Anda di halaman 1dari 6

Metode Tubektomi

Ada beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam melakukan
tubektomi atau sterilisasi, yaitu:

1. Metode Pomeroy 34,35


Metode ini merupakan salah satu yang paling sering digunakan dan paling
disukai karena sederhana dan efektif. Cara ini dilakukan dengan mencari tuba lalu
diangkat pada pertengahannya sampai membentuk suatu lengkungan.
Bagian yang berada dibawah klem, diikat dengan benang yg dapat diserap oleh
jaringan. Lakukan pemotongan (tubektomi) pada bagian atas ikatan, setelah luka
sembuh dan benang ikatan diserap, kedua ujung tuba akan berpisah satu dan
lainnya.

Gambar 3.4 Cara Pomeroy

2. Metode Kroner 34
Metode ini dilakukan dengan cara bagian fimbrae dari tuba dikeluarkan dari
lubang operasi. Suatu ikatan dengan benang sutera, dibuat melalui bagian dari
mesosalping dibawah fimbrae. Jahitan ini diikat 2 kali, satu mengelilingi tuba
dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya.
Seluruh fimbrae dipotong. Setelah pasti tidak ada perdarahan, maka tuba
dikembalikan kedalam rongga perut.
Gambar 3.5 Metode Kroner

Fimbria amat berperan dalam menangkap dan mentransfer sel telur, oleh
karena itu cara ini kurang disukai dengan alasan: (a) Tidak mungkin lagi
dilakukan operasi pemulihan kesuburan bila kelak wanita yang bersangkutan
hendak punya anak lagi (operasi mikro) (b) Kemungkinan terjadinya perdarahan
disfungsional dikemudian hari lebih besar, karena adanya gangguan inervasi dan
sirkulasi indung telur (ovarium). Namun dari segi lain, teknik ini kegagalannya
amat kecil, yaitu 0,19%. 34

3. Metode Madlener 35
Ampula tuba fallopi diangkat dan dihancurkan sebelum diligasi dengan
jahitan permanen. Meskipun tidak ada bagian tuba fallopi yang dipotong, segmen
yang diikat mengalami nekrosis aseptik. Sekarang teknik ini tidak dipakai lagi,
karena angka kegagalan yang tinggi, yaitu 1,2% karena pembentukan fistula
permanen dibawah jahitan memungkinkan segmen tuba fallopi yang diikat untuk
menyambung kembali. 35

Gambar 3.6 Metode Madlener


4. Metode Irving 35
Pada cara ini, tuba dipotong antara dua ikatan yang dapat diserap. Ujung
prosimal tuba ditanamkan kedalam myometrium sedangkan ujung distal
ditanamkan kedalam ligamentum latum. prosedur ini sangat efektif dan memiliki
tingkat kegagalan yang rendah.

Gambar 3.7 Metode Irving


5. Metode Parkland 35
Metode ini mirip dengan teknik pomeroy, metode ini merupakan prosedur
salpingektomi parsial. Prosedur Parkland dilakukan dengan mengidentifikasi
bagian avaskular dari mesosalping. Suatu segmen kecil dan tuba fallopi
dipisahkan dan mesosalpinx, lalu masing-masing ujung dan segmen tersebut
diikat dengan benang chromic kemudian dipotong diantara kedua ikatan dan
segmen tuba fallopi di buang.

Gambar 3.8 Metode Parkland


6. Metode Aldrige 35
Metode ini dilakukan dengan cara peritonium dari ligamentum latum di buka
dan kemudian tuba bagian distal bersama dengan fimbria ditanam kedalam
ligamentum latum.

Gambar 3.9 Metode Aldrige


7. Metode Uchida 34

Pada cara ini tuba ditarik keluar abdomen melalui suati insisi kecil
(minilaparotomi) diatas simfisis pubis. Kemudian dilakukan suntikan di daerah
ampula tuba dengan larutan adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba.
Akibat suntikan ini, mesosalphing didaerah tersebut menggembung. Lalu dibuat
sayatan kecil didaerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan dari tuba
sepanjang kira-kira 4.5 cm, tuba dicari dan setelah ditemukan, dijepit, diikat, lalu
digunting. Ujung tuba yang proksimal, akan tertanam dengan sendirinya dibawah
serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan berada diluar serosa.
Gambar 3.10 Metode Uchida

8. Metode Cincin Fallopi & Yoon 34


Metode ini bertujuan untuk menjepit saluran telur dengan menggunakan klip atau
menggunakan cincin.

Gambar 3.11 Metode Cincin Fallopi & Yoon

9. Metode Elektrokoagulasi 35
Selain prosedur pembedahan untuk oklusi tuba di atas metode
elektrokoagulasi berupa instrumen bedah listrik unipolar atau bipolar juga dapat
digunakan untuk mengganggu lumen tuba dan menyediakan sterilisasi tuba.
Metode elektrokoagulasi ini bila digunakan secara langsung diterapkan dengan
metode yang mirip dengan aplikasi laparoskopi Metode ini tidak memiliki
keuntungan yang signifikan dari beberapa penelitian.
Gambar 3.12 Metode Elektrokoagulasi

Anda mungkin juga menyukai