Anda di halaman 1dari 14

MORFEM TERIKAT DALAM BAHASA BANJAR

BOUND MORPHEME IN BANJAR LANGUAGE


Rissari yayuk
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan
Jalan A. Yani km 32,2, Banjarbaru
Pos-el: yrissariyayuk@yahoo.co.id, Telepon: 089691827674

Abstrak
Judul penelitian ini adalah morfem terikat dalam bahasa Banjar. Masalah yang dikaji
meliputi 1) bagaimanakah wujud morfem terikat imbuhan prefiks, 2) bagaimanakah
wujud morfem terikat imbuhan sufiks, 3) bagaimanakah wujud morfem terikat
imbuhan infiks, dan 4) bagaimanakah wujud morfem terikat imbuhan simulfiks.
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan 1) wujud morfem terikat imbuhan prefiks,
2) wujud morfem terikat imbuhan sufiks, 3) wujud morfem terikat imbuhan infiks,
dan 4) wujud morfem terikat imbuhan simulfiks. Metode yang digunakan adalah
deskreptif kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik simak dan catat. Waktu
pengambilan data bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2016 di Kabupten
Hulu Sungai Selatan. Hasil penelitian mendiskrepsikan wujud dan makna prefiks atau
awalan dalam bahasa Banjar terdiri atas awalan Ka’ke’, awalan ma’me’, pa’pe’ , ba
‘ber’ , di’di’, sa’se’ dan ta’ter’. Awalan ta’ter’. Wujud sufiks atau akhiran dalam
bahasa Banjar terdiri atas akhiran an ‘an’, akhiran i ‘i’. akan’kan’, dan nya’nya’.
Wujud konfiks atau gabungan terdiri atas, konfiks ka-an’ke-an’, ba-an’ber-an’, par-
akan, sa-nya ‘se-nya’, ‘se-an’. Berikutnya, Infiks atau sisipan dalam bahasa Banjar
terdiri atas, al’el dan am’em’.

Kata Kunci: morfem, konfiks, Banjar

Abstract
This study discusses about bound morpheme in Banjarese language. The problems in
the research include 1) the forms of bound morphemes of prefix, 2)the forms of bound
morphemes of suffix, 3) the forms of bound morphemes of infix, and 4) the forms of
bound morphemes of simulfix. The method used in this research is qualitative-
descriptive method. The research concludes that the forms and the meanings of the
prefix of Banjarese language consists of prefixes Ka'ke ‘, the prefix ma’ me ‘pa’ pe
‘ba’ air ‘, sa'di 'sa’ se ‘and ta’ ter ‘ , ta prefix ‘ter’. Suffix or suffixes exist in the
language consisted of an suffix ‘an’, the suffix i ‘i’. will be ‘right’, and his ‘it’.
Konfiks exist or a combination comprising, konfiks to an ‘all-an’, ba-an ‘air-an’, par-
will, at its ‘as-is’, ‘se-an’. Next, Infix or insert language Banjarese consists of, al ‘el
and am’ em ‘.

Keywords: morpheme, konfiks, Banjar.

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 127


127
1. Pendahuluan gramatikal. Struktur morfologi yang
Bahasa daerah merupakan aset berharga dimaksud dalam penelitian ini mengacu
untuk memperkaya budaya bangsa. kepada pendapat Ramlan (2012: 35) yang
Melalui bahasa daerah ini akan menyebut dengan deretan morfologik,
menampilkan identitas daerah masing- menurutnya kajian morfologi berkaitan
masing. Salah satu bahasa daerah di dengan masalah deretan morfologik yaitu
Indonesia ada di Provinsi Kalimantan suatu deteran atau daftar yang memuat
Selatan. Bahasa daerah yang dimaksud kata-kata yang berhubungan dalam
adalah bahasa yang dituturkan oleh bentuk dan artinya. Subroto (2012:19)
masyarakat Banjar. Bahasa ini disebut menyatakan bahwa dalam linguistik,
dengan bahasa Banjar. morfologi berkaitan dengan masalah
Berdasarkan kenyataan di lapangan, pembentukan kata. Sementara Ramlan
penting sekali dilakukan kajian tentang (2012: 35) menjelaskan satuan bahasa
bahasa Banjar. Melalui kajian ini berarti seperti imbuhan ber, mem dan ke-an
turut mendokumentasikan bahasa daerah merupakan morfem yang mengandung
di Kalimantan Selatan. Hal ini berarti arti secara gramatik. Satuan bahasa ini
pula, hasil penelitian ini diharapkan akan selalu terikat dengan kata lainnya
bisa dikenalkan kepada generasi muda sehingga membentuk makna leksikal.
Banjar kelak. Kajian tentang bahasa Banjar,
Bahasa Banjar hingga sekarang khususnya di bidang morfologi masih
tersebar di 13 kabupaten dan kota di jarang dilakukan dibanding dengan kajian
Provinsi Kalimantan Selatan. Bahasa ini dalam bahasa Indonesia.Kalaupun ada
menjadi bahasa perhubungan masyarakat publikasi penyebarannya tentang kajian
di Kalimantan Selatan, bahkan antar suku ini juga masih terbatas. Padahal melalui
yang berbeda pun kala berkomunikasi kajian morfologi dalam bahasa Banjar ini
memilih bahasa Banjar sebagai bahasa akan banyak diketahui hal-hal yang
penghubungnya. Hingga sekarang bahasa berhubungan dengan kata, morfem,
Banjar tetap bertahan di tengah proses pembentukannya, dan makna
penuturnya. Namun demikian, untuk leksikal serta gramatikal yang ada di
daerah perkotaan bahasa ini sudah dalam bahasa yang selama ini menjadi
mengalami pergerseran. Masyarakat bahasa perhubungan antar suku di
Banjar sudah mulai memilih bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.
Indonesia sebagai bahasa pengantar Pengetahuan dan pemahaman tentang
komunikasi antar suku maupun morfologi dalam bahasa Banjar ini jika
masyarakat perkotaan lainnya. terus dikaji, didokumentasikan dan
Sebagaimana bahasa Indonesia, disebarluaskan melalui penelitian dan
bahasa Banjar terdiri atas struktur penerbitan, kemungkinan besar dapat
fonologi, morfologi, sintaksis, dan menjadi salah satu materi muatan lokal di
semantik. Keempat struktur ini memiliki sekolah-sekolah di provinsi ini. Dasar
ciri khas masing-masing yang asumsi ini disebabkan referensi materi
mencerminkan bahasa Banjar sebagai muatan lokal tentang bahasa Banjar yang
bahasa yang berbeda dengan bahasa selama ini diajarkan di sekolah tingkat
daerah lainnya. Struktur morfologi dasar hingga lanjutan atas juga masih
misalnya, struktur ini berhubungan sedikit.
dengan sistem linguistik Banjar seperti Contoh penelitian yang berhubungan
masalah kata, morfem, proses dengan masalah morfologi pernah
pembentukannya, dan arti yang terdapat dilakukan oleh Jamzaroh (2008).
di dalamnya meliputi arti leksikal dan Pengaruh words order terhadap

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 128


128
perwujudan kata dan frase pada serta pengaruh perubahan-perubahan
gramatika bahasa Banjar dan bahasa struktur kata terhadap kelas kata dan arti
Jawa. Penelitian ini mengkaji tentang kata. Rohmadi, dkk (2013:1) menyatakan
penanda nomina, imbuhan fleksi, bahwa morfem merupakan bagian dari
imbuhan regristatif, bentuk pasif dan unsur pembentuk kata. Morfem dari kata
derajat keeratan frasa dalam bahasa Jawa. morphed dan ema. Morphe berarti
Rusdiana (2016), Proses morfologis bentuk, sedangkan ema yang
bahasa Banjar. Rusdiana ini mengkaji mengandung arti. Dengan demikian dapat
tentang proses morfologi yang terdapat dikatakan bahwa morfem adalah kesatuan
dalam bahasa Banjar secara bunyi terkecil yang mengandung arti
umum.Djantera, dkk. (1986) mengkaji serta tidak mempunyai bentuk lain
Morfologi Sintaksi Bahasa Banjar Kuala. sebagai unsur pembentuknya. Morfem
Penelitian ini mendeskripsikan struktur adalah kesatuan yang ikut serta dalam
morfogi dan sintaksis khusus untuk pembentukan kata dan dapat dibedakan
bahasa Banjar Kuala. artinya. Subroto (2012:19) menyatakan
Judul penelitian ini adalah morfem bahwa hampir semua ahli morfologi
terikat dalam bahasa Banjar. Masalah menyatakan bahwa morfem adalah satuan
yang dikaji hanya membahas morfem unit tata bahasa terkecil yang memiliki
afiks yang meliputi 1) bagaimanakah arti. Katamba (1994:20) menyatakan
wujud morfem terikat imbuhan prefiks, bahwa morfem adalah satuan terkecil
2) bagaimanakah wujud morfem terikat yang tak dapat diperkecil lagi yang
imbuhan sufiks, 3) bagaimanakah wujud mempunyai arti atau fungsi gramatikal
morfem terikat imbuhan infiks, dan 4) yang membentuk kata-kata.
bagaimanakah wujud morfem terikat Berkaitan dengan jenis morfem,
imbuhan simulfiks. Tujuan penelitian Chaer (2008:19-20) menjelaskan bahwa
adalah mendeskripsikan 1) wujud morfem terdiri atas morfem dasar dan
morfem terikat imbuhan prefiks, 2) morfem afiks. Pertama, morfem dasar
wujud morfem terikat imbuhan sufiks, 3) adalah morfem yang dapat menjadi dasar
wujud morfem terikat imbuhan infiks, dalam proses morfologi. Morfem dasar
dan 4) wujud morfem terikat imbuhan ini terdiri atas bebas dan terikat. Morfem
simulfiks. dasar bebas contoh, kata beli, makan,
Manfaar penelitian adalah bagi dunia merah. Morfem dasar ini bisa berwujud
pendidikan menjadi salah satu referensi kata dasar yang dapat langsung
pengajaran tentang bahasa Banjar. Bagi digunakan dalam kalimat. Morfem dasar
bagi pemerhati bahasa daerah, hasil terikat, contoh preposisi dan konjungsi.
penelitian ini akan menambah wawasan Preposisi dan konjungsi tidak pernah
tentang bahasa daerah yang berasal dari mengalami afiksasi. Kedua, morfem
suku Banjar. Selanjutnya, bagi afiks. Morfem afiks adalah morfem yang
masyarakat luas, makalah ini akan tidak dapat menjadi dasar, melainkan
menambah khazanah dokumentasi bagi hanya sebagai pembentuk. Contohnya,
pengetahuan mereka. me, pe-an, kan.
Secara garis besar, Dardjowidjojo
2. Teori dan Metode (1997:80) menyatakan afiks yang terletak
2.1 Kajian Teori di lajur paling depan dalam kata disebut
Verhaar (via Putrayasa, 2010:3) prefiks atau awalan. Afiks yang terletak
menyatakan morfologi adalah bagian dari dilajur belakang disur sufiks atau akhiran.
ilmu bahasa yang membicarakan atau Afiks yang selalu melekat di tengah
mempelajari seluk beluk struktur kata bentuk dasar disebut infiks atau sisipan.

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 129


129
Gabungan beberapa afiks dalam satu kata tuturan yang dilakukan peneliti. Metode
disebut simulfik atau gabungan afiks. yang digunakan dalam penelitian ini
Simulfiks adalah afiks yang terletak di adalah deskriptif kualitatif. Alasan
muka bentuk dasar dan sebagiannya penggunaan metode ini karena kajian
terletak dibelakangnya.Simulfiks ini berdasarkan data yang alami atau apa
harus melekat secara bersamaan dalam adanya. Hal ini sesuai dengan pendapat
satu kata dan mendukung satu fungsi Djajasudarma (2010:54) yang
gramatikal. mengatakan bahwa data yang digunakan
Rohmadi, dkk. (2013:13-15) bersifat akurat dan alamiah. Data yang
menjelaskan bahwa morfem afiks ialah diperoleh sesuai dengan yang di lapangan
morfem yang selalu melekat pada ini dianalisis sesuai teori dan disajikan
morfem lainnya atau dapat memiliki dengan menggunakan kata-kata biasa.
makna setelah bergabung dengan morfem Langkah kerja penelitian ini adalah
bebas. Contoh, ber, se, me. Chaer pengumpulan data, analisis data, dan
(2008:20) menyatakan morfem afiks penyajian data.Informan adalah penutur
tidak memiliki makna leksikal. Morfem bahasa Banjar yang berada di Kota
ini tidak dapat memiliki makna langsung Kandangan dan Barabai. Para penutur
dalam sebuah pertuturan. Ramlan adalah masyarakat Banjar yang sempurna
(2012:56-61)) menyatakan morfem afiks alat bicaranya. Berusia di atas 20
ialah suatu satuan gramatik terikat yang tahunan. Waktu pengambilan data bulan
di dalam suatu kata merupakan unsur Agustus sampai dengan bulan Desember
yang bukan kata dan bukan pokok kata, 2016 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
yang memiliki kesanggupan melekat Provinsi Kalimantan Selatan.
pada satuan-satuan lain untuk
membentuk kata lain, untuk membentuk 3. Pembahasan
kata baru.Contoh kata minuman. Kata ini Berdasarkan hasil penelitian, wujud
terdiri atas dua unsur yaitu minum morfem terikat dalam bahasa Banjar
merupakan kata, dan -an merupakan meliputi prefiks, sufiks, infiks, dan
afiks. simulfiks. Makna yang terdapat dalam
morfrm terikat dalam bahasa Banjar ini
2.2 Metode Penelitian memiliki kesamaan dengan makna yang
Pengambilan data dalam penelitian ini terdapat dalam morfem terikat dalam
menggunakan metode observasi bahasa Indonesia pada umumnya. Contoh
partisipatif dan elisitasi. Metode ini morfem terikat dalam bahasa Banjar ini
dilaksanakan dengan teknik simak dan yaitu
catat. Metode observasi partisipatif
digunakan peneliti dengan ikut 3.1 Imbuhan prefiks atau awalan
berpartisipasi secara langsung dalam Berikut merupakan morfem terikat yang
percakapan dengan mitra tutur. Peneliti berwujud imbuhan prefiks atau awalan
langsung menyimak dan mencatat data dalam bahasa Banjar. Imbuhan ini akan
yang diperoleh melalui tuturan lisan para memiliki makna setelah bergabung
informan penutur bahasa Banjar yang dengan morfem bebas lain.
dibutuhkan. Untuk lebih mendukung
penggalian data, peneliti juga 3.1.1 Awalan ka ‘ke’
menggunakan metode elisitasi agar mitra Morfem ka ’ke’ akan memiliki makna
tutur dapat secara langsung atau tidak tingkat, himpunan, dan orang yang di….
bertutur dengan menggunakan data yang Ketiga makna ka’ke’ ini bisa dilihat pada
peneliti butuhkan melalui pancingan

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 130


130
penggunaannya dalam kata yang terdapat ‘Pemakan gandaria yang banyak
di contoh kalimat berikut. sekali ini siapa?’
(1) Unda anak nang kalima (5) Inya tuh pangaramput banar
‘Saya anak yang kelima’ ‘Dia itu suka berbohong sekali’
(2) Katiga ikung urang tuh bukah (6) Panumbuk baras nini hilang
disasahi sapi ‘Palu beras nenek hilang’
‘Ketiga orang itu lari dikejar sapi’ Pamakan ramania sing banyakan nih
(3) Kahandak sorang ikam tuh capat siapa?, ‘pemakan gandaria yang
bulik banyak sekali ini siapa?’
‘Kehendak saya kamu itu cepat
pulang’ Kalimat ini menggunakan imbuhan
akhiran pa’pe’ yang memiliki makna
Kalimat unda anak kalima ‘saya orang yang melakukan. Maksud kalimat
anak yang kelima’ ini menggunakan ini adalah penutur bertanya siapa
imbuhan ka’ke’ pada kata kalima’kelima. orangnya yang melakukan tindakan
Makna imbuhan ini dalam kata tersebut makan gandaria yang banyak sekali.
menyatakan tingkat atau urutan. Maksud Inya tuh pangaramput banar, ‘dia
kalimatnya adalah penutur mengaku itu suka berbohong sekali’. Kalimat ini
kalau dia merupakan anak orang tuanya menggunakan imbuhan pa’pe’memiliki
yang berada pada urutan kelima makna orang yang yang suka melakukan.
Katiga ikung urang tuh bukah Maksud kalimat ini adalah penutur
disasahi sapi ‘ketiga orang itu lari dikejar menyatakan bahwa orang yang dimaksud
sapi’. Kalimat ini menggunakan imbuhan memiliki kebiasaan suka berbohong.
ka’ke’ yang bermakna himpunan pada Panumbuk baras nini hilang ‘palu
kata katiga’ketiga’. Maksu kalimat ini beras nenek hilang’. Kalimat ini
adalah bahwa penutur memberi informasi menggunakan imbuhan pa’pe’ yang
bahwa ketiga orang yang dilihatnya itu memiliki makna alat untuk melakukan
lari dikejar sapi. sesuatu. Maksud kalimat ini adalah
Kahandak sorang ikam tuh capat penutur menyatakan bahwa alat yang
bulik, ‘kehendak saya kamu itu cepat digunakan nenek untuk menumbuk beras
pulang’. Kalimat ini menggunakan telah hilang.
imbuhan awalan ka’ke’ yang menyatakan
orang yang di….pada kata 3.1.3 Awalan ma ‘me’
kahandak’kehendak’.Maksud kalimat ini Awalan ma ‘me’ dalam bahasa Banjar
berarti penutur menghendaki mitra tutur memiliki makna gramatikal menjadi,
agar pulang cepat. Orang yang menuju, menghasilkan, menyerupai, dan
dikehendaki penutur adalah mitra tutur. memberi. Kelima makna ma’me’ ini
bisa dilihat pada penggunaannya dalam
3.1.2 Awalan pa’per’ kata yang terdapat di contoh kalimat
Morfem pa’pe’ akan memiliki makna berikut
orang yang melakukan, orang yang suka (7) Banih kita pinanya sudah pada
melakukan, dan alat yang melakukan manguning
sesuatu. Ketiga makna pa’pe’ ini bisa ‘Padi kita sepertinya sudah pada
dilihat pada penggunaannya dalam kata menguning’
yang terdapat di contoh kalimat berikut (8) Abah malam ini malaut jar
(4) Pamakan ramania sing banyakan nih ‘Ayah malam ini melaut katanya’
siapa? (9) Uma manyambal acan di padu
‘Ibu menyambal terasi di dapur’

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 131


131
(10) Tapasanku sing banyakan jadi Amang Ancah mancat dinding
manggunung di kamar rumahku,’paman Ancah mengecat
‘Cucianku banyak sekali jadi dinding rumah saya’. Kalimat ini
menggunung di kamar’ menggunakan kata yang berimbuhan
(11) Amang Ancah mancat dinding ma’me’ pada kata mancat’mengecat’.
rumahku Afiks ma’me’ ini memiliki makna
‘Paman Ancah mengecat dinding memberikan. Dengan demikian kata
rumah saya’ mancat’mengecat’ memiliki makna
(12) Banih kita pinanya sudah pada leksikal memberikan cat.
manguning,
‘padi kita sepertinya sudah pada 3.1.4 Awalan ba ‘ber’
menguning’. Awalan ba’ber’ dalam bahasa Banjar
memiliki makna gramatikal melakukan
Kalimat ini menggunakan kata yang pekerjaan, memanggil, mempunyai,
berimbuhan ma’me’ pada himpunan, keadaan, menggunakan.
menguning’menguning’. Afiks ma’me’ Keenam makna ba’ber’ ini bisa dilihat
dalam kata ini memiliki makna pada penggunaannya dalam kata yang
gramatikal menjadi. Dengan demikian terdapat di contoh kalimat berikut
kata menguning’menguning’ berarti (13) Hidin badagang intan di Pasar Bumi
menjadi kuning. Salamat
Abah malam ini malaut jar ‘ayah ‘Beliau berdagang intan di Pasar
malam ini melaut katanya’. Kalimat ini Bumi Selamat’
menggunakan kata yang berimbuhan (14) Lawan kaka tuh jangan baaku ikam,
ma’me’ pada kata malaut’melaut’. Afiks kada baik
ma’me’ ini memiliki makna gramatikal ‘Dengan kakak itu jangan beraku
menuju. Dengan demikian kata kamu, tidak baik’.
malaut’melaut’ memiliki makna leksikal (15) Kucing tuh bataring sakalinya
menuju laut. ‘Kucing itu bertaring ternyata’
Uma manyambal acan di padu, ‘ibu (16) Kami umpat arisan badua haja
menyambal terasi di dapur’. Kalimat ini ‘Kami ikut arisan berdua saja’
menggunakan kata yang berimbuhan (17) Kanapa gawian ikam saharianan nih
ma’me’ pada kata baungut haja
manyambal’menyambal’. Afiks ma’me’ ‘Mengapa pekerjaan kamu satu hari
ini memiliki makna menghasilkan. ini termenung saja’
Dengan demikian kata (18) Ading basipada ka padang
manyambal’menyambal’ memiliki makna ‘Adik bersepeda ke sawah’
leksikal menghasilkan sambal. (19) Hidin badagang intan di Pasar Bumi
Tapasanku sing banyakan jadi Salamat
manggunung di kamar ‘cucianku banyak ‘Beliau berdagang intan di Pasar
sekali jadi menggunung di kamar’. Bumi Selamat’.
Kalimat ini menggunakan kata yang
berimbuhan ma’me’ pada kata Kalimat ini menggunakan kata yang
manggunung’menggunung’. Afiks berimbuhan ba’ber’ pada kata
ma’me’ ini memiliki makna gramatikal badagang’berdagang’. Afiks ba’ber’ ini
menyerupai. Dengan demikian kata memiliki makna gramatikal melakukan
menggunung’menggunung’ memiliki pekerjaan . Dengan demikian kata
makna leksikal menyerupai gunung. badagang’berdagang’memiliki makna
leksikal melakukan pekerjaan berdagang.

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 132


132
Lawan kaka tuh jangan baaku ikam, pekerjaan, dikenai alat, dan dipasangi
kada baik ‘dengan kakak itu jangan atau diberi. Ketiga makna di’di’ ini bisa
beraku kamu, tidak baik’.Kalimat ini dilihat pada penggunaannya dalam kata
menggunakan kata yang berimbuhan yang terdapat di contoh kalimat berikut.
ba’ber’ pada kata baaku’beraku’. Afiks (20) Tilam dicatuk Uma
ba’ber’ ini memiliki makna gramatikal ‘Kasur dipukul Ibu’
memanggil . Dengan demikian kata (21) Tanah ngintu dicangkul Abah
baaku’beraku’memiliki makna leksikal bahimat
memanggil aku ‘Tanah itu dicangkul ayah dengan
Kucing tuh bataring sakalinya kuat’
‘kucing itu bertaring ternyata’ kalimat ini (22) Buku gambar dilim ading lawan nasi
menggunakan kata yang berimbuhan ‘Buku gambar dilem adik dengan
ba’ber’ pada kata bataring’bertaring’. nasi’
Afiks ba’ber’ ini memiliki makna (23) Tilam dicatuk Uma
gramatikal memiliki . Dengan demikian ‘kasur dipukul Ibu’
kata bataring’bertaring’ memiliki makna
leksikal memiliki taring. Kalimat ini menggunakan kata yang
Kami umpat arisan badua haja berimbuhan di ‘di’ pada kata
‘kami ikut arisan berdua saja’. Kalimat dicatk’dipukul’.Afiks di’di’ ini memiliki
ini menggunakan kata yang berimbuhan makna gramatikal dikenai pekerjaan .
ba’ber’ pada kata badua’berdua’. Afiks Dengan demikian kata dicatuk ‘dipukul’
ba’ber’ ini memiliki makna gramatikal memiliki makna leksikal dikenai
himpunan . Dengan demikian kata pekerjaan pukul.
badua’berdua’ memiliki makna leksikal Tanah ngintu dicangkul Abah
himpunan yang terdiri atas dua oarang. bahimat ‘tanah itu dicangkul ayah
Kanapa gawian ikam saharianan dengan kuat’. Kalimat ini menggunakan
nih baungut haja, ‘mengapa pekerjaan kata yang berimbuhan di’di’ pada kata
kamu satu hari ini termenung saja’. dicangkul ‘dicangkul’. Afiks di’di’ ini
Kalimat ini menggunakan kata yang memiliki makna gramatikal dikenai alat .
berimbuhan ba’ber’ pada kata Dengan demikian kata
baungut’termenung’.Afiks ba’ber’ ini dicangkul’dicangkul’ memiliki makna
memiliki makna gramatikal dalam leksikal dikenai alat cangkul.
keadaan. Dengan demikian kata Buku gambar dilim ading lawan nasi
baungut’termenung’.’memiliki makna ‘buku gambar dilem adik dengan nasi’
leksikal dalam keadaan termenung. Kalimat ini menggunakan kata yang
Ading basipada ka padang ‘adik berimbuhan di’di’ pada kata dilim
bersepeda ke sawah’. Kalimat ini ‘dilem’. Afiks di’di’ ini memiliki makna
menggunakan kata yang berimbuhan gramatikal diberi . Dengan demikian kata
ba’ber’ pada kata basapida ‘bersepeda’. dilim’dilem’ memiliki makna leksikal
Afiks ba’ber’ ini memiliki makna diberi lem.
gramatikal menggunakan . Dengan
demikian kata basapida’bersepeda’ 3.1.6 Awalan sa’se’
memiliki makna leksikal menggunakan Awalan sa’se’ dalam bahasa Banjar
sepeda. memiliki makna gramatikal seperti,
sama, dan satu, Ketiga makna di’di’ ini
3.1.5 Awalan di’di’ bisa dilihat pada penggunaannya dalam
Awalan di’di’ dalam bahasa Banjar kata yang terdapat di contoh kalimat
memiliki makna gramatikal dikenai berikut.

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 133


133
(24) Mainan ikam nih sagudang hudah ‘Belianku terhambur tepat di halam
banyaknya kamu tadi’.
‘Mainan kamu ini segudang sudah
banyaknya’ Kalimat ini menggunakan kata yang
(25) Ading hudah satinggi aku berimbuhan ta ‘ter’ pada kata tahambur
‘Adik sudah setinggi aku’ ‘terhambur’. Afiks ta’ter’ ini memiliki
(26) Nyawa tuh sauma lawan unda makna gramatikal kegiatan tidak sengaja.
‘Kamu itu satu ibu dengan saya’ Dengan demikian kata tahambur
(27) Mainan ikam nih sagudang hudah ‘terhambur’ memiliki makna leksikal
banyaknya tidak sengaja menghamburkan.
‘mainan kamu ini segudang sudah
banyaknya’. 3.2. Imbuhan Sufiks atau Akhiran
Kalimat ini menggunakan kata yang Berikut merupakan morfem terikat yang
berimbuhan sa ‘se’ pada kata sagudang berwujud imbuhan prefiks atau awalan
‘segudang’. Afiks sa’se’ ini memiliki dalam bahasa Banjar. Imbuhan ini akan
makna gramatikal dikenai seperti. memiliki makna setelah bergabung
Dengan demikian kata sagudang dengan morfem bebas lain.
‘segudang’ memiliki makna leksikal
seperti gudang. 3.2. 1 Akhiran an ‘an’
Ading hudah satinggi aku ‘adik Akhiran an’an’ dalam bahasa Banjar
sudah setinggi aku’. Kalimat ini memiliki makna gramatikal yang di,
menggunakan kata yang berimbuhan sa hasil, alat, tiruan, dan ukuran. Makna
‘se’ pada kata satinggi’setinggi’. Afiks an’an’ ini bisa dilihat pada
se’sa’ ini memiliki makna gramatikal penggunaannya dalam kata yang terdapat
dikenai sama . Dengan demikian kata di contoh kalimat berikut.
satinggi’setinggi’. memiliki makna (30) Makanan Banjar tuh nyaman banar
leksikal sama tinggi. ‘Makanan Banjar itu enak sekali’
Nyawa tuh sauma lawan unda (31) Lukisan Abah sudah dijual
‘Kamu itu satu ibu dengan saya’Kalimat ‘Lukisan Ayah sudah dijual’
ini menggunakan kata yang berimbuhan (32) Mitiran tukang tatinggal di rumah
sa’se’ pada kata sauma ‘seibu’.Afiks ‘Meteran tukang tertinggal di rumah’
sa’se’ ini memiliki makna gramatikal (33) Bantalan bangkuku sudah rabit
satu . Dengan demikian kata sauma ‘Bantalan bangkuku sudah sobek’
‘seibu’ memiliki makna leksikal satu (34) Sidin bayar cicilan mingguan
ibu. ‘Beliau bayar cicilan mingguan’
(35) Makanan Banjar tuh nyaman banar
3.1.7 Awalan ta’ter’ ‘Makanan Banjar itu enak sekali’
Awalan ta’ter’ dalam bahasa Banjar
memiliki makna gramatikal kegiatan Kalimat ini menggunakan kata yang
ketidaksengajaan. Makna ta’ter’ ini bisa berimbuhan an’an ‘ pada kata
dilihat pada penggunaannya dalam kata makanan’makanan’. Afiks an’an’ ini
yang terdapat di contoh kalimat berikut. memiliki makna gramatikal yang di.
(28) Tukaranku tahambur pas di halaman Dengan demikian kata
ikam hintadi makanan’makanan’ memiliki makna
‘Belianku terhambur tepat di halam leksikal yang dimakan.
kamu tadi’ Lukisan Abah sudah dijual ‘lukisan
(29) Tukaranku tahambur pas di halaman Ayah sudah dijual’ Kalimat ini
ikam hintadi menggunakan kata yang berimbuhan an

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 134


134
‘an’ pada kata lukisan ‘lukisan’. Afiks Kalimat ini menggunakan kata yang
an’an’ ini memiliki makna gramatikal berimbuhan i ‘i’ pada kata panasi
hasil . Dengan demikian kata lukisan’ ‘panasi’. Afiks i’i’ ini memiliki makna
lukisan’ memiliki makna leksikal hasil gramatikal kegiatan membuat jadi .
lukisan. Dengan demikian kata panasi’panasi’.
Mitiran tukang tatinggal di rumah memiliki makna leksikal membuaat jadi
‘Meteran tukang tertinggal di rumah’ panas.
Kalimat ini menggunakan kata yang Hantaki mija nyaman buhannnya
berimbuhan an ‘an’ pada kata mitiran hinip ‘Hentaki meja biar mereka diam’
‘meteran’. Afiks an’an’ ini memiliki kalimat ini menggunakan kata yang
makna gramatikal kegiatan alat . Dengan berimbuhan i ‘i’ pada kata hantaki
demikian kata mitiran ‘meteran’ ‘hentaki’. Afiks i’i’ ini memiliki makna
memiliki makna leksikal alat untuk gramatikal kegiatan melakukan pekerjaan
mengukur meter. . Dengan demikian kata hantaki’hentaki’
Bantalan bangkuku sudah rabit memiliki makna leksikal melakuan
‘bantalan bangkuku sudah sobek’. ‘ pekerjaan hentak.
kalimat ini menggunakan kata yang
berimbuhan an ‘an’ pada kata bantalan 3.2. 3 Akhiran akan’kan ‘
‘bantalan’. Afiks an’an’ ini memiliki Akhiran kan’kan’ dalam bahasa Banjar
makna gramatikal tiruan . Dengan memiliki makna gramatikal pekerjaan
demikian kata bantalan’bantalan’ untuk orang lain dan membuat jadi.
memiliki makna leksikal tiruan seperti Melakukan pekerjaan . Makna kan’kan’
bantal. ini bisa dilihat pada penggunaannya
Sidin bayar cicilan mingguan’Beliau dalam kata yang terdapat di contoh
bayar cicilan mingguan’ kalimat ini kalimat berikut.
menggunakan kata yang berimbuhan an (39) Bawakan Uma banih ngini ka
‘an’ pada kata mingguan ‘mingguan’. padangan
Afiks an’an’ ini memiliki makna ‘Bawakan Ibu , padi ini ke dapur’
gramatikal kegiatan ukuran waktu . (40) Ulanjaan ikam nih satuakan ja
Dengan demikian kata mingguan dalam palastik ganal
‘mingguan’ memiliki makna leksikal ‘Belanjaan kamu ini satukan saja
ukuran waktu tiap minggu. dalam plastik besar’.
(41) Bawakan Uma banih ngini ka
3.2.2 Akhiran i ‘i’ padangan
Akhiran i’i’ dalam bahasa Banjar ‘Bawakan Ibu , padi ini ke dapur’
memiliki makna gramatikal membuat
jadi di, melakukan pekerjaan . Makna i Kalimat ini menggunakan kata yang
‘i’ ini bisa dilihat pada penggunaannya berimbuhan akan ‘kan’ pada kata
dalam kata yang terdapat di contoh bawakan’bawakan’. Afiks akan’kan’ ini
kalimat berikut. memiliki makna gramatikal pekerjaan
(36) Panasi ja bubur tuh untuk orang lain. Dengan demikian kata
‘Panasi saja bubur itu’ bawakan’bawakan’. memiliki makna
(37) Hantaki mija nyaman buhannnya leksikal melakukan pekerjan membawa
hinip untuk uma’ibu’.
‘Hentaki meja biar mereka diam’ Ulanjaan ikam nih satuakan ja
(38) Panasi ja bubur tuh dalam palastik ganal ‘belanjaan kamu ini
‘panasi saja bubur itu’ satukan saja dalam plastik besar’.
Kalimat ini menggunakan kata yang

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 135


135
berimbuhan akan ‘kan’ pada kata berhubungan dengan soal, menyatakan
satuakan’satukan’. Afiks akan’kan’ ini tempat, menyatkan lingkungan
memiliki makna gramatikal membuat kekuasaan, dan dikenai. Makna ka-
jadi. Dengan demikian kata an’ke-an’ ini bisa dilihat pada
satuakan’satukan’ memiliki makna penggunaannya dalam kata yang terdapat
leksikal membuat jadi satu. di contoh kalimat berikut.
(45) Kakuliran inya mamajahakan api
3.2. 4 Akhiran nya’nya’ dapur, maulah hatap rumah parak
Akhiran nya’nya’ dalam bahasa Banjar tabakar
memiliki makna gramatikal sebagai ‘Kemalasan dia memadamkan api
penentu, dan keterangan . Makna tungku, membuat atap rumah hampir
nya’nya’ ini bisa dilihat pada terbakar.’
penggunaannya dalam kata yang terdapat (46) Kantorku tamasuk dalam Kalurahan
di contoh kalimat berikut. Banjarbaru Utara
(42) Inyanya pang nang dihadaki ‘Kantorku termasuk Kelurahan
‘Dianya lah yang ditunggu’ Banjarbaru Utara’
(43)Paampihannya tuntung jua gawianku (47) Kasultanan Banjar kada dada
‘Akhirnya selesai juga pekerjaanku’ lagi wayahini
(44) Inyanya pang nang dihadaki ‘Kesultanan Banjar tidak ada lagi
‘Dianya lah yang ditunggu’ sekarang’
(48) Kasakitan hidup maulah inya kuat
Kalimat ini menggunakan kata ‘Kesakitan hidup membuat
berimbuhan nya’nya’ pada kata dia kuat’
inyanya’dianya’. Afiks nya’nya’ ini (49)Kakuliran inya mamajahakan
memiliki makna gramatikal penentu. api dapur, maulah hatap rumah
Dengan demikian kata inyanya’dianya’ parak tabakar
memiliki makna leksikal yang ‘kemalasan dia memadamkan api
menentukan adalah dia. tungku, membuat atap rumah hampir
Paampihannya tuntung jua terbakar.’
gawianku ‘akhirnya selesai juga
pekerjaanku’. Kalimat ini menggunakan Kalimat ini menggunakan kata
kata berimbuhan nya’nya’ pada kata berimbuhan ka-an’ke-an’ pada kata
Paampihannya ‘akhirnya’. Afiks kakuliran’kemalasan’. Imbuhan ka-
nya’nya’ ini memiliki makna gramatikal an’ke-an’ ini memiliki makna gramatikal
keterangan. Dengan demikian kata berhubungan dengan soal. Dengan
Paampihannya ‘akhirnya’’ memiliki demikian kata kakuliran’kemalasan’
makna leksikal keterangan akhir. memiliki makna leksikal berhubungan
dengan soal malas.
3.3 Imbuhan Konfiks Kantorku tamasuk dalam Kalurahan
Berikut merupakan morfem terikat yang Banjarbaru Utara ‘kantorku termasuk
berwujud imbuhan gabungan atau Kelurahan Banjarbaru Utara’ Kalimat ini
konfiks dalam bahasa Banjar. Imbuhan menggunakan kata berimbuhan ka-an’ke-
ini akan memiliki makna setelah an’ pada kata kalurahan’kelurahan’.
bergabung dengan morfem bebas lain. Imbuhan ka-an’ke-an’ ini memiliki
makna gramatikal berhubungan dengan
3.3.1 Gabungan ka-an’ke-an’ tempat. Dengan demikian kata
Konfiks ka-an’ke-an’ dalam bahasa kalurahan’kelurahan’ memiliki makna
Banjar memiliki makna gramatikal leksikal tempat sebuah kelurahan.

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 136


136
Kasultanan Banjar kada dada lagi an’ber-an’ ini memiliki makna
wayahini ‘Kesultanan Banjar tidak ada gramatikal perbuatan yang dilakukan
lagi sekarang’.Kalimat ini menggunakan banyak orang . Dengan demikian kata
kata berimbuhan ka-an’ke-an’ pada kata badatangan’berdatangan’ memiliki
kasultanan’kesultanan’. Imbuhan ka- makna leksikal banyak orang yang
an’ke-an’ ini me miliki makna gramatikal datang .
berhubungan dengan daerah kekuasaan. Buhan kakanak baluncatan matan
Dengan demikian kata kasultanan jambatan ka bawah sungai ‘mereka
‘kesultanan’ memiliki makna leksikal anak-anak berlompatan dari jembatan ke
daerah kekuasaan sultan. bawah jembatan’ Kalimat ini
Kasakitan hidup maulah inya kuat menggunakan kata berimbuhan ba-
‘kesakitan hidup membuat dia kuat’ . an’ber-an’ pada kata badatangan
Kalimat ini menggunakan kata baluncatan ‘berlompatan’. Imbuhan ba-
berimbuhan ka-an’ke-an’ pada kata an’ber-an’ ini memiliki makna gramatikal
kasakitan’kesakitan’. Imbuhan ka-an’ke- perbuatan yang dilakukan berkali-kali .
an’ ini memiliki makna gramatikal Dengan demikian kata baluncatan
dikenai . Dengan demikian kata ‘berlompatan’ memiliki makna leksikal
kasakitan ‘kesakitan’ memiliki makna perbuatan melompatnya berkali-kali.
leksikal dikenai sakit. Tatangga ngintu rancak bajingukan
di jandila ‘tetangga itu sering
3.3.2 Konfiks ba-an’ber-an’ berjengukan di jendela.’ Kalimat ini
Konfiks ba-an’ber-an’ dalam bahasa menggunakan kata berimbuhan ba-
Banjar memiliki makna gramatikal an’ber-an’ pada kata badatangan
berhubungan dengan perbuatan dengan bajingukan ‘berjengukan’. Imbuhan ba-
pelaku yang banyak, berkali-kali, dan kan’ke-kan’ ini memiliki makna
berbalasan. Makna ba-an’ber-an’ ini bisa gramatikal perbuatan saling. Dengan
dilihat pada penggunaannya dalam kata demikian kata bajingukan ‘berjengukan’.
yang terdapat di contoh kalimat berikut. memiliki makna leksikal perbuatan saling
(50) Urang pada badatangan di acara menjenguk.
kawinan Imah
‘Orang pada berdatangan di acara 3.3.3 Konfiks par-akan ‘per-kan’
kawinan Imah’ Konfiks par-an’per-akan’ dalam bahasa
(51) Buhan kakanak baluncatan matan Banjar memiliki makna gramatikal
jambatan ka bawah sungai berhubungan dengan membuat jadi atau
‘Mereka anak-anak berlompatan dari menyebabkan seperti bentuk dasar.
jembatan ke bawah jembatan’ Makna pa-an’per-an’ ini bisa dilihat
(52) Tatangga ngintu rancak bajingukan pada penggunaannya dalam kata yang
di jandila terdapat di contoh kalimat berikut.
‘Tetangga itu sering berjengukan di (54) Parhatiakan panjalasan guru tuh
jendela.’ jangan bapandir haja
(53) Urang pada badatangan di acara ‘Perhatikan penjelasan guru itu
kawinan Imah jangan berbicara saja’
‘Orang pada berdatangan di acara (55) Parhatiakan panjalasan guru tuh
kawinan Imah’ jangan bapandir haja
‘perhatikan penjelasan guru itu
Kalimat ini menggunakan kata jangan berbicara saja’
berimbuhan ba-an’ber-an’ pada kata
badatangan’berdatangan’. Imbuhan ba-

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 137


137
Kalimat ini menggunakan kata berimbuhan sa-nya’se-nya’ pada kata
berimbuhan par-an’per-akan’ pada kata saadanya ‘seadanya’. Imbuhan sa-
parhatiakan ‘perhatikan’. Imbuhan par- nya’se-nya’ memiliki makna gramatikal
akan’per-kan’ ini memiliki makna keadaan yang diharapkan . Dengan
gramatikal berhubungan dengan demikian kata saadanya ‘seadanya’
membuat jadi atau menyebabkan seperti memiliki makna leksikal keadaan apa
bentuk dasar . Dengan demikian kata adanya saja.
parhatiakan ‘ perhatikan’ memiliki Junjung anak ikam nih satinggi-
makna leksikal membuat jadi tingginya ‘junjung anak kamu ini
memperhatikan sebagaimana bentuk setinggi-tinggin ya’. Kalimat ini
dasarnya . menggunakan kata berimbuhan sa-
nya’se-nya’ pada kata satinggi-
3.3.4 Konfiks sa-nya ‘se-nya’ tingginya’setinggi-tingginya’. Imbuhan
Konfiks sa-nya ‘se-nya’ dalam bahasa sa-nya’se-nya’ memiliki makna
Banjar memiliki makna gramatikal gramatikal paling. Dengan demikian kata
sampai atau hingga, keadaan yang satinggi-tingginya’setinggi-tingginya.’
disebut atau diharapkan , dan paling. memiliki makna leksikal paling tinggi.
Makna sa-nya ‘se-nya’ ini bisa dilihat
pada penggunaannya dalam kata yang 3.3.5 Konfiks sa-an ‘se-an’
terdapat di contoh kalimat berikut. Konfiks sa-an ‘se-an’ dalam bahasa
(56)Makan ja sakanyangnyalah, jangan Banjar memiliki makna gramatikal
aasaan barataan membentuk keterangan sebagaimana kata
‘Makan saja sekenyangnya ya, dasar. Makna sa-an ‘se-an’ ini bisa
jangan sungkan semua’ dilihat pada penggunaannya dalam kata
(57) Sabaiknya kita tuh hidup saadanya yang terdapat di contoh kalimat berikut.
ja, jadi nyaman tanang (60) Sabulanan hidin kada sing datangan
‘Sebaiknya kita itu hidup seadanya ‘sebulanan beliau tidak datang juga’
saja, jadi enak tenang’ (61) Sabulanan hidin kada sing datangan
(58) Junjung anak ikam nih satinggi- ‘sebulanan beliau tidak datang juga’.
tingginya
‘Junjung anak kamu ini setinggi- Kalimat ini menggunakan kata
tingginya’ berimbuhan sa-an’se-an’ pada kata
(59) Makan ja sakanyangnya lah, jangan sabulanan’sebulanan’. Imbuhan sa-an’se-
aasaan barataan an’ memiliki makna gramatikal
‘makan saja sekenyangnya ya, membentuk keterangan sebagaimana kata
jangan sungkan semua’ dasar. Dengan demikian kata
sabulanan’sebulanan’ memiliki makna
Kalimat ini menggunakan kata leksikal keterangan selama satu bulan.
berimbuhan sa-nya’se-nya’ pada kata
sakanyangnya ‘sekenyangnya’. Imbuhan 3.4 Imbuhan infiks
sa-nya’se-nya’ memiliki makna Berikut merupakan morfem terikat yang
gramatikal hingga . Dengan demikian berwujud imbuhan infiks atau sisipan
kata sakanyangnya ‘sekenyangnya’ dalam bahasa Banjar. Imbuhan ini akan
memiliki makna leksikal hingga kenyang. memiliki makna setelah bergabung
Sabaiknya kita tuh hidup saadanya dengan morfem bebas lain.
ja, jadi nyaman tanang, ‘sebaiknya kita
itu hidup seadanya saja, jadi enak
tenang’. Kalimat ini menggunakan kata

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 138


138
3.4.1 Sisipan al’el’ ‘tali temali ini memenuhi saja’
Sisipan al’el’ dalam bahasa Banjar (66) Sidin gamatar malihat ular sing
memiliki makna gramatikal ganalan
mengeraskan maksud, menyatakan alat,. ‘Beliau gemetar melihat ular yang
Makna al’el’ ini bisa dilihat pada sangat besar’
penggunaannya dalam kata yang terdapat Kalimat ini menggunakan kata pada
di contoh kalimat. kata bersisipan am’em’ pada gamatar
(62) Habar nangapa pun salidik hulu ‘gemetar’. Sisipan am’em’ memiliki
jangan asal taguk makna gramatikal intensitas. Dengan
‘Kabar apapun selidik dahulu jangan demikian kata gamatar ‘gemetar’
asal telan’ memiliki makna getarnya berulang kali
(63) Kawakah jangan katuju malumu atau intensitas.
talunjuk, bisa cacingan Tali tamali nih manyabaki haja ‘tali
‘Bisakah jangan senang mengisap temali ini memenuhi saja’. Kalimat ini
telunjuk, bisa cacingan’ menggunakan kata pada kata bersisipan
(64) Habar nangapa pun salidik hulu am’em’ pada tamali ‘temali’. Sisipan
jangan asal taguk am’em’ memiliki makna gramatikal
‘Habar apapun selidik dahulu jangan banyak. Dengan demikian kata tamale
asal telan’ ‘temali’ memiliki makna talinya
jumlahnya banyak.
Kalimat ini menggunakan kata pada
kata bersisipan al’el’ pada 4. Simpulan
salidik’selidik’. Sisipan al’el’ memiliki Wujud prefiks atau awalan dalam bahasa
makna gramatikal maksud sebagaimana Banjar terdiri atas ka’ke’,ma’me’,
bentuk dasar. Dengan demikian kata pa’per’, ba’ber’, di’di’, sa’se’ dan
salidik’selidik’ memiliki makna leksikal ta’ter’. Wujud sufiks atau akhiran dalam
maksud untuk melakukan sidik. bahasa Banjar terdiri atas an ‘an’, i ‘i’,
Kawakah jangan katuju malumu akan’kan ‘ dan nya’nya’.Wujud konfiks
talunjuk, bisa cacingan ‘bisakah jangan atau gabungan terdiri atas ka-an’ke-an’,
senang mengisap telunjuk, bisa cacingan’ ba-an’ber-an’, par-akan ‘per-kan’ dan
Kalimat ini menggunakan kata pada kata sa-nya ‘se-nya’, serta sa-an ‘se-an’.
bersisipan al’el’ pada talunjuk’telunjuk’. Infiks atau sisipan dalam bahasa Banjar
Sisipan al’el’ memiliki makna gramatikal terdiri atas al’el’. Al ‘el’ dan am’em’.
alat. Dengan demikian kata
talunjuk’telunjuk’ memiliki makna alat Daftar Pustaka
untuk menunjuk dengan tunjuk. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta
3.4.2 Sisipan am’em’ Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Metode
Sisipan am’em’ dalam bahasa Banjar Linguistik. Bandung: Refika
memiliki makna gramatikal intensitas Aditama
dan banyak. Makna am’em’ ini bisa Jamzaroh, Siti. 2008. “Pengaruh Words
dilihat pada penggunaannya dalam kata Order Terhadap Perwujudan Kata
yang terdapat di contoh kalimat. Dan Frase pada Gramatika Bahasa
(64) Sidin gamatar malihat ular sing Banjar dan Bahasa Jawa”. Jurnal
ganalan Undas. 4 (1) hal. 1-14.
‘Beliau gemetar melihat ular yang Banjarmasin: Balai Bahasa
sangat besar’ Banjarmasin.
(65) Tali tamali nih manyabaki haja

Rissari Yayuk, Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar 139


139
Katamba, F. 1994. Morphology. London:
The Macmillan Press Ltd.,
Cambridge: Cambridge Univ.
Press.
Kawi, Djantera, dkk. 1986. Morfologi
Sintaksis Bahasa Banjar Kuala.
Jakarta Pusat. Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud
Purnami. 2016. “Perbedaan Satuan
Lingual –a, -na, dan –ana wacana
khotbah Jumat dalam bahasa
Jawa”. Jurnal Gramatika 4 (2).
Hal 92--99. Maluku Utara: Kantor
Bahasa Maluku Utara.
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Tata kalimat
Bahasa Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Ramlan, Muhammad. 2012. Morfologi
suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: Karyono
Rohmadi, Muhammad, dkk. 2013.
Morfologi telaah morfem dan kata.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Ruriana, Puspa. 2015. “Preposisi dalam
bahasa Jawa Surabaya. Jurnal
Medan Bahasa 9 (1). Hal. 69--80.
Jawa Timur: Balai Bahasa Provinsi
Jawa Timur.
Rusdiana, Ida. 2016. “Proses Morfologis
Bahasa Banjar”. Disertasi. Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Pascasarjana, Universitas Negeri
Malang.
Subroto, Edi. (2012). Pemerian Bahasa
Indonesia. Surakarta: Cakrawala
Media.

Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli—Desember 2017 140


140

Anda mungkin juga menyukai