Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Domba

Domba merupakan ternak yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan


petani kecil terutama didaerah pedesaan. Peranan tersebut dilihat dari potensi domba
dalam menunjang terciptanya lapangan kerja masyarakat kecil yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap, karena dapat membantu perkonomian rumah tangganya.
Pemeliharaan domba oleh peternak kecil pada umumnya sangat tradisional yaitu
bibit yang dipelihara pada umumnya dipilih yang mempunyai postur tubuh baik saja
dan tidak berdasarkan produktivitas nya. Pakan yang diberikan hanya rumput
lapangan dan jarang memperhatikan proses reproduksinya. Oleh sebab itu domba
yang dipelihara rakyat kecil memiliki produktivitas yang rendah. Sebetulnya domba
mempunyai banyak sifat yang menguntungkan, antara lain pemeliharaannya mudah,
mempunyai sifat merumput (grassing ability) baik, jenis hijauan yang dimakan
lebih banyak, modal yang dibutuhkan relative sedikit, harganya relalif rendah, tidak
membutuhkan kandang yang besar dan lahan yang luas. Sifat yang sangat
menguntungkan dan terkenal baik dari domba Indonesia adalah sifat prolific yaitu
dapat beranak lebih dari dua ekor sekali beranak, sehingga cepat berkembang biak
dan jarang terjadi kegagalan kebuntingan. Berdasarkan sifat-sifat yang
menguntungkan tersebut domba sangat cocok sebagai ternak pendukung swasembada
daging di Indonesia (Barep et al. 2010).

Gula

Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Sebagian besar gula dikonsumsi oleh masyarakat sebagai
sumber energi, pemberi cita rasa dan sebagai bahan baku industri makanan dan
minuman. Gula merupakan salah satu bahan pangan sumber karbohidrat dan sumber
energi atau tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam Pedoman Pola
Pangan Harapan (PPH), tercantum energi yang dianjurkan yang berasal dari gula
sebesar enam persen dari total kecukupan energi atau 110 kalori per kapita per hari
setara dengan 30 gram gula pasir. Selain itu, gula termasuk pemanis alami yang tidak
membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi secukupnya (Isnawati, 2009). Menurut
Koswara (2008) menjelaskan bahwa gula pasir atau sukrosa adalah jenis gula
terbanyak di alam, diperoleh dari ekstraksi batang tebu, umbi, nira palem dan
nira pohon maple (Acer Saccharum) yang banyak terdapat di Canada dan
Amerika Serikat. Jenis gula ini banyak digunakan oleh rumah tangga, rumah
makan, catering dan sebagainya. Sebuah molekul sukrosa terdiri dari 2 molekul
gula yaitu molekul glukosa dan molekul fruktosa.
GARAM

Garam merupakan salah satu bahan kimia yang sering dimanfaatkan oleh
manusia khususnya dalam bidang konsumsi. Penyusun terbesar garam yaitu senyawa
Natrium Klorida. Selain NaCl terdapat pula bahan pengotor antara lain CaSO4
MgSO4 MgCl2 dan lain-lain (Muryati 2008). Menurut Rositawati (2013) garam
diperoleh dengan tiga cara, yaitu penguapan air laut dengan sinar matahari,
penambangan batuan garam (rock salt) dan air sumur air garam (brine). Garam hasil
tambang berbeda-beda dalam komposisinya, tergantung pada lokasi, namun biasanya
mengandung lebih dari 95% NaCl.

CUKA

Asam cuka atau asam asetat dapat dibuat dari bahan–bahan yang mengandung
gula, sehingga air kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
asam cuka. Perubahan karbohidrat menjadi asam cuka dapat dilakukan dengan cara
fermen- tasi. Pembuatan cuka memerlukan dua ta- hapan proses fermentasi yaitu,
tahap perta- ma perubahan gula menjadi alkohol oleh khamir atau ragi dan tahap
kedua perubah- an alkohol menjadi asam cuka, dilakukan bakteri asam cuka. Metode
lambat mem- butuhkan waktu proses yang relatif lama yaitu berminggu-minggu
bahkan hitungan bulan. Metode lambat biasanya untuk ba- han baku berupa buah-
buahan, prosesnya sederhana dengan etanol tidak banyak ber- gerak atau mengalir
karena proses dilaku- kan pada suatu tangki (Echy et al. 2010).
Dapusnya

Barep S, Seno J, Edy K, Yon Supri O, Sutopo, Yoga A, Andika K, Darmawan. 2010.
Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipe kelahiran.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 20 (2):24-30.
Echy W, Hasanuddin, Kurnia H. 2010. Kualitas asam cuka kelapa dengan metode
lambat. J. Agroindustri. 3(1): 1-13.
Isnawati S F. 2009. Analisis Strategi Bersaing Gula Rafinasi (Studi PT. Jawa-
manis Rafinasi, Cilegon, Banten). [Skripsi]. Bogor(ID): Program Sarjana
Penyelenggara Khusus Agribisnis, Institut Pertanian Bogor
Koswara S. 2008. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi. Jakarta(ID): Toko Ebook
Online Pangan, Gizi dan Argoindustri.
Muryati. 2008. Pemisahan dan Pemanfaatan Bitern Sebagai Salah Satu Upaya
Peningkatan Pendapatan Petani Garam. Semarang(ID): Buletin Penelitian
dan Pengembangan Industri.
Rositawati. 2013. Rekristalisasi garam rakyat dari daerah demak untuk mencapai SNI
garam industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(4): 217-225.

Anda mungkin juga menyukai