Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP

PERKEMBANGAN DEWASA KELUARGA Tn.A

TUGAS

disusun guna memenuhi tugas take home Ujian Akhir Semester


Dosen Pengampu: Dr. Yessy Dessy Arna, S.Kp.,M.Kep., Sp.Kom

oleh:
Eva Riantika Ratna Palupi
NIM 131714153086

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP
PERKEMBANGAN DEWASA KELUARGA Tn.A

1. KASUS
Perawat komunitas sedang bertugas untuk melakukan asuhan keperawatan
keluarga di desa Suka Maju Surabaya. Ners Lala mendapatkan kasus pada
keluarga Tn. A. Tn.A (50 tahun) hanya tinggal berdua dengan istrinya
Ny.B (45 tahun), anak satu-satunya sedang menimba ilmu di luar kota.
Anak mereka berusia 21 tahun. Tn. A telah 3 bulan ini didagnosa
menderita stroke. Tn. A yang awalnya bekerja sebagai pedagang nasi
bebek harus kehilangan pekerjaannya karena sakit yang dideritanya. Ny. B
yang kesehariannya berjualan di toko klontongnya kini menjadi sumber
utama pencari nafkah. Setiap harinya Tn. A hanya mampu tirah baring di
tempat tidur, dengan aktivitas makan minum, BAK BAB, dan diseka di
tempat tidur oleh istrinya.
2. PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik di tempat tidur pada Tn.A Keluarga Tn.A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn.A dengan stroke
ditandai dengan:
DS:
a. Ny.B berkata, “suami saya terkena stroke sejak tiga bulan yang lalu”
b. Ny.B berkata, “saya membantu setiap aktvitas suami saya di tempat tidur”
c. Tn.A berkata, “badan saya terasa lemas sebelah kiri dari ujung kepala
hingga kaki, hanya ditempat tidur”
DO:
a. Tn.A terlihat hanya diatas tempat tidur
b. Tn.A melakukan aktivitas di tempat tidur, mulai makan, toileting
c. Tn.A tidak mampu mengangkat atau menggerakkan bagian tubuh sebelah
kiri
3. Intervensi Keperawatan

Tabel 1. Intervensi keperawatan keluarga Tn.A


Diagnosa Keperawatan Tujuan
No Intervensi
Keluarga Umum Khusus
1. Hambatan mobilitas fisik di Hambatan mobilitas TUK 1: 1. Jelaskan tentang penyakit stroke (apa
tempat tidur pada Tn.A di tempat tidur pada Keluarga mengenal itu stroke, penyebab, faktor resiko,
Keluarga Tn.A berhubungan Tn.A teratasi 7x24 masalah hambatan komplikasi, pengobatan)
dengan ketidakmampuan jam mobilitas fisik di tempat 2. Jelaskan diet yang tepat untuk
keluarga merawat Tn.A dengan tidur pada Tn.A penyakit stroke
stroke ditandai dengan: 3. Jelaskan macam-macam rentang
DS: gerak untuk pasien stroke
a.Ny.B berkata, “suami saya TUK 2: 1. Jelaskan dampak yang ditimbulkan
terkena stroke sejak tiga Keluarga mampu akibat stroke
bulan yang lalu” memutuskan masalah 2. Beri kesempatan keluarga untuk
b.Ny.B berkata, “saya hambatan mobilitas fisik di bertanya
membantu proses miring tempat tidur pada Tn.A 3. Beri kesempatan keluarga untuk
kanan kiri suami saya” menjelaskan kembali
c.Tn.A berkata, “badan saya 4. Diskusikan dengan keluarga strategi
terasa lemas sebelah kiri dari yang akan dilakukan
ujung kepala hingga kaki, 5. Beri reinforcement positif setiap
hanya ditempat tidur” respon keluarga
DO: TUK 3: 1. Demonstrasikan teknik ROM pasif
a.Tn.A terlihat hanya diatas Keluarga mampu dengan benar
tempat tidur merawat masalah
b.Tn.A melakukan aktivitas di hambatan mobilitas fisik di
tempat tidur, mulai makan, tempat tidur pada Tn.A
toileting
c.Tn.A tidak mampu
mengangkat atau TUK 4: 1. Sediakan tempat tidur yang nyaman
menggerakkan bagian tubuh Keluarga mampu untuk menghindari dekubitus
sebelah kiri memodifikasi lingkungan 2. Manfaatkan perkarangan untuk
dengan masalah hambatan TOGA
mobilitas fisik di tempat 3. Manfaatkan perkarangan untuk sayur
tidur pada Tn.A daun katuk
4. Buat jadwal ROM
TUK 5: 1. Kenalkan keluarga pada pelayanan
Keluarga bersedia dan kesehatan
mampu menggunakan 2. Jelaskan pada keluarga cara
layanan kesehatan terkait mendapatkan pelayanan kesehatan
masalah hambatan 3. Rujuk bila ada yang sakit
mobilitas fisik di tempat
tidur pada Tn.A
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 2. Implementasi dan Evaluasi Keluarga Tn.A
No. Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Minggu, 17 Hambatan 1. Menjelaskan tentang Minggu, 17 Desember 20
Desember mobilitas fisik penyakit stroke (apa itu Pukul 10.00 WIB
2017 di tempat tidur stroke, penyebab, faktor S:
(pukul 09.00 pada Tn.A resiko, komplikasi,  Ny.B berkata, “Say
WIB) Keluarga Tn.A pengobatan) mbk”
berhubungan 2. Menjelaskan diet yang tepat  Tn.A berkata, “Iya m
dengan untuk penyakit stroke terapkan”
ketidakmampua 3. Menjelaskan macam- O:
n keluarga macam rentang gerak untuk  Tn.A dan Ny.B
merawat Tn.A pasien stroke antusias mend
dengan stroke 4. Menjelaskan dampak yang penjelasan perawat
ditimbulkan akibat stroke  Ny.B bertanya kepada
5. Memberi kesempatan Tn.A dan Ny.B
keluarga untuk bertanya menjelaskan kembali:
6. Memberi kesempatan stroke (apa itu
keluarga untuk menjelaskan penyebab, faktor
kembali komplikasi, pengobat
7. Mendiskusikan dengan yang tepat untuk
keluarga strategi yang akan stroke, macam-macam
dilakukan gerak untuk pasien st
8. Memberi reinforcement dampak yang dit
positif setiap respon akibat stroke
keluarga  Ny.S
9. Mendemonstrasikan teknik mendemonstrasikan
ROM pasif dengan benar langkah menyusui den
10. Menyediakan tempat tidur  Ny.B membuat jadw
yang nyaman untuk pasif
menghindari dekubitus A:
11. Memanfaatkan Masalah teratasi sebagian
perkarangan untuk TOGA P:
12. Memanfaatkan Lanjutkan intervensi
perkarangan untuk sayur 1. Demonstrasikan car
daun katuk pasif
13. Membuat jadwal ROM 2. Rujuk bila ada yang sa
14. Kenalkan keluarga pada 3. Beri reinforcement
pelayanan kesehatan setiap respon keluarga
15. Jelaskan pada keluarga
cara mendapatkan Paraf perawat
pelayanan kesehatan
16. Rujuk bila ada yang sakit (Ns. Lala)
Lampiran 1. SOP Cuci Tangan

Standart Operational Procedur (SOP)

LATIHAN RENTANG GERAK PASIF

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO HALAMAN:


REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1 PENGERTIAN Latihan rentang gerak pasif merupakan penggunaan gerakan
tubuh pasi untuk memelihara atau memulihkan fleksibilitas
sendi.
2 TUJUAN a. Meningkatkan kekuatan otot
b. Mempertahankan rentang gerak sendi
c. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
d. Memperkecil efek terjadinya kontraktur
e. Menjaga elastisitas otot
f. Merangsang sirkulasi darah
g. Mengurangi nyeri
h. Membantu proses penyembuhan pada daerah yang cedera
i. Mempertahankan kesadaran pasien
3 INDIKASI Klien yang mengalami gangguan muskuloskeletal
4 KONTRAINDIKASI Klien stroke yang belum memasuki fase rehabilitasi.
5 PERSIAPAN a. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan dan efek
PASIEN fungsi pergerakan.
b. Bekerjasama dengan fisioterapi didalam
mengembangkan dan melaksanakan satu program
latihan.
c. Tentukan motivasi klien untuk memelihara atau
memulihkan pergerakan
d. Jelaskan kepada klien atau keluarga tentang tujuan dan
rencana untuk latihan yang dilakukan.
e. Monitor lokasi dan sifat dari ketidaknyamanan atau
nyeri selama pergerakan atau aktivitas latihan.
f. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan dimulai.
g. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak bersifat
membatasi gerakan.
h. Lindungi klien dari trauma selama latihan.
i. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk gerakan
pasif/aktif.
j. Anjurkan latihan rentang gerak menurut jadwal dan
lakukan secara regular.
k. Laksanakan latihan pasif (ROM) sesuai indikasi.
l. Instruksikan pada klien atau keluarga bagaimana
caranya secara sistematis melaksanakan latihan rentang
gerak pasif atau rentang gerak aktif.
m. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan.
n. Bantu klien untuk mengembangkan atau membuat
jadwal latihan ROM.
o. Anjurkan klien untuk duduk ditempat tidur, disisi dari
tempat tidur atau di kursi, sesuaikan dengan
kemampuan.
p. Anjurkan ambulasi jika memungkinkan.
q. Tentukan kemajuan terhadap pencapaian sasaran.
r. Berikan penguatan positif terhadap latihan-latihan yang
dilakukan.
6 PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan yang
mendukung program latihan yang dilakukan pada klien
sesuai dengan kondisinya.
7 CARA KERJA Latihan rentang gerak pasif dengan anggota gerak atas dan
bawah, latihan rentang gerak pasif yaitu dengan tenaga yang
diperoleh dari luar yaitu dengan bantuan keluarga yang
merawat dan dilakukan pada bagian anggota gerak yang
mengalami kelemahan. Latihan ini dilakukan apabila klien
tidak mampu melakukan sendiri. Masing-masing gerakan
dapat dilakukan sebanyak 8 kali.
1. Latihan Rentang Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
1) Tangan satu penolong memegang siku, tangan
yang lain memegang lengan.
2) Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan
dengan siku tetap lurus.
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku, pegang
lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya
menekuk dan meluruskan siku.
c. Gerakan memutar pergelangan tangan
1) Pegang lengan dengan tangan satu dan tangan
yang lainnya menggenggam telapak tangan klien.
2) Putar pergelangan tangan klien kearah luar
(terlentang) dan kearah dalam (telungkup).
d. Gerakan menekuk dan meluruskan siku pergelangan
tangan.
1) Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan
yang lainnya memegang pergelangan tangan.
2) Tekuk pergelangan tangan klien keatas dan
kebawah.
e. Gerakan memutar ibu jari
Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan satu
tangan, tangan yang satunya memutar ibu jari tangan.
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu,
tangan lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari
tangan.

2. Latihan Rentang gerak Pasif Anggota Gerak Bawah


a. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha.
1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang tungkai.
2) Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap
lurus.
b. Gerakan menekuk dan meluruskan lutut
1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang tungkai.
2) Kemudian tekuk dan luruskan lutut.
c. Gerakan untuk pangkal paha
Gerakkan kaki klien menjauh dan mendekati badan
atau kaki satunya.
d. Gerakan memutar pergelangan kaki
Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya
memutar pergelangan kaki.
8 HASIL a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan perasaan segar dan
bugar, tubuh lansia akan terasa lebih ringan daripada
sebelum melakukan olahraga.
b. Evaluasi Nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi denyut jantung,
didapatkan denyut jantung sama antara sebelum dan
sesudah latihan. Tekanan darah akan stabil fisiologis
dan frekuensi pernafasan akan berada pada batas
fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai