Anda di halaman 1dari 4

Pola Pikir

Postingan 1

Menurut Dr. Carol S Dweck, seorang profesor psikologi dari Standford University, mengatakan bahwa
kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh bakat dan kemampuan, tetapi juga dengan pola pikir.
Di dalam bukunya yang berjudul ‘Mindset: How you can fulfill your potential’ ia mengatakan ada 2 jenis
mindset yaitu fixed mindset dan growth mindset

(slide 1)

Ketika ada teman yang selalu mendapatkan nilai bagus di Matematika pasti tidak sedikit yang
beranggapan seperti ini. “Jelas dia jago matematika memang, pintar dari sananya” atau mungkin ketika
ada teman yang jago bermain alat musik “Wah bakat orang tuanya nurun nih ke anaknya”. Menurut
Dweck orang yang seperti ini merupakan orang yang memiliki fixed mindset.

(slide 2)

Seseorang yang memiliki fixed mindset percaya bahwa kemampuan atau bakat merupakan sesuatu yang
dipengaruhi oleh faktor genetis. Mereka menganggap bahwa bakat adalah suatu pemberian yang tidak
dimiliki semua orang. Bakat merupakan sesuatu yang tidak bisa diciptakan dan dikembangkan. Seperti
halnya dengan pandangan orang “untuk apa terbentuk jika untuk babak belur. Orang yang punya
mindset ini akan cenderung “menghindari” daripada “menghadapi”.

(slide 3)

Namun bersamaan dengan itu ada juga pribadi seperti Tan Malaka yang mengatakan “hidup itu
terbentur, terbentur, terbentur lalu terbentuk”. Orang yang menerapkan pola pikir ini percaya bahwa
kemampuan mereka dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Mereka tidak melihat
masalah sebagai sesuatu yang mengancam tetapi justru sebagai tantangan untuk berkembang. Pola pikir
demikian disebut sebagai growth mindset. Mereka tidak takut ketika mengalami kegagalan karena
mereka merasa akan mendapatkan kesempatan belajar dari kegagalan tersebut.

(slide 4)

Untuk lebih jelasnya berikut adalah perbedaan antara kedua jenis pola pikir tersebut: (slide 5)

Fixed Mindset Growth Mindset


Mudah menyerah Gigih dalam menghadapi masalah
Menghindari Tantangan Menjadikan tantangan sebagai kesempatan
Melihat hasil akhir sebagai yang terpenting Melihat proses sebagai yang terpenting
Menolak kritikan Belajar dari kritikan
Merasa terancam oleh kesuksesan orang lain Belajar dari kesuksesan orang lain
Bakat telah dimiliki dari lahir Bakat didapat dari usaha mengembangkannya
Cenderung mencari orang yang meningkatkan Cenderung mencari orang yang akan membuat
kepercayaan dirinya mereka berkembang
Fixed Mindset vs Growth Mindset

Postingan 2

Lalu apakah pemikiran growth mindset selalu lebih baik dibandingkan dengan fixed mindset? Menurut
Dweck dan Chiu pada salah satu penelitiannya, dikatakan bahwa seseorang yang memiliki fixed mindset
cenderung lebih cepat melakukan pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah dihadapannya.
Pengambilan keputusan yang tepat dan cepat terkadang memang dibutuhkan dalam situasi tertentu.
Namun tentu saja perilaku seperti ini juga akan memperbesar resiko karena pengambilan keputusan
dilakukan bahkan dengan data yang minim. Hal ini erat kaitannya dengan salah satu ciri fixed mindset
yang lebih berfokus pada hasil.

(Sumber: Chiu, C., Hong, Y., & Dweck, C. S. (1997). Lay dispositionism and implicit theories of
personality)

(slide 1)

Sedangkan untuk orang yang memiliki growth mindset cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan. Sebagai contoh hal ini di buktikan oleh Kray dan Haselhuhn dalam penelitiannya yang
membahas mengenai kemampuan bernegosiasi seseorang dalam satu semester panjang. Penelitian
membuktikan bahwa orang dengan growth mindset lebih efektif dalam mempelajari kemampuan
bernegosiasi. Namun penelitian ini belum didukung secara universal.

(Sumber: Kray, L. J., & Haselhuhn, M. P. (2008). What it takes to succeed: An examination of the
relationship between negotiators’ implicit beliefs and performance)

(slide 2)

Hal ini dibahas dalam penelitian di tahun 2018, dikatakan bahwa mindset tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar seorang siswa. Menurut Dweck, setiap orang untuk memiliki fixed
mindset dan growth mindset di dalam dirinya yang dimana komposisinya bisa berubah dengan adanya
pengalaman. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan yang menyebabkan banyak penelitian yang masih
meragukan pengaruh dari kedua pola pikir ini.

(Sumber: Kaijanaho, A.-J., & Tirronen, V. (2018). Fixed versus Growth Mindset Does not Seem to Matter
Much : A Prospective Observational Study in Two Late Bachelor level Computer Science Courses)

(slide 3)

Secara teoritis, memang growth mindset terlihat sebagai pilihan yang lebih ideal, namun kenyataannya
masih banyak sekali orang yang masih salah menafsirkan arti growth mindset yang seharusnya. Hal
tersebut dipaparkan oleh Susan Mackie, yang menyadari bahwa masih banyak guru yang mengaku
memiliki growth mindset namun kenyataannya tidak dilakukan. Untuk memperoleh growth mindset
diperlukan perjalanan yang panjang, tidak hanya pernyataan bahwa seseorang memilikinya.
(Sumber: Dweck, C. (2015, September 22). Carol Dweck Revisits the “Growth Mindset.” Education
Week.)

(slide 4)

Hal ini kembali dibuktikan oleh Kathy Liu Sun yang menemukan bahwa banyak guru matematika yang
selalu berkata menerapkan growth mindset dalam pembelajarannya, tetapi ketika ada muridnya yang
mengalami kesulitan tidak ada usaha untuk mencari permasalahannya. Hal ini berakibat pada
terbentuknya fixed mindset pada beberapa murid yang menganggap bahwa dirinya lemah di
matematika.

(Sumber: Sun, K. L. (2015). There’s no limit: Mathematics teaching for a growth mindset )

(slide 5)

Dweck dan rekannya yang bernama Kyla Haimovitz juga menemukan perilaku yang sama pada orang tua
yang selalu menganggap kesalahan dari anaknya adalah suatu masalah yang pada akhirnya mendoktrin
anak untuk merasa tidak dapat berbuat benar.

(Sumber: Haimovitz, K., & Dweck, C. S. (2016). Parents’ Views of Failure Predict Children’s Fixed and
Growth Intelligence Mindsets)

(slide 6)

Lalu bagaimana cara seseorang membangun diri agar cenderung memiliki growth mindset? Hal pertama
yang wajib dilakukan adalah kenali dan pahami dulu fixed mindset yang dimiliki. Dweck menjelaskan
bahwa hal yang bisa diusahakan adalah dengan membuat pola pikir seseorang cenderung kearah growth
mindset dan hal yang harus dilakukan adalah selalu menyadari fixed mindset nya.

(Sumber: Jeffrey, S. (2020). Change Your Fixed Mindset into a Growth Mindset )

(slide 7)

Seseorang harus mengakui fixed mindset yang dimiliki untuk memulai perjalanan membangun growth
mindset. Apabila diri sendiri masih merasa kesulitan dalam menilai kelemahan diri disinilah peran orang
lain berguna. Belajarlah untuk merenungkan dan menerima masukan dari orang lain sebagai usaha
untuk mengatasi fixed mindset.

(Sumber: Jeffrey, S. (2020). Change Your Fixed Mindset into a Growth Mindset)

(slide 8)
Referensi

Chiu, C., Hong, Y., & Dweck, C. S. (1997). Lay dispositionism and implicit theories of personality. Journal
of Personality and Social Psychology, 73, 19–30

Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. New York, NY: Random House.

Dweck, C. (2015, September 22). Carol Dweck Revisits the “Growth Mindset.” Education Week.
https://portal.cornerstonesd.ca/group/yyd5jtk/documents/carol%20dweck%20growth%20mindsets.pdf

Dweck, C. (2016, January 13). What Having a “Growth Mindset” Actually Means. Harvard Bussiness
Review. https://leadlocal.global/wp-content/uploads/2016/12/Dweck-What-Having-a-
%E2%80%9CGrowth-Mindset%E2%80%9D-Actually-Means-HBR.pdf

Haimovitz, K., & Dweck, C. S. (2016). Parents’ Views of Failure Predict Children’s Fixed and Growth
Intelligence Mind-Sets. Psychological Science, 27(6), 859–869.
https://doi.org/10.1177/0956797616639727

Hwang, N. Y., Reyes, M., & Eccles, J. S. (2016, September 25). Who Holds a Fixed Mindset and Whom
Does It Harm in Mathematics? SAGE Journals.
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0044118X16670058

Jeffrey, S. (2020, June 23). Change Your Fixed Mindset into a Growth Mindset [Complete Guide]. Scott
Jeffrey. https://scottjeffrey.com/change-your-fixed-mindset/

Kaijanaho, A.-J., & Tirronen, V. (2018). Fixed versus Growth Mindset Does not Seem to Matter Much : A
Prospective Observational Study in Two Late Bachelor level Computer Science Courses. In L. Malmi, A.
Korhonen, R. McCartney, & A. Petersen (Eds.), ICER '18 : Proceedings of the 2018 ACM Conference on
International Computing Education Research (pp. 11-20). New York: ACM.

Kray, L. J., & Haselhuhn, M. P. (2008). What it takes to succeed: An examination of the relationship
between negotiators’ implicit beliefs and performance. In D. Forsyth, A. Goethals, & C. Hoyt (Eds.), Social
psychology and leadership. West Port, CT: Praeger.

Sun, K. L. (2015). There’s no limit: Mathematics teaching for a growth mindset


(Unpublished doctoral dissertation). Stanford University, Stanford, CA.

Vandewalle, D. (2012, September). A Growth and Fixed Mindset Exposition of the Value of Conceptual
Clarity. Research Gate.
https://www.researchgate.net/publication/263217693_A_Growth_and_Fixed_Mindset_Exposition_of_t
he_Value_of_Conceptual_Clarity

Anda mungkin juga menyukai