Anda di halaman 1dari 3

Motivasi tidak datang dari dalam diri orang itu sendiri namun, kemunculannya karena

adanya sumber pemicu dari luar yang mampu membangkitkan semangat untuk terus
berjuang. Saya juga tidak memungkiri bahwa saya tidak bisa memotivasi diri saya
sendiri, saya hanya bisa memberikan arahan dan dorongan kepada orang lain disekitar
saya. Namun saya sendiri merasa masih perlu belajar dan belajar dari orang lain,
karenanya setiap tindakan dan keputusan yang saya ambil harus memperhatikan segala
aspek yang ada. Beberapa tokoh menjadi inspirasi dan motivasi saya, salah satunya
adalah sosok Mahatma Gandhi, yaitu sosok motivator yang sangat berjasa dalam
mengubah lingkup dunia. Beliau menginsipirasi saya tentang bagaimana menjadi
seorang pemimpin yang baik. Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah namun, dalam
praktiknya kesigapan seorang pemimpin sangat diperlukan dalam mengambil segala
keputusan. Sikapnya yang penuh kesederhanaan dan karismatik mampu menjadi magnet
tersendiri dalam masyarakat. Beliau menjadikan pamor seorang pemimpin itu bagaikan
seseorang yang sama dimata masyarakat itu sendiri,karena pada dasarnya komunikasi
yang interaktif itulah yang dapat membangun sebuah komitmen untuk memutuskan
seseorang yang layak disebut pemimpin. Anggota atau pengikut beliaupun termotivasi
dengan semangat visi misi dan tujuan akhir yang beliau gemborkan dengan lantang dan
penuh keyakinan. Namun, tidak sampai itu saja beliau mampu merekrut berbagai
pengikut tapi didasari juga dengan tujuan akhir yang akan dicapainya yaitu dengan
realisasi nyata dilapangan. Sosok beliau begitu menginspirasi bagi saya, beliau rela
mengorbankan diri untuk kepentingan rakyatnya, bahkan dengan kesederhanaan beliau
mampu menjadi sosok yang karismatik dan mampu mengantarkan pengikutnya menuju
kesejahteraan. Sikap-sikap inilah yang ingin saya tumbuhkan dalam diri saya, karena
saya sendiri merasa bahwa menjadi seorang pemimpin itu tidak saja hanya pintar secara
intelektual namun juga bagaimana orang tersebut dapat menempatkan dirinya pas di
tengah-tengah masyarakat dan mampu merangkul semua kalangan tanpa ada batasan
apapun. Menjadi seorang pemimpin itu tidak harus bagi mereka-mereka yang memiliki
pengikut saja namun, pemimpin untuk diri sendiri pun sudah disebut sebagai pemimpin
karena tanpa ada jiwa pemimpin dalam diri kita maka kita tidak akan bisa mengelola
kebijakan untuk badan dan nurani kita dengan baik. Misalnya saja, untuk memutuskan
suatu masalah kita perlu memikirkan berbagai aspek-aspek dan resiko yang ada, nah
setelah semua dirasa sudah terpenuhi maka langkah terakhir yang kita lakukan yaitu
mengambil keputusan akhir. Disinilah letak jiwa kepemimpinan dalam diri kita, karena
kita mampu mengambil suatu tindakan yang berada diantara opsi tindakan yang lain.

Sosok inspiratif kedua yaitu ibu saya sendiri. Beliau adalah sosok pahlawan sekaligus
superhero yang paling berjasa dalam hidup saya. Kemuliaan dan kesabaran hati beliau
dalam mendidik dan mengajarkan saya selama kurang lebih 19 tahun ini. Saya merasa
sangat bersalah apabila saya tidak dapat memenuhi janji saya untuk memberikan
kebahagiaan bagi ibu saya, jika saya sedang merasakan duka saya tidak ingin orangtua
saya sampai tau, terutama ibu saya karena saya tau beban yang ibu saya rasakan lebih
berat dibanding dengan apa yang saya alami. Saya tidak mau orang lain mengetahui
kesulitan apa yang sedang saya alami. Saya hanya ingin membuat orangtua saya
bangga, terutama ibu saya. Keteladan demi keteladanan yang beliau torehkan semasa
hidup begitu menginsipirasi saya untuk menjadi wanita yang teguh pada pendirian dan
sabar dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Saat ini saya mempunyai seorang
adik yang masih berumur 4 tahun, saya melihat ketelatenan demi ketelatenan dalam
mengasuh dan membimbing adik saya yang lumayan merepotkan orang. Mungkin
seperti itu pulalah dulu saya juga dibimbing olehnya, saya jadi mengerti begitu besar
perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya. Apalagi dalam bentuk hal-hal
kecil saja diperhatikan hingga sedemikian rupa. Ketika itu saya juga melihat bagaimana
saat masa-masa sulit ibu saya saat sedang mengandung adik saya, beliau walaupun
sedang hamil besar namun semangatnya tak pernah padam,beliau masih saja aktif
melakukan pekerjaan rumah tangga padahal saya sudah melarang biarkan saja nanti
saya yang membereskan. Tapi ibu saya tetap tidak mau dan mengerjakan hal-hal
tersebut. Karena memang pada dasarnya ibu saya seorang yang aktif dan bekerja keras,
sama seperti eyang uti saya beliau juga persis sifatnya dengan ibu saya yaitu selalu aktif
bekerja tanpa mengenal lelah. Saya benar-benar kagum dengan dua sosok wanita yang
paling berharga dalam hidup saya ini, bagaimana tidak? Disaat mereka sakitpun mereka
masih memikirkan orang lain dan ingin mengerjakan sesuatu yang membuatnya
nyaman. Eyang uti saya juga orang yang sangat dermawan, beliau memiliki rasa sosial
yang tinggi. Beliau jika sedang memiliki rezeki lebih beliau tidak sungkan-sungkan
untuk membagi-bagikan kepada tetangga, bahkan dalam bentuk makanan, minuman
atau barang pun beliau berikan dengan sukarela pada orang-orang. Bahkan orang yang
diberi inipun hampir meliputi 1 kawasan RT. Saya sangat takjub dengan berbagai
tindakan yang dilakukan eyang saya, beliau tidak memikirkan untuk kesenangan dirinya
semata namun juga kebahagiaan orang lain. Beliau lebih suka berbagi dengan sesama
daripada beliau makan seorang diri walaupun hanya sedikit. Sikap lain yang saya
teladani dari eyang uti saya adalah kesederhanaannya, beliau selalu mengajarkan saya
untuk sederhana jangan terlalu berlebihan. Karena orang-orang yang berlebihan itu
dibenci oleh Tuhan. Eyang uti saya juga termasuk sosok yang religius dalam beragama.
Begitulah contoh keteladanan dari orang-orang yang saya kagumi dan menginspirasi
hidup saya. Saya berharap bisa memetik buah dari apa yang saya tanam dan mengikuti
jejak serta keteladanan dari sosok-sosok inspiratif ini.

Anda mungkin juga menyukai