1. Konsep Hospitalisasi
2. Konsep Bermain
1. Terapi Bermain
MATERI 3
KOMUNIKASI PADA ANAK
MATERI4 3
MATERI
KONSEP ISLAMI TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANG TUA
TERHADAP ANAK
4
PRAKTIKUM/LAB
BERMAIN TERAPEUTIK
5
1
KONSEP HOSPITALISASI
6
HOSPITALISASI
HOSPITALISASI (WONG, 2000)
Suatu keadaan krisis Anak berusaha untuk
pada anak, saat anak beradaptasi dengan
sakit dan dirawat lingkungan asing dan
dirumah sakit. baru yaitu rumah
sakit, sehingga
kondisi tersebut
menjadi faktor
stressor bagi anak
Sumber Gambar: baik terhadap anak
https://kantormeme.blogspot.com/2018/03/gam
bar-animasi-kesehatan.html8 maupun orangtua dan
keluarga
8
Stressor Fisik
Luka atau Nyeri
Keterbatasan Aktivitas
Pelayanan Medis
Perubahan Lingkungan
9
Stressor Psikis
1. Cemas karena perpisahan (Infant, Toddler)
Sumber Gambar: 2. Cemas kehilangan teman sepermainan (Sekolah)
https://www.background.id/2018/06/u
nduh-8700-koleksi-background-
3. Cemas karena kehilangan kendali (Sekolah & Remaja)
animasi.html10
Perubahan lingkungan fisik ruangan:
tempat tidur yang sempit dan kurang nyaman
kebersihan ruang rawat kurang
pencahayaan ruang yang terlalu terang dan redup
suara yang gaduh
Keadaan dinding, warna dinding, dan tirai
11
Reaksi Anak Usia Prasekolah terhadap
Nyeri
Menyeringaikan Wajah
Menangis
Mengatupkan Gigi
Menggigit Bibir
Membuka mata dengan lebar
Melakukan tindakan agresif ex menendang dan
memukul
12
Respon prilaku anak akibat perpisahan
dengan orang tua ada 3 tahapan:
1. Tahap Protes (phase of protest)
2. Tahap Putus Asa (phase of despair)
3. Tahap Menolak (phase of denial)
13
Tahapan Perpisahan
Tahap Protes Tahap Putus Asa Tahap Menolak
Menangis kuat-kuat Prilaku anak yang Anak samar-samar
cenderung tampak menerima perpisahan,
Menjerit
tenang membina hubungan
Memanggil
Tidak aktif dangkal dengan orang
orangtuanya Menarik diri lain serta terlihat
Tingkah laku agresif Menangis berkurang menyukai lingkungan
Menolak perhatian Kurang minat untuk Anak mulai kelihatan
orang asing atau bermain gembira
orang lain Tidak nafsu makan Terjadi setelah anak
Sedih berpisah lama dengan
Apatis orangtua
14
REFERENSI
Bab II Tinjauan Pustaka: Hospitalisasi pada anak.
Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019, dilaman
www.digilib.unimus.ac.id
15
2
KONSEP BERMAIN &
BERMAIN TERPEUTIK
16
Tujuan Pembelajaran:
1. Pengertian bermain
2. Teori bermain
3. Karakteristik bermain
4. Manfaat bermain
5. Risiko bermain
6. Bermain Terapeutik
17
Smith & Pellegrini, 2008
dalam Musfiroh, 2014
Bermain adalah
merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk
kepentingan diri sendiri,
dilakukan dengan cara-
cara menyenangkan,
tidak diorientasikan pada
hasil akhir, flexibel, aktif,
dan positif
18
Hurlock, 1997, dalam
Musfiroh 2014
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan demi kesenangan
dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan secara
sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.
19
TEORI BERMAIN
MENURUT PARA
AHLI
20
TEORI BERMAIN (dalam Musfiroh, 2014)
21
TEORI BERMAIN (dalam Musfiroh, 2014)
ERIKSON (1963) SIGMUND FREUD FROEBEL
Bermain membantu anak (1920)
mengembangkan rasa Teori bermain Anak bermain secara
harga diri. Anak psikoanalisis. bebas, anak-anak
memperoleh Bermain sebagai sarana membutuhkan
kemampuan untuk melepaskan kenangan pengalaman nyata dan
menguasai tubuh dan perasaan yang aktif secara fisik.
mereka, menguasai, dan menyakitkan, karena
memahami benda- anak butuh melepaskan
benda, serta belajar desakan emosi secara
keterampilan sosial. tepat
22
Lev Vygotsky (1969)
Anak adalah individu aktif,
yang didalam proses bermain
melibatkan diri untuk
membangun konsep-konsep
yang dibutuhkan, seperti
memahami bentuk benda
fungsi benda, karakteristik
benda.
23
Anak-anak terlibat Spontan dan Fleksibel (anak bebas
aktif bersama-sama memilih & beralih main)
sukarela
KARAKTERISTIK BERMAIN
Berpura-pura,
Menyenangkan & (Musfiroh, 2008) tidak betulan
Menggembirakan
Anak harus aktif
Motivasi dari dalam Aturan sesuai bergerak/berfikir
diri anak kebutuhan anak
Manfaat Bermain (Musfiroh, 2014)
25
Risiko Bermain (Musfiroh, 2014)
1. Risiko Fisik-Kesehatan:
a. Jatuh
b. Cidera-terluka
c. Keracunan
d. Kelelahan
e. Kurang Gerak
f. Sakit Mata
g. Kotor
26
Risiko Bermain
1. Risiko Psikis:
a. Kebosanan
b. Motivasi kegiatan lain menurun
c. Emosi labil dan apatis
27
Risiko Sosial:
1. Bertengkar
2. Eksklusivitas
3. Minus Sosialisasi
28
😉 BERMAIN
TERAPEUTIK???????????
✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂
😉😋😒😭👶😸🐟🍒🍔💣📌📖🔨🎃🎈
🎨🏈🏰🌏🔌🔑 and many more...
29
Whaley & Wong, 2001
30
Permainan terapeutik dapat
memperbaiki gangguan emosional
dan penurunan kondisi selama
dirawat dirumah sakit. Permainan
terapeutik hendaknya disesuaikan
dengan usia dan tahap
perkembangan anak (Mahon, 2009)
31
Bermain terapeutik perlu
diprogramkan dalam rangkaian
asuhan keperawatan sebagai
wujud perhatian perawat
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak
(Solikhah, 2016)
32
Tujuan Bermain Terapeutik
Tetapkan tujuan bermain bagi anak sesuai dengan kebutuhannya
(tahapan tumbuh kembang)
Tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi
anak di rumah sakit yaitu menekankan upaya ekspresi sekaligus
relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang
dan nyeri
33
34
Permainan tidak boleh bertentangan dengan
pengobatan yang sedang dijalankan pada anak
Permainan yang tidak membutuhkan banyak
energi, singkat, dan sederhana
Permainan harus mempertimbangkan keamanan
anak
Permainan harus melibatkan kelompok umur yang
sama
Melibatkan orang tua
35
REFERENSI
Musfiroh, T., Modul 1: Teori dan Konsep Bermain. Diunduh di
laman www.repository.ut.ac.id. Tanggal 24 Februari 2019
Solikhah, U., Therapeutic Peer Play sebagai upaya
menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama
hospitalisasi. Jurnal Keperawatan Soedirman. Diunduh di
laman www.jks.fikes.unsoed.ac.id. Tanggal 24 Februari 2019
36
3
KOMUNIKASI PADA
ANAK
37
KOMUNIKASI PADA ANAK (Anjaswarni, 2016)
41
Perkembangan Komunikasi pada Anak Mempunyai Karakteristik
yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat
perkembangannya
45
Mendidik atau pendidikan berakar atau berawal dari kata bahasa arab ت َْربِي ٌّةyang
mempunyai arti pendidikan atau mendidik. Tarbiyyah yang diperuntukkan untuk anak
ini pada umummnya juga mempunyai artian yang banyak hal dalam beberapa hal
yakni memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan
mengembangkan, memelihara, membesarkan dan menjinakkan. Dilihat dari
penjelasan diatas bisa diartikan bahwasannya mengasuh itu tidak hanya mengasuh
saja, melainkan ada sebuah unsur pendidikan atau mendidik baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung
Orang tua harus mengerti cara yang benar dalam mengasuh anak dan mengajarkan
anak melalui pendidikan yang benar seperti menanamkan kepada anak tentang
keimanan, untuk membiasakan beribadah, menanamkan aklaq yang baik, pendidikan
emosional, mempunyai menghormati dan menghargai kepada orang lain. Karena
seorang anak itu sebenarnya mempunyai sifat “dwi potensi” yang mempunyai artian
bisa menjadi baik dan buruk.
Referensi:
Mengasuh Anak dalam Pandangan Islam. 5 Desember 2016, 22:53, Diakses pada tanggal 11 Oktober 2020 dilaman
https://www.kompasiana.com/erminurcholimah/58458d7fd67a61bd14e05f3c/mengasuh-anak-dalam-pandangan-islam#
Masrurah Haryanti (UMS, 2007), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pesan
Pendidikan Anak Yang Terkandung Dalam Qur’an Surat AlBaqarah Ayat 233”
adalah salah satu kajian yang membahas tentang tugas seorang ibu dalam
penyempurnaan radha’ah (penyusuan) selama dua tahun penuh.
5
PRAKTIKUM TERAPI
BERMAIN
(Vidio dan SOP)
51
6
PRAKTIKUM TEPID
WATER SPONGE
52
Ns. Deisy Sri Hardini, M.Kep., Sp.Kep.An
.
Istilah lain adalah Si anak kita seka dengan kain/washlap yang sudah direndam
air hangat suam-suam kuku.
6
1
6
2
6
3
THANKS!
Any questions?
You can find me at
echie.wito@gmail.com
deisysrihardini@ump.ac.id
64