Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN: 2598-1218 Volume 3 Nomor 1 Tahun 2020

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v3i1.10-16


PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BAGI APARAT
PEMERINTAH, KADER KESEHATAN DAN MASYARAKAT
DI DESA SANROBONE KABUPATEN TAKALAR
Sudarman, Akbar Asfar

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
sudarman.sudarman@umi.ac.id

Abstract

The purpose of this community service activity is to improve the knowledge and skills of the government,
health cadres, and the community in Sanrobone Village, Takalar District, about pulmonary resuscitation
(CPR) of at least 90% can help first aid in cardiac arrest and respiratory arrest. The results of community
service are government officials, health cadres, and the community has been able to determine clinical
and biological death, how to cope with cardiac arrest and respiratory arrest, understanding, goals, and
indications of CPR. Participants have also taken procedural RJP to pay attention to the danger/safety of
the helper, the environment, and the victim. Participants can provide sound stimulation and victims to the
victim, fig asking for help, checking the pulse and checking to breathe, placing at the massage site giving
breath-to-mouth relief and mouth to cover and provide recovery positions (recover ).

Keywords: Training, Cardiac Pulmonary Resuscitation.

Abstrak

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
aparat pemerintah, kader kesehatan dan masyarakat di Desa Sanrobone Kabupaten Takalar tentang
resusitasi jantung paru (RJP) minimal mencapai 90% sehingga dapat mengatasi pertolongan pertama pada
henti jantung dan henti napas. Hasil pengabdian masyarakat ini adalah aparat pemerintah, kader kesehatan
dan masyarakat sudah mampu membedakan kematian secara klinis dan kematian biologis, cara mengenali
henti jantung maupun henti napas, pengertian, tujuan dan indikasi RJP. Peserta juga sudah terampil dalam
melakukan prosedural RJP memperhatikan bahaya / keamanan penolong, lingkungan dan korban. Peserta
mampu memberikan rangsangan suara dan nyeri pada korban, cara meminta bantuan, memeriksa nadi dan
cek pernapasan, menempatkan tangan pada lokasi pijatan (letak tumpuan tumit tangan dan kedalaman
kompresi), membuka dan membebaskan jalan napas, memberikan bantuan napas secara mouth to mouth
dan mouth to mask serta memberikan recovery position (pemulihan).

Kata kunci: Pelatihan, Resusitasi Jantung Paru.

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│10


Sudarman, dkk. Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Bagi …

PENDAHULUAN berjalan di jalan datar atau berjalan


jauh.
Kejadian gawat darurat dapat Data Riskesdas (2013)
menimpa siapa saja, terjadi dimana saja prevalensi cedera secara nasional adalah
dan kapan saja. Gawat adalah kondisi 8,2 persen, dengan prevalensi tertinggi
yang mengancam nyawa dan darurat ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%).
adalah memerlukan pertolongan yang Berdasarkan karakteristik, proporsi
cepat untuk mencegah kecacatan jatuh terbanyak pada penduduk umur <1
maupun kematian. Penyebab paling tahun, perempuan, tidak sekolah, tidak
lazim terjadi kondisi gawat darurat pada bekerja, di perdesaan, dan pada kuintil
seseorang adalah cedera organ akibat terbawah. Proporsi terbanyak terjadi
kecelakaan maupun penyakit pada umur 15-24 tahun, laki-laki, tamat
kadiovaskuler. Salah satu penyakit SMA, status pegawai, dan kuintil
kardiovaskuler yang berpotensi teratas.
mengalami kematian adalah jantung Kecenderungan peningkatan
koroner. proporsi cedera transportasi darat
Prevalensi tertinggi untuk (sepeda motor dan darat lain) dari 25,9
penyakit kardiovaskuler di Indonesia persen menjadi 47,7 persen. Tiga urutan
adalah penyakit jantung koroner. terbanyak jenis cedera yang dialami
Prevalensi jantung koroner berdasarkan penduduk adalah luka lecet/memar
pernah didiagnosis dokter di Indonesia (70,9%), terkilir (27,5%) dan luka robek
sebesar 0,5% dan berdasarkan diagnosis (23,2%). Adapun urutan proporsi
dokter atau gejala sebesar 1,5%. terbanyak untuk tempat terjadinya
Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) cedera, yaitu di jalan raya (42,8%),
menempati prevalensi tertinggi dan rumah (36,5%), area pertanian (6,9%)
Sulawesi Selatan (2,9%) yang dan sekolah (5,4%).
menempati urutan ketiga penderita Seseorang yang mengalami
jantung koroner (Riskesdas, 2013). serangan jantung dan cedera berpotensi
Data World Health Organization mengalami henti jantung dan henti
(WHO) tahun 2012 dalam Kemenkes RI napas. Henti jantung merupakan kondisi
(2017) menunjukkan 17,5 juta orang di dimana detak jantung mendadak
dunia meninggal akibat penyakit berhenti, mengakibatkan penderitanya
kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta tidak dapat bernapas dan kehilangan
kematian di seluruh dunia. Lebih dari kesadaran. Agar dapat menyelematkan
3/4 kematian akibat penyakit nyawa penderita serangan jantung dan
kardiovaskuler terjadi di negara cedera yang menyebabkan henti napas
berkembang yang berpenghasilan dan henti jantung maka diperlukan
rendah sampai sedang. ketenagan dan tindakan resusitasi
Penyakit jantung koroner adalah jantung paru yang tepat.
gangguan fungsi jantung akibat otot Ketika jantung dan napas
jantung kekurangan darah karena berhenti sekitar 6-8 menit, maka
adanya penyempitan pembuluh darah berisiko mengakibatkan kematian.
koroner. Secara klinis, ditandai dengan Maka menolong korban pada menit-
nyeri dada atau terasa tidak nyaman di menit pertama sangat menentukan
dada atau dada terasa tertekan berat kelangsungan hidup. (Jakarta Medikal
ketika sedang mendaki/kerja berat Service 119, 2013). Menurut AHA
ataupun berjalan terburu-buru pada saat (2015), salah satu faktor pendukung
kelangsungan hidup seseorang yang

11
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 Tahun 2020 Hal 10-16

mengalami serangan jantung di luar Kecamatan Sanrobone Kabupaten


rumah sakit adalah masyarakat atau Takalar.
orang yang menyaksikan. Penolong c) Menyiapkan materi tentang resusitasi
yang bukan berprofesi sebagai tenaga jantung paru.
kesehatan disebut dengan penolong d) Menyiapkan alat dan bahan yang
tidak terlatih. Penolong tidak terlaih digunakan dalam pelatihan RJP.
diharapkan mampu mengenali e) Menyampaikan surat undangan
manifestasi serangan jantung, meminta sebagai peserta pelatihan kepada
bantuan baik secara langsung maupun aparat pemerintah, kader kesehatan
menggunakan media sosial. Selain itu, dan masyarakat di Desa Sanrobone
AHA juga merekomendasikan agar Kecamatan Sanrobone Kabupaten
penolong tidak terlatih mampu memulai Takalar.
resusitasi jantung paru secara cepat dan
tepat serta mampu menggunakan AED 2. Tahap 2 : Pelaksanaan
hingga tim gawat darurat yang a) Melaksanakan kegiatan
professional datang mengambil alih pengabdian pada masyarakat
penyelematan nyawa korban. dalam bentuk pelatihan, ceramah,
Desa sanrobone Kabupaten demonstrasi bantuan hidup dasar
Takalar merupakan wilayah yang ramai bagi aparat pemerintah, kader
dikunjungi oleh masyarakat karena kesehatan dan masyarakat di Desa
wilayah yang dikelilingi oleh laut dan Sanrobone Kecamatan Sanrobone
banyak tempat wisata sehingga kejadian Kabupaten Takalar.
gawat darurat seperti kecelakaan lalu b) Metode yang dipergunakan dalam
lintas. Aparat pemerintah, kader kegiatan pengabdian masyarakat
kesehatan maupun masyarakat Desa ini adalah:
Sanrobone belum pernah mendapatkan 1) Metode ceramah yaitu untuk
pelatihan tentang resusitasi jantung menyampaikan materi-materi
paru, maka sebaiknya harus diberikan tentang bantuan hidup dasar
pelatihan cara menolong korban dalam dimuat dalam bentuk power
kondisi gawat darurat. point yang disajikan dengan
menggunakan LCD.
METODE PELAKSANAAN 2) Metode praktek atau
demonstrasi yaitu
Metode pelaksanaan program: mendemonstrasikan cara
1. Tahap 1 : Persiapan menangani korban di tempat
a) Melakukan observasi dan wawancara kejadian secara cepat, cepat
kepada aparat pemerintah, kader dan efisien. Alat yang
kesehatan dan masyarakat di Desa digunakan dalam
Sanrobone Kecamatan Sanrobone memperagakan prosedur RJP
Kabupaten Takalar. adalah pantom RPJ, pocket
b) Mengadakan kerjasama dengan mask dan shield mask.
pemerintah Kecamatan Sanrobone 3) Metode diskusi yaitu
Kabupaten Takalar untuk meminta mendiskusikan kembali materi
izin melakukan kegiatan pengabdian yang telah disampaikan
pada masyarakat khususnya bagi sehingga terjadi interaksi
aparat pemerintah, kader kesehatan timbal balik antara sesama
dan masyarakat di Desa Sanrobone peserta dan antara peserta
dengan pelatih.

12
Sudarman, dkk. Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Bagi …

4) Metode pelatihan dengan peserta memiliki pengetahuan dan


pendekatan modelling yaitu keterampilan yang cukup dalam
memperagakan prosedur RJP memberikan pembinaan pada
dan para peserta secara siswa masing-masing 4) Indikator
langsung mengikuti pelatihan keberhasilan yaitu peserta
tentang bantuan hidup dasar pelatihan dapat menguasai tentang
dengan mnggunakan alat penanganan korban di tempat
peraga (pantom). kejadian secara cepat, tepat dan
c) Melakukan evaluasi terhadap akurat. Dan juga para peserta
pelaksanaan kegiatan pengabdian mengetahui bagaimana berkoor-
pada masyarakat. Rancangan dinasi untuk menangani korban di
evaluasi yang telah dilakukan: tempat kejadian.
Kemampuan, pengetahuan,
dan ketrampilan peserta pelatihan
dievaluasi dengan tanya jawab
dan demonstrasi. Para peserta
pelatihan diharapkan mampu
menguasai teori dan praktek
tentang pelatihan bantuan hidup
dasar seperti (a). Pengertian Gambar 1. Pemaparan materi
bantuan hidup dasar/RJP (b).
Tujuan bantuan hidup dasar/RJP ,
(c). Indikasi bantuan hidup
dasar/RJP) (d). Tanda dan gejala
henti nafas dan henti jantung, (e).
resusitasi jantung paru (teori dan
praktek) (f) Penilaian dan
pengelolaan jalan nafas, (g)
Penilaian dan pengelolaan Gambar 2. Pemaparan materi
pernafasan (h) Penilaian dan
pengelolaan jalan sirkulasi (i)
Penilaian dan pengelolaan
kesadaran korban (j) Praktek
simulasi atau demonstrasi bantuan
hidup dasar/RJP.
Keberhasilan penyeleng-
garaan kegiatan pengabdian Gambar 3. Respon pada korban
masyarakat ini dilihat dari hasil tidak sadar
evaluasi sepanjang pelaksanaan
kegiatan yaitu : 1) Ketekunan dan
keterlibatan para peserta pelatihan
dalam melibatkan diri pada
pelaksanaan kegiatan pelatihan
ini; 2) Terjadinya peningkatan
pemahaman,pengetahuan, mental
dan tentang bantuan hidup dasar
melalui tugas, tanya jawab, Gambar 4. Pertolongan/ call for
demonstrasi dan pelatihan; 3) Para help

13
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 Tahun 2020 Hal 10-16

d) Peningkatan keterampilan
masyarakat tentang cara melakukan
RJP secara cepat dan akurat.
Selama kegiatan berlangsung,
semua peserta tampak terlihat sangat
antusias mengikuti kegiatan. Banyak
Gambar 5. Pijatan pada dada pertanyaan yang maju ke depan pelatih
korban terutama pada saat pemberian materi
dan praktik. Secara rinci, materi praktik
yang dibahas adalah:
a) Perbedaan kematian secara klinis dan
kematian biologis
b) Cara mengenali henti jantung dan
henti napas
c) Pengertian RJP
d) Tujuan RJP
Gambar 6. posisi penolong e) Indikasi RJP
f) Prosedural RJP
1) Memperhatikan bahaya /
keamanan penolong, lingkungan
dan korban.
2) Cara memberikan rangsangan
suara dan nyeri pada korban.
3) Cara meminta bantuan.
4) Memeriksa nadi dan cek
Gambar 7. Kompresi dada/ pernapasan.
pijatan jantung luar 5) Menempatkan tangan pada lokasi
pijatan (letak tumpuan tumit
HASIL DAN PEMBAHASAN tangan dan kedalaman kompresi)
6) Membuka dan membebaskan
Peserta dalam program jalan napas
Penerapan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) 7) Memberikan bantuan napas secara
adalah aparat pemerintah, kader mouth to mouth dan mouth to
kesehatan dan masyarakat untuk mask
menjadi wakil masyarakat Desa 8) Memberikan recovery position
Sanrobone Kab.Takalar dalam pelatihan Pelatihan RJP sebaiknya
ini. Jumlah peserta pelatihan hadir diketahui oleh seluruh lapisan
adalah 32 orang. Adapun hasil yang masyarakat terutama yang wilayahnya
telah dicapai: potensial dengan kejadian gawat darurat
a) Peningkatan kemampuan mitra maupun bencana. Prosedur RJP ini
dalam mengenali henti napas dan merupakan keterampilan dasar
henti jantung. penolong yang diperlukan untuk
b) Peningkatan kemampuan mitra menyelamatkan nyawa korban yang
dalam memahami pengertian, mengalami henti jantung. Langkah-
Indikasi, Tujuan dan Prosedural RJP. langkah ini harus dipraktekkan secara
c) Perubahan wawasan bagi masyarakat berulang-ulang sampai yakin bahwa
desa dalam melakukan pertolongan kualitas dan keterampilan CPR benar-
pertama pada korban gawat darurat. benar tepat sesuai dengan SOP.

14
Sudarman, dkk. Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Bagi …

Pemerintah perlu memprogramkan atau ventilasi atau melakukan keduanya


latihan secara teratur atau rutin sampai secara bersamaan.
memberikan satu keyakinan pada setiap Setelah 6 menit, fungsi organ
warga untuk memulai CPR segera jika vital mulai tidak bisa dikompromikan
menemukan korban henti jantung dan jika tidak diberikan tindakan CPR. Jika
memberikan kualitas terbaik dalam tindakan CPR diberikan dengan atau
memberikan pertolongan pertama. tanpa oksigen akan memberi peluang
Menurut (Singhealth, 2014) hidup bagi korban, hingga tim ambulans
semua orang harus menganggap sebagai gawat darurat tiba dan segera
sebuah kehormatan dan merasa menyediakan oksigen dan memperbaiki
beruntung jika diberikan kesempatan sistem sirkulasi. Kemungkinan bertahan
untuk belajar dan memiliki hidup pada tahap ini antara 40- 50%
keterampilan bantuan hidup dasar. Kita tergantung pada kualitas tim resusitasi
harus menggunakan keterampilan ambulans, selamat atau tidak sangat
tersebut setiap kali diperlukan. Kita tergantung dari kualitas CPR yang
semua perlu berkomitmen untuk diberikan, jelasnya lebih baik jika CPR
membantu ketika menghadapi korban diberikan dari pada tidak ada.
henti jantung. Tanpa motivasi orang Kematian organ vital menjadi
bisa diajarkan keterampilan tetapi tidak signifikan setelah itu. Kegagalan untuk
akan mungkin untuk menggunakannya. memberikan oksigen ke organ-organ
Ketika henti jantung terjadi, vital selama 10 menit akan cenderung
jantung berhenti berdenyut dan darah secara signifikan mengurangi
mengalir ke organ vital, yaitu. otot kemungkinan hidup. Jika tindakan
jantung, otak dan ginjal berhenti. untuk memulihkan fungsi sirkulasi
Organ-organ vital bergantung pada dengan pemberian oksigendiberikan
oksigen untuk kelangsungan hidup setelah itu, kemungkinan bertahan
mereka. Apabila sirkulasi berhenti maka hidup hanya sekitar 10 sampai 40%.
organ-organ vital dalam tubuh kita akan Jika oksigen tidak tersedia,
kekurangan oksigen. Organ vital kita kemungkinan hidup akan sangat rendah.
hanya mampu mentolerir kekurangan Oleh karena itu penting untuk memulai
oksigen tersebut beberapa menit. CPR secepat mungkin. Udara di
Sekitar 4 menit pertama organ vital kita atmosfir permukaan laut mengandung
terutama otot jantung dan otak, mulai sekitar 21% oksigen. Namun yang
mengalami kerusakan. Beberapa berhasil diserap tubuh kita hanya
kerusakan ini masih dapat dipulihkan sekitar 5% oksigen karena pada saat kita
jika oksigen segera tersedia untuk menghembuskan napas udara yang kita
organ-organ ini. Kemungkinan bertahan keluarkan mengandung sekitar 16%
hidup menurun sekitar 7-10% untuk oksigen. Ketika ventilasi mouth to
setiap menitorgan-organ vital mouth dilakukan selama CPR, ada
kekurangan oksigen. Keterlambatan cukup oksigen yang dihembuskan
suplai oksigen selama 4 menit melalui napas buatan untuk menjaga
kemungkinan kelangsungan hidup korban tetap hidup. Kompresi dada
sekitar 60-80%. Jika paramedis mampu memberikan pijatan jantung antara
mencapai pasien dalam empat menit, tulang dada dan tulang belakang dan
memulai CPR dan memberikan oksigen, dengan demikian membantu untuk
kemungkinan korban dapat mengalirkan darah dan oksigen ke
diselamatkan lebih besar, terlepas dari organ vital, terutama otak, jantung dan
apakah hanya dilakukan kompresi dada

15
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 Tahun 2020 Hal 10-16

ginjal. Jika CPR dilakukan dengan telah memberikan bantuan dana kepada
segera dan benar maka: pelaksana kegiatan. Terima kasih pula
a) Dapat memulihkan fungsi jantung. kepada pihak mitra pemerintah Desa
b) Dapat mempertahankan fungsi Sanrobone Kabupaten Takalar dan
sirkulasi sampai bantuan hidup lanjut seluruh peserta yang ikut terlibat dalam
ada. kegiatan ini.
c) Ada kemungkinan lebih besar untuk
fungsi mental normal. DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN AHA. 2015. Fokus Utama Pembaruan


Pedoman American heart
Kesimpulan pada kegiatan ini Association 2015 untu CPR dan
adalah: melalui metode pelatihan, dapat ECC.
meningkatkan pengetahuan dan Biro Komunikasi dan Pelayanan
pemahaman aparat pemerintah, kader Masyarakat. 2017. Penyakit
kesehatan dan masyarakat Desa Jantung Penyebab Kematian
Sanrobone mengenai perbedaan Tertinggi, Kemenkes Ingatkan
kematian secara klinis dan kematian CERDIK. Kementerian
biologis, mengenali henti jantung dan Kesehatan RI, (Online),
henti napas, pengertian, tujuan, indikasi (http://www.depkes.go.id/article/
dan prosedural RJP. view/17073100005/penyakit-
Pelatihan juga dapat jantung-penyebab-kematian-
meningkatkan keterampilan dalam tertinggi-kemenkes-ingatkan-
Melakukan RJP diantaranya. cerdik-.html, diakses 20 Februari
Memperhatikan bahaya / keamanan 2018).
penolong, lingkungan dan korban. Cara Cyntia Lee terry dan Aurora Weaver.
memberikan rangsangan suara dan nyeri 2014. Keperawatan Kritis Edisi
pada korban, cara meminta bantuan, I. Jakarta : Andi Publisher.
memeriksa nadi dan cek pernapasan, JMS. 2013. Basic Trauma Life Support
menempatkan tangan pada lokasi pijatan and Basic Cardiac Life Support.
(letak tumpuan tumit tangan dan Jakarta.
kedalaman kompresi), membuka dan Kidd, PamelaS. 2010. Pedoman
membebaskan jalan napas, memberikan Keperawatan Emergency Edisi
bantuan napas secara mouth to mouth 2.Jakarta : EGC.
dan mouth to mask, memberikan Pusat Penanggulangan Krisis. 2011.
recovery position. Pedoman Teknis
Penanggulangan Krisis
UCAPAN TERIMA KASIH Kesehatan Akibat Bencana
(Mengacu pada Standar
Kami ucapkan terim kasih Internasioal) Edisi Revisi.
kepada Yayasan Wakaf UMI, Rektor, Jakarta : KEMENKES.
Lembaga Pengabdian Kepada Singhealth. 2014. BCLS + AED A
Masyarakat (LPkM), Dekan FKM, dan Manual for Providers.
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Singapura: Singhealth.
Universitas Muslim Indonesia yang

16

Anda mungkin juga menyukai