Pemasaran Rumah Sample= 3 orang Jakarta masih sangat tinggi dengan Sakit Menggunakan pimpinan RS nilai market attractiveness 61.5 dan Market Based- Variable= strategi nilai competitive position Rumah Management pemasaran, Market Sakit XYZ tersebut adalah sebesar (Maulana, 2020) Based-Management 59.8. Hasil portfolio analysis Instrumen= studi menunjukkan bahwa strategi pilihan literatur, analisis yang bisa diimplementasikan oleh dokumen, wawancara, rumah sakit XYZ ialah offensive dan observasi strategy dengan pilihan pada core Analisis= content strategy IA: grow market share, dan analysis dan context core strategy ID: expand market analysis demand. Strategi pemasaran ini memberi rekomendasi kepada Rumah Sakit XYZ untuk mengintegrasikan segmen pasar business to business (B2B) dan business to consumer (B2C) dengan membentuk marketing sales forces, menerapkan push dan pull communication, serta membentuk divisi corporate communication. 2 Strategi Pemasaran Design= kualitatif Hasil analisis SWOT posisi RS H RSUD H Abdul Sample= 80 pasien Abdul Manap ada pada kuadran Manap Kota Jambi dirawat di RS Abdul kuadran 2, yaitu hold and maintain. (Heningnurani, manap dan pengunjung Dengan memperhatikan kesesuaian 2019) rumah sakit di antara Road map jangka panjang poliklinik rawat jalan rumah sakit yang ada dengan analisis Variable= strategi situasi dan posisi yang didapatkan, pemasaran sehingga dapat dilakukan Instrumen= penyusunan dan penetapan strategi wawancara, market pemasaran secara tepat dengan survey melakukan bauran pemasarannya Analisis= analisa atau marketing mix, yaitu product, SWOT place/distribution, price, dan promotion 3 Penerapan Design= penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Marketing Mix deskriptif dengan variabel place, promotion, physical Melalui Pemanfaatan pendekatan kualitatif evidence dan process belum Pelayanan Kesehatan Sample= 11 orang diterapkan dengan baik. Sedangkan Di Poliklinik Marketing Mix , variabel price dan people sudah Kebidanan Dan pelayanan kesehatan diterapkan dengan baik. Dapat Kandungan Rumah Instrumen= observasi disimpulkan bahwa penerapan Sakit Ar Bunda dan wawancara marketing mix di Poliklinik Prabumulih mendalam Kebidanan dan Kandungan Rumah (Putri et al., 2019) Analisis= Sakit AR Bunda Prabumulih belum baik, Hal ini ditinjau dari penerapan variabel produk yang masih belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat Prabumulih secara umum. 4 How marketing mix Design= A cross- Di antara 44 komponen bauran (7Ps) affect the sectional study pemasaran menurut model 7P, patients’ selection of Sample= 300 pasien terdapat “kekhususan penyedia a hospital: Variable= marketing layanan kesehatan” status terbaik experience of a low- mix, pilihan pasien (mean (SD) 4,15 ± 0,82) dari sudut income country Instrumen= pandang pasien. Di antara 7P, (Ravangard et al., wawancara "physical environment" dan "people" 2020) Analisis= T test, masing-masing memiliki status yang Pearson’s correlation lebih baik. Sebaliknya, rumah sakit coefficient, dan linear yang diteliti memiliki status paling regression rendah dalam "promotion". Hubungan yang signifikan terungkap antara rumah sakit umum swasta dan perusahaan dalam hal price, promotion, dan process (P <0,05). Korelasi Pearson mengungkapkan hubungan langsung antara semua komponen pemasaran campuran di rumah sakit (P <0,001). 5 Strategi Pemasaran Design= kualitatif terjadi perubahan yang cukup Produk Program Sample= 7 informan signifikan dirasakan baik oleh BPJS/JKN di Rumah Variable= strategi internal dan eksternal rumah sakit, Sakit Swasta pemasaran baik itu perubahan tipe pasien yang (Dewi & Subawa, Instrumen= menyebabkan menurunnya tingkat 2018) wawancara kunjungan beberapa tipe pasien. Analisis= analisa Pihak manajemen sudah mampu SWOT mengambil kebijakan penyelamatan dengan merubah segmentasi pasar dan melakukan strategi penetapan tarif. 6 Faktor-faktor Design= cross Hasil penelitian yang menunjukan Marketing Mix yang sectional study bahwa terdapat hubungan yang Berhubungan dengan Sample= 53 pasien bermakna antara lokasi dengan Keputusan Pasien Variable= faktor faktor keputusan memilih rawat inap Memilih Rawat Inap marketing mix, dengan nilai p = 0,004, terdapat Rumah Sakit keputusan pasien hubungan yang bermakna antara Manembo-Nembo Instrumen= - biaya dengan keputusan memilih Bitung Analisis=hasil rawat inap dengan nilai p = 0,000, (Makawimbang et penelitian dianalisis terdapat hubungan yang bermakna al., 2020) secara univariat, antara personil dengan keputusan bivariat dan multivariat memilih rawat inap dengan nilai p = dan perhitungan statisik 0,000, tidak terdapat hubungan yang Regresi Logistik bermakna antara promosi dengan keputusan memilih rawat inap dengan nilai p = 0,184, terdapat hubungan yang bermakna antara proses dengan keputusan memilih rawat inap dengan nila p = 0,018, terdapat hubungan antara produk dengan keputusan memilih rawat inap dengan nilai p= 0,013 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara bukti fisik dengan keputusan memilih rawat inap dengan nilai p = 0,300. Hasil analisis secara multivariat menunjukan bahwa biaya (p = 0,001) merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan memilih rawat inap di Rumah Sakit Manembo- nembo Tipe C Bitung. 7 Strategi Bauran Design= analisis Beberapa strategi pemasaran yang Pemasaran kualitatif sering dilakukan rumah sakit dengan Pelayanan Kesehatan Sample= direktur, memperhatikan bauran pemasaran RSD Kol. Abundjani kepala bidang (marketing mix) adalah : Bangko di Era pelayanan, kepala a. Memperhatikan produk dengan Jaminan Kesehatan bagian tata usaha, mengembangkan produk layanan Nasional (JKN) kepala bidang yang dibutuhkan oleh masyarakat (Arismen et al., keperawatan dan kepala dan melakukan peningkatan mutu 2019) unit pelayanan. terhadap produk layanan yang telah Variable= strategi ada pemasaran pelayanan b. Melakukan efisiensi dan juga kesehatan memberlakukan kebijakan yang Instrumen= panduan berorientasi kepada pelanggan wawancara dan alat c. Melakukan promosi secara intensif perekam dengan turut melibatkan semua SDM Analisis= - rumah sakit maupun dengan melibatkan stakeholder di Pemerintahan Kabupaten Merangin. d. Meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan karyawan melalui pendidikan dan juga pelatihan, workshop, seminar dan promosi pembelajaran. e. Pembuatan prosedur pelayanan (SOP) sehingga meminimalisasi kesalahan dalam proses pelayanan dan terimplementasi di semua bagian pelayanan. f. Perbaikan dan pembaharuan fasilitas pelayanan, misalnya dengan teknologi terbaru, kenyamanan ruangan, keamanan dan sebagainya. Dengan menjalankan strategi bauran pemasaran (marketing mix) RSD Kol. Abundjani Bangko masih dapat memberikan pelayanan yang bermutu di era BPJS sekarang ini. 8 Analisis Trend Design= studi Marketing mix yang dilakukan untuk Peningkatan Jumlah observasional meningkatan kunjungan pasien salah Kunjungan Pasien Sample= petugas satunya yaitu peran produk atau Ditinjau Dari rekam medik dan fasilitas pelayanan yang ada di Marketing Mix petugas pemasaran Rumah Sakit HVA Toeloengredjo, (Wardani, 2017) Variable= data jumlah dengan adanya alat-alat canggih kunjungan pasien baru yang dimiliki seperti Hemodialisa. dan pasien lama Berdasarkan hasil analisis time series Instrumen= menggunakan moving average model Analisis=Uji statistik ARIMA (1,1,0) pengunjung RSHVA menggunakan analisis Toelongredjo terus mengalami time series dengan kenaikan. Prediksi jumlah kunjungan metode autoregressive pasien pada bulan Desember 2016 integrated moving adalah 10746 kunjungan dalam average (ARIMA). selang kepercayaan 95% terdapat dalam 4323-17169 kunjungan. 9 Efektivitas Design= cross Hasil penelitian menunjukkan Pelaksanaan sectional Marketing mix product, place, Marketing Mix 9P Sample= 87 responden promotion, people, process, physical Terhadap Kepuasan Variable= Product, evidence, public relation, power Pelayanan Klinik Price, Place, belum efektif karena pasien yang Rawat Jalan Rumah Promotion, People, sangat puas masih dibawah 80%. Sakit Jemursari Process, Physical Hanya Marketing Mix price Surabaya Evidence, Public responden yang cukup puas 100% (Wijaya & relations, Power dan ini bisa dikatakan cukup efektif Adriansyah, 2020) terhadap kepuasan karena melebihi 80% sedangkan pelayanan Marketing Mix 9P dikatakan belum Instrumen= - efektif karena walaupun sebagian Analisis=Analisis data responden mengatakan sudah cukup dilakukan dengan optimal namun pasien yang cukup tabulasi silang dan puas masih dibawah 80%. analisis pareto 80/20 10 Pengaruh Bauran Design= cross Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemasaran sectional bauran pemasaran secara simultan (Marketing Mix) Sample= 80 pasien berpengaruh signifikan terhadap terhadap Keputusan Variable= keputusan menggunakan jasa rawat Menggunakan Jasa Produk/product, jalan di rumah sakit Bina Sehat Rawat Jalan di harga/price, Jember. R2 sebesar 0,809 bahwa Rumah Sakit Bina Tempat/place, kemampuan variabel independen Sehat Jember Promosi/promotion, Produk (X1), Tarif (X2), Tempat (Ulfah et al., 2011) Petugas/people, (X3), Promosi (X4), Petugas (X5), Proses/process dan Proses (X6) dan Sarana (X7) untuk Sarana/physical mejelaskan variasi pada variabel evidence, variabel dependen Keputusan Menggunakan tergantungnya adalah Jasa Rawat Jalan (Y) adalah sebesar keputusan 80,9%. Selebihnya, yaitu 19,1% Instrumen= kuisioner dijelaskan oleh variabel bebas yang Analisis= Data lain yang tidak diteliti. Secara parsial dianalisis variabel poduk, tempat, promosi, menggunakan uji petugas dan sarana berpengaruh analisis regresi linier secara signifikan terhadap keputusan berganda menggunakan jasa rawat jalan rumah sakit Bina Sehat, sedangan variabel tarif dan proses tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa. Variabel bebas yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa rawat jalan (Y) yaitu Produk (X1) sebesar 29,94% sedangkan pengaruh berikutnya secara berurutan adalah Sarana (X7) sebesar 18,77%, Tempat (X3) 14,76%, Promosi (X4) 12,10%, Petugas (X5) 9,72%, Proses (X6) 3,94% dan Tarif (X2) 0,55%