INTISARI
Dekafeinasi kopi pada penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi batch dan analisis jumlah
kafein yang terekstraksi dilakukan dengan metode iodometri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah pelarut dan kecepatan pengaduk
pada saat ekstraksi terhadap penurunan kadar kafein kopi robusta. Variasi jumlah pelarut yang dibuat
adalah 200 mL, 300 mL, 400 mL, 500 mL, dan 600 mL dan variasi kecepatan pengaduk adalah 100
rpm, 200 rpm, 300 rpm, 400 rpm, dan 500 rpm.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar jumlah pelarut maka jumlah
kafein terekstraksi juga semakin besar dan semakin besar kecepatan pengaduk jumlah kafein yang
terekstraksi juga semakin besar. Akan tetapi, peningkatan jumlah kafein terekstraksi pada variabel
kecepatan pengaduk tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan jumlah kafein terekstraksi
pada variabel jumlah pelarut. Adapun kadar kafein sebelum diekstraksi adalah 6641,202 mg.
Kata kunci: Kopi Robusta, Kafein, Dekafeinasi, Ekstraksi
o
PENDAHULUAN laut pada temperatur 21-24 C.
Kopi saat ini menjadi salah satu (www.wikipedia.org)
minuman paling populer di dunia yang Menurut Rahardjo (2012), konsumsi
dikonsumsi oleh berbagai kalangan kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies
masyarakat. Kopi mengandung kafein yang kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi
bermanfaat bagi tubuh manusia, namun robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah
terdapat batas maksimal untuk mengkonsumsi pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri
kafein. Konsumsi kafein melebihi batas baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah
maksimal, akan memberikan efek negatif bagi tanaman tersebut dikembangkan di luar
tubuh manusia. Sehingga, berbagai daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan
pengembangan penelitian terus dilakukan Arab, melalui para saudagar Arab.
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu kopi Menurut Misra (2008), kafein
dengan kadar kafein tertentu agar aman merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung
dikonsumsi oleh manusia. Metode yang umum secara alami pada lebih dari 60 jenis tanaman
digunakan untuk menurunkan kadar kafein terutama teh (1-4,8%), kopi (1-1,5%), dan biji
adalah melalui proses ekstraksi dengan kola (2,7-3,6%). Kafein diproduksi secara
menggunakan solven dan ekstraksi superkritik komersial dengan cara ekstraksi dari tanaman
dengan CO2. tertentu serta diproduksi secara sintetis.
Kopi adalah sejenis minuman yang Kebanyakan produksi kafein bertujuan untuk
berasal dari pengolahan dan ekstraksi biji memenuhi kebutuhan industri minuman. Kafein
tanaman kopi. Coffea merupakan marga juga digunakan sebagai penguat rasa atau
sejumlah tumbuhan berbentuk pohon yang bumbu pada berbagai industri makanan.
beberapa diantaranya menjadi bahan dasar Menurut Mumin (2006), kafein
pembuatan minuman penyegar kopi. Genus ini mempunyai sifat fisik sebagai berikut.
memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 Rumus molekul : C8H10N4O2.
spesies tersebut hanya dua yang memiliki nilai Nama lain : 1,3,5-trimethylxanthine
perdagangan penting, yaitu Coffea Canephora Wujud : bubuk putih tidak berbau
(menghasilkan kopi robusta) dan Coffea Berat molekul : 194,19 g/mol
3
Arabica (menghasilkan kopi arabika). Kopi dari Densitas : 1,23 g/cm
o
spesies kopi arabika memiliki rasa yang kaya Titik leleh : 227-228 C (anhydrous), 234-
o
daripada kopi robusta. Kopi robusta 235 C (monohydrate)
o
merupakan turunan dari beberapa spesies kopi Titik didih : 178 C
terutama Coffea Canephora. Tumbuh baik
pada ketinggian 400-700 m dari permukaan
10
Jurnal Inovasi Proses, Vol 3. No. 1 (Maret, 2018) ISSN: 2338-6452
Gambar 4. Grafik hubungan suhu ekstraksi Dari Tabel 2 diperoleh grafik hubungan
dengan kafein yang terambil dalam 20 g kopi/ waktu ekstraksi terhadap kadar kafein yang
500 mL pelarut. terambil, ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan gambar 4, semakin tinggi
suhu ekstraksi maka kafein yang terambil
dalam 20 g kopi/ 500 mL pelarut semakin
tinggi. Grafik menunjukkan bahwa pada suhu
100°C terdapat pengambilan kafein yang
paling besar yaitu 648,445 mg dari kandungan
kafein awal sebelum ekstraksi sebesar
6641,202 mg. Hal ini disebabkan semakin
tinggi suhu maka kerapatan massa baik
aquades sebagai solven maupun padatan
bubuk kopi semakin renggang sehingga
memiliki ruang kosong antar molekul yang Gambar 3. Grafik hubungan waktu ekstraksi
lebih besar. terhadap kafein yang terambil dalam 20 g kopi/
Menurut Brown (1950), leaching atau 500 mL pelarut.
ekstraksi padat cair adalah proses Melihat hasil penelitian pada gambar
perpindahan solut dari padatan ke pelarut 3, menunjukkan bahwa semakin lama waktu
karena adanya driving force berupa perbedaan ekstraksi maka kafein yang terambil dalam 20
konsentrasi solut dan kelarutan solut antara g kopi/ 500 mL pelarut semakin tinggi. Grafik
padatan dengan pelarut. Interaksi diantara zat menunjukkan bahwa pada 120 menit terdapat
terlarut dari suatu padatan ini sangat pengambilan kafein yang paling besar yaitu
berpengaruh pada proses ekstraksi. Pada 519,241 mg dari kandungan kafein awal
proses ini, kafein yang terperangkap dalam sebelum ekstraksi sebesar 6641,202 mg. Hal
padatan bubuk kopi bergerak melalui pori-pori ini disebabkan karena semakin lama waktu
padatan karena proses fisika maupun kimia ekstraksi maka semakin lama kontak solute
yakni dalam mekanisme pelarutan dan dengan pelarut, sehingga kafein yang
desorpsi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terekstraksi semakin banyak.
keberhasilan dalam ekstraksi padat cair Menurut Jurnal Pangan dan
diantaranya adalah persiapan bahan padatan, Agroindustri Universitas Brawijaya (2015),
suhu operasi, metode dan tahap operasi, suhu dan lama waktu ekstraksi merupakan
perbandingan feed terhadap solven, dan jenis faktor – faktor yang mempengaruhi laju
pelarut. ekstraksi. Pada proses ekstraksi, laju ekstraksi
Menurut jurnal Hongkong Chemistry akan meningkat seiring dengan naiknya suhu
Olympiad for Secondary School (2013), pada ekstraksi. Selain itu, lama kontak solute
ekstraksi pelarut didasarkan terutama pada dengan pelarut akan meningkatkan kelarutan
perbedaan kelarutan kafein dalam pelarut yang material yang akan diekstrak sehingga
berbeda, kafein sedikit larut dalam air pada kecepatan ekstraksi juga meningkat.
suhu kamar, tetapi sangat larut dalam air
o KESIMPULAN
mendidih (100 C). Oleh karena itu kafein dapat
o Dari hasil penelitian dapat
terekstrak lebih besar pada 100 C.
Menurut Foust (1959), untuk solven disimpulkan:
aquades yang bersifat cair semakin tinggi suhu 1. Kadar kafein dalam biji kopi robusta
akan menurunkan viskositasnya sehingga dapat diturunkan melalui proses
difusivitas akan naik. Sedangkan untuk ekstraksi dengan pelarut aquades.
padatan bubuk kopi, semakin tinggi suhu akan 2. Hasil penelitian menunjukkan semakin
memperlebar jarak antar molekul dalam tinggi suhu dan waktu operasi akan
14
Jurnal Inovasi Proses, Vol 3. No. 1 (Maret, 2018) ISSN: 2338-6452