Laporan Praktikum Penyakit Infeksius I I
Laporan Praktikum Penyakit Infeksius I I
Agustin
Hari/tanggal : Selasa, 21 April
2015
Oleh:
Kelompok 7
2.2 Metode
Kerokan kulit
Pengamatan
Pengamatan
makroskopis
mikroskopis (pewarnaan lactophenol Riddle’s
cotton blue)
Test
Identifikasi spesies
(makroskopis + mikroskopis [pewarnaan lactophenol cotton blue])
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil Referensi
www.mycology.adelaide.edu.au
www.mycology.adelaide.edu.au
3.2 Pembahasan
Dermatofitosis adalah penyakit jamur yang menyerang jaringan yang
mengandung zat tanduk (keratin) pada kuku, rambut dan stratum korneum pada
epidermis yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Jamur dermatofita
tersebut digolongkan dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton (Bernardo et al. 2005). Pada hewan kesayangan, dermatofitosis
dapat menginfeksi kulit, rambut, atau kuku. Pada anjing, sekitar 70% penderita
ringworm disebabkan kapang Microsporum canis, 20% oleh M. gypseum, dan
10% oleh Trichophyton mentagrophytes (Vermout et al. 2008).
Pada praktikum ini digunakan sampel yang diambil dari kucing dermatitis
dan diduga menderita dermatofitosis. Pertama dilakukan kerokan kulit di daerah
kepala dan dilakukan pengamatan makrokonidia pada sampel yang telah diambil
dengan pewarnaan lactophenol cotton blue. Setelah makrokonidia ditemukan
terdapat pengujian lanjut yaitu melakukan pembiakkan sampel kerokan kulit pada
media Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA). Pada pengamatan makroskopis
minggu kedua, dapat ditemukan adanya topografi koloni datar, dengan sedikit
melipat berwarna putih seperti kapas, dan tepi berawarna kuning sampai tidak
berwarna. Dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis dengan pewarnaan
lactophenol cotton blue. Untuk mengetahui jenis kapang yang menyebabkan
dermatofitosis pada kucing tersebut, maka dilakukan uji lanjut yaitu Riddle test.
Pengamatan hasil dari kultur Riddle test yaitu secara mikroskopis. Dapat
ditemukan beberapa mikrokonidia, sejumlah dinding tebal dan makrokonidia
bergerigi dengan knob pada ujungnya. Pada literatur pertumbuhan koloni pada
media yaitu datar, kasar dan berambut, dengan celah radial yang rapat serta
miselium yang berbentuk cotton atau wool yang berwarna kuning pucat sampai
putih pada bagian tengah dengan tepi berwarna kuning sampai tidak berwarna..
M.canis memperlihatkan hifa berseptat yang panjang dalam jumlah banyak serta
makrokonidia besar berbentuk batang bulat yang biasanya memiliki septum ganda
dan mengandung lebih dari enam sel. Beberapa mikrokonidia kecil yang
berbentuk seperti alat pemukul gendang dan berdinding halus juga dapat
ditemukan, serta klamidokonidia yang berbentuk bulat (Olivares 2003).
Berdasarkan pengamatan dan literatur maka jenis kapang yang menyebabkan
dermatofitosis pada kerokan kulit kucing adalah Microsporum canis. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan koloni yang telah dibiakkan pada media SDA,
makrokonidia dan mikrokonidianya
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA