankbar dengan dilafalkan sebanyak 5 orang mendapat
Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15)
(10 15

nilai A, 7 orang mendapat nilai B: dan 2 Professor; widersprechen, entschuldigen,


orang mendapat nilai C. Sementara itu, wesensnotwendig, Depression,
untuk panjang yang disimak sebanyak erkundigen, Vorkenntnisse,
4 orang mendapat nilai B, 7 orang Verantwortung, unverbindlich,
mendapat nilai C dan 4 orang Zuverla'ssigkeit, dan hervorragend
mendapat nilai D. Sedangkan untuk cenderung digunakan dengan alofon [e].
panjang yang dilafalkan 4 orang Kekeliruan dalam Fonem lo/ tidak
mendapat nilai B dan 10 orang sebesar fonem /o/. Dalam pengucapan
mendapat nilai C. fonem lo/ sering muncul dalam alofon [o]
Penilaian kemampuan interpretasi pada kata Zolibat dan Bevolkerung
mahasiswa terhadap tekanan yang dibandingkan alofon [0] dan [op-],
disimak dan dilafalkan serta panjang sementara itu fonem /ol lebih sering
yang disimak dan dilafalkan secara muncul dalam alofon [o] diibandingkan
secara iunum dapat dilihat pada Gambar alofon [o] pada kata Vortrag, vorsichtig,
1. losgeschoben, Professor, Komfort,
Vorkenntnisse ataupun alofon [:)] pada
kata erfolgreichster, Telekommunikation,
Komfort, Kompromi,/3, Verantwortung,
obligatorisch. Fonem /u/ dan /u/
mengalami masalah yang saina dengan
600 fonern /o/ dan /01. Fonem /u/ pada
Int-HV kata Urwala; Zuschlag , Zuverlassigkeit
400
Int-SF muncul dengan alofon [u] dan bukan [u:],
200 Lan-HV sedangkan Rhytmus, entschuldigen„
durchwuhlen, erkundigen, Verantwortung
0 Lan-SF
muncul dengan alofon [u] dan bukan [u ].
Begitu juga dengan Ilbersiehtsplan,
uberqueren, uberraschen durchwuhlen,
Punktlichkeit, lebih sering muncul alofon
[u] atau [u:] dibandingkan alofon [y][y], [y]
Gambar 1. Penilaian
aian Kemampuan
ataupun [Y]. Hasil penelitian yang
Interprestasi Secara Umum
berkaitan dengan fonem segmental vokal
menunjukan bahwa masalah yang terjadi
b. Fonem Segmental
pada fonem tersebut terjadi pula pada
Fonem segmental vokal merupakan
konsonan walaupun dengan frekuensi
fonem yang paling keliru disimak
yang lebih kecil. Fonem-fonem yang
maupun dilafalkan. Walaupun
kelihatannya fonem ini mudah untuk diucapkan sama dalam bahasa Indonesia
dan tidak mengalami perubahan seperti
diidentifikasi, namun pada
fonem konsonan /1/, /m/, /n/, /f/,
kenyataannya terjadi kesalahan dalam
/h/ tidak mengalami kendala dalam
menginterpretasinya. Hal ini
pelafalan. Berbeda dengan fonem
mengakibatkan bunyi yang seringkali
konsonan yang sama dalam pelafalan,
dihasilkan secara lisan terdengar aneh.
fonem konsonan Iw/, /q/, ly/ dan Is/
Kesalahan yang paling sering"~ terjadi
merupakan fonem yang paling keliru
adalah pada fonem /a/. Fonem ini sering
diinterpretasikan. 'Konsonan /w/ bila
diinterpretasikan dengan [e] dan bukan
[s] dalam pengucapan pada kata disimak dalam bahasa Jerman muncul
dalam bunyi [v] seperti pada contoh
Aquivalent, ungefahrlich, wdhrend,
Urrvald •['u:e valt], begitu juga dengan
fonem /q/ yang dilafalkan [kv] pada
Anonymitat, Zuverlassigkeit. Sebaliknya
contoh Quote ['kvo:te], fonem lyl yang
fonem /e/ yang muncul dengan variasi
dilafalkan [y] pada kata sXmpathisch
alofon [E] pada kata Ergebnis, wahrend,
[zyrn'paaI j] dan fonem /sl yang
Exemplar, abstellen, erfolgreichster,
dilafalkan [z] pada awal kata atau suku
Analisis Interprestasi Fonem Segmental dan………………….. Wilma Akihary dan Ritha Maruanaya 16

kata seperti pada contoh sympathisch Gabungan konsonan /ng/ yang dilafalkan
[zym'paaI f], kecuali jika terdapat [q] mirip dengan bunyi dalam bahasa
konsonan tak bersuara mengikutinya, Indonesia. Namun dalam bahasa Jerman,
misalnya /s/ yang mengikutinya dalam gabungan fonem ini mendapat sisipan [g]
suku kata yang sama seperti pada kata bila diikut oleh vokal seperti pada kata
Skala ['ska:la]. Sebaliknya, fonem /z/ Angora. Selain itu, bunyi [q] ini muncul
yang dilafalkan [ts] seperti kata Zuschlag pula pada gabungan konsonan /nk/
['tsu: f lak]. Lafal yang sama [ts] juga dimana bunyi ini menjadi [qk] seperti
berlaku untuk fonem /t/ seperti pada pada kata dankbar ['daijkba:r],
kata Nation [na'tsio:n]. Namun dalam Punktlichkeit ['pu ~k1Iqkaet]. Namun hal
penerapannya keempat fonem tersebut ini sering salah diinterpretasikan
diinterpretasikan sama dengan fonem sehingga yang muncul adalah [nk].
tersebut dalam bahasa Indonesia. Mereka Gabungan konsonan Ich/ merupakan
menginterpretasikan fonem lw/ dengan gabungan konsonan yang paling keliru
[w] dibandingkan [v] seperti yang terlihat dilafalkan. Gabungan konsonan /ch/
pada kata Urwald, wahrend, dapat dilafalkan [k] bila berada sebelum
ti_vidersprechen, wesensnotwendig, vokal /a/, /o/ dan konsonan /1/, /r/
angewiesen, durchwuhlen, Verantwortung. dalam kata-kata bahasa Yunani,
Konsonan /q/ sering diinterpretasikan misalnya C4rta ['karta], Choral [ko'raa],
dengan bunyi [k] dan bukan [kv] seperti Chlorit [klo'ria], Chrom [kro:m].
yang terekam pada kata A,quivalent, Sementara itu dilafalkan [9] bila berada
uberqueren, sedangkan fonem /y/ 3ibelakang vokal %>/, /u/, !o/ dan lal,
diinterpretasikan dengan bunyi [i] seperti diftong /eu/ dan ell' dan setelah
pada kata sxmpathisch, psychologish, konsonan ataupun bila berada di depan
Rhytmus, AnonXmitat. Sementara itu vokal lel dan li/ seperti contoh pada
fonem Is/ pada awal kata atau suku kata China ['gi:na], Cheznie [qe'mi:}.
kata lebih sering digunakan sebagai Pada kata _^sychologisch yang mirip
bunyi [s] dan bukan [z], contoh sympathis, dengan bahasa Indonesia .iapat
wesensnotwendig, angewiesen, . diinterpretasikan dengan benar yakni
ZJbersichtsplan. dengan ;k], sedangkan kesalahan terjadi
Selain keempat konsonan di atas, ada pada kata Chemie dimana yang muncul
juga beberapa konsonan yang mengalami adalah [k] dan bukan [9].
kesalahan pelafalan seperti fonem /gl
pada Garage yang dilafalkan [g] dan KESIMPULAN DAN
bukan [3 ], sedangkan pada wenig, SARAN
vorsichtig dan wesensnotwendig yang a. Simpulan
dilafalkan [k] dan bukan [~]. Fonem /d/ Berdasarkan hasil penelitian dan
pada Urwald wahrend hervorragend yang Pembahasan yang telah diuraikan pada
dilafalkan [d] dan bukan [t]. bab, belumnya, disimpulkan hal-hal
Gabungan konsonan Isch/ yang sebagai berikut:
dilafalkan [f] pada kata sympathisch, 1. Interpretasi mahasiswa terhadap
psychologis automatisch, entschuldigen, fonem suprasegmental tekanan
Zuschlag, losgeschoben, obligatoris terhadap suatu bunyi lebih tinggi
uberraschen sering dilafalkan dengan [s] daripada panjang suatu bunyi.
dan bukan [,(]. Bunyi [j] ini pun muncul Tekanan dalam bahasa Jerman yang
bila pada konsonan /sl yang berada di menyangkut keras dan lemahnya
depan konsonan /p/ dan /t/ pada awal bunyi yang dihasilkan terpola dalam
kata seperti aturan bahwa umumnya tekanan
pada kata abstellen, widerWrechen dalam bahasa Jerman terdapat pada
seri suku pertama, namun penggunaan
ng dilafalkan [st] dan [sp] dan bukan afiksasi tertentu menyebabkan
[,(t] dan [Jp]. tekanan tidak hanya berada pada
suku kata pertama. Sedangkan
Tanoar, Vol. 5 No. 2 Desember 2007 (10-15) 17

panjang suatu bunyi lebih sulit diakses 24 Maret 2007)


untuk diinterpretasi oleh mahasiswa Aufderstra(3e, L. et.al. 1993. Themen Neu -
mengingat ketidakpekaan mereka Kursbuch 1. Jakarta: Katalis
terhadap panjang bunyi tersebut. Bloomfield, L. 1995. Bahasa. Jakata: PT
2. Interpretasi mahasiswa terhadap Gramedia -Pustaka Utama
fonem vokal dan konsonan Jerman Bunk, G.J.S. 2005. Phonetik Aktuell.
terutama yang tidak terdapat dalam Ismaning: Max Hueber Verlag
bahasa Indonesia masih rendah, Chaer, A. 2003. Linguistik Umum. Jakarta:
PT Rineka Cipta
b. Saran Gotz, D. (Eds). 1997.
Berdasarkan temuan penelitian dan Langenscheidt
simpulan hasil penelitian yang telah Grof3w©rterbuch Deutsch als
dikemukakan di atas, disarankan hal-hal F'remdsprache. Berlin: Langenscheidt
sebagai berikut: Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-dasar
1. Mengajarkan bahasa Jerman Linguistik
terutama kemampuan rnenyunak dan Llmum. Jakarta: Fakultas Sastra UI
berbicara sebaiknya diberikan secara Kreuzer U. dan K. Pawlowski. 1975.
lebih mendetail, tidak hanya Deutsche Hochlautung. Stuttgart:
menangkap makna dari apa yang Ernst Klett
disimak, namun juga terdapat materi Pateda, M. 1990. Linguistik Sebuah
yang mengajarkan kata-kata yang ada Pengantar. Bandung:Angkasa
di dalam materi tersebut dengan Samsuri. 1991. Analisis Bahasa.
menyimak dan mengucapkan kata- Jakata: Elangga
kata tersebut secara berulang Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas
sehingga kemampuan menyirnak Linguistik Zlmum. Yogyakarta:
bunyi-bunyi dan mengaplikasikan Gadjah Mada University Press
bunyi tersebut dalam berbicara lebih Wagner, K.H. 2005. Phonetik und
terasah.Memfungsikan laboratorium Phonologie.
jurusan bahasa sebagaimana (Online),(http://www.fbl0.uni
mestinya mengingat selama mi bremen.de/Iinguistik/khwagner/phonetik
laboratorium jurusan bahasa di FKIP diakses 6 Februari 2007)
hanya dijadikan sebagai ruangan
yang menyimpan peralatan audio dan
visual, namun tidak dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.
2. Pelafalan fonem-fonem vokal dan
konsonan terutama yang tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia perlu
dilatih untuk menimbulkan kepekaan
terhadap bunyi-bunyi bahasa
tersebut. Hal ini akan berdampak baik
bagi perkembangan penelitian bahasa-
bahasa di masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Das Alphabeth.


(Online),
(http:/Isyams.wordpress.comJtaiz/gr
am-matik
tata-bahasaldas-alphabet/jerman,

Anda mungkin juga menyukai