Anda di halaman 1dari 50

Materi I

Kimia Terapan

Fakultas vokasi
its
RPS – Rencana Pembelajaran Semester
Capaian CPL-Fakultas
Pembelajaran (CP) CPL - bermoral, berjiwa technopreneurship, bersertifikat,
CPL - mampu bersaing dalam pasar nasional maupun global.
CP-MK
Mampu memahami aplikasi dari cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk
menghadapi persoalan-persoalan yang pada dasarnya berorientasi pada sifat-sifat kimia
dari suatu materi.
(Ability to understand an applied science used to face the problems that are basically
chemistry oriented in nature).
Diskripsi Singkat Mata kuliah kimia terapan dipersiapkan bagi mahasiswa tahap persiapan di Program Studi
MK Sarjana Terapan Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pada akhir
pembelajaran, mahasiswa mampu memahami bahan kimia B3 dan non B3, komposisi
(ingridients), dan MSDS untuk memahami sifat-sifat fisis, hazard dan pertolongan pertama,
serta penanganan dan penyimpanannya. Disamping itu mahasiswa mampu memahami
aplikasi ilmu pengetahuan kimia pada bidang studinya.
RPS
Pokok Bahasan Introduksi kimia terapan;
/ Bahan Kajian Jenis bahan kimia dan MSDS;
Keselamatan bahan kimia;
Pilihan materi sesuai kebutuhan Program Studi (4 dari 9 alternatif berikut ini);
1. Konsentrasi dan larutan kimia
2. Kimia lingkungan dan air
3. Lubricants and lubrication
4. Fuels (Solid, Liquid, Gas) (DTKI,
5. Rubbers and Polymers  (DTKI,
6. Cement, Ceramics and Composites  (DTKI,
7. Semiconductors and Nanotechnology
8. Korosi dan metode preventif
9. Elektrokimia, baterai dan fuel cells; (DTKI,
RPS
Pustaka Utama:
1. Chander, J. and Kumar, A., A comprehensive Text Book of Applied Chemistry, Abhishek Publications,
Chandiharh, 2009.
2. Roussak, O.V. and Gesser, H.D. , Applied Chemistry: A Textbook for Engineers and Technologists, 2nd
Edition, Springer, New York, DOI 10.1007/978-1-4614-4262-2, 2013.
3. Patnaik, P., A Comprehensive Guide to the Hazardous Properties of Chemical Substances, 3rd Edition,
John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, 2007.
Pendukung :
 Besenhard, J.O., Handbook of Battery Materials, Wiley-VCH Verlag GmbH, Weinheim, 1999.
 Lichtfouse, E., Schwarzbauer, J., and Robert, D., 2005, Environmental Chemistry - Green Chemistry and
Pollutants in Ecosystems, Springer, Berlin, 2005.
 Harrison, R.M., Principles of Environmental Chemistry, The Royal Society of Chemistry, Cambridge, 2007.
 Virmani, O. P.; Narula, A. K., Applied Chemistry Practice, New Age International, 1995.
Media Preangkat lunak : Perangkat keras :
Pembelajaran OS:Windows; Office; Wifi PC & LCD Projector;
Team Teaching Niniek Fajar Puspita, Lily Pudjiastuti, Elly Agustiani, Soeprijanto, Danawati, Warlinda Triastuti, Eva Oktavia
Ningrum, Daril Ridho Zuchrillah, Achmad Dwitama Karisma
Matakuliah syarat Tidak ada
Mg Bantuk Pembelajaran,
Ke- Metode Pembelajaran, Materi Pembelajaran Bobot
Penilaian
Sub-CP-MK Penugasan Mahasiswa, [Pustaka] Penilaia
[ Estimasi Waktu] n (%)
Daring
Indikator Kriteria & Bentuk Luring (offline)
(online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 a. Mahasiswa a. Ketepatan Non-Test  Belum  Kuliah Materi TM:
mampu menjelaskan Modul Kompetensi: ada  Membaca text  Silabus, RPS, RE, dan RT,
menjelaskan maksud dan tujuan Penyusunan makalah, dan ppt, 20”
kimia pembelajaran MK berisi materi:  mengamati  Pengertian dasar
terapan , Kimia Terapan 1. Introduksi gambar, 1. Klasifikasi bahan B3 dan
klasifikasi b. Ketepatan 2. Klasifikasi bahan kimia  Pemilihan non B3, komposisi
dan sifat menjelaskan bahan 3. Sifat-sifat fisis-kimia koordinator klas (ingridients). (40”+10”
fisis-kimia kimia B3 dan non  Membagi diskusi)
bahan kimia B3, komposisi Mengerjakan Tugas – kelompok 2. Sifat-sifat fisis dan kimia
B3 dan non (ingredients), serta mandiri tugas bahan B3 dan non B3
B3, (C2, A3) sifat -sifat fisis dan Rencana Tugas (RT-1) : (40”+10” diskusi)
kimia B3 dan non  Meringkas minimal 3 Tatap Muka [TM: (3  Diskusi klas dan
B3 macam bahan kimia x 50”)] membahas tata cara
B3. Pembelajaran penyelesaian RT-1 (30”)
 Meringkas minimal 3 Terstruktur [PT: (3 x
macam bahan kimia 60”)] Bentuk materi:
non B3 serta masing- Belajar mandiri [1]: ppt no. 1,
masing sifat fisika dan [BM: (3 x 60”)] [2]: References: Patnaik, P
kifat kimianya. [3]: Video no.1 , no.2, dan
no.3
Mg Bantuk Pembelajaran,
Ke- Metode Pembelajaran, Materi Pembelajaran Bobot
Penilaian
Sub-CP-MK Penugasan Mahasiswa, [Pustaka] Penilaia
[ Estimasi Waktu] n (%)
Daring
Indikator Kriteria & Bentuk Luring (offline)
(online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2,3 a. Mahasiswa a. Ketepatan Modul Kompetensi:   Kuliah Materi TM: 20%
mampu menjelaskan Penyusunan makalah, berisi materi:  Tutorial  MSDS (50”)
mencari identifikasi Hazard 1. MSDS  Membaca  Identifikasi hazard dan
informasi dan pertolongan 2. identifikasi Hazard text dan pertolongan pertama
dan pertama serta 3. penanganan dan penyimpanan ppt, (50”)
menjelakan penanganan dan 2. keselamatan bahan Kimia B3 dan  Mengamat  Penanganan dan
keselamata penyimpanan non B3 i gambar, penyimpanan bahan
n bahan bahan kimia  Diskusi kimia (50”)
kimia b. Ketepatan mencari Mengerjakan Tugas – kelompok kelompok  keselamatan bahan
dengan data keselamatan Rencana Tugas (RT-2) : kimia dengan MSDS
menggunak bahan kimia, Mencari bahan kimia di MSDS online (50”)
an MSDS membaca Menjelaskan cara identifikasi  Diskusi kelompok
(C3, P2, A3) informasi dan Hazard, penanganan dan (2x50”)
menjelaskan penyimpanan
informasi tentang Menjelaskan keselamatan bahan Bentuk materi:
keselamatan kimia menggunakan MSDS [TM: 2(3 x 50”)] [1]: ppt no. 2 dan no. 3
bahan kimia [PT: 2(3 x 60”)] [2]: References: Patnaik, P
dengan Rencana Evaluasi (RE-I): [BM: 2(3 x MSDS online
menggunakan Materi RE-I dan bukti jawaban : 60”)] [3]: Video no.4-7
MSDS unduh di…..
Bantuk Pembelajaran,
Mg Ke-
Metode Pembelajaran, Materi Pembelajaran Bobot
Penilaian
Sub-CP-MK Penugasan Mahasiswa, [Pustaka] Penilaia
[ Estimasi Waktu] n (%)
Daring
Indikator Kriteria & Bentuk Luring (offline)
(online)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4-6 Modul Pilhan I  15%
7-9 Modul Pilihan II  15%
10-12 Modul Pilihan III  15%
13-15 Modul Pilihan IV  15%
16 Presentasi tugas Kelompok 20%
CHEMICALS (Bahan Kimia)
• Bahan Kimia merupakan bagian penting bagi kehidupan
modern.
• Contoh: cat, detergen, pupuk, semen, pestisida, dls.
• Ada aturan (legislasi) terkait dengan manufaktur, suplai,
penyimpanan, transportasi, pengemasan, label,
penggunaan dan pembuangan bahan kimia karena
berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Bahan Kimia

Contoh: non B3
‐ Growth media (e.g. agar, DMEM)
‐ Non‐toxic buffer solutions (e.g. PBS)
‐ Aqueous stains and dyes
‐ Dry milk, water, gelatin, vegetable oils, mineral
oil, and other edible products ‐ Amino acids and
salts (e.g. asparagines, alanine, lysine, serine)
‐ Sugars (e.g. agarose, maltose, dextrose)
‐ Hand soap, lotion, etc.
Contoh bahan bukan B3

• Activated charcoal; activated • EDTA • Peptone


carbon • EGTA • Polyethylene glycols ‐ PIPES
• Albumin • Fuchsin • Potassium acetate
• Bath Clear (fisher water bath • Glycerin • Potassium phosphate ‐ Tween
solution) • HEPES 20
• Boileezers • IPTG • SDS
• Boric acid; borx • Magnesium acetate • Sodium citrate
• Drierite (calcium sulfate, • Wescodyne • Sodium phosphate
anhydrous) • Magnesium chloride ‐ • Sodium chloride
• CAPS Magnesium sulfate • Tryptone
• CHAPS • MES • Urea
• Dextran blue • Molecular sieves • Yeast extract
• DNA; RNA • MOP
• Ecoscint (A,H,O) • Paraffin
Klasifikasi B3
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic); a. B3 yang dapat dipergunakan;
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic); b. B3 yang dilarang dipergunakan; dan
i. berbahaya (harmful); c. B3 yang terbatas dipergunakan.
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic); 255
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Klasifikasi Simbol
• mudah meledak (explosive) Warna dasar putih
dengan garis tepi tebal
Mudah meledak (explosive), adalah bahan yang pada berwarna merah. Simbol
suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat berupa gambar bom
meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat meledak (explosive /
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang exploded bomb)
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya. berwarna hitam.

Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Differential Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential
Thermal Analysis (DTA), 2,4-dinitrotoluena atau Dibenzoil-peroksida sebagai senyawa acuan. Dari hasil
pengujian tersebut akan diperoleh nilai temperatur pemanasan. Apabila nilai temperatur pemanasan suatu bahan
lebih besar dari senyawa acuan, maka bahan tersebut diklasifikasikan mudah meledak.
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• Pengoksidasi(Oxidizing)
Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang dapat
Pengujian bahan padat yang termasuk melepaskan banyak
dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
panas atau menimbulkan
dilakukan dengan metoda uji pembakaran
menggunakan ammonium persulfat api ketika bereaksi
sebagai senyawa standar. Sedangkan dengan bahan kimia
untuk bahan berupa cairan, senyawa lainnya, terutama bahan
standar yang digunakan adalah larutan • Warna dasar putih bahan yang sifatnya
asam nitrat. Dengan pengujian tersebut, dengan garis tepi tebal mudah terbakar
suatu bahan dinyatakan sebagai B3 berwarna merah.
meskipun dalam keadaan
pengoksidasi apabila waktu pembakaran • Gambar simbol berupa
bola api berwarna hitam
hampa udara
bahan tersebut sama atau lebih pendek
dari waktu pembakaran senyawa standar. yang menyala
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• mudah menyala(flammable) • Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah.
• Gambar simbol berupa gambar nyala
api berwarna putih dan hitam.

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
• Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
• Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
• Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan
air atau udara lembab;
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• beracun (toxic) • Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah;
• Simbol berupa gambar tengkorak dan
tulang bersilang;

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk
ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji
LD 50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
• Sifat bahaya toksisitas akut
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• berbahaya (harmful) • Warna dasar putih dengan garis
tepi tebal berwarna merah.
• Simbol berupa gambar silang
berwarna hitam.

Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008`
Klasifikasi Simbol
• iritasi (irritant) • Warna dasar putih dengan garis
tepi tebal berwarna merah.
• Simbol berupa gambar tanda seru
berwarna hitam.

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
• Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,
mengantuk atau pusing;
• Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau Iritasi/kerusakan parah pada
mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• Korosif (corrosive) • Warna dasar putih dengan garis
tepi tebal berwarna merah.
• Simbol terdiri dari 2 gambar yang
tertetesi cairan korosif.

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
• Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun
dengan temperatur pengujian 55 oC; dan/atau
• Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
B3 yang bersifat basa
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• Berbahaya bagi lingkungan • Warna dasar putih dengan garis
(dangerous for environment) tepi tebal berwarna merah.
• Simbol berupa gambar pohon dan
media lingkungan berwarna hitam
serta ikan berwarna putih.

Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan
Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls.
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• karsinogenik, teratogenik dan • Warna dasar putih dengan garis
mutagenik (carcinogenic, tepi tebal berwarna merah.
tetragenic,mutagenic) • Simbol berupa gambar kepala dan
dada manusia berwarna hitam
dengan gambar menyerupai
bintang segi enam berwarna putih
pada dada.

Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini
dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
• Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah
genética;
• Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.
Simbol B3
sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008
Klasifikasi Simbol
• Gas Bertekanan (pressure gas) • Warna dasar putih dengan garis
tepi tebal berwarna merah.
• Simbol berupa gambar tabung gas
silinder berwarna hitam.

Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan
dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan
kebakaran.
Contoh Penerapan Label :
Contoh: Pemberian simbol dan label pada
wadah/kemasan B3
Contoh: Pemberian simbol

pada armada angkut B3 pada kemasan


MONOGRAFI 100 (Seratus) BAHAN KIMIA
BERBAHAYA

• Monografi 100 Bahan Kimia Berbahaya ini disusun oleh


Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
• dapat diakses di
http://sib3pop.menlhk.go.id/articles/monografi
100 jenis B3
• 1. air raksa • 11. Asam Borat • 21. Boron Triklorida • 31. Dikrotofos • 41. Fenamifos

• 2. Akonitin • 12. Asam Fluoroasetat • 22. Brodifakum • 32. Dimefoks • 42. Fensulfotion

• 3. Akrolein • 13. Asetaldehid • 23. Demefion • 33. DimetilSulfat • 43. Fention

• 4. Aldikarb • 14. Azinfos Etil • 24. Demeton • 34. DinitroBenzena • 44. Fluenetil

• 5. Aldrin • 15. Azinfos Metil • 25. Dialifor • 35. Arsen Trioksida • 45. Fonofos

• 6. Alil Klorida • 16. Barium Klorida • 26. Dieldrin • 36. Disulfoton • 46. Forat

• 7. Aluminium Fosfida • 17. Benzidine • 27. Dietilenglikol Dinitrat • 37. Endrin • 47. Formaldehida

• 8. Amonium Dikromat • 18. Berilium • 28. Difasinon • 38. Epn • 48. Fosfolan

• 9. Arsen Triklorida • 19. Bis (Klorometil) Keton• 29. Difenakum • 39. EtilBromoasetat • 49. Fosgen

• 10. Arsin • 20. Boron Tribromida • 30. Diklorfos • 40. EtilenOksida • 50. Dioksation
• 51. Heksaklorbenzena • 62. Leptofos at • 96. Tionazin
• 85. Protoat
• 52. Heksaklorosiklopentad • 63. Lindan • 74. NatriumFluoroasetat • 97. Trikloronat
ien • 86. Raksa1KloridaKalomel
• 64. Meksakarbat • 75. NatriumSianida • 98. Triamifos
• 53. Hidrazin • 87. Raksa2Nitrat
• 65. Metamidofos • 76. O-Anisidin • 99. TionilKlorida
• 54. HidrogenFluorida • 88. RodaminB
• 66. MetilIsosianat • 77. Oksamil • 100. VinilKlorida
• 55. Isobenzena • 89. Sarin
• 67. Mevinfos • 78. Oksidisulfoton
• 56. Klordan • 90. Sulfotep
• 68. Mipafoks • 79. OsmiumTetrosikda
• 57. Klortiofos • 91. Talium
• 69. Mireks • 80. Paration
• 58. Krimidin • 92. Terbufos
• 70. Monotrokofos • 81. Pentaklorofenol
• 59. Kumafos • 93. Tetraetilpirofosfat
• 71. NatriumAzida • 82. Piperidin
• 60. Kumafuril • 94. Tetrakloroetana
• 72. NatriumBoratAnhidrat • 83. PropilenImina
• 61. KuningMetanil • 95. Tiometon
• 73. NatriumBoratDekahidr • 84. PropilenOksida
Contoh:
RODAMIN B [RHODAMINE B]

Pemerintah telah melarang penggunaan rhodamin B


untuk makanan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 239/ Menkes/ Per/ V/ 1985
tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai
bahan berbahaya. Pelarangan tersebut tentunya berkaitan
dengan dampaknya yang merugikan kesehatan manusia.
[1-(2-Carboxy-phenyl)-6-diethylamino-xanthen-3- Pengkonsumsian rhodamin B dapat membahayakan
ylidene]-diethyl-ammonium; chloride kesehatan manusia.
Rhodamin B merupakan bahan pewarna yang digunakan
Rumus Molekul : C28H31ClN2O3 dalam industri tekstil dan kertas
Massa Molekul : 479,06 Dalton sebagai reagen di laboratorium untuk pengujian antimon, kobal,
niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum, talium dan
tungsten.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA PENANDA PRODUK
a.Keadaan fisik : Kristal hijau, serbuk berwarna ungu NOMOR REGISTER CAS : 81-88-9
kemerahan tidak berbau, larutan (Chemical Abstracts
dalam air berwarna merah kebiruan, Service)
berfluoresensi kuat. NOMOR HS : 3204.12.00.00
165 oC
NOMOR UN : 1289
b.Titik lebur : Sangat larut dalam air dan alkohol,
larut dalam benzen dan eter.

c.Kelarutan : Larut dalam ksilen panas; sedikit


larut dalam asam hidroklorida dan
larutan natrium hidroksida; tidak
larut dalam pelarut organik.
ELEMEN LABEL

Pernyataan bahaya : • Dapat menyebabkan kerusakan parah pada mata


• Menyebabkan iritasi kulit
• Diduga dapat menyebabkan kerusakan genetik
• Diduga merusak fertilitas atau janin
Pernyataan kehati- : • Jangan lakukan apa pun sebelum membaca dan memahami petunjuk
hatian (hanya memuat keselamatan.
sebagian dari • Kenakan sarung tangan dan pelindung mata atau wajah sesuai dengan spesifikasi
pernyataan kehati- yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten.
hatian yang ada) • Basuh bagian yang terkena bahan dengan saksama sesudah menangani bahan.
• Jika terkena mata : bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika mudah dilakukan. Lanjutkan membilas.
• Jika terkena kulit : cuci dengan sabun dan air yang banyak
• Tanggalkan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum dipakai kembali
• Bila terpapar atau diduga terpapar segera hubungi pusat penanggulangan
keracunan atau dokter/ tenaga medis
PENYIMPANAN PENGGUNAAN
• Simpan di tempat • Sebagai bahan pewarna
dingin, kering dan kertas dan tekstil;
mempunyai ventilasi, pewarna merah untuk
dalam kemasan tertutup wol dan sutera
rapat dan terkunci, dimana diinginkan efek
lindungi dari kerusakan warna cemerlang yang
fisik dan pisahkan dari berflouresensi; pewarna
bahan yang tidak boleh plastik; reagen
dicampurkan. laboratorium.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS

a.Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal.


b.Peruraian yang berbahaya : Hasil peruraian pada pemanasan berupa oksida nitrogen,
karbon, senyawa-senyawa terhalogenasi.
c.Polimerisasi : Tidak terjadi polimerisasi
d.Kondisi untuk dihindari : Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Hindari
terkena bahan tidak tercampurkan.
e.Inkompatibilitas : Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan
bahan pengoksidasi karena akan terjadi kebakaran dan
ledakan; dan akan bereaksi dengan logam.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

Data Toksisitas : Data Mutagenik :


• LD50 tikus - intraperitoneal 112 mg/kg • Mutasi pada mikroorganisme Salmonella
• LD50 tikus - intravena 89 mg/kg typhimurium 50 g/pelat (-S9)
• LD50 mencit - oral 887 mg/kg • Kapasitas inhibisi fage Escherichia coli 25
g/sumur
• LD50 mencit – intraperitoneal 144 mg/kg • Uji hilangnya kromosom seksual dan non
• LD50 mencit - subkutan 180 mg/kg disjunction oral, Drosophila
melanogaster 1000 bpj
• Uji Kerusakan DNA sel telur tupai 900
mol/pelat
Data Karsinogenik :
GHS : Tidak karsinogenik • Analisis sitogenetik sel telur tupai 20 g/L,
5 jam secara kontinyu
IARC : Grup 3. Bukti pada hewan terbatas.
Injeksi melalui subkutan menimbulkan sarkoma lokal • Analisis sitogenetik paru tupai 10 mg/L
pada mencit dan tiku • Analisis sitogenetik fibroblas mamalia 2
mg/L
Data Iritasi/Korosi : tidak tersedia Data Efek Reproduktif :
• TDLo (intraperitoneal) 60 mg/kg pada mencit
betina hamil selama 7 - 10 hari, secara
Data Teratogenik : tidak tersedia
kontinyu

Data Tumorigenik :
Efek Lokal : iritasi mata
• TDLo tikus - subkutan 3600 mg/kg/68
Organ Sasaran : tidak tersedia
minggu, terputus-putus
• TD tikus - subkutan 3870 mg/kg/68
minggu, terputus-putus Kondisi Medis yang Diperburuk oleh
Paparan : tidak tersedia
EFEK TERHADAP KESEHATAN

a. Terhirup
Paparan Jangka : Debu atau kabutnya iritatif
Pendek terhadap saluran pernafasan.
Gejala : batuk, sakit tenggorokan,
sulit bernafas, dan nyeri dada.
Paparan Jangka : Data tidak tersedia.
Panjang
EFEK TERHADAP KESEHATAN

b. Tertelan
Paparan Jangka : ritatif terhadap saluran pencernaan dan dapat
Pendek menyebabkan efek toksik. Paparan melalui
pewarna sayuran yang mengandung Rodamin B
secara berlebih dapat menyebabkan urin berwarna
merah atau merah muda.

Paparan Jangka : Tidak ada data yang tersedia mengenai toksisitas


Panjang terhadap manusia. Pada hewan, Rodamin B
secara luas diserap oleh saluran pencernaan dan
menunjukkan adanya kemampuan yang tinggi
dalam hal pengikatan dengan protein dan
menyebabkan kerusakan hati pada tikus jika
diberikan dalam konsentrasi yang tinggi melalui
makanan.
EFEK TERHADAP KESEHATAN

c. Kontak dengan mata


Paparan Jangka Pendek : Telah dilaporkan dapat menyebabkan luka pada mata kelinci dan manusia. Luka
yang disebabkan oleh bahan pewarna kationik berkisar dari luka parah seperti
edema selaput ikat mata, hiperemia, dan pengeluaran nanah, hingga keburaman
total dan bahkan nekrosis serta pengelupasan stroma kornea. Efek yang khas
terjadi akibat paparan bahan pewarna kationik dalam jumlah yang toksik terhadap
mata kelinci adalah adanya pewarnaan mata pada permulaannya, yang tidak dapat
hilang bila dibilas. Dalam jangka waktu 1 hari, noda warna akan hilang secara
spontan dan warna kornea menjadi keabu-abuan yang tembus cahaya, dan hanya
sedikit berwarna. Tingkat keburaman dapat meningkat, dan dalam jangka waktu 2
minggu kornea dapat melunak, sangat menonjol dan lemah, kadang terkelupas
dan nekrotik. Umumnya terjadi keburaman yang permanen akibat vaskularisasi
dan penggoresan

Paparan Jangka Panjang : Data tidak tersedia.


EFEK TERHADAP KESEHATAN

d. Kontak dengan kulit


Paparan Jangka Pendek : Debu, kabut atau larutannya iritatif terhadap kulit disertai kemerahan
dan sakit.
Paparan Jangka Panjang : Data tidak tersedia.
DATABASE Bahan Beracun dan Berbahaya
(B3) DAN Persisten Organic Pollutans (POPs)

Rekapitulasi Jumlah Data B3 & POPs


No Status Penggunaan Jumlah
1 Dilarang dipergunakan 10
2 Masih dipergunakan 110
3 Terbatas dipergunakan 48
4 TOTAL 168

Informasi lengkap dapat dilihat di http://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/pop/index?page=9


Pengelolaan Limbah B3
kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
Peraturan Terkait Pengelolaan B3 :
• Undang - Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup bahwa "Setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan republik
Indonesia, menghasilkan , mengangkut, mengedarkan, menyimpan, mamanfaatkan, membuang,
mengolah, dan.atau menimbun B3 wajib melakukan pengelolaan B3"
• Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun.
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2010 tentang Penggunaan Sistem
Elektronik Registrasi Bahan Berbahaya dan Beracun dalam kerangka Indonesia National Single
Window di Kementerian Lingkungan Hidup.
SIFAT FISIKA – KIMIA BAHAN

Physical Property Chemical Property


• Physical property is an aspect of matter that • Chemical property may only be observed by
can be observed or measured without changing the chemical identity of a substance.
changing its chemical composition. In other words, the only way to observe a
• Examples of physical properties chemical property is by performing a chemical
• An intensive property (e.g., color, texture, reaction.
density, viscosity, temperature, melting point,
boiling point) is a bulk property that does not • This property measures the potential for
depend on the sample size. undergoing a chemical change.
• An extensive property (e.g., mass, shape,
volume) is affected by the amount of matter in • Examples of chemical properties include
a sample. reactivity, toxicity, flammability, pH,
fermenting, conductivity, combustibility,
oxidation states.
The Difference Between Intensive and Extensive
Properties
Intensive Properties
• Intensive properties are bulk properties, which
means they do not depend on the amount of matter
that is present. Examples of intensive properties
include:
Boiling Point Refractive Index
Density Luster
State of Matter Hardness
Color Ductility
Melting Point Malleability
Odor
Extensive Properties Temperature
• Extensive properties do depend on the amount of matter that is
present. An extensive property is considered additive for
subsystems. Examples of extensive properties include:
Volume Weight
Mass Length
Size
Physical & Chemical Changes Game
Chemical Change Examples

Chemical changes
involve chemical
reactions and the
creation of new
products. Typically, a
chemical change is
irreversible. In contrast,
physical changes do not
form new products and
are reversible.
Some Common Chemical Changes

• The rusting of iron


• Combustion (burning) of wood
• The metabolism of food in the body
• Mixing an acid and a base, such as hydrochloric acid (HCl) and sodium hydroxide (NaOH)
• Cooking an egg
• Digesting sugar with the amylase in saliva
• Mixing baking soda and vinegar to produce carbon dioxide gas
• Baking a cake
Less-familiar chemical reactions are also examples
• Electroplating a metal
of chemical changes. While it's not always easy to tell
• Using a chemical battery a chemical change has occurred (as opposed to a physical
• The explosion of fireworks change), there are some telltale signs. Chemical changes may
• Rotting bananas cause a substance to change color, change temperature, produce
• Grilling a hamburger bubbles, or (in liquids) produce a precipitate. Chemical changes
can also be considered to be any phenomenon that allows a
• Milk going sour
scientist to measure chemical properties.
Physical Change Examples

• Crumpling a sheet or paper (a good example


of a reversible physical change)
• Breaking a pane of glass (the chemical
composition of the glass remains the same)
• Freezing water into ice (the chemical
formula is not changed)
• Chopping vegetables (cutting
separates molecules, but does not alter them)
• Dissolving sugar in water (sugar mixes with
water, but the molecules are not changed and
may be recovered by boiling off the water)
• Tempering steel (hammering the steel does not
change its composition, but does alter its
properties, including hardness and flexibility)
Physical Changes in Chemistry

• A physical change is a type of change in


which the form of matter is altered but one
substance is not transformed into another.
• The size or shape of matter may be changed,
but no chemical reaction occurs.
• Physical changes are usually reversible.
• Note that whether a process is reversible or
not is not truly a criterion for being a physical
change.
• Most chemical changes are irreversible. On
the other hand, melting water into ice (and
other phase changes) can be reversed.
Categories of Physical Changes

• Phase Changes - Altering the temperature and/or • Crystallization - Crystallizing a solid does not
pressure can change the phase of a material, yet its produce a new molecule, even though the crystal
composition is unchanged, will have different properties from other solids.
Turning graphite into a diamond doesn't produce a
• Magnetism - If you hold a magnet up to iron, you'll chemical reaction.
temporarily magnetize it. This is a physical change
because it's not permanent and no chemical • Alloys - Mixing together two or more metals is a
reaction occurs. physical change that is not reversible. The reason
alloying is not a chemical change is that the
• Mixtures - Mixing together materials where one is components retain their original identities.
not soluble in the other is a physical change. Note
the properties of a mixture may be different from • Solutions - Solutions are tricky because it may be
its components. For example, if you mix together hard to tell whether or not a chemical reaction has
sand and water, you can pack the sand into a occurred when you mix together the materials.
shape. Yet, you can separate the components of Usually, if there is no color change, temperature
the mixture by allowing them to settle or by using change, precipitate formation, or gas production,
a sieve. the solution is a physical change. Otherwise, a
chemical reaction has occurred and a chemical
change is indicated.

Anda mungkin juga menyukai