Anda di halaman 1dari 2

Nama: Alief Iksan Al Ghani

NIM: 2005427
Kelas: 1A PSTI
Matkul: Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Dosen Pengampu: Nuur Wachid Abdul Majid, S.Pd,M.Pd
Tugas Review Film
Review Film Hichki
Film ini bercerita tentang Naina Mathur yang berprofesi sebagai seorang guru wanita dan
dia mengajar disebuah kelas yang berisi murid-murid bermasalah. Hal itu merupakan tantangan
berat baginya mengingat dirinya memiliki sebuah sindrom bernama “Tourette Syndrom” yang
menyebabkan syaraf otaknya seperti terkena sengatan listrik, sehingga para pengidapnya sering
mengeluarkan ucapan atau gerakan secara spontan dan tidak bisa mereka kontrol. Hal itu juga
yang menyebabkan Naina memiliki masa lalu yang kelam dimana dirinya selalu diejek oleh
teman-temannya di sekolah, bahkan Naina terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah karena pihak
sekolah merasa sindrom yang diderita oleh Naina mengganggu proses belajar mengajar di
sekolah. Setelah beranjak dewasa Naina kembali dihadapkan dengan cobaan dimana kondisi
sindromnya itu membuat ia sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Seluruh langkahnya pasti
terhenti pada tahap interview. Hingga pada suatu hari, saat dirinya melamar pekerjaan di suatu
sekolah bernama St. Norkel dan mendapatkan pekerjaan sebagai guru di sana. Dirinya
ditempatkan di kelas 9F dimana dikelas itu hanya berisi murid-murid yang bandel dan malas.
Bukannya merasa kecewa Naina malah merasa lebih bersemangat untuk mengajar murid-murid
tersebut. Di sinilah alur cerita Hichki mulai bergulir.
Kelebihan dari film ini menurut saya adalah ceritanya yang sangat mengispirasi bagi
semua orang, terkhusus bagi mereka yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Sosok Naina
di film ini menggambarkan karakter seorang guru yang pantang menyerah kepada muridnya dan
selalu memperjuangkan murid-muridnya. Serta mengajarkan kita bahwa sebuah kekurangan
tidak dapat menjadi sebuah hambatan untuk meraih apa yang kita inginkan. Dan scene terfavorit
saya di film ini adalah dimana para staf yang mewawancarai dirinya menyarankan untuk
mengambil pekerjaan lain, karena kemungkinan menjadi seorang guru tidak cocok untuknya.
Lalu dengan tenang ia menanyakan “Apakah diantara anda semua ada mengetahui tentang
Tourette Syndrom sebelumnya?”, mereka semua menjawab tidak tahu dan bahkan baru
mengetahui sindrom itu hari ini. Dengan senyumnya Naina menjawab “Jika saya dapat
mengajarkan suatu hal baru kepada anda semua, saya yakin bahwa saya pun akan mampu
menangani para siswa”. Namun dibalik kelebihan pasti ada kekurangan dimana alur cerita dari
film Hichki ini sangat klise dan mudah ditebak. Di samping itu film ini tidak menampilkan
seluruh kehidupan di sekolah, sebagai contohnya hanya ada 2 mata pelajaran saja yang
ditampilkan film ini, yaitu matematika dan IPA. Dimana ini bisa saja dianggap sebagai
diskriminasi terhadap mata pelajaran lain yang dianggap tidak terlalu penting. Seharusnya paling
tidak ada satu scene yang menampilkan dimana seluruh siswa mengikuti semua mata pelajaran.
Terlepas dari itu semua film ini sangat bagus dan menginspiratif. Semoga ulasan saya ini
bermanfaat bagi para pembaca, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai