Khutbah I
اَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِالَ َه. َو َو َع َد ل ِْل ُم َت َم ِّس ِكي َْن ِب ِه َو َي ْن َه ْو َن ْال َف َسادَ َم َكا ًنا َعلِ ًّيا،هلل الَّذِىْ َج َع َل ااْل ِسْ اَل َم َط ِر ْي ًقا َس ِو ًّيا ِ اَ ْل َح ْم ُد،هلل
ِ
ُ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ َسيِّدَ َنا َحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْول ُه. َش َها َد َة َمنْ ه َُو َخ ْي ٌر َّم َقامًا َوأَحْ َسنُ َن ِد ًّيا،ُك لَه َ ِاالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي
، َن ِب ًّيا4ًان َرس ُْوال َ ِق ْال َوعْ ِد َو َك4َ صاد َ ان َ ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َ اَللَّ ُه َّم َف4.ص ِب ًّيا
َ م ِك َبارً ا َو4ِ ار ِ ْال ُم َّتصِ فُ ِب ْال َم َك
َ
أمَّا َبعْ ُد،صحْ ِب ِه الَّ ِذي َْن يُحْ سِ ُن ْو َن إِسْ الَ َم ُه ْم َولَ ْم َي ْف َعلُ ْوا َش ْي ًئا َف ِر ًّياَ َو َعلَى آلِ ِه َو
از ْال ُم َّتقُ ْو َن ِ ِي َن ْفسِ ىْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى4ْ ا ُ ْوصِ ْين،ُ َف َيا أَ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن َر ِح َم ُك ُم هللا.
َ َف َق ْد َف،هللا
َ َيا اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا ا َّتقُ ْوا،هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم
هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َواَ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن ِ ِبسْ ِم: َقا َل هللاُ َت َعالَى
Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para
pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera
mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan
siapa nabinya. Hadits tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib:
Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian
sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah
dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat
menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat
kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa
melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya
mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.
Terhadap pertanyaan kedua, yakni ( ما دينكapa agamamu) seseorang yang semasa hidupnya
senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, ketika di dalam kuburnya ditanya: ما دينك- apa
agamamu – maka dengan mudah ia dapat menjawab:( االسالم دينيIslam agamaku) karena dalam
konteks sekarang hanya Islam satu-satunya agama yang memerintahkan melaksanakan shalat.
َ اللَّهُ َّم
ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد
Jumlah itu belum termasuk yang dibaca dalam tasyahud awal dan bacaan shalawat dalam rakaat
kedua dalam shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ yang jumlahnya 15 sehingga seluruhnya
berjumlah 25. Oleh karena itu, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksnakan shalat
akan dengan mudah menjawab pertanyaan: ( من نبيكsiapa nabimu), yakni dengan jawaban: محمد
( نبيnabiku Muhammad SAW) karena setiap hari selalu menyebut nama محمد.
Terhadap pertanyaan keempat, yakni ما كتابك- Apa kitabmu, seseorang yang senantiasa
melaksanakan kewajiban shalat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: القران كتابي
– Kitabku Al-Qur’an, karena di dalam shalat terdapat rukun yang mengharuskan orang shalat
membaca surah pertama dalam Al-Qur’an yakni Surah Al-Fatihah. Seseorang yang melakukan
shalat tanpa membaca surah ini dalam setiap rakaat, shalatnya tidak sah, kecuali bagi makmum
masbuq yang di rakaat pertama tak selesai membacanya karena waktu tak mencukupi.
Selain surah Al-Fatihah, orang shalat juga membaca surah-surah lainnya di dalam Al-Qur’an
yang dibaca sebagai bacaan sunnah. Surah-surah yang hukumnya sunnah ini dibaca setelah surah
Al-Fatihah. Dengan dibacanya surah-surah dalam Al-Qur’an dalam shalat, maka dalam sehari
semalam setidaknya orang membaca surah-surah Al-Qur’an sebanyak 27 kali. Dengan kata lain
untuk menyebut القرانsebagai sebagai kitab suci tidak sulit bagi mereka yang senantiasa
melaksanakan shalat.
Kebiasan setiap hari menghadap kiblat berupa Ka’bah ini tentu akan memudahkan menjawab
pertanyaan kelima di atas. Apalagi di dalam niat shalat terdapat kata “kiblat” yang maksudnya
adalah Ka’bah. Niat itu misalnya:
Dalam bacaan niat di atas secara eksplisit terdapat kata القِ ْبلَ ِة.ْ Kata-kata kiblat ini tentu akan selalu
mengingatkan Ka’bah di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Orang Islam yang taat kepada
Allah senantiasa akan menghadap ke arah Ka’bah sedikitnya 5 kali dalam sehari. Artinya bagi
orang yang senantiasa melaksanakn shalat untuk menyebut nama Ka’bah tidak sulit.
Jawaban dari pertanyaan keenam ini memang memiliki keterkaitan langsung dengan masjid
karena tempat suci ini merupakan tempat berkumpulnya kaum muslimin dan muslimat untuk
melaksanakan jamaah shalat. Seseorang yang membiasakan diri dengan shalat berjamaah di
masjid, tentu akan ingat saudara-saudara seiman yang berjamaah shalat bersamanya walaupun
mungkin tidak tahu nama mereka satu per satu. Tidak mungkin atau sangat kecil
kemungkinannya orang-orang non-muslim melakukan shalat, apalagi di masjid.
Dari uraian di atas dapat kita lihat dengan jelas ada hubungan erat antara shalat, masjid dan
kelancaran menjawab 6 pertanyaan di dalam kubur yang meliputi: siapa tuhanmu, apa agamamu,
siapa nabimu, apa kitabmu, dimana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Orang-orang yang
senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, apalagi dengan berjamaah di masjid, sudah pasti
tidak akan mengalami kesulitan menjawab semua pertanyaan tersebut.
اعوذ: وادخلنا واياكم في زمرة عباده المؤمنين،جعلنا هللا واياكم من الفائزين االمنين
يايها الذين امنوا اتقواهللا وقولوا: بسم هللا الرحمان الرحيم،باهلل من الشيطان الرجيم
بارك هللا لي ولكم في القران العظيم ونفعني واياكم بما فيه من االيات.قوال سديدا
وقل رب اغفر وارحم، وتقبل مني ومنكم تالوته انه هو الغفور الرحيم،والذكرالحكيم
وانت خيرالراحمين.
Khutbah II
)Muhammad Ishom, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahlatul Ulama (UNU
Surakarta