Megaria
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Universitas Lampung (Unila)
Pos-el: megaspd@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang afiks pembentuk adjektiva dalam bahasa Lampung dialek A
logat Belalau yang disingkat (BLA). Analisis dalam penelitian terdiri atas prefiksasi,
sufiksasi, infiksasi, dan konfiksasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Data berasal dari telaah pustaka, khususnya teks yang menggunakan bahasa
Lampung Dialek A dan sebagian berasal dari tuturan lisan yang berfungsi sebagai pelengkap
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa afiks pembentuk adjektiva dalam BLA terdiri atas
(1) prefiks, (2) sufiks, (3) konfiks, dan (4) kombinasi afiks. Prefiks pembentuk adjektiva
dalam BLA terdiri atas prefiks se-, dan te-. Sufiks dalam BLA hanya satu, yakni sufiks -an.
Afiks lainnya adalah konfiks ke-an dan kombinasi afiks.
Abstract
This research examines the adjective affixes in Lampungese, focusing on A Belalau Logat
dialect. The analysis of this study consists of prefixes, suffixes, infixes, and confixes. This
study employed a descriptive qualitative method. The main data came from the existing
literature, especially the text in the dialect in question and the complementary data came from
oral speech of Lampung native speakers. This study showed that the adjective affixes in
Lampungese comprise (1) prefixes, (2) suffixes, (3) confixes, and (4) affix combinations. The
prefixes include the prefix se- and te-. The suffix observed is only the suffix -an. In addition,
there exists the confix ke-an as well as the combination of affixes.
Perbedaan pendapat dari para pakar Secara morfologis adjektiva BLA terdiri
mengenai nama dialek sebenarnya memiliki dari adjektiva dasar (monomorfemis) dan
maksud yang sama, yaitu mengacu pada adjektiva turunan (polimorfemis). Adjektiva
dialek A dan dialek O. dasar berasal dari kelas adjektiva dasar
Berdasarkan peta bahasa, pemakai yang bersifat monomorfemis dan tergolong
bahasa Lampung dialek A meliputi morfem bebas, misalnya pacak ‘pintar’,
masyarakat: (1) Melinting, (2) Maringgai, ghayang‘ kurus’, liyom ‘malu’, sedangkan
(3) Pesisir Rajabasa, (4) Pesisir Teluk, (5) adjektiva turunan dibentuk dengan melalui
Pesisir Semaka, (6) Pesisir Krui, (7) (1) pembubuhan afiks, (2) reduplikasi, dan
Belalau,(8) Ranau, (9) Komering, dan (10) (3) pemajemukan.
Kayu Agung, sedangkan dialek O dipakai Menurut Kridalaksana (2001:3) afiks
oleh masyarakat Abung dan adalah bentuk terikat yang apabila
Menggala/Tulang Bawang. Bahasa ditambahkan pada bentuk lain akan
Lampung Dialek A logat Belalau digunakan mengubah makna gramatikalnya. Konsep
oleh suku Lampung yang berdomisili di (1) ini mencakup prefiks, sufiks, infiks,
Kabupaten Lampung Barat, meliputi: simulfiks, konfiks, dan suprafiks. Putrayasa
Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, (2008:5) menyatakan afiksasi merupakan
Suoh, Sukau, Ranau, Sekincau, Gedung pembentukan kata dengan membubuhkan
Surian, Way Tenong dan Sumber Jaya; (2) afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik
Kabupaten Lampung Selatan meliputi: bentuk dasar tunggal maupun kompleks.
Kecamatan Kalianda, Penengahan, Palas, Adjektiva berafiks dalam BLA dapat
Pedada, Katibung, Way Lima, dibentuk melalui proses pemberian afiks
Padangcermin, Kedondong, dan baik pada awal (prefiks), akhir (sufiks), dan
Gedongtataan; (3) Kabupaten Tanggamus awal serta akhir (konfiks), misalnya prefiks
meliputi: Kecamatan Kotaagung, Semaka, te- yang berfungsi membentuk makna
Talangpadang, Pagelaran, Pardasuka, Hulu ‘superlatif’, seperti pada contoh berikut ini.
Semuong, Cukuhbalak dan Pulau Panggung;
(4) Kota Bandar Lampung meliputi: Teluk te-+ kejung ‘panjang’ tekejung
Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Teluk ‘menjadi lebih
Betung Utara, Panjang, Kemiling, dan Raja panjang’
Basa. te-+ pelik ‘sempit’ tepelik
Bahasa Lampung tidak mengenal ‘menjadi lebih
tingkatan ngoko dan kromo seperti dalam sempit’
bahasa Jawa, tetapi bahasa Lampung
Sufiks –an dalam BLA berfungsi
menggunakan ragam berbahasa seperti
membentuk makna ‘komparatif’, misalnya
ragam resmi dan ragam nonresmi (Sanusi,
2003: 4). Sebagai contoh, dalam bahasa ghamik +-an ‘ramai’ ghamik’an
Lampung dialek A logat Belalau untuk ‘lebih ramai dari’
mengungkapkan hubungan antarpembicara siyut +-an ‘pelit’ siyutan
dalam ragam resmi menggunakan nyakku ‘lebih pelit dari’
’saya’, sikam ghuppok ‘kami’, kutti
ghuppok ‘kalian’. Hal ini, berbeda dengan Konfiks ke-an dalam BLA berfungsi
ragam nonresmi atau ragam lisan yang membentuk makna superlatif, yakni dengan
menggunakan nyak ‘saya’, sikam ‘kami’, cara membubuhkan konfiks ke-an pada
kutti ‘ kalian’. adjektiva dasar, misalnya
Bahasa Lampung dialek A logat ke-+ kelom +-an kekeloman
Belalau (BLA) memiliki kelas kata yang ‘terlalu gelap’
sama dengan bahasa Indonesia, seperti ke-+ lunik+ -an kelunik’an
verba, nomina, adjektiva, dan adverbia. ‘terlalu kecil’
Megaria: Afiks Pembentuk Adjektiva … | 197
teori pembentukan kata oleh Kridalaksana Adjektiva turunan dalam BLA dapat
(1994) yang membagi afiks pembentuk dibentuk dengan cara lain, yakni dengan
adjektiva menjadi prefiks, infiks, sufiks, cara membubuhkan afiks se- R –na yang
kombinasi afiks, dan konfiks. dilekatkan pada bentuk dasar yang berupa
Adjektiva dalam BLA dapat dibentuk kelas kata adjektiva. Fungsi afiks ini
dengan cara membubuhan afiks pada membentuk makna gramatikal yang
adjektiva dasar yang meliputi: (1) prefiks, menyatakan ‘perbandingan komparatif’,
(2) sufiks, (3) konfiks, dan (4) kombinasi misalnya
afiks. Setiap afiks akan dibahas dalam
paparan berikut ini. se- + ghabai-ghabai+na ‘setakut-takutnya’
se- + ghamik-ghamikna ‘seramai-ramainya’
se-+ lamon-lamonna ‘sebanyak-banyaknya’
Prefiks se-+ ghisok-ghisokna ‘sesering-seringnya’
Prefiks pembentuk adjektiva dalam se-+ liyom-liyomna ‘semalu-malunya’
BLA terdiri dari prefiks se-, dan te-. Berikut
ini diuraikan pembentukan adjektiva yang Pemakaian afiks se- R -na dalam
mendapat prefiks. kalimat menggunakan kata jak ‘ lebih’ atau
kidang ‘tetapi’ sebagai pembanding
1) Prefiks se- komparatif. Hal ini dapat dirumuskan
Adjektiva BLA berprefiks se- dapat menjadi
dibentuk dengan dua cara, yaitu (a) se- R-na..., jak…
membubuhkan prefiks se- pada adjektiva atau se- R-na...,kidang…
dasar dan (b) membubuhkan afiks se- R-na
pada adjektiva dasar. Contoh kalimat
Prefiks se- dibentuk dengan cara Seliyom-liyomku ghani hijjo jak ki liyomku
menambahkan prefiks se- pada adjektiva pas nyak nigacci bakku.
dasar. Prefiks se- berfungsi memberi makna ‘semalu-malunya saya hari ini, lebih malu
gramatikal ‘sama atau seperti’, misalnya lagi ketika dimarahi ayahku’.
5) Kombinasi Afiks
Contoh kalimat
Dalam BLA ditemukan adjektiva yang
dibentuk dengan cara mengombinasi afiks Anakni alak Nasir do puwaya-waya .
pada kata dasar yang berkelas adjektiva. ‘Anaknya Paman Nasir ramah-ramah.’
Jenis kombinasi afiks pembentuk adjektiva Buak sai nijual ngah no pubangik-bangik .
terdiri dari: (a) pembubuhan afiks pu-R, ‘Kue yang dijual kakak enak-enak.’
dan (b) adjektiva yang dibentuk melalui
reduplikasi parsial + -an. Pukhamik-khamik tian sai nutuk mid
nayuhni Lidya no.
Kombinasi Afiks pu-R ‘Mereka ramai-ramai datang ke pesta
Adjektiva BLA yang dibentuk melalui pernikahan Lidya.‘
kombinasi afiks pu-R dilakukan dengan cara
membubuhkan prefiks pu- pada kata dasar Reduplikasi parsial + - an
yang berkelas adjektiva. Proses Adjektiva turunan dalam BLA dapat
pembentukan afiks ini dilakukan dengan dibentuk melalui reduplikasi parsial + - an.
cara menambahkan prefiks pu- pada Afiks ini dibentuk dengan cara mengulang
adjektiva dasar yang telah mengalami suku kata pertama pada kata dasar yang
proses reduplikasi utuh. Prefiks pu- berkelas adjektiva, selanjutnya ditambahkan
berfungsi ‘menegaskan sifat yang tersebut sufiks –an pada kata dasar tersebut. Proses
pada bentuk dasar’. Afiks ini tergolong ke pembentukan afiks bereduplikasi parsial
dalam afiks yang nonproduktif baik dalam terlihat seperti di bawah ini.
ragam lisan maupun ragam tulisan, misalnya
(sufiks-an)
(Reduplikasi parsial)
Contoh lain:
ba + bangik + -an babangik’an ‘enak-enakan’
la + lamon + -an lalamonan ‘banyak-banyakan
ba+ balak +-an babalakan ‘besar-besaran’
gha+ghamik+-an ghaghamik’an ‘ramai-ramai’