Etik UMB
03
Fakultas Teknik Program U00100009 Sigit Mareta, SE., M.Ak
StudiTeknik Sipil
Abstract Kompetensi
Etika membangun sikap Dalam materi bab 3 ini, mahasiswa
diharapkan mampu mengidentifikasi
Profesionalisme merupakan pembentuk
manfaat penetapan tujuan, menjelaskan
karakter dan akhlak individu. Etik UMB cara-cara menetapkan tujuan, membuat
tujuan hidup, memotivasi diri untuk
adalah mata kuliah yang membahas tentang
mencapai tujuan
pengetahuan-pengetahuan praktis dalam
mengenali sikap individu agar dapat menjadi
pribadi yang berkarakter, memiliki tujuan,
tanggap terhadap perubahan, kompetitif,
dan pada akhirnya dapat menjadi sumber
daya manusia yang unggul dan bermutu.
Tujuan Hidup dan Motivasi Pencapaian Prestasi
1.1 Pendahuluan
Mengapa Tujuan Penting ?
Seorang pria yang sedang melakukan perjalanan berhenti di sebuah persimpangan. Di
persimpangan tersebut dia bertanya kepada seorang pria tua, “jalan ini akan membawa saya
kemana?”Si orang tua menjawab, “Tujuan anda ingin pergi kemana?”Pria itu menjawab,
“Saya tidak tahu” Kemudian orang tua itu berkata, “Ambil jalan yang mana saja. Tidak ada
bedanya kan?”
Memang benar, ketika kita tidak tahu arah tujuan kemana kita akan pergi, memilih jalan
mana pun akan membawa kita sampai ke ujung jalan.
1.2 Pengertian Tujuan Hidup
Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin diwujudkan atau dicapai oleh manusia
(Srijanti, dkk 2006).Tujuan merupakan pedoman dan arah bagi manusia untuk bekerja dan
mengisi kehidupannya. Dalam menjalani kehidupan, manusia diciptakan Allah sebagai
mahkluk yang digerakkan oleh sejumlah tujuan agar hidupnya menjadi bermakna.
- 1 – 3 tahun
- 3 – 5 tahun
Pengertian kebutuhan untuk berprestasi menurut McClelland (dalam Alex Sabur, 2003:285)
adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik,
lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.
Ini disebabkan oleh virus mental.
Dari pendapat tersebut Alex Sabur mengartikan bahwa dalam psikis manusia, ada daya yang
mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat sehingga dengan daya tersebut, ia
dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya pendorong tersebut dinamakan virus
mental, karena apabila berjangkit di dalam jiwa manusia, daya tersebut akan berkembang
biak dengan cepat. Dengan kata lain, daya tersebut akan meluas dan menimbulkan dampak
dalam kehidupan.
Ahli lain yakni Gellerman menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi
tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani
menanggung segala risiko sebagai konsekuensi dari usahanya untuk mencapai tujuan.
Sedangkan motivasi berprestasi menurut Tapiardi (1996:105) adalah sebagai suatu cara
berfikir tertentu apabila terjadi pada diri seseorang cenderung membuat orang itu bertingkah
laku secara giat untuk meraih suatu hasil atau prestasi.
Woodhworth (dalam Petri, 1981) mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu
kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan
diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan,
dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku menurut
konsep Woodworth (dalam As’ad, 1982) mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu : (a)
intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu
berperilaku tertentu; (b) pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau
melakukan suatu perilaku tertentu; dan (c) persistensi; kecenderungan untuk mengulang
perilaku secara terus menerus.
Pandangan lain dikemukakan oleh Hull (dalam As’ad) yang menegaskan bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan
pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari
kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini
dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai
motivasional factor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu
: kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar;
serta interaksi antara keduanya.
Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier Hebat,BIP Gramedia,
Jakarta