Anda di halaman 1dari 2

Panduan Pendaftaran Perusahaan Katering Indonesia

Industri Katering di Indonesia menunjukkan kemajuan yang sangat pesat yang


dibuktikan tingkat keuntungan rata-rata sektor ini 9% Per tahun. Oleh karena itu,
pemerintah di Indonesia memudahkan bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor
katering dengan cara mengizinkan 100% penanaman modal asing di Indonesia.

Berikut ini adalah proses pendaftaran perusahaan Katering di Indonesia sesuai dengan
Regulasi yang diatur di Indonesia:
1. Persyaratan pendaftaran perusahaan antara lain: modal minimal Rp 10
miliar, modal disetor minimal 25%, minimal dua pemegang saham, dan
alamat usaha.

2. Setelah mendaftarkan, perusahaan catering tidak bisa membuka usaha dan


harus mengajukan kualifikasi restoran TDUP terlebih dahulu. TDUP ditinjau
oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dan berlaku selama 5 tahun (dapat
diperpanjang). Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
a. Menyerahkan dokumen pendaftaran perusahaan;
b. Menangani pernyataan pengawasan lingkungan SPPL (luas tempat usaha
kurang dari atau sama dengan 50m3), dan menangani perilaku pra-
pengelolaan lingkungan UPL-UKL (luas tempat usaha adalah 51m3-500m3) );
c. Manajer dan koki toko akan menerbitkan sertifikat setelah pelatihan
(berpartisipasi dalam pelatihan dua hari);
d. Ajukan permohonan untuk sertifikat diet laboratorium;
e. Mengajukan izin sanitasi.

3. Terdapat dua cara yang berbeda untuk mengajukan kualifikasi restoran


TDUP, yang pertama adalah sistem PTSP tradisional, dan yang kedua
adalah sistem layanan OSS. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut :

4. Hal lain yang harus di perhatikan :


a. Peserta pelatihan dua hari harus orang Indonesia (koki dan manajer restoran).
Karena epidemi, hanya pelatihan online yang tersedia.
b. Jika ingin menjual minuman beralkohol, lisensinya berbeda dan lebih rumit. Lokasi
restoran tidak boleh dekat dengan area kegiatan mengajar atau tempat ibadah.

c. Jika Anda membutuhkan koki atau karyawan asing, Anda harus mengajukan visa
kerja 312. Selain itu, karyawan harus memiliki sertifikat kualifikasi atau minimal lima
tahun pengalaman kerja yang sesuai untuk posisi yang dipegang oleh pekerja asing
tersebut.

Jenis-Jenis Hak atas tanah di Indonesia

Untuk membedakan kekuatan pembuktia

1. Hak Kepemilikan atas tanah

Hak kepemilikan atas tanah dibuktikan dengan sertifikat hak milik. Dengan
adanya sertifikat tersebut menjadikan pemilik sertifikat tersebut dapat
mengalihkan dan mewariskan Hak Kepemilikannya

2. Hak Guna Usaha

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun 1960 Pasal 28 Ayat 1


mengatur mengenai Hak Guna Usaha yaitu Hak guna usaha adalah hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dalam jangka waktu
tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan.

3. Hak Guna Bangunan

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) no. 5 Tahun 1960 Pasal 35 ayat 1


mengatur mengenai Hak Guna Bangunan yaitu Hak Milik untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan- bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri,
dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan 20
tahun, dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.

4. Hak Pakai

Hak pakai yaitu Hak untuk menggunakan tanah kepada pihak lain untuk
dikembangkan baik untuk dibangun properti atau lainnya yang sebelumnya
dimiliki oleh negara atau tanah milik orang lainnya

5. Hak Sewa

Hak sewa adalah hak seseorang atau badan hukum untuk menyewakan tanah
dan bangunan serta membayar sejumlah uang sewa kepada pemiliknya sesuai
dengan kesepakatan antara pemilik dan penyewa

Anda mungkin juga menyukai