Anda di halaman 1dari 99

PROTOKOL

PENCEGAHAN DAN
TATA LAKSANA
COVID-19
PADA MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU

Task Force Kemenkes Buku Petunjuk Teknis


disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Buku Petunjuk Teknis Kemenkes
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di FKTP pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Selasa – Kamis, tgl 27 – 29 April 2021
Pantauan WHO secara global:
per tanggal 26 April 2021 jam 12:17, didapatkan sejumlah 146,689,258 kasus terkonfirmasi COVID-19,
termasuk angka kematian akibat COVID-19 sejumlah 3,102,410 kasus.
per tanggal 25 April 2021, telah dilakukan vaksinasi sejumlah 903,140,570 dosis vaksin

The COVID-19 pandemic shows no signs of easing,


with global case and death incidence increasing at a
concerning rate since mid-February 2021; with sharp
rises observed in the South-East Asia, Eastern
Mediterranean and Western Pacific regions in
recent weeks.
https://covid19.who.int/

https://covid19.go.id/

2
DATA PDGI - 5 FEBRUARI 2021
Instansi Pemerintah/Dinkes 21
Puskesmas 199
Rumah Sakit 92
Klinik 36
Praktek Mandiri 35
Institusi Pendidikan/FKG 13
Total 396
39 drg meninggal
Berpergian 16
keluarga 75
TERPAPAR
teman 12
COVID-19
Praktik drg 29
tempat kerja 173
tidak/belum diketahui 91 3
Mutasi pada virus menandakan adanya perubahan pada
sekuens genetik virus tersebut. Varian suatu virus dapat
berbeda-beda bergantung pada proses mutasinya dan
berisiko mempengaruhi kesehatan.

Mutasi pada virus dapat mengakibatkan penyakit mudah


ditularkan, derajat keparahan penyakit meningkat,
mempengaruhi ketepatan penegakan diagnosis dan
efikasi pengobatan atau vaksin.

Bila terjadi peningkatan jumlah infeksi dalam suatu


populasi, maka berpotensi meningkatkan kemungkinan
virus mengalami mutasi. 4
TUJUAN:

UMUM:
Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan FKTP dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masa adaptasi kebiasaan baru.

KHUSUS
a. Memberikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di FKTP pada masa adaptasi
kebiasaan baru sebagai upaya perlindungan kepada tenaga kesehatan gigi dan mulut serta masyarakat.
b. Memberikan acuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

FKTP
c. Memberikan acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di FKTP.
6
KONSEP TRANSMISI SARS-CoV-2 DAN DAMPAK INFEKSI
COVID-19 PADA PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA


PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI

PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

PERAN PELAKSANA DAN PEMBINA PELAYANAN KESEHATAN GIGI


DAN MULUT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

7
TRANSMISI VIRUS SARS-COV 2 DI RUANG PRAKTIK DOKTER GIGI

Reseptor ACE2 yang terdapat di sel epitel


kelenjar saliva dan lidah merupakan reseptor
utama virus SARS-CoV-2, dimana ekspresi
ACE2 pada kelenjar saliva minor lebih tinggi
dibandingkan pada organ paru.

Namun keberadaan lesi di rongga mulut, belum


dapat digunakan sebagai indikator awal gejala klinis
infeksi COVID-19 → perlu adanya kajian lebih lanjut.

Peng X, Xu X, Li Y, Cheng L, Zhou X, Ren B. Transmission routes of 2019-nCoV and controls in dental practice. Int J Oral Sci. 2020;12(1):9. Published 2020 Mar 3.
KATEGORI TINGKAT RISIKO PEKERJAAN DAN
TINDAKAN DALAMPELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT

9
UPAYA MITIGASI

PENERAPAN PENERAPAN PROGRAM


KEWASPADAAN ISOLASI KEMENKES/
CONTACT TRACING
(STANDAR & TRANSMISI) UPAYA KESEHATAN
DI FKTP MASYARAKAT

10
11
SKEMA PERENCANAAN DAN AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DIMASA ADAPTASI
BARU

12
Sub Topik:

A. Pengaturan Aliran Udara dan Ventilasi


B. Pengelolaan Air Bersih
C. Pengaturan dan Pengelolaan Ruangan

13
ALIRAN UDARA
satu arah dari bersih ke kotor
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk ventilasi bangunan:
 Rekomendasi Center for Disease
alami, mekanis dan ventilasi hybrid (mode campuran).
Control Prevention-CDC: 12 ACH
 Rekomendasi WHO: 160 l / dt /
Aliran udara bersih pasien
 untuk ruangan dengan volume yang
sama (ruang praktik dokter gigi 4 x 3
m), maka harus mempunyai tingkat
aliran ventilasi udara rata-rata per
jam : minimum 12 ACH atau 160 l /
dt / pasien setiap saat.

EXHAUSER, Hindari penggunaan kipas angin atau AC yang diletakkan di langit-langit


Kedudukan di bawah, dari lantai atau depan dental unit/kursi gigi yang arah anginnya mengarah dari pasien
kurang lebih 20 cm
ke operator saat melakukan prosedur

gunakan AC yang menggunakan aliran udara dari luar


AC Split wall, cassete, floor standing adalah sistem resirkulasi dimana udara bekas/return digunakan kembali sebagai udara suplai.
AC Split Duct, FCU, AHU (Air Handling Unit) adalah sistem non-resirkulasi namun berpotensi kontaminasi silang jika salah dalam pendistribusian udara keluarnya
15
Sistem Ventilasi Alami Satu Sisi TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk Sirkulasi Udara pada Ruang Tindakan Aerosol
Identifikasi tingkat paparan
dan kebutuhan ventilation
rate, akan membantu
perhitungan kapasitas
jumlah pasien dalam
ruangan

ALAT ANEMOMETER

16
PEMILIHANEXHAUST FAN

Cara menghitung kapasitas kipas angin untuk aliran udara dalam ruang praktik.
Rumus kekuatan exhaust fan = volume ruang (dalam feet) x 12 ACH (rekomendasi CDC)
Misalkan ruang 4 m x 3 m dengan tinggi (dari lantai ke atap langit-langit) 2 m.
maka perhitungannya adalah:
Volume ruangan 4 x 3 x 2 = 24 m3
24 m3 x 12 ach = 288 m3/h
dikonversikan ke cfm (cubic feet/menit)
(1 jam = 60 menit , 1 m3 = 35.31 ft3)
Jadi 1 m3/hour = 35.31/60 = 0.58 ft3/minute,
sehingga 288 CMH = 288 x 0.58 = 167 CFM

Untuk memudahkan perhitungan cfm, dapat menggunakan tautan berikut:


https://www.convertunits.com/from/cubic+m/hr/to/cfm
Pembuangan udara kotor sebaiknya langsung terhubung dengan area luar (outdoor)
gedung FKTP/ruang praktik dokter gigi, tidak diarahkan ke ruang tunggu pasien atau
area lalu lalang orang. Apabila tidak memungkinkan maka udara kotor dapat dihisap oleh
exhaust fan yang bagian hulunya dilengkapi dengan HEPA filter kemudian dialirkan melalui
saluran udara (ducting supply) atau cerobong udara (ducting exhaust) ke area luar.

18
PENGATURAN ZONASI
RUANG
PEMBAGIAN ZONASI KUNING YAITU RUANG RECEPTIONIS/FRONT OFFICE, RUANG TUNGGU PASIEN, RUANG


STAFF. DI ZONASI KUNING SEMUA HARUS MEMAKAI MASKER DAN MELAKUKAN HAND HYIGIENE.

ZONA MERAH ADALAH ZONASI INFEKSIUS YAITU RUANG YANG DIPERGUNAKAN UNTUK TINDAKAN PRAKTEK
(MENGHASILKAN AEROSOL) DAN RUANG GANTI (DOFFING). ZONA MERAH WAJIB MEMAKAI APD (PPE) SESUAI
YANG DIREKOMENDASIKAN).

19
Ruangan yang memiliki dental unit berjumlah lebih dari satu harus disekat hingga
menjadi ruangan tertutup bagi masing-masing dental unit, atau dapat juga memberikan
jarak 2 (dua) meter antara dental unit yang satu ke dental unit yang lain, dengan tetap
memperhatikan ventilasi udara di masing-masing dental unit. Jika keadaan tersebut
tidak memungkinkan, maka dalam satu waktu hanya 1 (satu) dental unit yang dapat
digunakan untuk merawat pasien.

20
Sub Topik:

A. Deteksi dan Penapisan (Skrining) Pasien


Pra-Kunjungan

B. Pengelolaan Penjadwalan Perawatan


Pasien

21
SKEMA ALUR PELAYANAN KESEHATAN GIGIDAN
MULUTDI MASA ADAPTASI BARU

22
SKEMA ALUR SELEKSI BERDASARKAN
PRIORITAS KEBUTUHAN PERAWATAN
PASIEN

23
KATEGORI TINDAKAN PERAWATAN KEDOKTERAN GIGI
BERDASARKAN KEGAWATDARURATAN

24

ADA. What Constitutes a Dental Emergency? 2020 [updated 19 March 2020].


MANAJEMENKAPASITASTINDAKANKEPADAPASIEN

 Volume pasien, Tentukan jumlah maksimum pasien yang dapat dikerjakan selama
jadwal jam praktek. Hal ini dapat ditetapkan berdasarkan jumlah kamar praktik dokter
gigi, luas ruang praktik dokter gigi, tata letak fasilitas prasarana yang digunakan di dalam
ruangan, dan waktu yang diperlukan untuk membersihkan dan mendisinfeksi prasarana
tersebut. Untuk memberikan waktu disinfeksi droplet yang terjadi setelah tindakan
prosedur gigi, tim tenaga kesehatan gigi harus menunggu setidaknya 15 menit setelah
selesainya perawatan gigi dan memulai memulai pembersihan kamar dan proses
desinfeksi sebelum memasukkan pasien baru.
 Bila memungkinkan, Hindari prosedur tindakan yang menghasilkan aerosol. Dianjurkan
melakukan Assesment per appointment sehingga bisa diatur jadwal pasien
 Simulasikan perhitungan kunjungan pasien dan estimasikan beban sumber daya nya
SKEMA ALUR PENENTUAN JEDA WAKTU ANTARPASIEN- TINDAKAN AEROSOL RISIKO TINGGI

*Jika ventilasi tidak baik (1-2 ACH) maka harus digunakan HVE. Jika tidak memungkinkan, berikan jeda 60 menit ke pasien 26
berikutnya atau lakukan prosedur alternatif dengan menggunakan low speed handpiece atau skeling manual.
Sub Topik:

A. Deteksi dan Penapisan (Skrining)


Pasien Saat Kunjungan

B.Penerapan Kewaspadaan Isolasi

27
Signing – protokol
kedatangan Pasien
• Cuci Tangan
• Alat pendukung (thermal gun/ kamera
pemindai termal
• Formulir risiko infeksi
• Tanda dan gejala infeksi Sars-Cov-2
(diambil dari data who terbaru)
• Hasil laboratorium penanda infeksi
• Pemeriksaan rapid test (merk yang diakui
WHO & pemerintah Indonesia)
• Pengaturan pasien -Jika pasien yang telah
didiagnosis positif terinfeksi Covid-19
namun tidak bergejala (orang tanpa
gejala/OTG)

29

30
PROTAP dokter Gigi
APD Manajemen aerosol
 Pasien kumur PVP I-Hidrogen peroksida-CPC
 APD sesuai rekomendasi  Harus 4 handed
PB PDGI atau WHO
 Posisi drg dan asisten membelakangi aliran
 Perhatikan selalu saat udara bersi masuk
donning dan doffing APD
 Posisi jam 12 lebih dianjurkan
 Rubber dam
 HVE
Untuk penggunaan APD pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut, harap senantiasa
mengikuti perkembangan terbaru rekomendasi dari WHO dan CDC.17
DONNINGDOFFING ( MEMAKAIDAN MELEPASKANAPD)
Tahapan tehnik pemasangan dan pelepasan APD, dapat mencegah penularan dari mikroorganisme
yang menempel di APD yang telah digunakan. Sebaiknya dokter gigi memasang poster tehnik
pelepasan APD ini di ruang APD untuk mengurangi kemungkinan kesalahan tehnik pelepasan
yang dapat menyebabkan penularan virus Sars-Cov-2.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/ppe/PPE-Sequence.pdf)
RUANG DOFFING (BANYAK KONTAMINASIAKIBAT KESALAHAN
DOFFING)
• Ruang doffing sebaiknya tidak ada perabot atau furniture
• Desinfeksi tangan terpasang di dinding (hand scrub-alcohol based)
• Pemasangan gambar tahapan doffing APD
• Cermin digunakan untuk beberapa tindakan selama doffing, berguna
membantu petugas saat melepas APD. Sebagai contoh ketika petugas
meraih baju ritsleting coverall di bawah dagu
• Pegangan tangan yang ditempatkan di dinding agar menghemat ruang,
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan/desinfeksi
• Zona kode warna dengan garis memanjang ke atas dinding secara
visual berguna untuk membantu meningkatkan kewaspadaan dalam
mencegah kontaminasi

Jika tidak ada kamar, CDC merekomendasikan melepas APD


(doffing PPE) dan sarung tangan di lakukan ruang tindakan pasien.
Sedangkan untuk melepas pelindung wajah/goggle/face shield/
goggle dan masker dilakukan di luar ruang tindakan pasien. Apabila
APD sudah dilepas semua Wajib melakukan kebersihan tangan
dengan urutan yang benar
M
A
S
K
E
R
MASKER RESPIRATOR P2/N95 YANG DIGUNAKAN HARUSSESUAI STANDAR (NIOSH-APPROVED RESPIRATOR ATAU
YANG SERUPA)
DENGAN TANPAKATUPTERBUKA

(https://www.cdc.gov/niosh/npptl/usernotices/counterfeitResp.html).
D
O
N
N
I
N
G
D
O
N
N
I
N
G
D
O
F
F
I
N
G
ROTASI MASKER
Ilustrasi Tahapan Penyimpanan Masker N95

Menyediakan 4-7 set masker N95 dan


merotasi penggunaannya untuk memberi
kesempatan virus SARS-CoV-2 inaktif.
Tiap masker digunakan bergantian dengan
jeda penggunaan minimal 3-4 hari per masker.

Kantong kertas berisi masker N95 diletakkan dalam suhu ruangan (21-23C) dengan kelembaban
40% agar viabilitas virus SARS-CoV-2 berkurang setelah 3-4 hari masa penyimpanan
DEKONTAMINASI
MASKER

Perlu diperhatikan:
Prosedur disinfeksi dan sterilisasi masker
N95 yang kurang efektif, akan
meningkatkan risiko kontaminasi,
transmisi dan inokulasi membran mukosa
virus SARS-CoV-2 yang berakibat
timbulnya infeksi COVID-19 pada
pengguna (re-user).
ILUSTRASI PROSEDUR DEKONTAMINASI MASKER RESPIRATOR P2/N95 (DISPOSABLE)

Metode Dry Heat (Oh et al, 2020)

Cara Meletakkan Masker N95 Untuk Persiapan Dekontaminasi dengan


UVGI;
(Atas) Taut Strap Approach; (Bawah) Side Mounting Approach73, 74
Dekontaminasi Masker N95 dengan Mesin Penghangat Selimut Rumah
Sakit
Pemakaian berulang masker
P2/N95 dibatasi maksimal 3-5
kali dan segera lakukan proses
dekontaminasi setelah selesai
melakukan perawatan.
S
A
R
U
N
G

T
A
N
G
A
N
Zona Kritis untuk Gaun Bedah
Seluruh bagian depan gaun (area A, B, dan C) harus
memiliki kinerja penghalang setidaknya level 1.
Zona kritis meliputi setidaknya area A dan B.
Bagian belakang gaun bedah (area D) mungkin tidak
melindungi.
Zona Kritis untuk Gaun Isolasi Bedah dan
Gaun Non-Bedah
Seluruh gaun (area A, B, dan C), termasuk
jahitan tetapi tidak termasuk manset, jahitan,
dan binding, harus memiliki kinerja
penghalang setidaknya Level 1.
Gaun isolasi bedah digunakan saat ada risiko
kontaminasi sedang hingga tinggi dan
kebutuhan zona kritis lain yang lebih besar
PROTAP KUMUR

55
FASILITAS PENDUKUNG LAIN
Optional but Important
Mandatory

Ruang memakai APD

Ruang melepas APD


Syarat Wajib dilakukan terkait pengelolaan di ruang Praktik dokter gigi:
• Pengaturan zonasi, pengaturan signing dan pengaturan volume pasien
• Pengaturan aliran udara wajib tercapai minimal 12 ACH dengan posisi udara
bersih masuk dari arah belakang operator dan asisten (membelakangi kepala
pasien) dan arah aliran udara keluar diletakkan di bawah, kurang lebih 20 cm
dari lantai
• Menggunakan HVE dental suction (dengan aliran pembuangan menyatu
dengan dental unit), pastikan kekuatan HVE suction melebihi 100 cfm dan
bentuk corong penyedot yang efektif
• Penggunaan rubber dam
58
KEKUATAN HVE

59
HIGH VOLUME EVACUATOR ( HVE) EXTRA ORAL
High Volume Evacuator Eksternal

Keterangan diluar dental unit menyatu dental unit


voltage 220/ 50Hz 220/ 50Hz
power 500-1000 KW 250-500 KW
kekuatan vakum 10-35 Kpa 10-35 Kpa

kekuatan aliran udara minimal 3000 ltr/menit lebih besar dari 100 cfm

HEPA Grade 13 NA
HEPA Filter efisiensi 99.9% NA
HEPA Filter element's use life 6-12 bulan NA
kebisingan kurang dari 65 kurang dari 65
diameter pipa suction (mm) 40-60 25-50

panjang pipa suction/arm length (cm) 150-200 150-200


61
Sub Topik:

A. Pembersihan Lingkungan Kerja

B. Pengelolaan Peralatan Medis

C. Pengelolaan Limbah Medis

D. Perlindungan Kesehatan Petugas


Kesehatan

62
Proses Sterilisasi Proses desinfeksi

Sterilisasi menggambarkan suatu proses Disinfeksi menggambarkan suatu proses yang menghilangkan
banyak atau semua mikroorganisme patogen, kecuali spora
menghancurkan atau menghilangkan semua
bakteri pada benda mati. Dalam pengaturan layanan
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan pada kesehatan, objek biasanya didesinfeksi dengan cairan kimia
fasilitas kesehatan secara fisik atau kimiawi. Steam atau pasteurisasi basah. Tidak seperti sterilisasi, desinfeksi
di bawah tekanan, panas kering, gas EtO, plasma tidak bersifat sporicidal (membunuh spora). Beberapa
gas hidrogen peroksida, dan bahan kimia cair disinfektan golongan zat kimia steril, akan membunuh spora
dengan waktu pemaparan yang lama (3-12 jam).

Critical item, Semicritical item dan Non critical item.


Atur ruang praktik dokter gigi agar hanya persediaan dan instrumen yang bersih atau steril yang
diperlukan untuk prosedur gigi yang mudah diakses Semua persediaan dan instrumen lainnya harus
berada dalam penyimpanan tertutup, seperti laci dan lemari, dan jauh dari kemungkinan kontaminasi.
Semua area harus bebas dari semua konten seperti majalah, mainan anak, remote TV, atau artikel serupa.
• Desinfektan tingkat tinggi adalah desinfektan yang pada konsentrasi yang sama tetapi dengan periode paparan yang lebih pendek (mis., 20 menit untuk
2% glutaraldehyde), akan membunuh semua mikroorganisme kecuali sejumlah besar spora bakteri.
• Disinfektan tingkat menengah dapat membunuh mikobakteri, bakteri vegetatif, sebagian besar virus, dan sebagian besar jamur, tetapi tidak membunuh
spora bakteri.
• Disinfektan tingkat rendah dapat membunuh sebagian besar bakteri vegetatif, beberapa jamur, dan beberapa virus dalam periode waktu yang singkat
(≤10 menit).
Summary Box Disinfeksi

Disinfeksi alat Kedokteran gigi:


• Katagori Critical Item : instrumen bedah, implan, dan probe ultrasonik (skeler, handpiece, bur, probe, alat
diagnostik dental): uap panas, alcohol, glutaraldehyde ≥2,4%, glutaraldehyde 0,95% dengan fenol/phenate 1,64%,
stabilized hidrogen peroksida (H2O2) 7,5%, hidrogen peroksida (H2O2) 7,35% dengan asam perasetat 0,23%, dan
asam perasetat 0,08% dengan hidrogen peroksida (H2O2) 1,0%.
• Kategori semi critical item : alat anesthesi : Glutaraldehyde, hidrogen peroksida, dan asam perasetat.
• Kategori non critical item : manset pengukur tekanan darah, kruk dan komputer: detergen dengan air atau alkohol

Metode Disinfeksi :
1. Alat kedokteran gigi yang sudah dipakai : air dan detergen atau sodium hipoklorit 5% dengan perbandingan 1:100
(konsentrasi final sebesar 0.05%) selama 1 menit. Untuk barang dengan permukaan yang kecil, dapat dibersihkan
menggunakan etanol 70% atau detergen dan air selama 10 menit.
2. Handpiece tahan panas: autoklaf, uap kimia, panas kering. Hand piece tidak tahan panas : alcohol 70% atau Hidrogen
peroksida 1%
3. Cetakan gigi atau rahang : Sodium hipoklorit 2,5%. Protesa yang sedang progress atau reparasi GT : povidon iodin 1%,
atau hidrogen peroksida 1%, atau klorin dioksida 2,5%
4. Baju : dipakai ulang : detergen dengan air (direndam 30 menit)
5. Masker N95 : UV 10 menit, uap panas 70oC 10 menit, ??
6. Kacamata/Face shield : kain lap yang dibasahi alcohol 70%
7. Sepatu boot : kain lap yang dibasahi alcohol 70%
8. Dental unit, sofa, pintu, handle pintu, meja dll: kain lap dengan alkohol 70%
9. Lantai ruang praktik dan lainnya : benzalkonium klorida 2% (karbol)
10. Ruangan : UV-C, Ozon mist, fogging dingin benzalkonium chloride
 Limbah Cair MANAJEMEN LIMBAH
 Unit proses IPAL sekurang-kurang terdiri atas proses sedimentasi awal, proses biologis (aerob
dan/atau anaerob), sedimentasi akhir, penanganan lumpur, dan disinfeksi dengan klorinasi (dosis
disesuaikan agar mencapai sisaa klor 0,1-0,2 mg/I). Setelah klorinasi, pastikan air kontak dengan
udara untuk menghilangkan kandungan klor dalam air sebelum dibuang ke badan air penerima
 Limbah Padat domestic
 Limbah padat organik dan anorganik agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah
Padat Domestik paling lama 1 x 24 jam
 Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan, sepatu boots dan
apron dan penutup kepala.
 Limbah Padat Infeksius dan biohazard
 masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, alat suntik bekas, set infus bekas,
APD bekas, dari kegiatan pelayanan di ruang praktek, &ruang pelayanan lainnya.
 Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan, sepatu boots dan
apron, kacamata pelindung (goggle), dan penutup kepala.
 Timbulan/volume limbah infeksius biohazard harus tercatat dalam logbook setiap hari
MITIGASI
 Hentikan tindakan kedokteran gigi pada pasien suspek Covid-19 untuk kasus non emergensi. Pada kasus
emergensi, dapat melakukan penatalaksanaan terapi kedokteran gigi sesuai pedoman non aerosol.
 Edukasi pasien suspek Covid-19
 agar melakukan pemeriksaan Covid-19, menggunakan swab PCR dan pemeriksaan radiogram thorax.
 melakukan pelaporan ke dokter gigi jika sudah diketahui hasil pemeriksaan.
 agar menjaga jarak dengan anggota keluarga dan orang lain hingga dipastikan bebas infeksi Sars-Cov-2.
 tidak menggunakan alat makan atau alat lain secara bersama dengan orang lain.
 melakukan kebiasaan hidup sehat
 Pada pasien yang telah positif Covid-19 (rapid test reaktif atau swab PCR positif), lakukan pelaporan ke Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten. Pelaporan ini dilakukan maksimal dalam waktu 1x24 jam.
 Lakukan pendataan pasien siapa saja yang telah menunggu bersama dengan pasien suspek Covid-19
 Lakukan monitoring pada pasien suspek Covid-19 melalui aplikasi komunikasi, hingga pasien dinyatakan negatif
atau positif. Jika pasien dinyatakan negatif, maka formulir yang telah diisi, dapat diabaikan. Jika pasien dinyatakan
positif, maka laporkan formulir ini ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dalam waktu 1x24 jam. MOHON AGAR
PARA DOKTER GIGI YANG MELAKUKAN PRAKTIK DOKTER GIGI, MENYIMPAN NOMOR CALL CENTRE
DINAS KESEHATAN KOTA/KABUPATEN MASING-MASING.
 Jika dokter gigi menunjukkan gejala Covid-19, sebaiknya tidak melakukan praktik dokter gigi hingga sembuh.
MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI
Penggunaan suatu bahan dalam suatu jumlah
kuantitas (Q) yang dapat di asumsikan sebagai
jumlah kebutuhan bahan(D), setelah digunakan
akan mengalami penurunan jumlah (garis ungu)
yang dinamakan slope (units/day=d). Pembelian
akan bahan ini dapat dihitung pada titik tertentu
(ROP) dengan perhitungan penentuan titik ini
dipengaruhi oleh waktu pengiriman barang dari

d = Jumlah stok bahan saat kita harus melakukan order pembelian distributor sampai ke tempat kita(lead time=L). 97
L = lead time, adalah waktu yang diperlukan untuk pengiriman
barang dari tempat pembelian sampai ke tempat kita
D = jumlah total kebutuhan bahan selama pertahun/bulan
T = total hari kerja selama pertahun/bulan
MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI

d = Jumlah stok bahan saat kita harus melakukan order pembelian


L = lead time, adalah waktu yang diperlukan untuk pengiriman
barang dari tempat pembelian sampai ke tempat kita
D = jumlah total kebutuhan bahan selama pertahun/bulan
T = total hari kerja selama pertahun/bulan
PENYELENGGARAAN
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT [UKM]
PADA MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU
Penyuluh dan audience
LURING (Luar HARUS pakai masker.
Kegiatan: jaringan/Tatap Jika tidak ada masker
muka langsung) medis → masker non
UKGS medis + face shield)
DARING (Dalam
UKGM Jaringan/Tatap muka
tidak langsung)
RUANG LINGKUP UKGS
MODIFIKASI KEGIATAN
PROGRAM PROMKESGILUT
LURING ATAU DARING?
JIKA LURING
JIKA LURING
Modifikasi kegiatan Promkes dalam bentuk JIKA DARING
PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ)
PERENCANAAN PROGRAM PROMKES
Upaya promosi kesehatan gigi dan mulut berbasis internet
OPSINYA?
1. Web-based
2. SMS berseri
3. Social Media
4. Gaming
5. Apps
Informasi
terkait self-care
dan pelayanan
gigi di masa
COVID-19
VIA WA
CONTOH ToT MATERI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
BERBASIS INSTAGRAM DAN YOUTUBE
INTERAKSI, PRETEST-POSTTEST
MODIFIKASI KEGIATAN
SURVEI/PENJARINGAN
Modifikasi kegiatan penjaringan kesehatan gigi
MASA PANDEMI COVID-19
I. JIKA DILAKUKAN LURING II. JIKA DILAKUKAN DARING
1. APD sesuai standar → minimal: Menggunakan model tele-dentistry
masker + face shield + sarung berbasis telepon genggam”
tangan • Sekolah kirim informasi persetujuan
2. Atur jadwal dan jumlah peserta digital ke ortu
• Guru sekolah dibekali materi video dan
didik dalam 1x pemeriksaan
tutorial untuk lakukan foto
3. Waktu pemeriksaan sesingkat • Ortu kirim foto kepada guru via WA
mungkin → status kesehatan atau channel lain
anak diisi secara mandiri • Guru unggah foto ke google photos
sebelum pemeriksaan dan bagikan link ke PJ UKGS
• PJ UKGS (penjaringan): mendiagnosis
foto yg telah dikumpulkan
POSISI
PENGAM
BILAN
FOTO
INTRA
ORAL

KONSEP di adaptasi dari: Estai, M., Kanagasingam, Y., Huang, B., Checker, H., Steele, L.,
Kruger, E., & Tennant, M. (2016). The efficacy of remote screening for dental caries by
mid-level dental providers using a mobile teledentistry model. Community Dentistry and
Oral Epidemiology, 44(5), 435–441. doi:10.1111/cdoe.12232
- Asesmen karies gigi dilakukan pada semua
gigi menggunakan modifikasi panduan
WHO 2013
- Outcome primer ➔ pengalaman karies
Tampak depan
(DFT/dft)
- Meminta izin untuk penggunaan data foto
menggunakan informed consent digital
Lateral kanan - Anak usia sekolah yang berpartisipasi
(berdasarkan referensi) ➔ 4-15 tahun
- Data termasuk : ID siswa, usia (TTL), jenis
Oklusal atas kelamin, nama sekolah, 5 posisi foto gigi
Oklusal bawah - Hasil foto dievaluai dan diisi ke dalam form
online melalui kesepakatan 2-4 drg
Lateral kiri
INPUT DATA KE MS ACCES
Modifikasi kegiatan penjaringan kesehatan gigi
MASA PANDEMI COVID-19
Asesmen SUBJEKTIF Hambatan:
• Kuesioner WHO 2013 1. Perlu jaringan internet dengan
• Kuesioner self-reported oral health sinyal kuat
berbasis aplikasi (misal google form, 2. Perlu gawai canggih dengan fitur
atau Microsoft FORMS) kamera yang baik
3. Perlu kompetensi khusus dari
tenakes gilut untuk melakukan
telediagnosis/telesurvey
4. Perlu keterampilan untuk ambil
foto
MODIFIKASI KEGIATAN
PENCEGAHAN
JIKA LURING PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT

● Lakukan sikat gigi bersama di sekolah minimal 1x sebulan,


kumur-kumur dengan larutan fluor

Penyesuaian kegiatan sikat gigi bersama di sekolah → direkomendasikan


untuk gunakan cara kering selama fase pemulihan COVID-19. Cara:
• Pengawas dan anak2 cuci tangan
• Jika terdapat luka: tutupi luka
• Pengawas bagikan pasta gigi dgn cara keluarkan pasta gigi ke
permukaan yg bersih (jika tdk ada pasta gigi individu)
JIKA LURING
PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT

●Kumur2 Fluor → di sekolah atau di rumah. Perhatikan:


–Sekolah punya fasilitas yg menunjang: washtafel dan pembuangan
limbah tertutup
–Dilakukan secara perorangan dengan jaga jarak
–Gunakan gelas kumur sekali pakai → buang ke tempat sampah medis
–Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
–Guru atau PJ UKGS gunakan APD dan lakukan desinfeksi area
–Pelaksanaan di rumah: pantau dengan video call
1. Penyuluhan
2. Pelatihan
UKGM 3. Pencegahan
4. Rujukan

Penyesuaian /Modifikasi Kegiatan UKGM


buka atau tidaknya Posyandu sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan
daerah masing-masing dengan memperhatikan situasi dan kondisi
setempat
PENYULUHAN KESGILUT
Luring atau daring
● Sasaran: ibu hamil, ibu dan balita, lansia atau masyarakat lainnya.
● Penyesuaian penyuluhan luring:
–Koordinasi lintas program → rencana kegiatan, penjadwalan, pengorganisasian
–Pastikan sarpras di Puskesmas dukung kegiatan
–Tentukan metode penyampaian sesuai karakteristik sasaran
–Tentukan jumlah sasaran maksimal 1x kegiatan → physical distancing
–Pastikan kewaspadaan standar
● Berdayakan kader posyandu untuk penyuluhan individu lewat WA /medsos lainnya
● Fasilitasi telekonseling
PELATIHAN KESGILUT
UNTUK KADER RUJUKAN KESGILUT
• Jika bukan prioritas dapat
ditunda
• Pastikan: Kader rujuk sasaran
• ketersediaan dan kemudahan kepada tenakes
akses internet di wilayah kerja melalui aplikasi
Puskesmas komunikasi
• ketersediaan sarana
belajar/perangkat komputer
pada setiap kader peserta Kader rujuk sasaran
latih ke puskesmas jika
• tingkat kemampuan kader perlu penanganan
dalam menguasai medis → janji temu
teknik/metoda belajar daring
TERIMA KASIH !
juknis
untuk adaptasi
kebiasaan baru

Anda mungkin juga menyukai