PENCEGAHAN DAN
TATA LAKSANA
COVID-19
PADA MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU
https://covid19.go.id/
2
DATA PDGI - 5 FEBRUARI 2021
Instansi Pemerintah/Dinkes 21
Puskesmas 199
Rumah Sakit 92
Klinik 36
Praktek Mandiri 35
Institusi Pendidikan/FKG 13
Total 396
39 drg meninggal
Berpergian 16
keluarga 75
TERPAPAR
teman 12
COVID-19
Praktik drg 29
tempat kerja 173
tidak/belum diketahui 91 3
Mutasi pada virus menandakan adanya perubahan pada
sekuens genetik virus tersebut. Varian suatu virus dapat
berbeda-beda bergantung pada proses mutasinya dan
berisiko mempengaruhi kesehatan.
UMUM:
Tersedianya petunjuk teknis sebagai acuan FKTP dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masa adaptasi kebiasaan baru.
KHUSUS
a. Memberikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di FKTP pada masa adaptasi
kebiasaan baru sebagai upaya perlindungan kepada tenaga kesehatan gigi dan mulut serta masyarakat.
b. Memberikan acuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
FKTP
c. Memberikan acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di FKTP.
6
KONSEP TRANSMISI SARS-CoV-2 DAN DAMPAK INFEKSI
COVID-19 PADA PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
7
TRANSMISI VIRUS SARS-COV 2 DI RUANG PRAKTIK DOKTER GIGI
Peng X, Xu X, Li Y, Cheng L, Zhou X, Ren B. Transmission routes of 2019-nCoV and controls in dental practice. Int J Oral Sci. 2020;12(1):9. Published 2020 Mar 3.
KATEGORI TINGKAT RISIKO PEKERJAAN DAN
TINDAKAN DALAMPELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
9
UPAYA MITIGASI
10
11
SKEMA PERENCANAAN DAN AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DIMASA ADAPTASI
BARU
12
Sub Topik:
13
ALIRAN UDARA
satu arah dari bersih ke kotor
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk ventilasi bangunan:
Rekomendasi Center for Disease
alami, mekanis dan ventilasi hybrid (mode campuran).
Control Prevention-CDC: 12 ACH
Rekomendasi WHO: 160 l / dt /
Aliran udara bersih pasien
untuk ruangan dengan volume yang
sama (ruang praktik dokter gigi 4 x 3
m), maka harus mempunyai tingkat
aliran ventilasi udara rata-rata per
jam : minimum 12 ACH atau 160 l /
dt / pasien setiap saat.
ALAT ANEMOMETER
16
PEMILIHANEXHAUST FAN
Cara menghitung kapasitas kipas angin untuk aliran udara dalam ruang praktik.
Rumus kekuatan exhaust fan = volume ruang (dalam feet) x 12 ACH (rekomendasi CDC)
Misalkan ruang 4 m x 3 m dengan tinggi (dari lantai ke atap langit-langit) 2 m.
maka perhitungannya adalah:
Volume ruangan 4 x 3 x 2 = 24 m3
24 m3 x 12 ach = 288 m3/h
dikonversikan ke cfm (cubic feet/menit)
(1 jam = 60 menit , 1 m3 = 35.31 ft3)
Jadi 1 m3/hour = 35.31/60 = 0.58 ft3/minute,
sehingga 288 CMH = 288 x 0.58 = 167 CFM
18
PENGATURAN ZONASI
RUANG
PEMBAGIAN ZONASI KUNING YAITU RUANG RECEPTIONIS/FRONT OFFICE, RUANG TUNGGU PASIEN, RUANG
“
STAFF. DI ZONASI KUNING SEMUA HARUS MEMAKAI MASKER DAN MELAKUKAN HAND HYIGIENE.
ZONA MERAH ADALAH ZONASI INFEKSIUS YAITU RUANG YANG DIPERGUNAKAN UNTUK TINDAKAN PRAKTEK
(MENGHASILKAN AEROSOL) DAN RUANG GANTI (DOFFING). ZONA MERAH WAJIB MEMAKAI APD (PPE) SESUAI
YANG DIREKOMENDASIKAN).
19
Ruangan yang memiliki dental unit berjumlah lebih dari satu harus disekat hingga
menjadi ruangan tertutup bagi masing-masing dental unit, atau dapat juga memberikan
jarak 2 (dua) meter antara dental unit yang satu ke dental unit yang lain, dengan tetap
memperhatikan ventilasi udara di masing-masing dental unit. Jika keadaan tersebut
tidak memungkinkan, maka dalam satu waktu hanya 1 (satu) dental unit yang dapat
digunakan untuk merawat pasien.
20
Sub Topik:
21
SKEMA ALUR PELAYANAN KESEHATAN GIGIDAN
MULUTDI MASA ADAPTASI BARU
22
SKEMA ALUR SELEKSI BERDASARKAN
PRIORITAS KEBUTUHAN PERAWATAN
PASIEN
23
KATEGORI TINDAKAN PERAWATAN KEDOKTERAN GIGI
BERDASARKAN KEGAWATDARURATAN
24
Volume pasien, Tentukan jumlah maksimum pasien yang dapat dikerjakan selama
jadwal jam praktek. Hal ini dapat ditetapkan berdasarkan jumlah kamar praktik dokter
gigi, luas ruang praktik dokter gigi, tata letak fasilitas prasarana yang digunakan di dalam
ruangan, dan waktu yang diperlukan untuk membersihkan dan mendisinfeksi prasarana
tersebut. Untuk memberikan waktu disinfeksi droplet yang terjadi setelah tindakan
prosedur gigi, tim tenaga kesehatan gigi harus menunggu setidaknya 15 menit setelah
selesainya perawatan gigi dan memulai memulai pembersihan kamar dan proses
desinfeksi sebelum memasukkan pasien baru.
Bila memungkinkan, Hindari prosedur tindakan yang menghasilkan aerosol. Dianjurkan
melakukan Assesment per appointment sehingga bisa diatur jadwal pasien
Simulasikan perhitungan kunjungan pasien dan estimasikan beban sumber daya nya
SKEMA ALUR PENENTUAN JEDA WAKTU ANTARPASIEN- TINDAKAN AEROSOL RISIKO TINGGI
*Jika ventilasi tidak baik (1-2 ACH) maka harus digunakan HVE. Jika tidak memungkinkan, berikan jeda 60 menit ke pasien 26
berikutnya atau lakukan prosedur alternatif dengan menggunakan low speed handpiece atau skeling manual.
Sub Topik:
27
Signing – protokol
kedatangan Pasien
• Cuci Tangan
• Alat pendukung (thermal gun/ kamera
pemindai termal
• Formulir risiko infeksi
• Tanda dan gejala infeksi Sars-Cov-2
(diambil dari data who terbaru)
• Hasil laboratorium penanda infeksi
• Pemeriksaan rapid test (merk yang diakui
WHO & pemerintah Indonesia)
• Pengaturan pasien -Jika pasien yang telah
didiagnosis positif terinfeksi Covid-19
namun tidak bergejala (orang tanpa
gejala/OTG)
“
29
“
30
PROTAP dokter Gigi
APD Manajemen aerosol
Pasien kumur PVP I-Hidrogen peroksida-CPC
APD sesuai rekomendasi Harus 4 handed
PB PDGI atau WHO
Posisi drg dan asisten membelakangi aliran
Perhatikan selalu saat udara bersi masuk
donning dan doffing APD
Posisi jam 12 lebih dianjurkan
Rubber dam
HVE
Untuk penggunaan APD pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut, harap senantiasa
mengikuti perkembangan terbaru rekomendasi dari WHO dan CDC.17
DONNINGDOFFING ( MEMAKAIDAN MELEPASKANAPD)
Tahapan tehnik pemasangan dan pelepasan APD, dapat mencegah penularan dari mikroorganisme
yang menempel di APD yang telah digunakan. Sebaiknya dokter gigi memasang poster tehnik
pelepasan APD ini di ruang APD untuk mengurangi kemungkinan kesalahan tehnik pelepasan
yang dapat menyebabkan penularan virus Sars-Cov-2.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/ppe/PPE-Sequence.pdf)
RUANG DOFFING (BANYAK KONTAMINASIAKIBAT KESALAHAN
DOFFING)
• Ruang doffing sebaiknya tidak ada perabot atau furniture
• Desinfeksi tangan terpasang di dinding (hand scrub-alcohol based)
• Pemasangan gambar tahapan doffing APD
• Cermin digunakan untuk beberapa tindakan selama doffing, berguna
membantu petugas saat melepas APD. Sebagai contoh ketika petugas
meraih baju ritsleting coverall di bawah dagu
• Pegangan tangan yang ditempatkan di dinding agar menghemat ruang,
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan/desinfeksi
• Zona kode warna dengan garis memanjang ke atas dinding secara
visual berguna untuk membantu meningkatkan kewaspadaan dalam
mencegah kontaminasi
(https://www.cdc.gov/niosh/npptl/usernotices/counterfeitResp.html).
D
O
N
N
I
N
G
D
O
N
N
I
N
G
D
O
F
F
I
N
G
ROTASI MASKER
Ilustrasi Tahapan Penyimpanan Masker N95
Kantong kertas berisi masker N95 diletakkan dalam suhu ruangan (21-23C) dengan kelembaban
40% agar viabilitas virus SARS-CoV-2 berkurang setelah 3-4 hari masa penyimpanan
DEKONTAMINASI
MASKER
Perlu diperhatikan:
Prosedur disinfeksi dan sterilisasi masker
N95 yang kurang efektif, akan
meningkatkan risiko kontaminasi,
transmisi dan inokulasi membran mukosa
virus SARS-CoV-2 yang berakibat
timbulnya infeksi COVID-19 pada
pengguna (re-user).
ILUSTRASI PROSEDUR DEKONTAMINASI MASKER RESPIRATOR P2/N95 (DISPOSABLE)
T
A
N
G
A
N
Zona Kritis untuk Gaun Bedah
Seluruh bagian depan gaun (area A, B, dan C) harus
memiliki kinerja penghalang setidaknya level 1.
Zona kritis meliputi setidaknya area A dan B.
Bagian belakang gaun bedah (area D) mungkin tidak
melindungi.
Zona Kritis untuk Gaun Isolasi Bedah dan
Gaun Non-Bedah
Seluruh gaun (area A, B, dan C), termasuk
jahitan tetapi tidak termasuk manset, jahitan,
dan binding, harus memiliki kinerja
penghalang setidaknya Level 1.
Gaun isolasi bedah digunakan saat ada risiko
kontaminasi sedang hingga tinggi dan
kebutuhan zona kritis lain yang lebih besar
PROTAP KUMUR
55
FASILITAS PENDUKUNG LAIN
Optional but Important
Mandatory
59
HIGH VOLUME EVACUATOR ( HVE) EXTRA ORAL
High Volume Evacuator Eksternal
kekuatan aliran udara minimal 3000 ltr/menit lebih besar dari 100 cfm
HEPA Grade 13 NA
HEPA Filter efisiensi 99.9% NA
HEPA Filter element's use life 6-12 bulan NA
kebisingan kurang dari 65 kurang dari 65
diameter pipa suction (mm) 40-60 25-50
62
Proses Sterilisasi Proses desinfeksi
Sterilisasi menggambarkan suatu proses Disinfeksi menggambarkan suatu proses yang menghilangkan
banyak atau semua mikroorganisme patogen, kecuali spora
menghancurkan atau menghilangkan semua
bakteri pada benda mati. Dalam pengaturan layanan
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan pada kesehatan, objek biasanya didesinfeksi dengan cairan kimia
fasilitas kesehatan secara fisik atau kimiawi. Steam atau pasteurisasi basah. Tidak seperti sterilisasi, desinfeksi
di bawah tekanan, panas kering, gas EtO, plasma tidak bersifat sporicidal (membunuh spora). Beberapa
gas hidrogen peroksida, dan bahan kimia cair disinfektan golongan zat kimia steril, akan membunuh spora
dengan waktu pemaparan yang lama (3-12 jam).
Metode Disinfeksi :
1. Alat kedokteran gigi yang sudah dipakai : air dan detergen atau sodium hipoklorit 5% dengan perbandingan 1:100
(konsentrasi final sebesar 0.05%) selama 1 menit. Untuk barang dengan permukaan yang kecil, dapat dibersihkan
menggunakan etanol 70% atau detergen dan air selama 10 menit.
2. Handpiece tahan panas: autoklaf, uap kimia, panas kering. Hand piece tidak tahan panas : alcohol 70% atau Hidrogen
peroksida 1%
3. Cetakan gigi atau rahang : Sodium hipoklorit 2,5%. Protesa yang sedang progress atau reparasi GT : povidon iodin 1%,
atau hidrogen peroksida 1%, atau klorin dioksida 2,5%
4. Baju : dipakai ulang : detergen dengan air (direndam 30 menit)
5. Masker N95 : UV 10 menit, uap panas 70oC 10 menit, ??
6. Kacamata/Face shield : kain lap yang dibasahi alcohol 70%
7. Sepatu boot : kain lap yang dibasahi alcohol 70%
8. Dental unit, sofa, pintu, handle pintu, meja dll: kain lap dengan alkohol 70%
9. Lantai ruang praktik dan lainnya : benzalkonium klorida 2% (karbol)
10. Ruangan : UV-C, Ozon mist, fogging dingin benzalkonium chloride
Limbah Cair MANAJEMEN LIMBAH
Unit proses IPAL sekurang-kurang terdiri atas proses sedimentasi awal, proses biologis (aerob
dan/atau anaerob), sedimentasi akhir, penanganan lumpur, dan disinfeksi dengan klorinasi (dosis
disesuaikan agar mencapai sisaa klor 0,1-0,2 mg/I). Setelah klorinasi, pastikan air kontak dengan
udara untuk menghilangkan kandungan klor dalam air sebelum dibuang ke badan air penerima
Limbah Padat domestic
Limbah padat organik dan anorganik agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah
Padat Domestik paling lama 1 x 24 jam
Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan, sepatu boots dan
apron dan penutup kepala.
Limbah Padat Infeksius dan biohazard
masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, alat suntik bekas, set infus bekas,
APD bekas, dari kegiatan pelayanan di ruang praktek, &ruang pelayanan lainnya.
Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan, sepatu boots dan
apron, kacamata pelindung (goggle), dan penutup kepala.
Timbulan/volume limbah infeksius biohazard harus tercatat dalam logbook setiap hari
MITIGASI
Hentikan tindakan kedokteran gigi pada pasien suspek Covid-19 untuk kasus non emergensi. Pada kasus
emergensi, dapat melakukan penatalaksanaan terapi kedokteran gigi sesuai pedoman non aerosol.
Edukasi pasien suspek Covid-19
agar melakukan pemeriksaan Covid-19, menggunakan swab PCR dan pemeriksaan radiogram thorax.
melakukan pelaporan ke dokter gigi jika sudah diketahui hasil pemeriksaan.
agar menjaga jarak dengan anggota keluarga dan orang lain hingga dipastikan bebas infeksi Sars-Cov-2.
tidak menggunakan alat makan atau alat lain secara bersama dengan orang lain.
melakukan kebiasaan hidup sehat
Pada pasien yang telah positif Covid-19 (rapid test reaktif atau swab PCR positif), lakukan pelaporan ke Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten. Pelaporan ini dilakukan maksimal dalam waktu 1x24 jam.
Lakukan pendataan pasien siapa saja yang telah menunggu bersama dengan pasien suspek Covid-19
Lakukan monitoring pada pasien suspek Covid-19 melalui aplikasi komunikasi, hingga pasien dinyatakan negatif
atau positif. Jika pasien dinyatakan negatif, maka formulir yang telah diisi, dapat diabaikan. Jika pasien dinyatakan
positif, maka laporkan formulir ini ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dalam waktu 1x24 jam. MOHON AGAR
PARA DOKTER GIGI YANG MELAKUKAN PRAKTIK DOKTER GIGI, MENYIMPAN NOMOR CALL CENTRE
DINAS KESEHATAN KOTA/KABUPATEN MASING-MASING.
Jika dokter gigi menunjukkan gejala Covid-19, sebaiknya tidak melakukan praktik dokter gigi hingga sembuh.
MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI
Penggunaan suatu bahan dalam suatu jumlah
kuantitas (Q) yang dapat di asumsikan sebagai
jumlah kebutuhan bahan(D), setelah digunakan
akan mengalami penurunan jumlah (garis ungu)
yang dinamakan slope (units/day=d). Pembelian
akan bahan ini dapat dihitung pada titik tertentu
(ROP) dengan perhitungan penentuan titik ini
dipengaruhi oleh waktu pengiriman barang dari
d = Jumlah stok bahan saat kita harus melakukan order pembelian distributor sampai ke tempat kita(lead time=L). 97
L = lead time, adalah waktu yang diperlukan untuk pengiriman
barang dari tempat pembelian sampai ke tempat kita
D = jumlah total kebutuhan bahan selama pertahun/bulan
T = total hari kerja selama pertahun/bulan
MANAJEMEN LOGISTIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI
KONSEP di adaptasi dari: Estai, M., Kanagasingam, Y., Huang, B., Checker, H., Steele, L.,
Kruger, E., & Tennant, M. (2016). The efficacy of remote screening for dental caries by
mid-level dental providers using a mobile teledentistry model. Community Dentistry and
Oral Epidemiology, 44(5), 435–441. doi:10.1111/cdoe.12232
- Asesmen karies gigi dilakukan pada semua
gigi menggunakan modifikasi panduan
WHO 2013
- Outcome primer ➔ pengalaman karies
Tampak depan
(DFT/dft)
- Meminta izin untuk penggunaan data foto
menggunakan informed consent digital
Lateral kanan - Anak usia sekolah yang berpartisipasi
(berdasarkan referensi) ➔ 4-15 tahun
- Data termasuk : ID siswa, usia (TTL), jenis
Oklusal atas kelamin, nama sekolah, 5 posisi foto gigi
Oklusal bawah - Hasil foto dievaluai dan diisi ke dalam form
online melalui kesepakatan 2-4 drg
Lateral kiri
INPUT DATA KE MS ACCES
Modifikasi kegiatan penjaringan kesehatan gigi
MASA PANDEMI COVID-19
Asesmen SUBJEKTIF Hambatan:
• Kuesioner WHO 2013 1. Perlu jaringan internet dengan
• Kuesioner self-reported oral health sinyal kuat
berbasis aplikasi (misal google form, 2. Perlu gawai canggih dengan fitur
atau Microsoft FORMS) kamera yang baik
3. Perlu kompetensi khusus dari
tenakes gilut untuk melakukan
telediagnosis/telesurvey
4. Perlu keterampilan untuk ambil
foto
MODIFIKASI KEGIATAN
PENCEGAHAN
JIKA LURING PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT