Anda di halaman 1dari 7

Megaria: Afiks Pembentuk Adjektiva … | 195

AFIKS PEMBENTUK ADJEKTIVA DALAM BAHASA LAMPUNG


DIALEK A LOGAT BELALAU
(Analisis Morfologis)

Megaria
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Universitas Lampung (Unila)
Pos-el: megaspd@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang afiks pembentuk adjektiva dalam bahasa Lampung dialek A
logat Belalau yang disingkat (BLA). Analisis dalam penelitian terdiri atas prefiksasi,
sufiksasi, infiksasi, dan konfiksasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Data berasal dari telaah pustaka, khususnya teks yang menggunakan bahasa
Lampung Dialek A dan sebagian berasal dari tuturan lisan yang berfungsi sebagai pelengkap
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa afiks pembentuk adjektiva dalam BLA terdiri atas
(1) prefiks, (2) sufiks, (3) konfiks, dan (4) kombinasi afiks. Prefiks pembentuk adjektiva
dalam BLA terdiri atas prefiks se-, dan te-. Sufiks dalam BLA hanya satu, yakni sufiks -an.
Afiks lainnya adalah konfiks ke-an dan kombinasi afiks.

Kata kunci: morfologi, afiksasi, adjektiva, bahasa Lampung .

ADJECTIVE AFFIXES IN LAMPUNGESE A LOGAT BELALAU DIALECT

Abstract
This research examines the adjective affixes in Lampungese, focusing on A Belalau Logat
dialect. The analysis of this study consists of prefixes, suffixes, infixes, and confixes. This
study employed a descriptive qualitative method. The main data came from the existing
literature, especially the text in the dialect in question and the complementary data came from
oral speech of Lampung native speakers. This study showed that the adjective affixes in
Lampungese comprise (1) prefixes, (2) suffixes, (3) confixes, and (4) affix combinations. The
prefixes include the prefix se- and te-. The suffix observed is only the suffix -an. In addition,
there exists the confix ke-an as well as the combination of affixes.

Key words: morphology, affix, adjective, Lampungese.

PENDAHULUAN berdampingan dan keduanya aktif


Bahasa Lampung termasuk salah satu digunakan oleh masing-masing masyarakat
bahasa daerah yang terdapat di Indonesia. pengguna dialek tersebut. Dialek yang
Bahasa ini digunakan oleh masyarakat dimaksud yaitu, dialek A (api) dan dialek O
Lampung untuk berkomunikasi sehari-hari (nyou) yang kedua mengacu pada kata
baik dalam lingkungan keluarga masyarakat ‘apa’. Hadikusumah (1994:7) menyatakan
Lampung maupun upacara adat. Bahasa dialek A sebagai dialek Pubian dan dialek
Lampung termasuk kelas Austronesia dalam O sebagai dialek Abung, sedangkan Walker
keluarga bahasa Melayu Polinesia, membagi bahasa Lampung menjadi dialek
memiliki dua dialek yang hidup Abung dan dialek Pesisir (Sanusi: 2003:4).
196 | LOKABASA Vol. 4, No. 2, Oktober 2013

Perbedaan pendapat dari para pakar Secara morfologis adjektiva BLA terdiri
mengenai nama dialek sebenarnya memiliki dari adjektiva dasar (monomorfemis) dan
maksud yang sama, yaitu mengacu pada adjektiva turunan (polimorfemis). Adjektiva
dialek A dan dialek O. dasar berasal dari kelas adjektiva dasar
Berdasarkan peta bahasa, pemakai yang bersifat monomorfemis dan tergolong
bahasa Lampung dialek A meliputi morfem bebas, misalnya pacak ‘pintar’,
masyarakat: (1) Melinting, (2) Maringgai, ghayang‘ kurus’, liyom ‘malu’, sedangkan
(3) Pesisir Rajabasa, (4) Pesisir Teluk, (5) adjektiva turunan dibentuk dengan melalui
Pesisir Semaka, (6) Pesisir Krui, (7) (1) pembubuhan afiks, (2) reduplikasi, dan
Belalau,(8) Ranau, (9) Komering, dan (10) (3) pemajemukan.
Kayu Agung, sedangkan dialek O dipakai Menurut Kridalaksana (2001:3) afiks
oleh masyarakat Abung dan adalah bentuk terikat yang apabila
Menggala/Tulang Bawang. Bahasa ditambahkan pada bentuk lain akan
Lampung Dialek A logat Belalau digunakan mengubah makna gramatikalnya. Konsep
oleh suku Lampung yang berdomisili di (1) ini mencakup prefiks, sufiks, infiks,
Kabupaten Lampung Barat, meliputi: simulfiks, konfiks, dan suprafiks. Putrayasa
Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, (2008:5) menyatakan afiksasi merupakan
Suoh, Sukau, Ranau, Sekincau, Gedung pembentukan kata dengan membubuhkan
Surian, Way Tenong dan Sumber Jaya; (2) afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik
Kabupaten Lampung Selatan meliputi: bentuk dasar tunggal maupun kompleks.
Kecamatan Kalianda, Penengahan, Palas, Adjektiva berafiks dalam BLA dapat
Pedada, Katibung, Way Lima, dibentuk melalui proses pemberian afiks
Padangcermin, Kedondong, dan baik pada awal (prefiks), akhir (sufiks), dan
Gedongtataan; (3) Kabupaten Tanggamus awal serta akhir (konfiks), misalnya prefiks
meliputi: Kecamatan Kotaagung, Semaka, te- yang berfungsi membentuk makna
Talangpadang, Pagelaran, Pardasuka, Hulu ‘superlatif’, seperti pada contoh berikut ini.
Semuong, Cukuhbalak dan Pulau Panggung;
(4) Kota Bandar Lampung meliputi: Teluk te-+ kejung ‘panjang’ tekejung
Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Teluk ‘menjadi lebih
Betung Utara, Panjang, Kemiling, dan Raja panjang’
Basa. te-+ pelik ‘sempit’ tepelik
Bahasa Lampung tidak mengenal ‘menjadi lebih
tingkatan ngoko dan kromo seperti dalam sempit’
bahasa Jawa, tetapi bahasa Lampung
Sufiks –an dalam BLA berfungsi
menggunakan ragam berbahasa seperti
membentuk makna ‘komparatif’, misalnya
ragam resmi dan ragam nonresmi (Sanusi,
2003: 4). Sebagai contoh, dalam bahasa ghamik +-an ‘ramai’ ghamik’an
Lampung dialek A logat Belalau untuk ‘lebih ramai dari’
mengungkapkan hubungan antarpembicara siyut +-an ‘pelit’ siyutan
dalam ragam resmi menggunakan nyakku ‘lebih pelit dari’
’saya’, sikam ghuppok ‘kami’, kutti
ghuppok ‘kalian’. Hal ini, berbeda dengan Konfiks ke-an dalam BLA berfungsi
ragam nonresmi atau ragam lisan yang membentuk makna superlatif, yakni dengan
menggunakan nyak ‘saya’, sikam ‘kami’, cara membubuhkan konfiks ke-an pada
kutti ‘ kalian’. adjektiva dasar, misalnya
Bahasa Lampung dialek A logat ke-+ kelom +-an kekeloman
Belalau (BLA) memiliki kelas kata yang ‘terlalu gelap’
sama dengan bahasa Indonesia, seperti ke-+ lunik+ -an kelunik’an
verba, nomina, adjektiva, dan adverbia. ‘terlalu kecil’
Megaria: Afiks Pembentuk Adjektiva … | 197

batin misalnya ghabai ‘takut’;(5) adjektiva


Adjektiva turunan yang dibentuk melalui
cerapan, misalnya maghum ‘harum, kelom
proses reduplikasi dan pemajemukan tidak
‘gelap’ (Sanusi, 2003:110). Pembagian
peneliti bahas lebih mendalam, sebab
adjektiva dalam BLA sama halnya dengan
penelitian ini difokuskan pada afiks
adjektiva bertaraf dalam bahasa Indonesia
pembentuk adjektiva dalam BLA.
yang menurut Alwi dkk. (2003:172) terdiri
Sanusi (2003:104) dan Udin dkk.
atas (1) adjektiva pemeri sifat, (2) adjektiva
(1992:49) mengungkapkan ciri-ciri sintaksis
ukuran, (3) adjektiva warna, (4) adjektiva
adjektiva BLA secara terperinci, yaitu (1)
waktu, (5) adjektiva jarak, (6) adjektiva
dapat diingkari dengan kata ingkar mak
sikap batin, dan (7) adjektiva cerapan.
yang berarti ‘tidak’ misalnya mak melamon
Penelitian ini difokuskan pada
’tidak banyak’, (2) adjektiva dapat diberi
adjektiva berafiks dalam BLA. Hal yang
keterangan ‘superlatif’, seperti paling
menjadi kajian adalah bentuk adjektiva
‘paling’, temon atau nihan ‘sekali/benar’,
turunan (polimorfemis) yang dibentuk oleh
misalnya balak nihan ‘besar sekali’, (3)
afiks yang meliputi prefiks, sufiks, dan
adjektiva dapat diikuti oleh morfem terikat
konfiks.
ga ‘terlampau’, misalnya lunikga ‘terlampau
kecil’, (4) adjektiva dapat diberi kata ingkar
METODE
mati ‘alangkah’, misalnya mati cuttikna
Penelitian ini menelaah tentang
‘alangkah sedikitnya’, (5) adjektiva dapat
adjektiva berafiks dalam BLA, metode
diberi keterangan pembanding lebih ‘lebih’,
penelitian yang digunakan adalah metode
kughang ‘kurang’, paling ‘paling’, (6)
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
adjektiva dapat menduduki fungsi predikat
Metode deskriptif digunakan untuk
dalam klausa nominal, misalnya buwokna
mendeskripsikan afiks pembentuk adjektiva
keghiting ‘rambutnya keriting’.
yang terdiri dari prefiks, sufiks, dan konfiks.
Berdasarkan pengamatan peneliti yang
Metode merupakan cara kerja yang teratur,
bersumber dari telaah pustaka dan tuturan
terpikir baik-baik, dan bersistem untuk
lisan, dapat disimpulkan terdapat ciri lain
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
untuk mengungkapkan kekhasan adjektiva
guna mencapai suatu tujuan yang telah
BLA sebagai pembeda dari kelas kata
ditentukan (Djajasudarma, 2006:1).
lainnya, yaitu (1) frasa adjektiva dapat
Penelitian ini menggunakan metode
ditandai adverbia sai ‘yang’, misalnya
deskriptif kualitatif untuk menganalisis
Sanak sai lunik ‘anak yang kecil’, (2)
afiks pembentuk adjektiva dalam BLA.
bentuk Imperatif ditandai dengan sufiks –
Sumber data dalam penelitian ini
ko/kon ‘kan’, misalnya lunikko/kon
berasal dari data tertulis (telaah pustaka) dan
‘kecilkan’, (3) bentuk introgatif ditandai
data lisan (responden). Metode kajian yang
dengan kudo ‘kah’ di belakang adjektiva
digunakan menggunakan kajian
dasar, misalnya mesikop kudo ’cantikkah’,
distribusional, yaitu kajian yang
melamon kudo ‘banyakkah’, (5) bentuk
menggunakan alat penentu unsur bahasa itu
superlatif selain morfem terikat ga, nihan
sendiri (Djajasudarma, 2006:69).
atau temon terdapat juga bentuk lain, seperti
baccong/ ighih ‘sangat’.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adjektiva BLA ditinjau dari segi
Adjektiva BLA terdiri dari adjektiva
perilaku semantis terdiri atas (1) adjektiva
dasar yang bersifat monomorfemis dan
pemeri sifat, misalnya bakkang ‘kosong’,
adjektiva turunan yang bersifat
behgassih ‘bersih’; (2) adjektiva ukuran
polimorfemis. Kajian dalam penelitian ini
misalnya benni ‘lama’, kejang ‘panjang’;
hanya akan membahas tentang adjektiva
(3) adjektiva warna, misalnya halom
turunan yang dibentuk melalui proses
‘hitam’, suluh ‘merah’; (4) adjektiva sikap
afiksasi. Dalam pembahasan ini digunakan
198 | LOKABASA Vol. 4, No. 2, Oktober 2013

teori pembentukan kata oleh Kridalaksana Adjektiva turunan dalam BLA dapat
(1994) yang membagi afiks pembentuk dibentuk dengan cara lain, yakni dengan
adjektiva menjadi prefiks, infiks, sufiks, cara membubuhkan afiks se- R –na yang
kombinasi afiks, dan konfiks. dilekatkan pada bentuk dasar yang berupa
Adjektiva dalam BLA dapat dibentuk kelas kata adjektiva. Fungsi afiks ini
dengan cara membubuhan afiks pada membentuk makna gramatikal yang
adjektiva dasar yang meliputi: (1) prefiks, menyatakan ‘perbandingan komparatif’,
(2) sufiks, (3) konfiks, dan (4) kombinasi misalnya
afiks. Setiap afiks akan dibahas dalam
paparan berikut ini. se- + ghabai-ghabai+na ‘setakut-takutnya’
se- + ghamik-ghamikna ‘seramai-ramainya’
se-+ lamon-lamonna ‘sebanyak-banyaknya’
Prefiks se-+ ghisok-ghisokna ‘sesering-seringnya’
Prefiks pembentuk adjektiva dalam se-+ liyom-liyomna ‘semalu-malunya’
BLA terdiri dari prefiks se-, dan te-. Berikut
ini diuraikan pembentukan adjektiva yang Pemakaian afiks se- R -na dalam
mendapat prefiks. kalimat menggunakan kata jak ‘ lebih’ atau
kidang ‘tetapi’ sebagai pembanding
1) Prefiks se- komparatif. Hal ini dapat dirumuskan
Adjektiva BLA berprefiks se- dapat menjadi
dibentuk dengan dua cara, yaitu (a) se- R-na..., jak…
membubuhkan prefiks se- pada adjektiva atau se- R-na...,kidang…
dasar dan (b) membubuhkan afiks se- R-na
pada adjektiva dasar. Contoh kalimat
Prefiks se- dibentuk dengan cara Seliyom-liyomku ghani hijjo jak ki liyomku
menambahkan prefiks se- pada adjektiva pas nyak nigacci bakku.
dasar. Prefiks se- berfungsi memberi makna ‘semalu-malunya saya hari ini, lebih malu
gramatikal ‘sama atau seperti’, misalnya lagi ketika dimarahi ayahku’.

helau ‘bagus’ sehelau ‘sebagus’ Seghabai-ghabaiku jama mak, jak ki


sikop ‘cantik’ sesikop ‘secantik’
se-+ ghamik ‘ramai’ seghamik ‘seramai’ ghabaiku jama bak.
ghedik ‘dekat’ seghedik ‘sedekat’ ‘setakut-takutnya saya dengan ibu, akan
ghanggal ‘tinggi‘ seghanggal ’setinggi’ lebih takut lagi kepada ayah.’
Afiks ini tergolong ke dalam afiks yang
produktif dalam BLA, baik digunakan Seghamik-ghamikna jamma sai ghatong,
dalam ragam lisan maupun ragam tulisan. kidang tetop mangi mana niku mak ghatong.
Contoh kalimat ‘seramai-ramainya tamu yang datang, tetapi
tetap sepi karena kamu tidak datang.’
Abang jo ghadu seghanggal bakna.
‘Kakak sudah setinggi bapaknya.’ Pemakaian afiks se- R-na merupakan
Jamma sai ghatong mid pekan mawatk hak afiks yang digunakan dalam ragam
seghamik nambi. percakapan dan termasuk ke dalam afiks
‘Orang yang datang ke pasar tidak seramai yang nonproduktif digunakan dalam ragam
kemarin.’ tulis.
Kawai sai kubeli mawat hak sehelau 2) Prefiks te-
kawaimu. Adjektiva dalam BLA dapat dibentuk
‘Baju yang saya kubeli tidak sebagus dengan cara menambahkan prefiks te- pada
bajumu.’ kata dasar yang berkelas adjektiva. Prefiks
te- dalam BLA tidak memiliki alomorf
Megaria: Afiks Pembentuk Adjektiva … | 199

seperti halnya bahasa Indonesia. Prefiks ini Contoh kalimat


berfungsi untuk menekankan makna Siyutan ngahmu jak Abangmu.
superlatif ‘menjadi lebih’. Pemakaian afiks ‘Lebih pelit kakak perempuanmu daripada
ini tergolong ke dalam afiks yang produktif Abangmu’.
dalam BLA baik dalam ragam lisan maupun
ragam tulis, misalnya Naloman Abang jak Adek jo.
‘Lebih pintar Abang daripada adik.’
Handak ‘putih’ ‘tehandak’ ‘lebih putih’ Ghilauan wai labung jak ki wai jak ledeng.
Ghayang ‘kurus’ ‘teghayang’ ‘lebih kurus’
te-+ ghanggal ‘tinggi’ ‘teghanggal’ ‘lebih tinggi’ ‘lebih jernih air hujan daripada air ledeng.’
teghamik ‘ramai’ ‘teghamik’ ‘lebih ramai’
tehalom ‘hitam’ tehalom’ ‘lebih hitam’ Penggunaan sufiks –an tergolong ke dalam
afiks yang kurang produktif dalam BLA,
Contoh kalimat afiks ini kerap digunakan dalam ragam
Tehandak niku tanno semula jak percakapan dan jarang sekali ditemukan
Bandarlampung. dalam ragam lisan.
‘Kamu sekarang lebih putih semenjak di
Bandarlampung’. 4) Konfiks ke-an
Adjektiva berkonfiks ke-an dalam
Adek jo ghadu teghanggal tanno semula jak BLA dibentuk dengan cara menambahkan
ti sunat so. konfiks ke-an pada kata dasar yang
‘Adik sudah lebih tinggi sekarang semenjak berkelas adjektiva. Fonem awal pada
disunat. adjektiva dasar yang telah dibubuhi konfiks
ke-an tidak mengalami proses morfofonemis
Niku jadi teghayang semula jawoh jak hulun dan tidak ada perubahan kelas kata
tuha. (derivasi). Konfiks ke-an berfungsi
‘Kamu lebih kurus semenjak jauh dari orang membentuk makna gramatikal superlatif
tua’. ‘terlalu’ jika diletakkan pada kata dasar
yang berkelas adjektiva.
3) Sufiks -an Penggunaan konfiks ke-an tergolong ke
Adjektiva BLA mengenal sufiks –an, dalam afiks yang produktif digunakan oleh
pembubuhan sufiks –an dibentuk dengan penutur BLA baik dalam ragam
cara menambahkan sufiks -an pada kata lisan/percakapan maupun ragam tulisan,
dasar yang berkelas adjektiva. Sufiks -an misalnya
berfungsi membentuk makna gramatikal
‘perbandingan komparatif’, misalnya manom‘sore’ kemanoman ‘terlalu sore’
hasin ‘asin’ kehasinan ‘terlalu asin’
ghamik ‘ramai’ ghamik’an ‘lebih ramai dari’ ke-+-an pelik ‘sempit’ kepelik’an‘terlalu sempit’
siyut ‘pelit’ siyutan ‘lebih pelit dari’ lamon ‘banyak’ kelamonan ‘terlalu banyak’
lagak ‘sombong’ +-an lagak’an ‘lebih sombong dari’ latap‘penuh’ kelatapan ‘terlalu penuh’
ghilau ‘jernih’ ghilauan ‘lebih jerni dari’
nalom ‘pintar’ naloman ‘lebih pintar dari’
Contoh kalimat
Pemakaian sufiks -an dalam kalimat Minah sakik tenai mana kelamonan nganik
menggunakan kata jak ‘lebih’ sebagai mangga.
pembanding komparatif. Hal ini dapat dapat ‘Mina sakit perut karena terlalu banyak
dirumuskan makan mangga.’
Kawai ni Mamak saghak pas ni pakaina
Adjektiva+ -an…jak… mana ghadu kepelik’an.
‘Baju Paman robek saat dipakai karena
sudah terlalu sempit.’
200 | LOKABASA Vol. 4, No. 2, Oktober 2013

Gulai jo kehasinan mana lamon ga tikeni ghamik-ghamik pukhamik-khamik‘ramai-


ramai’
uyah. simah-simah pusimah-simah ‘royal’
‘Sayur ini terlalu asin karena terlalu banyak pu-+ bangik-bangik pubangik-bangik ‘enak-enak’
diberi garam.’ ghisok-ghisok pughisok-ghisok ‘sering-sering’
pahik-pahik pupahik-pahik ‘pahit-pahit’

5) Kombinasi Afiks
Contoh kalimat
Dalam BLA ditemukan adjektiva yang
dibentuk dengan cara mengombinasi afiks Anakni alak Nasir do puwaya-waya .
pada kata dasar yang berkelas adjektiva. ‘Anaknya Paman Nasir ramah-ramah.’
Jenis kombinasi afiks pembentuk adjektiva Buak sai nijual ngah no pubangik-bangik .
terdiri dari: (a) pembubuhan afiks pu-R, ‘Kue yang dijual kakak enak-enak.’
dan (b) adjektiva yang dibentuk melalui
reduplikasi parsial + -an. Pukhamik-khamik tian sai nutuk mid
nayuhni Lidya no.
Kombinasi Afiks pu-R ‘Mereka ramai-ramai datang ke pesta
Adjektiva BLA yang dibentuk melalui pernikahan Lidya.‘
kombinasi afiks pu-R dilakukan dengan cara
membubuhkan prefiks pu- pada kata dasar Reduplikasi parsial + - an
yang berkelas adjektiva. Proses Adjektiva turunan dalam BLA dapat
pembentukan afiks ini dilakukan dengan dibentuk melalui reduplikasi parsial + - an.
cara menambahkan prefiks pu- pada Afiks ini dibentuk dengan cara mengulang
adjektiva dasar yang telah mengalami suku kata pertama pada kata dasar yang
proses reduplikasi utuh. Prefiks pu- berkelas adjektiva, selanjutnya ditambahkan
berfungsi ‘menegaskan sifat yang tersebut sufiks –an pada kata dasar tersebut. Proses
pada bentuk dasar’. Afiks ini tergolong ke pembentukan afiks bereduplikasi parsial
dalam afiks yang nonproduktif baik dalam terlihat seperti di bawah ini.
ragam lisan maupun ragam tulisan, misalnya

Handop ‘hangat’ ha + handop + -an hahandopan ‘hangat-hangatan’

(sufiks-an)
(Reduplikasi parsial)

Contoh lain:
ba + bangik + -an babangik’an ‘enak-enakan’
la + lamon + -an lalamonan ‘banyak-banyakan
ba+ balak +-an babalakan ‘besar-besaran’
gha+ghamik+-an ghaghamik’an ‘ramai-ramai’

Dalam pembentukan afiks ini, parsial +-an membentuk adjektiva turunan


reduplikasi selalu terjadi di depan suku kata yang bermakna reduplikasi. Akan tetapi,
pertama adjektiva dasar. Akan tetapi, dalam pemakainnya afiks ini tergolong
reduplikasi parsial tidak akan memiliki kurang produktif khususnya dalam ragam
makna gramatikal tanpa adanya sufiks -an. tulis. Afiks ini kerap hanya digunakan
Dengan demikian, sufiks –an dalam afiks dalam ragam lisan. Contoh kalimat
ini berfungsi untuk membentuk adjektiva Sikam lagi babangik’an marok pas kutti
yang menyatakan ‘intensitas dengan arti ghatong.
lebih. Secara gramatikal afiks reduplikasi
Megaria: Afiks Pembentuk Adjektiva … | 201

‘kami masih enak-enakan ngobrol saat PUSTAKA RUJUKAN


kalian datang.’ Alwi, H. dkk. (2003). Tata Bahasa Baku
Sikam hak lalamonan nyunjong dibi sinji. Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
‘Kami banyak-banyak masak nasi sore ini. Pustaka.
Djajasudarma, T. F. (2006). Metode
Nyak makai kawai hijjo, nyin lalagak’an Linguistik. Bandung: Refika Aditama.
gawoh. Hadikusuma, H. H.(1994). Bahasa
‘saya memakai baju ini supaya gaya-gayaan Lampung. Jakarta: Fajar Agung.
saja’ Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik.
Jakarta: Gramedia.
SIMPULAN Kridalaksana, H.(1994). Pembentukan Kata
Satuan lingual berkategori adjektiva dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
dalam (BLA) memiliki ragam afiks Gramedia.
pembentuk adjektiva yang hampir sama Putrayasa, I. B. (2008). Kajian Morfologi
dengan bahasa Indonesia. Berdasarkan (Bentuk Derivasional dan Infleksional).
analisis pada pembahasan mengenai afiks Bandung: Refika Aditama.
pembentuk adjektiva dalam BLA dapat Udin, N. dkk. 1992. Tata Bahasa Bahasa
disimpulkan bahwa, afiks pembentuk Lampung Dialek Pesisir. Jakarta: Pusat
adjektiva dalam BLA terdiri dari prefiks, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
sufiks, konfiks, dan kombinasi afiks. Departemen Pendidikan dan
Prefiks pembentuk adjektiva dalam Kebudayaan.
BLA terdiri dari prefiks se- dan te-. Sanusi, E. (2003). Morfologi Bahasa
Prefiks se- berfungsi membentuk makna Lampung. Lampung: Universitas
gramatikal ‘sama atau seperti’, serta Lampung.
berfungsi membentuk ‘perbandingan
tingkat komparatif’. Sufiks dalam BLA UCAPAN TERIMA KASIH
hanya satu, yakni sufiks -an yang berfungsi Puji syukur atas hidayah yang telah
membentuk makna gramatikal Allah swt limpahkan kepada peneliti,
‘perbandingan komparatif’. Konfiks ke-an sehingga artikel ini dapat diselesaikan
berfungsi membentuk makna gramatikal dengan baik. Ucapan terima kasih
superlatif ‘terlalu’. Kombinasi afiks terdiri disampaikan kepada semua pihak yang telah
dari kombinasi afiks pu-R dan Reduplikasi membantu baik dalam pengumpulan data,
parsial + - an. Afiks pu-R berfungsi untuk maupun dalam proses penganalisisan artikel
‘menegaskan sifat yang tersebut pada ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi
bentuk dasar’ dan Reduplikasi parsial + - keragaman kajian linguistik dan kepada
an. Sufiks –an berfungsi membentuk pemerhati bahasa Lampung khususnya.
adjektiva yang menyatakan ‘intensitas Kritik dan saran yang membangun peneliti
dengan arti lebih.’ harapkan demi sempurnanya tulisan ini.
Semua afiks pembentuk adjektiva
dalam BLA dibentuk dari kata dasar yang
berkelas adjektiva. Penggunaan afiks-afiks
tersebut tidak semuanya produktif, afiks
yang produktif adalah semua prefiks (se-
dan te-), sufiks (-an), konfiks (ke-an),
sementara afiks yang jarang digunakan
adalah reduplikasi parsial+-an. Afiks yang
tidak dipakai adalah kombinasi afiks pu-+
R.

Anda mungkin juga menyukai