Anda di halaman 1dari 6

Fakultas Program Studi NIM Nama Dosen

FTSP Arsitektur 41219120046 Herman Sbastian Ir. Abrianto, MM

TUGAS BESAR 1 ETIK UMB

(Judul paper/essay)

PENGEMBANGAN ETIK UMB SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER


DALAM UPAYA MEMPERKUAT KEPRIBADIAN

Oleh :
Herman Sbastian - 41219120046
Teknik Arsitektur – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana Kampus Meruya

Abstrak
Pengembangan Etik Universitas Mercu Buana sebagai pendidikan karakter, dalam upaya
memperkuat kepribadian pada mahasiswa yang akan menempuh jalan profesional bagi
pencapaian cita cita masa depan, maka pengetahuan etik profesi merupakan hal yang harus
dimiliki oleh segenap mahasiswa, hal ini dicapai dengan mengerti akan bagaimana memilki
sikap sarjana Profesional, menggali potensi diri dan menentukan tujuan hidup, menemukan
motivasi diri serta membiasakan hidup dengan berfikiran positif.

1. Sikap Sarjana Profesional.


Era jaman teknologi maju seperti sekarang ini sudah barang tentu, sikap merupakan hal awal
yang dapat dinilai dan menunjukkan kualitas atau kapabilitas dari seseorang, pribadi dengan
sikap yang bagus merupakan pribadi yang dicari oleh semua manusia, karena sikap yang
tepat dapat membawa tingkat keberhasilan yang berbagai rupa. Tidak pelak lagi, jika kita
berbicara dalam ranah profesional. Sikap Profesional harus dimiliki oleh seseorang yang
hendak membangun kehidupannya. Menurut (Walgito, 2001) definisi dari Sikap adalah prinsip
atau dasar atau cara pemikiran seseorang terhadap suatu lingkungan atau situasi baik itu
menyangkut personal atau kondisi tertentu. Sependapat dengan pengertian sikap yang
adalah kesiagaan seseorang dalam menghadapi keadaan yang khusus maupun umum

1
dengan output yang baik secara konsisten. (Ahmadi, 2007) Dari sikap inilah kemudian muncul
tindakan lanjutan, baik itu aksi atau putusan yang diambil oleh orang tersebut.
Profesional selalu dikaitkan dengan kata “profesi”, profesi adalah suatu pekerjaan yang
didasarkan pada pendidikan keahlian tertentu atau keterampilan pada bidang khusus, yang
didapatkan dari melaksanakan pekerjaan tersebut dalam jangka waktu lama, serta berkaitan
dengan adanya lingkup tanggung jawab terhadap hasil pekerjaan atau seseorang dengan
tingkat pendidikan tertentu yang mendalami keilmuan tertentu dan sudah terbukti akan
keahliannya dalam hasil karya yang diakui banyak orang. (ST, p. 75). Demikian dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sikap Profesional adalah: (a) bersangkutan
dengan profesi; (b) memerlukan kepandaian khusus; (c) mengharuskan adanya pembayaran
untuk melakukannya.
Kata Sarjana yang diidentikkan dengan orang pandai, terpelajar, berilmu dan tempatnya
Solusi berada. Di Indonesia kata Sarjana berarti pribadi yang telah menyelesaikan pendidikan
Strata Satu. Dalam kesemuaannya hal hal di atas, maka dapat kita klasifikasikan
bagaimanakah seorang dapat bersikap sebagai Sarjana yang Profesional? Antara lain adalah
hal hal berikut :
a. Berkomitmen dengan teguh pada pekerjaan profesi yang sedang dikerjakannya.
b. Bertanggung jawab dengan segenap hati terhadap profesi yang digelutinya.
c. Sikap berfikir secara sistematis terstruktur berdasarkan pengalaman pekerjaan yang
telah dialuinya.
d. Menguasai perihal profesi. Memahami secara mendalam karena sudah melakukannya
berkali kali, bahkan mampu memberikan langkah langkah breaktrough dari cara cara
konvensional menuju efisiensi.
e. Terlibat aktif dalam komunitas profesional, sehingga ter-recognisi oleh komunitas
profesi tersebut.

2. Menggali Potensi Diri Serta Menentukan Tujuan Hidup


Manusia sebagai karya cipta Tuhan diciptakan unik, tidak satupun yang persis sama, setiap
pribadi bahkan dibekali dengan bentuk tubuh yang berbeda dan bakat atau telenta yang
berbeda. Perbedaan inilah yang membuat manusia satu membutuhkan manusia yang lain.
Dalam kehidupan selanjutnya terkait dengan perkembangan kehidupan manusia, pemikiran
dan kebudayaan berkembang sesuai dengan potensi dan bakat masing masing.
Mengetahui potensi diri sendiri sangatlah berguna, ibarat kita memiliki sebuah mobil, kita pasti
diharuskan mengetahui apa keunggulan dan kelemahan dari kendaraan yang kita miliki.
Dengan memilki informasi terkait, maka kita dapat membuat keputusan kemana atau apa

2
yang dapat kita lakukan sehubungan dengan kemampuan mobil tersebut. Demikian juga
dengan manusia, mengharuskan kita untuk mengetahui apa potensi atau bakat atau
kemampuan yang kita miliki, sehingga kita mengetahui mau kemana arah rencana dan bantuk
kegiatan yang akan kita arungi atau jalani. Dalam mengetahui potensi manusia, maka langkah
yang harus diketahui adalah mencari passion atau hasrat.
Menurut (Suhardono, 2012) Passion merupakan segala sesuatu yang disenangi atau disukai
dengan amat, disaat mengerjakannya sampai membuat tidak terasa atau bukan sebagai
beban, namun sebagai kesukaan. Passion atau Hasrat ini sangat erat dengan gambaran dari
minat kita terhadap sesuatu hal, dan juga menjelaskan kenapa kita berhasrat terhadap hal itu,
kita dapat mngerjakannya dengan suka, dengan mudah dan tanpa beban, itu berkaitan juga
dengan potensi kita yang ada dalam diri kita. Sehingga akan labih mudah dalam mengenai
Potensi diri kita, maka carilah hal apa yang kita lakukan dengan hasrat atau Passion. Maka
dapat kita bayangkan bagaimana jika suatu karya atau profesi yang dikerjakan dengan
passion atau hasrat yang didukung oleh potensi dari seorang profesional, akan mengalami
kemajuan yang pesat dan berkembang dengan menakjubkan. Karya dari Steve Job pada
produk Apple menjadi fakta bagaimana sebuah kegiatan perusahaan kreatif didukung oleh
orang orang berpotensi dan berhasrat bekerja sama menghasilkan kemajuan yang
eksponensial.
Pertanyaanya adalah bagaimanakah kita menggali dan mengasah potensi diri kita sendiri.
Masih menurut (Suhardono, 2012) memberikan tips sederhana dalam menggali potensi diri
sendiri, adalah dengan ; pertama milikilah kepercayaan diri (keyakinan) bahwa diri kita ini unik,
kedua hasrat datang dari hati yang tulus, carilah hal apa yang kita kerjakan dengan tulus dan
tetap bersukacita saat mengerjakannya. Ketiga; Cara pandang kita harus diperluas dengan
berdiskusi, bertukar pikiran dengan banyak orang yang mungkin bisa membantu mengenali
potensi diri. Keempat; Maju dengan “All Out” jangan berfikir untuk mundur atau meragukan
diri sendiri. Kelima; selalu bersemangat akan potensi diri, berapapun waktu yang diperlukan
tetaplah bersemangat, dan yang keenam; Menikmati proses pengembangan Potensi kita. Jadi
setelah kita mengenali Hasrat atau Passion kita, maka segeralah lakukan pengembangan,
pengasahan, pertajam, latih dan uji terus sehingga potensi itu menjadikan kita sebagai
profesional pada profesi.
Pernahkan kita mendengar sebuah perjalanan ekspedisi pendakian gunung Everest, dan
rasanya kita bayangkan adalah hal perjalanan nya jauh dan menyiksa, tapi kok ya ada orang
yang tetap menjalaninya. Mungkin bagi kita hal seperti itu, adalah hal yang sia sia untuk
dijalani, atau hal yang bodoh ya? Namun tidak, terlebih bagi mereka yang melakoninya.
Apakah yang membedakan antara kedua pemikiran tadi?. Tujuan-lah yang membedakannya,
tujuan-lah yang menggerakkan kemana arah hidup yang kita tuju, tujuan-lah yang membuat
kita bereaksi terhadap aksi yang datang. Tujuan hidup ini juga yang akan membuat kita bisa

3
memilah mana hal hal yang akan kita berikan fokus, dan mana yang kita anggap hanya
sebagai pengganggu. (pemilihan prioritas). Setiap manusia sudah seharusnya menjalani
hidup ini dengan tujuan yang kuat, bukan sekedar menjalani mengikuti arus atau malah tanpa
tujuan, skedar hidup dari hari kehari, hidup tanpa arah dan tujuan seperti ini hanya akan
membuang buang waktu kehidupan. Sejalan dengan pernyataan dari (TungDesem, 2012)
bahwa “Agar bersemangat, milikilah tujuan kehidupan besar yang memberi inspirasi”.
Tujuan hidup yang ditetapkan sangatlah memberikan manfaat, hal ini dapat terlihat dari
beberapa orang sukses mereka meiliki kesamaan yaitu ; Mengetahui Tujuan hidup, memilik
Strategi dalam mencapai tujuan hidupnya dan mempunyai Tekad/ Motif/Motivasi yang kuat
untuk mencapai tujuan hidup nya. Tibalah bagi kita untuk kita segera mengambil langkah
action, yaitu dengan mari mencoba merumuskan apa tujuan yang akan ditetapkan bagi hidup
ini. Berikut adalah cara menetapkan Tujuan Hidup. Sependapat dengan (Clements, 2006)
dengan pameo SMART, sehingga memudahkan dalam menerapkan penyusunan tujuan
hidup sebagai berikut :
a) Spesific (khusus) Tujuan harus spesifik, jelas, detail tergambar dengan jelas.
b) Measurabel (Terukur) tujuan dapat diukur pencapaiannya, atau kemajuannya.
c) Achievable (dapat dicapai) memungkinkan dicapai berdasarkan potensi yang ada,
atau kesempatan yang ada di luar kita.
d) Realistic (realistis) Tujuan sebaiknya yang realistis, terlihat logisnya
e) Relevant, tujuan ditetapkan masih berhubungan dengan kondisi sekarang.
f) Time Framed, ada tenggat waktu, tetapkan lalu kerjakan.
Setalah menetapkan Tujuan berdasarkan SMART di atas, maka kita lanjutkan dengan
memetakan bagian hidup kita, sebagai sasaran action plan kita, tujuan kita pecah pecah
menjadi beberapa target terget kecil, dalam time skejul dan dalam peta kehidupan kita. (misal
dalam kehidupan spiritual apa yang akan kita capai dalam seminggu, sebulan, setahun; area
profesi, area keluarga dan lain lain). Lalu persisten dalam mencapai target target tersebut,
lalu dalam jangka waktu tertentu ukurlah sudah sampai dimana posisi saat ini, masih jauh
atau sudah dekat, berdasarkan time framed tadi maka kita dapat mengetahui dengan pasti.

3. Motivasi Diri.
Motivasi dalam diri kehidupan manusia, digambarkan sebagai pernyataan diri dari
kemampuan inner, yang menjadi penyebab gerakan atau tindakan nyata si perilaku, yang
adalah hasil dari aktualisasi penyebab dengan kebutuhan dalam kerangka mencapai tujuan
dari personal dan selalu terjadi sebagai kegiatan yang selalu berkembang. Motivasi yang
dalam bahasa aslinya diterjemahkan sebagai dorongan, atau sesuatu yang menjadi dorongan

4
untuk berbuat bagi semua organisme hidup. Menurut Michiel J Jucius, pada sasarnya motif
dalam organisme tidak pernah sebagai hal tunggal, melainkan saling berkaitan antara faktor
internal maupun eksternal, faktor faktor ini dikenal dengan motivasi. Motivasi adalah simptom
psikologis dalam bentuk keinginan untuk melakukan tindakan dengan target tertentu.
Motivasi adalah energi yang membuat anda terus bergerak, membuat pribadi menjadi terus
memiliki energi saat motivasinya begitu kuat, begitu nyata, begitu mendasar sehingga tidak
ada sesuatupun yang dapat memedamkan energi motivasi yang membara itu. Bagi manusia
kebutuhan dasar kehidupan terkadang bisa menjadi motivasi untuk tetap bergerak, untuk
tetap berjuang, Maslow membagi kebutuhan menjadi kebutuhan fisiologis, kebutuhan
kamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan keamanan dan kebutuhan aktualisasi diri. Alasan
alasan ini mendorong manusia untuk bertindak memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hal hal
ini sebagai fakta adanya.
Pada prinsipnya Manusia adalah mamalia, dan sudah menjadi pola otak mamalia, yaitu
menghindari kesulitan dan mendekatkan kenikmatan, itupun termasuk motivasi, meskipun
potivasi yang tidak kuat. Diperlukan upaya untuk menumbuhkan motivasi yang kuat, yang
membara, yang membuat kita tidak akan pernah berhanti menggapainya. Sependapat
dengan (Lim, 2012) menyarankan agar kita menggunakan 5 menit setiap hari untuk
memikirkan dan menemukan siapakah diri kita sebenarnya, dan sudah dimana posisi kita saat
ini. Setelah melakukan analisa ini, terimalah diri kita, lalu jadilah diri kita sendiri dan
berdamailah. Cobalah sambil menarik nafas perkatakan kata kata ini :
a. Hari kemarin tidak akan sama dengan besok
b. Kegagalan adalah belajar, dan kalo saya berhasil maka belajar lagi
c. Kehidupan saya adalah tanggung jawab saya
d. Hidup saya adalah yang terbaik
e. Selalu ada jalan saat ada upaya dan kemauan.

Motivasi berbentuk berbeda bagi perasaan setiap orang, terkait dengan background masing
masing pribadi, dan diperlukan pengetahuan serta teknik menciptakan situasi bagi seseorang
untuk menumbuhkan motivasi tersebut dalam diri seseorang, untuk mereka bisa terbakar
dengan motivasinya. Tidak sedikit diantara pribadi yang memilik keinginan besar untuk
berubah, namin kurang mempunyai inisiatif dan kemampuan untuk melangkah, ini gambaran
kurangnya energi pendorong yaitu motivasi dalam diri sendiri. Perihal intensitas motivasi,
sebetulnya dalam ranah psikologi dapat dilakukan penilaian dengan memakai indikator yang
disarankan oleh (Makmun, 2003) diantaranya : (1) kemampuan Durasi melaksanakannya; (2)
frekuensi kegiatan; (3) Persistensi; (4) Keuletan, ketabahan dan kemempuan dalam masalah
atau tekanan; (5) devosi dan pengrobanan terhadap kegiatan; (6) tingkat standart target yang
ingin dicapai; (7) kualitas dari output yang dicapai; (8) arah sikap terhadap target kegiatan.

5
4. Berpikir Positif
Pikiran yang ada dalam manusia berasal dari semua jenis informasi yang diterimanya, dimana
informasi melahirkan ide ide atau gagasan. Kita berfikir menggunakan bagian tubuh
intelektual kita (otak) atau area intelektual, berseberangan dengan perasaan pada area
emosional. Manusia dengan perasaan positip yang dominan akan lebih peka dan mudah
tergerak terhadap kseulitan pihak luar. Demikian dengan Pikiran terbagi dalam dua pengaruh,
Pikiran negatif dan pikiran Positif, dari kedua ini yang paling baik dan kuat karena tidak bisa
dipengaruhi oleh waktu, ruang dan pengaruh lain adalah pikiran positip.
Tiga ciri mendasar pada hal pikiran dan perasaan yakni tidak nyata, sementara dan rapuh.
Seperti kita ketahui bahwa memang pikiran ini bukan hal sesungguhnya, berubah
berdasarkan suasana, dan tidak tetap tergantung kondisi. Pikiran negatif pun sama
beresikonya yang akan membuat manusia percaya bahwa dirinya tidak mampu dan lemah,
hal ini akan membuat hambatan terhadap cita cita dan kebahagiaan orang tersebut. Menurut
(Sofian, 2011) pikiran dan tindakan negatif ditentukan dalam wilayah alam bawah sadar yang
merupakan bagian terbesar dari alam pikiran kita, bahkan terjadi secara refleks, tanpa
dipikirkan atau direncanakan, sama seperti seseorang yang minum ketika haus atau makan
saat lapar, tidak perlu dipikir atau direnungkan terlebih dahulu.
Pikiran Positip sama dengan open minded, memberikan peluang untuk perubahan, terus
bergerak menuju keberhasilan yang menjadi tujuan. Kemungkinan atau peluang bagi orang
yang memiliki pola pikir positip sudah merupakan solusi yang lebih dari cukup dalam
memperkuat kepribadian atau karakter. Pikiran positip sangatlah perlu untuk dikembangkan
dan dijadikan kebiasaan, bahkan hingga ke tingkat refleks dalam artian menjadi otomatis.
Beberapa cara dapat untuk terbiasa berpikiran positip adalah : (1) Berdamai dengan diri
sendiri; (2) Meniru mentor yang telah sukses; (3) Membuka mind set; (4) mampu ber-empati;
(5) Fokus pada tujuan; (6) Berbaik sangka pada segala hal dan (7) Menjauhkan dari suasana
negatif (toxic).
Menurut Tung Desem Waringin, cara berfikir mempengaruhi cara pandang, lalu cara pandang
mempengaruhi keputusan, keputusan mempengaruhi tindakan dan tindakan mempengaruhi
masa depan. Jadi pola pemikiran positip membuat masa depan kita juga positip.

Anda mungkin juga menyukai