Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

tentang

FUNGSI AGAMA DAN TUGAS KENABIAN DALAM KONSEP ISLAM

Disusun Oleh : Kelompok 1

1.Adinda Mutiara Wongso 11.Nurlaila Ahmad

2.Moch Hasyim Asyari 12.Janet Eilien Eylisia Manua

3.Kristy Payu 13.Yoam Febrian Maligoge

4.Yulinda Uange 14. Ladyra Chinta Maoren Manoppo

5.Meilan Y. Eda 15.Rahuela Angel Manitik

6.Villia Assa 16.Falensya Ema Ria

7.Meysha Brigitta Ipu 17.Bela Langi

8.Safira Tente 18.Selia Rosalinda Korneles

9. Nurul Sakila Bonde 19.Frisilya Engka

10.Dwi Ranti Putri M.Yusuf 20.Sakti Abri Rasuh

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan izinNya,
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fungsi Agama dan Tugaas Kenabian dalam Konsep
Islam dengan baik.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas seputar fungsi dasar dari
suatu Agama maupun tugas kenabian yang berkaitan dengan konsep Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik dalam proses
pengerjaannya maupun penyelesaiannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis, pembaca
maupun orang lain.

Manado, 25 Oktober 2020


DAFTAR ISI

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Nabi dan Rasul……………………………………………………………
a) Perbedaan Nabi dan Rasul……………………………………………………
b) Syarat Kenabian……………………………………………………………….
B. Alasan keberadaan Nabi dan Rasul…………………………………………………..
C. Penentang konsep kenabian…………………………………………………………..
a) Menurut al-Muwardi………………………………………………………….
b) Menurut al-Farabi…………………………………………………………….
D. Kritikan terhadap penentang kenabian……………………………………………...

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Daftar Pustaka………………………………………………………………………….
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kenabian menjadi salah satu hal yang penting bagi ummat manusia, setiap
agamamemiliki ajaran yang berbeda masing-masing, maka dari itu, perlulah adanya
perantarauntuk menyampaikan ajaran agama tersebut.

Setiap agama samawi merupakan manifestasi visi Tuhan melalui proses wahyu danilham
yang diberikan kepada Nabi maupun RasulNya. Seorang Nabi adalah manusia yangdiberi
kemampuan untuk berhubungan dengan-Nya dan mengekspresikan kehendak-Nya.Ia merupakan
penghubung antara sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Bagaimanapun juga,tanpa kehadiran nabi
sebagai pembawa ajaran agama, maka manusia tidak akanmengetahui ajaran tersebut.

Namun, tidak sedikit pula yang mengingkari keberadaan nabi, sehingga merekameyakini
bahwa hadirnya nabi tidak diperlukan dengan beberapa alasan. Kritikan daripenentang ini bukan
hanya ada pada zaman sekarang, namun sejak Zaman Nabi Nuh. Diantaranya adalah,bagi mereka
yang tidak meyakini adanya tuhan,maka nabi pun tidak akanmereka yakini, karena bagaimana
bisa meyakini sedangkan tuhan tidak mereka yakini. Selain itu ada yang mengatakan bahwa Nabi
sebenarnya tidak diperlukan manusia karenaTuhan telah mengaruniakan akal kepada manusia
tanpa terkecuali. Akal manusia dapatmengetahui Tuhan beserta segala nikmat-Nya dan dapat
pula mengetahui perbuatan baikdan buruk, menerima suruhan dan larangan-Nya. Dengan
demikian mereka memandangbahwa superioritas akal mengindikasikan ketidakbutuhan manusia
akan hadirnya nabi.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang tertera diatas kita dapat mengerti bahwa kenabian sangatpenting
bagi manusia, dan kita mengetahui bahwa tidak sedikit pemikiran, atau orang yangmenentang
adanya konsep kenabian, dan para ilmuwan muslim yang menjawab kritikantersebut dengan ilmu
dan pemikiran mereka, kita sebagai ummat muslim harus tahu betapapentingnya keberadaan nabi
tersebut, maka makalah ini sangat penting untuk kita bahas,agar kita dapat mengetahui :
1. Pengertian Nabi dan Rasul
2. Alasan Keberadaan Nabi
3. Para penentang konsep kenabian
4. Kritikan Ulama terhadap penentang konsep Kenabian
BAB II

Pembahasan

A Pengertian Nabi dan Rasul


Agama adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena dengan agama,
manusia dapat mencapai kebahagiaannya yang dirasakan didalam hati. Maka agama diturunkan
dari Allah kepada manusia melalui utusannya, maka dari itu, keberadaan nabi dan rasul sangat
dibutuhkan untuk membawa ajaran yang menuntun kepada kebenaran.

Mengenai pengertian arti dari kata nabi, para ahli bahasa mendefinisikannya dalam
beberapa makna. Kata “al-nabiy” secara bahasa berasal dari kata-kata “alnaba” yang bermakna
“berita yang berarti dan penting”. Dengan demikian, “al-nabiy” adalah “orang yang membawa
berita penting.” Seseorang disebut “al-nabiy” karena membawa berita dari Allah. Selain itu, kata
nabi juga diartikan sebagai sesuatu yang ditinggikan dari bumi, ma irtafa’a min al-ard.
Pemaknaan ini juga didasarkan pada jati diri seorang nabi yang merupakan manusia paling tinggi
derajatnya dan yang paling dekat dengan Allah. Sedangkan arti “al-nabiy” secara teknis atau
terminologis adalah “seseorang yang diberi wahyu oleh Allah, baik diperintahkan untuk
menyampaikan (tabilgh) atau tidak.

Para nabi adalah manusia-manusia luar biasa yang karena kepekaan mereka, karena
wahyu Allah yang mereka terima serta yang kemudian mereka sampaikan kepada manusia
dengan ulet tanpa mengenal takut, dapat mengalihkan hati nurani ummat manusia dari
ketenangan tradisional dan tensi Hipomoral kedalam suatu keawasan sehingga dapat
menyaksikan Tuhan sebagai Tuhan dan syeitan sebagai syeitan.

Mengenai pengertian dari Rasul sendiri, Menurut bahasa arab, rasul berasal dari kata irsal
yang artinya adalah memberikan arahan atau membimbing. Jadi rasul merupakan nabi yang
diberikan wahyu oleh Allah SWT kemudian diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan
wahyu yang telah diberikan kepada umat manusia. Rasul adalah orang yang menerima wahyu
Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Percaya kepada rasul merupakan salah satu
diantara rukun iman.

a) Perbedaan Nabi dan Rasul


Adapun beberapa perbedaan nabi dan rasul tersebut terdapat banyak perbedaan, ada sebagian
ulama yang berpendapat bahwa rasul adalah seseorang yang diwahyukan “syari’at” baru,
sedangkan nabi tidak. Sebagian yang lain lagi mengatakan bahwa rasul adalah yang diutus
dengan kitab suci, sedangkan nabi tidak. Namun terlepas dari perbedaan yang menyangkut
masalah perincian ini, dapat dikatakan dengan tegas bahwa mayoritas ulama berpendapat bahwa
setiap rasul adalah nabi dan tidak sebaliknya.
b) Syarat Kenabian
Nabi bukanlah berasal dari orang sembarangan melainkan nabi adalah orang yang dipilih
oleh Allah, karena sebelum menerima wahyu, seorang nabi telah dikenal memiliki akhlak mulia,
suci dari dosa (al-zaka’), menjauhi perilaku tercela dan kotor (al-rijs). Al Mawardi menawarkan
ada tiga syarat yang harus dipenuhi bagi mereka yang mengaku bahwa ia adaah nabi dan rasul.

Pertama, seseorang yang mengaku nabi harus memiliki sifat dan kepribadian yang
menunjang kebenaran kenabiannya.
Kedua, seseorang yang mengaku nabi harus dapat memunculkan mukjizat. Mukjizat sangat
penting untuk membuktikan bahwa seseorang tersebut adalah nabi.
Ketiga, Sifat tidak akan muncul sebelum adanya sesuatu yang disifati, seperti nabi Isa yang
dapat berbicara sejak dalam buaian.Oleh sebab itu dia dipercayai sebagai nabi.

B. Alasan Keberadaan Nabi dan Rasul


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diutusnya nabi dan rasul adalah untuk
mengabarkan berita dan pengetahuan dari Allah kepada manusia. Pengetahuan tersebut berisi
hukum dan tuntunan yang berguna untuk menjaga manusia dari kerusakan dan membawa mereka
menuju kebahagiaan. Mereka yang memegang agama dan melaksanakan ajarannya akan selamat
dan menjadikannya pribadi yang baik serta bertakwa kepada Allah.Sehingga bisa dikatakan
bahwa nabi dan rasul tidak diutus, maka manusia akan kehilangan sosok pembawa berita tersebut
dan juga berarti mereka tidak akan mengetahui hukum dan tuntunan hidup mereka.

Al-Afghani salah seorang yang berpengaruh terhadap pemikiran Muhammad Abduh juga
memberikan komentarnya tentang kenabian, ia mengumpamakan masyarakat dengan badan,
yang anggota-anggotanya saling berhubungan dan mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Kalau
badan tidak bisa hidup tanpa roh, demikian pula masyarakat. Roh masyarakat ialah kenabian,
nabi dalam masyarakat sama dengan kedudukan roh bagi badan.

Al-Farabi mengatakan diutusnya nabi adalah penting, karena sebagai tauladan bagi umat
untuk berbuat sesuai dengan ketentuan agama yang telah di tentukan dalam kitab Allah Swt.

Tanpa adanya Nabi manusia kebanyakan akan susah memahami ajaran agama karena
Nabi diciptakan Tuhan sudah dalam kedudukan yang sempurna tingkat akalnya sehingga bisa
langsung sampai kepada akal kesepuluh (Jibril) sebagai pengatur segala sesuatu tanpa perlu
adanya usaha terlebih dahulu.
C. Penentang Konsep Kenabian

1) Menurut al-Mawardi
Dengan banyaknya persoalan dan tuduhan, al-Mawardi mendapatkan permasalahan dalam
menjawab kritikan para pengingkar kenabian. Dalam karyanya al-Mawardi membagi tiga
kelompok yang menurutnya merupakan para pengingkar kenabian. Pertama adalah mereka yang
mengingkari adanya tuhan. Kelompok ini berkeyakinan bahwa alam ini abadi dan ada dengan
sendirinya. Maka dengan begitu, bila mereka mengingkari tuhan otomatis merekapun
mengingkari nabi sebagai utusan tuhan. Kedua adalah para brahmana atau para pendeta.
Keompok ini mengingkari kenabian secara umum, namun hanya meyakini adam as dan ibrahim
saja sebagai nabi. Hal ini dikarenakann mereka diyakini sebagai bapak manusia oleh mereka.
Ketiga adalah para filsuf .Menurut al-Mawardi mereka tidak secara terang-terangan mengingkari
konsep kenabian, namun dari perkataannya dapat dilihat bahwa mereka mengingkari konsep
kenabian.

2) Menurut al-Farabi
Al-Farabi adalah filosof muslim yang terkenal, penguasaannya terhadap ilmu
mengantarkannya kepada predikat Magister secundus. Maka dengan ilmunya yang sangat luas
tersebut al-Farabi menentang argumentasi para penentang konsep kenabian. Motif lahirnya
filsafat al-Farabi ini disebabkan adanya pengingkaran terhadap eksistensi kenabian secara
filosofis oleh Ahmad ibn Ishaq al-Ruwandi dan Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-Razi.

D. Kritikan Terhadap Penentang Kenabian


Sebagai filosof yang berpengetahuan luas, al-Mawardi dan al-Farabi tidak diam mendengar
alasan para enentang kenabian yang sangat bersimpangan dari ajaran islam. Untuk para
pengingkar ini, al-Mawardi menjawabnya dengan beberapa argumentasi. Pertama, untuk mereka
yang mengingkari nabi dan rasul dengan anggapan bahwa akal sudah cukup memahami tuhan
secara logis, nabi sudah tidak diperlukan. Selain itu, Allah bisa dengan langsung memberi
hidayahnya kepada manusia sehingga sosok nabi tidak diperlukan. Al-Mawardi menjawab
bahwa datangnya nabi dan rasul tidak memerlukan alasan akal manusia. Jika akal menyatakan
bahwa nabi tidak diperlukan itu tidak berarti bahwa diutusnya nabi juga tidak diperlukan karena
akal tidak menentukan adanya nabi atau tidak.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan nabi
sangatlahpenting bagi kehidupan manusia, karena tellah dijelaskan bahwa akal manusia
lemahserta memiliki batasan tertentu maka perlu adanya nabi untuk menyamaikanpengetahuan
dari Allah kepada ummatnya, yang tidak dapat dicapai dengan akalmanusia sendiri, karena
adanya akal adalah untuk membedakan hal yang baik dan benarmaka dari itu, ajaran dari nabi
dan rasullah yang menuntun kita kepada jalan kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai