Anda di halaman 1dari 7

DONOR DARAH MASSAL

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI


KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Abstrak :
Krisis stok darah menghinggapi banyak negara di dunia khususnya negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Ada beberapa negara yang sukses mengelola
pendonoran darah karena kesadaran publiknya yang tinggi, akibat peran pemerintah
hingga peran aktif palang merahnya. Krisis stok darah pun bisa dihindari. Di negara-
negara berkembang, defisit stok darah menjadi langganan masalah setiap tahun.
Rata-rata tingkat kebutuhan darah di Indonesia mencapai 4,8 juta kantong per tahun.
Setiap tahunnya PMI menargetkan hingga 4,5 juta kantong darah sesuai dengan
kebutuhan darah nasional, disesuaikan dengan standar WHO.
Sementara itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Indonesian
Scientific Journal Database (ISJD) pernah melaporkan jumlah pendonor darah sukarela
di Indonesia masih rendah yaitu 0,6% dari jumlah penduduk. Angka ini lebih rendah
dibandingkan dari target WHO dengan jumlah donor darah sukarela sebanyak 2%
penduduk setara dengan lebih dari 4 juta kantong darah per tahun.
Di Kabupaten Gunungkidul kebutuhan darah mencapai 500 kantong per bulan.
Sedangkan pendonor sukarela rata-rata 2000 orang dari 700 ribuan jumlah penduduk
Kabupaten Gunungkidul, yaitu 0,2 %.
Berdasarkan data-data tersebut RSUD Wonosari memprakarsai dilaksanakannya
kegiatan donor darah rutin untuk membangun kesadaran masyarakat untuk
mendonorkan darahnya secara sukarela.
Dengan memberikan darah, sama saja kita sedang “menyelamatkan” orang-orang
tersebut. Adapun pengertian Donor Darah pada situs PMI DKI Jakarta yakni “Donor
darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan
transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan.
Agar dapat menjadi seorang pendonor maka diharuskan mengisi formulir pendaftaran
terlebih dahulu untuk pendataan identitas bagi pendonor. Syarat syarat donor darah
antara lain:
1. Sehat wal afiat, baik secara fisiknya maupun mentalnya
2. Dewasa, berusia 17-65 tahun
3. Berat badan paling rendah 45kg
4. Kadar haemoglobin berkisar antara 12,5-17gr%
5. Tekanan darah sistol 100-160mmHg dan diastol 70-100mmHg
6. Suhu tubuh 36,6-37,5°Celcius
7. Denyut nadi teratur berkisar 50-100 kali tiap menit
8. Tidak mengidap hemofilia atau penyakit dengan gangguan pembekuan darah
9. Terakhir mendonorkan darah tidak kurang dari 8 minggu (2 bulan)

Dari sekian banyak persyaratan dan manfaat yang ada untuk donor darah, simak tips
berikut agar donor darah menjadi lebih aman :

 Cukup istirahat, asupan yang seimbang, dan tidur yang cukup.


Sebelum dan sesudah donor darah hendaknya istirahat menjadi kebutuhan utama
dan tidur yang cukup karena untuk memberikan donor darah dibutuhkan kondisi
fisik dan stamina yang cukup sehingga darah dapat digunakan untuk orang yang
lebih membutuhkan. Asupan yang seimbang pun dapat mempengaruhi darah kita,
seperti kekentalannya, warnanya, dan lain-lain. Disarankan setelah mendonorkan
darah agar meminum cairan (air) untuk mengganti kekosongan yang ada di dalam
tubuh kita.
 Menghindari aktivitas fisik yang berat selama 6 jam ke depan setelah donor darah
untuk “menstabilkan” fisik anda setelah kegiatan donor darah.

 Jika pusing atau seperti melayang setelah donor darah, hendaknya berbaring di
tempat dengan posisi kaki lebih tinggi dari posisi kepala.

 Jika terjadi memar di tempat bekas pengambilan darah, kompres luka tersebut
dan rawat agar jangan sampai infeksi.

 Setelah jarum dicabut, posisikan tangan lebih tinggi dari kepala agar tekanan
darah di tangan menjadi lebih rendah.

 Konsumsilah asupan yang bergizi dan mengandung vitamin dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh.

I. ANALISIS MASALAH
Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini?
Permasalahan yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini?
1. Banyaknya kebutuhan darah di Kabupaten Gunungkidul, kebutuhan darah
untuk PMI kurang lebih 500 – 600 kantong/bulan sedangkan untuk RSUD
Wonosari 300 – 400 kantong/bulan.
2. Kurangnya ketersediaan donor darah di RSUD Wonosari, pendonor di
Kabupaten Gunungkidul yang tercatat di PMI ada sekitar 2000 pendonor.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat pentingnya donor
darah.
4. Masyarakat masih takut untuk mendonorkan darah.
II. PENDEKATAN STRATEGIS
Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi
ini telah memecahkan masalah tersebut?
Berdasarkan analisis permasalahan yang ada maka dilakukan inisiatif pemecahan
permasalahan sebagai berikut:
 Adanya kebutuhan darah bagi pasien di RSUD Wonosari
 Selanjutnya Unit PKRS mengagendakan kegiatan Donor Darah Massal
 Kegiatan Donor Darah Massal ini dilakukan di RSUD Wonosari secara rutin
setiap 3 bulan sekali.

Tujuan dari Donor Darah Massal di RSUD Wonosari :


1. Sebagai wujud pelaksanaan program PKRS RSUD Wonosari
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan darah
3. Wujud kepedulian terhadap sesama
4. Sosialisasi pentingnya donor darah di kalangan masyarakat
5. Media promosi untuk sponsor terkait.

Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif


Kegiatan donor darah di RSUD Wonosari mempunyai unsur kreatif dan inovatif
karena kegiatan ini meliputi 4 kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Promotif
Diadakannya penyuluhan kesehatan tentang donor darah pada komunitas
senam. Materi penyuluhan meliputi syarat-syarat pendonor dan manfaat donor
darah.
2. Kegiatan Preventif
Menyelenggarakan kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali di RSUD
Wonosari dan pada kegiatan tersebut diadakan pemeriksaan kesehatan
seperti pemeriksaan Tekanan Darah, Haemoglobin, Nadi, Tinggi Badan, Berat
Badan (Body Mass Index) , screening Penyakit Hipatitis B dan Hipatitis C
Penyakit HIV/AIDS.
3. Kegiatan Kuratif
Menambah ketersediaan stok darah di PMI untuk pasien yang membutuhkan
pengobatan dengan transfusi darah
4. Kegiatan Rehabilitatif
Menambah ketersediaan stok darah di PMI untuk pasien yang membutuhkan
transfusi darah rutin karena suatu penyakit
III. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
Bagaimana strategi ini dilaksanakan?
Strategi pelaksanaan Donor Darah di RSUD Wonosari:
1. Tim PKRS memberikan undangan kepada PMI Kabupaten Gunungkidul
2. Tim PKRS memberikan undangan kepada dinas-dinas dan instansi-instansi
terdekat di Kabupaten Gunungkidul
3. Tim PKRS memasang pengumuman di papan pengumuman di RSUD
Wonosari
4. Tim PKRS memberikan sosialisasi tentang kegiatan donor darah di komunitas
senam minggu pagi dan menyebarkan leaflet
5. Tim PKRS membentuk wa (whatsapp) group beranggotakan pendonor yang
datang di kegiatan donor darah RSUD Wonosari

Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?


Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan Donor Darah di RSUD
Wonosari terdiri dari:
1. Unit PKRS RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul
2. PMI Kabupaten Gunungkidul

Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber
daya itu dimobilisasi?
Sumber dana :
Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan Donor Darah Massal di RSUD
Wonosari dibebankan kepada Anggaran DPA RSUD Wonosari dan donatur jika
ada.

Sumber daya manusia:


1. Unit PKRS RSUD Wonosari
2. Petugas PMI Kabupaten Gunungkidul

Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil?


Keluaran (output) yang paling berhasil dicapai dengan adanya kegiatan Donor
Darah Massal ini adalah:
1. Meningkatnya ketersediaan darah di PMI
2. Meningkatnya ketersediaan darah untuk pasien di RSUD Wonosari
3. Meningkatkan solidaritas terhadap sesama
4. Terbangunnya komunikasi yang baik antara RSUD Wonosari dengan PMI
Kabupaten Gunungkidul dan instansi lain
5. Terwujudnya kesinambungan pendonor darah untuk mengikuti kegiatan donor
darah secara sukarela
6. Meningkatnya pendonor baru yang bersedia mengikuti kegiatan donor darah
secara sukarela

Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi


kegiatan?
Untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan Donor Darah di RSUD Wonosari
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Peserta :
 Kehadiran pendonor dalam kegiatan Donor Darah Massal
 Keberhasilan pendonor dalam mendonorkan darah

Penyelenggara (RSUD Wonosari):


 Melaksanakan kegiatan yang sudah terjadwal agar dapat berjalan secara
kontinyu dengan menyediakan anggaran dalam DPA RSUD Wonosari
 Mengundang PMI Kabupaten Gunungkidul secara rutin 3 bulan sekali
 Mengadakan doorprize sebagai wujud apresiasi kepada pendonor
 Membentuk group (melalui WA) yang beranggotakan pendonor yang
mengikuti kegiatan donor darah RSUD Wonosari

Ketersediaan darah :
Memantau stok darah PMI Kabupaten Gunungkidul

Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut
dapat diatasi?
Beberapa kendala yang dihadapi serta cara mengatasi kendala tersebut dalam
pelaksanaan kegiatan donor darah di RSUD Wonosari yaitu :
1. Kendala Teknis
Kegiatan donor darah memerlukan biaya untuk meningkatkan minat calon
pendonor atau memberikan kenyamanan bagi calon pendonor seperti
souvenir, hiburan, atau doorprize.
2. Kendala Non Teknis
a) Sosialisasi kepada masyarakat belum optimal
b) Pengetahuan masyarakat tentang donor darah masih kurang
c) Kesadaran masyarakat masih kurang
Cara mengatasi kendala-kendala tersebut
1. Kendala Teknis
- Advokasi kepada pemerintah daerah dalam penggalangan dana
- Advokasi kepada sponsor swasta dengan mengindahkan aturan-aturan
yang berlaku
3. Kendala Non Teknis
a) Sosialisasi kepada masyarakat belum optimal
Meningkatkan kegiatan di luar gedung untuk memberikan sosialisasi,
contohnya di komunitas-komunitas senam, remaja, kegiatan keagamaan,
dan tempat umum.
b) Pengetahuan masyarakat tentang donor darah masih kurang
Penyuluhan dan menyebarkan leaflet tentang donor darah di komunitas-
komunitas senam, remaja, kegiatan keagamaan, dan tempat umum.
c) Kesadaran masyarakat masih kurang
- Menjelaskan tentang manfaat donor darah bagi pendonor
- Bekerja sama dengan tokoh agama untuk menyampaikan manfaat
donor darah dari segi agama/ kemanusiaan
Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inovasi ini?
1. Meningkatnya ketersediaan darah di PMI
Dari kebutuhan PMI rata-rata 500 per bulan, RSUD Wonosari dapat
menyumbangkan rata-rata 120 kantong per 3 bulan.
2. Meningkatnya pendonor baru yang bersedia mengikuti kegiatan donor darah
secara sukarela
Pendonor baru yang datang pada kegiatan donor darah RSUD Wonosari
meningkat 0,2 % setiap 3 bulan
Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?
Selain bermanfaat bagi penerima donor darah, ternyata sebagai pendonor ada
manfaat yang dapat diperoleh setelah proses donor darah, yakni :
1. Sebagai sarana untuk mengecek kesehatan gratis
Perlu kita ketahui bahwa darah yang kita donor pun dicek kelayakannya oleh
PMI. Dan jika tidak memiliki penyakit, maka akan diinformasikan kepada kita
melalui nomor kontak yang kita berikan pada saat kita mengisi identitas donor
darah.
2. Sarana beramal dan berbagi sesama manusia
Dari proses donor darah ini kita sebagai sesama manusia hendaknya saling
menolong. Beramal dengan menyumbangkan darah pun cukup mulia karena
kita dapat menyelamatkan seseorang dari kondisi kritisnya.
Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan dapat direplikasikan?
Kegiatan donor darah di RSUD Wonosari ini adalah program layanan yang
berkelanjutan dan dimungkinkan untuk direplikasi dengan penjelasan sebagai
berikut
 Berkelanjutan :
- Pada tahun 2016 sudah dilaksanakan kegiatan donor darah secara rutin
setiap 3 bulan sekali
- Wacana pembentukan perhimpunan atau kelompok pendonor rutin di RSUD
Wonosari
- Untuk mempermudah komunikasi dibentuknya group WA yang
beranggotakan pendonor darah di RSUD Wonosari
 Replikasi :
- Dengan bekerja sama dengan instansi lain, komunitas-komunitas senam,
kelompok remaja, dan kegiatan keagamaan, diharapkan kegiatan donor
darah di RSUD Wonosari dapat menimbulkan kesadaran masyarakat
Kabupaten Gnungkidul dalam mendonorkan darahnya.
- Kegiatan donor darah ini dapat direplikasikan di wilayah lain atau instansi lain
dengan bekerjasama dengan PMI Kabupaten Gunungkidul

Anda mungkin juga menyukai