Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Adinda Kharisma Apriliani

NIM : G99181002

REFLEKSI STASE PMI

Stase Palang Merah Indonesia (PMI) termasuk salah satu stase dalam stase integrasi FK
UNS. Stase ini dilaksanakan selama dua minggu dengan pembagian kelompok sesuai dengan sub
bagian yang terdapat di PMI, yaitu dompet kemanusiaan dan penanggulangan bencana, unit
donor darah, poliklinik, hemodialisa, laboratorium, serta griya PMI peduli. Namun, dalam
keadaan khusus pandemic COVID-19 ini, pembagian sub bagian hanya di Unit Donor Darah
(UDD) dan markas (hemodialisa dan poli umum).

Pada hari pertama di stase PMI, dilaksanakan kegiatan orientasi. Saya dan enam teman
saya pada pukul 09.00 WIB berkumpul di ruang rapat lantai 3 untuk mengikutinya. Secara garis
besar, materi orientasi berisi tentang kegiatan yang akan kami lakukan selama stase PMI,
motivasi agar menjadi dokter yang melayani masyarakat dengan ikhlas dan tidak berorientasi
pada uang, dan penjelasan singkat mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan PMI dalam
membantu masyarakat secara luas. Kemudian, kegiatan orientasi diakhiri dengan mengelilingi
setiap stase yang akan kami jalani.

Lokasi pertama yaitu unit donor darah (UDD). Di sana, kami melihat fasilitas untuk
screening awal donor darah, mulai dari pengisian form donor darah, anamnesis, serta pengecekan
golongan darah dan hemoglobin; kami juga diperlihatkan alur pendonor dalam melaksanakan
donor darah hingga darah tersebut siap untuk diolah di laboratorium. Lokasi kedua yaitu, ruang
hemodialisa. Di sana, kami melihat proses hemodialisa dan alur pasien yang akan melaksanakan
hemodialisa. Kemudian, dari ruang hemodialisa, kami ke laboratorium untuk melihat proses
pengolahan darah dari pendonor, mulai dari pemisahan darah, screening sampel darah,
penyortiran darah, penyimpanan, hingga pengecekan ulang darah sebelum diberikan kepada
petugas yang melayani permintaan donor. Dan yang terakhir, kami juga diajak melihat proses
pembuatan faceshield dan hand sanitizer yang dilakukan di PMI.
Dari kegiatan tersebut saya jadi lebih memahami berbagai macam kegiatan yang
dilaksanakan di PMI, di mana sebelumnya, saya ke PMI hanya untuk donor darah saja. Saya juga
jadi mengerti mengapa darah yang siap didonorkan ke pasien harganya mahal, karena banyak
sekali proses yang dilakukan untuk menjaga kualitas dari darah tersebut hingga masuk ke tubuh
pasien.

Pada hari kedua di PMI, kelompok kami yang berjumlah tujuh orang dibagi menjadi dua
kelompok. Saya dan dua temas saya bertugas di markas. Sedangkan empat teman saya yang
lainnya bertugas di unit donor darah. Di markas, saya dan seorang teman saya bertugas di ruang
hemodialisa. Di bagian ini saya melihat pasien yang melakukan hemodialisa dan bagaimana cara
memasang alat hemodialisa pada pasien. Selain itu, saya juga banyak mempelajari hal baru
terkait dengan proses hemodialisa, antara lain tentang akses vascular yang digunakan, tentang
UFG, pengaruh peningkatan berat badan terhadap hemodialisa, dan lain-lain. Terus terang,
sebelum stase PMI, saya belum pernah sama sekali memasuki ruang hemodialisa untuk melihat
prosesnya. Selama ini saya juga sangat jarang mempelajari tentang proses hemodialisis karena
tidak termasuk di dalam program stase departemental. Sehingga ketika baru stase disinilah saya
cukup banyak belajar hal baru tentang proses hemodialisis.

Dalam kondisi pandemi yang seperti ini, memang belum begitu banyak hal yang saya
dapatkan di stase PMI ini. Akan tetapi sudah cukup banyak ilmu yang bisa saya dapat, yang tidak
bisa saya dapatkan selama stase departemental dan integrasi yang di Rumah Sakit.

Saya berharap, semoga PMI khususnya PMI Surakarta selalu diberikan kemudahan
dalam membantu masyarakat yang ingin berbagi dan yang membutuhkan. Terima kasih atas
kesempatan yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat belajar mengenai hal-hal
yang belum pernah saya temui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai