Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

RAPAT KOORDINASI
PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI CALON JEMAAH HAJI

I. Latar Belakang

Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik
dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Salah
satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat penting dan strategis adalah
serangkaian upaya kegiatan melalui program pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji
agar terpenuhinya kondisi istithaah kesehatan (kemampuan kesehatan jemaah haji untuk
melakukan serangkaian aktivitas rukun dan wajib haji).
Sesuai dengan Permenkes 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan. Tujuan
yang ingin dicapai oleh setiap jemaah haji adalah menjadi haji yang mabrur. Syarat berhaji
adalah istithaah (memiliki kemampuan), yaitu Jasmaniyah, amaliyah dan ubudiyah (jasmani,
rohani, ekonomi dan keamanan). Istithaah dari aspek kesehatan adalah bebas Cedera, Sehat
dan Bugar. Penetapan Istithaah sebagai indikator pencapaian pembinaan kesehatan,
sehingga setiap jemaah mempunyai kemampuan fisik dan mental untuk menjalankan ibadah
haji dengan lengkap. Oleh karena itu, faktor-faktor determinan harus dapat diidentifikasi dan
diantisipasi dari awal. Hasil pemeriksaan kesehatan akan menjadi dasar pembinaan
kesehatan dengan pendekatan five level prevention yaitu : Health Promotion, Specific
Protection, Early Diagnostic and Prompt Treatment, Disability Limitation, Rehabilitation.
Pendekatan five level prevention ini dilakukan baik pada masa tunggu, keberangkatan,
perjalanan udara/darat, masa ibadah (Makkah, Madinah dan Armina), kepulangan ke rumah.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pemeriksaan kesehatan tahap pertama
dan pemeriksaan kebugaran jasmani serta pembinaannya sangat penting untuk menjaga
kondisi prima jamaah haji saat melakukan ibadah haji. Salah satunya dengan pengukuran
kebugaran jasmani calon Jemaah haji, kegiatan ini dilaksanakan oleh Kabupaten / Kota
dengan melibatkan puskesmas wilayah kerja calon Jemaah haji ataupun oleh puskesmas
langsung secara mandiri. Calon jemaah haji yang sudah diukur kebugarannya akan
mendapatkan program latihan yang sesuai dengan kondisi kebuagaran dari masing masing
calon jemaah haji, yang diharapkan dapat meningkatkan status kebugaran para calon
jemaah. Hal ini sangat dibutuhkan koordinasi dari lintas – lintas sektor terkait yaitu program
surveillance haji, pusat kesehatan haji dan pemangku program kesehatan olahraga di kab
kota.
Untuk itu Rapat koordinasi dianggap sangat penting dalam upaya mendukung
percepatan pengukuran kebugaran dan integrasi surveilance haji dan sinkronisasi siskohat
untuk bahan monitoring dan evaluasi pemantauan pengukuran kebugaran calon jemaah haji.

1
II. Tujuan
Umum :
Terkoordinasinya kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pengukuran kebugaran calon jemaah
haji tahun 2019
Khusus :
1. Terinformasinya fungsi dan pelayanan SISKOHAT dalam upaya mendukung pengukuran
kebugaran calon jemaah haji
2. Didapatkannya bahan sebagai upaya percepatan dan sinkronisasi pengukuran kebugaran calon
jemaah haji untuk mendapatkan jemaah haji yang sehat dan bugar.

III. Peserta dan Narasumber


1. Peserta dalam pertemuan rapat koordinasi pengukuran kebugaran calon jemaah haji ini
adalah:Penanggung Jawab Program Kesehatan Olahraga dan Penanggung Jawab Program
Surveilance haji di 27 kab kota.
2. Narasumber: Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Pusat Kesehatan Haji, dan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat

IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Rapat koordinasi pengukuran kebugaran calon jemaah haji dilaksanakan pada tanggal 25 Juni
2019 mulai jam 08.00 s.d 16.00 di Hotel Gumilang, Jl. Dr. Setiabudi No. 323 – 325, Bandung
40154.

V. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan dibebankan kepada DIPA APBN DEKON 03 Tahun 2019 Program
Pembinaan Kesehatan Kerja dan Olahraga

Bandung, Juni 2019

Kepala Seksi Kesling Kesja OR

Yuntina Erdani,SKM,MH.Kes
NIP. 19650623 198803 2 004

Anda mungkin juga menyukai