Anda di halaman 1dari 3

Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Mata Kuliah : Wacana Bahasa Indonesia


Hari/Tanggal : Jumat/ 27 November 2020

31_Febri Larassasti_7XA_UAS_Gasal_2021

JAWABAN
1. Konteks wacana pada teks “Guru punya tanggung jawab sosial menjadi agen
keberagaman, bukan penyeragaman.” Adalah jenis konteks Implikatur karena ada
kata agen pada teks tersebut yang mengindikasikan bahwa konteks tersebut
merupakan implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau
apa yang dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan
secara harfiah.

2. “ Kasus korupsi tingkat elite terjadi kembali dengan mencokop pejabat pada lefel
tertinggi , Menteri Edhy Prabowo yang kini yang kini diangkut ke Kuningan
bersama sejumlah staf dan pejabat kementrian”.

Contoh diatas merupakan suatu dialog terdapat kata ke Kuningan memiliki


implikatur non-konvensional Implikatur non-konvensional atau implikatur
percakapan adalah implikasi pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan.
Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatis yang terkandung di dalam
suatu tuturan percakapan akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan.
“ Diam-diam pasang baliho lagi kita tangkap”, ujar Pangdam Jaya
Contoh tersebut merupakan contoh dari panafsiran lokal yang menyebutkan kita
tangkap. Siapa yang ditangkap? Yaitu ormas masyarakat yang sudah membuat
kerumunan dan melanggar protokol kesehatan FPI.

3. Teks Ekposisi
Tema: Penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan masyarakat
Topik: bahasa yang digandrungi oleh sekolompok masyarakat
Pengaruh Fenomena Bahasa “Gaul” terhadap bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah alat pemersatu berbagai bangsa yang
mempunyai latar belakang etnis dan sosial budaya yang berbeda. Bahasa Indonesia harus
digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang
dipakai harus lengkap dan  baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan
logika pemakaian.
Sebagai bangsa Indonesia kita harus menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang disesuaikan dengan
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan situasi pembicaraan.
Namun seiring perkembangan zaman, tata bahasa Indonesia saat ini banyak mengalami
perubahan. Masyarakat Indonesia, khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Perubahan ini muncul karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap
sebagai kreativitas. Salah satu dari penyimpangan tesebut adalah digunakannya bahasa
‘galau’. Dalam ilmu bahasa, bahasa ‘gaul’ termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’, yaitu
bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang
hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting
dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab
bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomenal
sosial tertentu.
Ada beberapa faktor mengapa umumnya para remaja menggunakan bahasa gaul, yaitu
karena semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi seperti handphone dan
internet, ingin diakui keberadaannya, tidak mau ketinggalan zaman, mengikuti tren, ingin
selalu eksis, dan lain sebagainya.
Bahasa ‘galau’ juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa
Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman
sekarang. Dalam ilmu linguistik dikenal adanya beragam bahasa baku dan tidak baku.
Bahasa tidak baku biasanya digunakan dalam acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi,
bahasa ‘galau’ merupakan bahasa yang tidak mengindah.
Dengan penggunaan bahasa ‘gaul’oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa jadi
suatu saat nanti masyarakat sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak memakai
EYD sebagai pedoman dalam berbahasa, sehingga menganggap remeh bahasa Indonesia.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia yang baik dan benar dikalangan remaja dan anak-anak. Padahal bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi negara kita dan sebagai identitas bangsa serta pemersatu bangsa.
Keterangan
1. Bahasa Indonesia – bahasa Negara = kohesi leksikal sinonim
2. Masyarakat Indonesia – para remaja = kohesi leksikal sinonim
3. Bahasa gaul – ia = kohesi gramatikal referensi
4. Bahasa – ia = kohesi gramatikal referensi
5. Ahli bahasa - ahli sosial = kohesi leksikal hiponim

Anda mungkin juga menyukai