Anda di halaman 1dari 64

MATERI AJAR KEPERAWATAN ANAK

Ns.Deisy Sri Hardini, M.Kep., Sp.Kep.An.


Senin, 12 Oktober 2020

Sem.5, Kelas B: Pukul 07.00-10.20 WIB (T & P)


Sem.3, Kelas D: Pukul 10.20-14.40 WIB (T & P)
Sem.5, Kelas D: Pukul 14.40-18.00 WIB (T)
Sem.5, Kelas E: Pukul 07.00 – 08.40 WIB (P)
HELLO!
I am Ns. Deisy Sri Hardini, M.Kep., Sp.Kep.An
(WA: 081352391118, deisysrihardini@ump.ac.id)
2
KEPERAWATAN ANAK

PERTEMUAN KE-3 TEORI (100 Menit):

1. Konsep Hospitalisasi

2. Konsep Bermain

3. Konsep Komunikasi pada Anak

4. Konsep Islami tentang Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

LABORATORIUM (100 Menit):

1. Terapi Bermain

2. Tepid Sponge Water


Sumber Gambar:
https://www.pngwing.com/id/free-png-bzqll3 3
MATERI 1
HOSPITALISASI
MATERI 1
MATERI 2
BERMAIN & BERMAIN TERAPEUTIK

MATERI 3
KOMUNIKASI PADA ANAK

MATERI4 3
MATERI
KONSEP ISLAMI TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANG TUA
TERHADAP ANAK
4
PRAKTIKUM/LAB

BERMAIN TERAPEUTIK

TEPID SPONGE WATER

5
1
KONSEP HOSPITALISASI

6
HOSPITALISASI
HOSPITALISASI (WONG, 2000)
 Suatu keadaan krisis  Anak berusaha untuk
pada anak, saat anak beradaptasi dengan
sakit dan dirawat lingkungan asing dan
dirumah sakit. baru yaitu rumah
sakit, sehingga
kondisi tersebut
menjadi faktor
stressor bagi anak
Sumber Gambar: baik terhadap anak
https://kantormeme.blogspot.com/2018/03/gam
bar-animasi-kesehatan.html8 maupun orangtua dan
keluarga
8
Stressor Fisik
 Luka atau Nyeri
 Keterbatasan Aktivitas
 Pelayanan Medis
 Perubahan Lingkungan

9
Stressor Psikis
1. Cemas karena perpisahan (Infant, Toddler)
Sumber Gambar: 2. Cemas kehilangan teman sepermainan (Sekolah)
https://www.background.id/2018/06/u
nduh-8700-koleksi-background-
3. Cemas karena kehilangan kendali (Sekolah & Remaja)
animasi.html10
 Perubahan lingkungan fisik ruangan:
tempat tidur yang sempit dan kurang nyaman
kebersihan ruang rawat kurang
pencahayaan ruang yang terlalu terang dan redup
suara yang gaduh
Keadaan dinding, warna dinding, dan tirai

11
Reaksi Anak Usia Prasekolah terhadap
Nyeri
 Menyeringaikan Wajah
 Menangis
 Mengatupkan Gigi
 Menggigit Bibir
 Membuka mata dengan lebar
 Melakukan tindakan agresif ex menendang dan
memukul

12
Respon prilaku anak akibat perpisahan
dengan orang tua ada 3 tahapan:
1. Tahap Protes (phase of protest)
2. Tahap Putus Asa (phase of despair)
3. Tahap Menolak (phase of denial)

13
Tahapan Perpisahan
Tahap Protes Tahap Putus Asa Tahap Menolak
 Menangis kuat-kuat  Prilaku anak yang  Anak samar-samar
cenderung tampak menerima perpisahan,
 Menjerit
tenang membina hubungan
 Memanggil
 Tidak aktif dangkal dengan orang
orangtuanya  Menarik diri lain serta terlihat
 Tingkah laku agresif  Menangis berkurang menyukai lingkungan
 Menolak perhatian  Kurang minat untuk  Anak mulai kelihatan
orang asing atau bermain gembira
orang lain  Tidak nafsu makan  Terjadi setelah anak
 Sedih berpisah lama dengan
 Apatis orangtua

14
REFERENSI
Bab II Tinjauan Pustaka: Hospitalisasi pada anak.
Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019, dilaman
www.digilib.unimus.ac.id

15
2
KONSEP BERMAIN &
BERMAIN TERPEUTIK

16
Tujuan Pembelajaran:
1. Pengertian bermain
2. Teori bermain
3. Karakteristik bermain
4. Manfaat bermain
5. Risiko bermain
6. Bermain Terapeutik
17
Smith & Pellegrini, 2008
dalam Musfiroh, 2014
Bermain adalah
merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk
kepentingan diri sendiri,
dilakukan dengan cara-
cara menyenangkan,
tidak diorientasikan pada
hasil akhir, flexibel, aktif,
dan positif
18
Hurlock, 1997, dalam
Musfiroh 2014
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan demi kesenangan
dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan secara
sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.

19
TEORI BERMAIN
MENURUT PARA
AHLI

20
TEORI BERMAIN (dalam Musfiroh, 2014)

HERBERT SPENCER MORITZ LAZARUS

Anak bermain karena memiliki energi Anak bermain karena mereka


lebih. Energi ini mendorong mereka memerlukan penyegaran
untuk melakukan aktivitas sehingga kembali atau mengembalikan
merek terbebas dari perasaan energi yang habis digunakan
tertekan. untuk kegiatan rutin sehari-
hari

21
TEORI BERMAIN (dalam Musfiroh, 2014)
ERIKSON (1963) SIGMUND FREUD FROEBEL
Bermain membantu anak (1920)
mengembangkan rasa Teori bermain Anak bermain secara
harga diri. Anak psikoanalisis. bebas, anak-anak
memperoleh Bermain sebagai sarana membutuhkan
kemampuan untuk melepaskan kenangan pengalaman nyata dan
menguasai tubuh dan perasaan yang aktif secara fisik.
mereka, menguasai, dan menyakitkan, karena
memahami benda- anak butuh melepaskan
benda, serta belajar desakan emosi secara
keterampilan sosial. tepat

22
Lev Vygotsky (1969)
Anak adalah individu aktif,
yang didalam proses bermain
melibatkan diri untuk
membangun konsep-konsep
yang dibutuhkan, seperti
memahami bentuk benda
fungsi benda, karakteristik
benda.

23
Anak-anak terlibat Spontan dan Fleksibel (anak bebas
aktif bersama-sama memilih & beralih main)
sukarela

KARAKTERISTIK BERMAIN
Berpura-pura,
Menyenangkan & (Musfiroh, 2008) tidak betulan
Menggembirakan
Anak harus aktif
Motivasi dari dalam Aturan sesuai bergerak/berfikir
diri anak kebutuhan anak
Manfaat Bermain (Musfiroh, 2014)

1. Bermain Mengembangkan Kognitif Anak


2. Bermain Mengenbangkan Kesadaran Diri
3. Pengembangan Sosio-Emosional Anak
4. Bermain Mengembangkan Motorik Anak
5. Bermain Mengembangkan Bahasa Anak

25
Risiko Bermain (Musfiroh, 2014)
1. Risiko Fisik-Kesehatan:
a. Jatuh
b. Cidera-terluka
c. Keracunan
d. Kelelahan
e. Kurang Gerak
f. Sakit Mata
g. Kotor

26
Risiko Bermain
1. Risiko Psikis:
a. Kebosanan
b. Motivasi kegiatan lain menurun
c. Emosi labil dan apatis

27
Risiko Sosial:
1. Bertengkar
2. Eksklusivitas
3. Minus Sosialisasi

28
😉 BERMAIN
TERAPEUTIK???????????

✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂
😉😋😒😭👶😸🐟🍒🍔💣📌📖🔨🎃🎈
🎨🏈🏰🌏🔌🔑 and many more...
29
Whaley & Wong, 2001

Fungsi bermain dirumah sakit adalah


untuk mengurangi tingkat kecemasan
dan membantu anak merasa lebih
nyaman dilingkungan yang asing
serta menjelaskan tujuan pengobatan

Dapat melanjutkan tumbuh kembang


selama perawatan dan dapat
beradaptasi terhadap stress dirumah
sakit

30
Permainan terapeutik dapat
memperbaiki gangguan emosional
dan penurunan kondisi selama
dirawat dirumah sakit. Permainan
terapeutik hendaknya disesuaikan
dengan usia dan tahap
perkembangan anak (Mahon, 2009)

31
Bermain terapeutik perlu
diprogramkan dalam rangkaian
asuhan keperawatan sebagai
wujud perhatian perawat
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak
(Solikhah, 2016)

32
Tujuan Bermain Terapeutik
 Tetapkan tujuan bermain bagi anak sesuai dengan kebutuhannya
(tahapan tumbuh kembang)
 Tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi
anak di rumah sakit yaitu menekankan upaya ekspresi sekaligus
relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang
dan nyeri

33
34
 Permainan tidak boleh bertentangan dengan
pengobatan yang sedang dijalankan pada anak
 Permainan yang tidak membutuhkan banyak
energi, singkat, dan sederhana
 Permainan harus mempertimbangkan keamanan
anak
 Permainan harus melibatkan kelompok umur yang
sama
 Melibatkan orang tua

35
REFERENSI
 Musfiroh, T., Modul 1: Teori dan Konsep Bermain. Diunduh di
laman www.repository.ut.ac.id. Tanggal 24 Februari 2019
 Solikhah, U., Therapeutic Peer Play sebagai upaya
menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama
hospitalisasi. Jurnal Keperawatan Soedirman. Diunduh di
laman www.jks.fikes.unsoed.ac.id. Tanggal 24 Februari 2019

36
3
KOMUNIKASI PADA
ANAK

37
KOMUNIKASI PADA ANAK (Anjaswarni, 2016)

▰ Komunikasi adalah ▰ Semakin bertambah besar


hubungan timbal balik anak, komunikasi dengan
antara komunikator dan isyarat semakin kurang
komunikan diperlukan karena
▰ Orang Dewasa berusaha pemahaman komunikasi
melakukan komunikasi anak sudah lebih baik
yang bisa dipahami anak,
sebaliknya anak juga
menggunakann bahasa
atau isyarat yang bisa 38
dipahami orang dewasa
Teknik Khusus dalam Berkomunikasi pada Anak

▰ Komunikasi Non Verbal


 Menulis
▰ Komunikasi Verbal
 Menggambar
 Bercerita
 Gerakan gambar keluarga
 Sociogram  Bibliotherapy
 Menggambar bersama dalam  Mimpi
keluarga  Menyebutkan permintaan
 Teknik bermain  Bermain dan Permainan
 Nada Suara  Melengkapi Kalimat
 Aktivitas Pengalihan
 Teknik Pro dan Kontra
 Ungkapan Marah 39
Teknik Verbal

 Bercerita (Story Telling)


 Bibliotherapy
 Mimpi
 Meminta untuk
menyebutkan keinginan
 Bermain dan Permainan
 Melengkapi Kalimat
(sentences completion)
 Pro dan Kontra 40
▰ Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak
▰ tergantung dari perkembangan otak & fungsi
kognitifnya, kemampuan organ sensorik dalam menerima
stimulus internal dan eksternall, kuatnya stimulus internal
dan eksternal

41
Perkembangan Komunikasi pada Anak Mempunyai Karakteristik
yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat
perkembangannya

▰ Bayi ▰ Toddler & Prasekolah


 Menggunakan tangisan  Anak sudah sudah mampu
untuk mengomunikasikan berkomunikasi secara
kebutuhannya, misal lapar, verbal ataupun nonverbal
haus, basah, sakit, dll  Sudah mampu menyatakan
 Tersenyum atau keinginan dengan
melakukan gerakan riang menggunakan kata-kata
jika merasa senang yang sudah dikuasainya
 Ciri khas Egosentris dan
Fantasi 42
Anak Usia Sekolah dan Remaja

▰ Anak sudah mampu untuk ▰ Anak harus difasilitasi


memahami komunikasi untuk mengekspresikan
penjelasan sederhana yang rasa takut, rasa heran,
diberikan penasaran
▰ Banyak mencari tahu ▰ serta berani mengajukan
terhadap hal-hal baru pendapat & klarifikasi
▰ Belajar menyelesaikan terhadap hal-hal yang tidak
masalah yang dihadapinya jelas baginya
▰ Orang tua harus bisa
menjadi teman buat 43
Referensi:
Anjaswarni, T. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan, Komunikasi dalam
Keperawatan.Kemenkes RI
4
KONSEP ISLAMI TENTANG
TANGGUNG JAWAB ORANG
TUA TERHADAP ANAK

45

 Mendidik atau pendidikan berakar atau berawal dari kata bahasa arab ‫ ت َْربِي ٌّة‬yang
mempunyai arti pendidikan atau mendidik. Tarbiyyah yang diperuntukkan untuk anak
ini pada umummnya juga mempunyai artian yang banyak hal dalam beberapa hal
yakni memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan
mengembangkan, memelihara, membesarkan dan menjinakkan. Dilihat dari
penjelasan diatas bisa diartikan bahwasannya mengasuh itu tidak hanya mengasuh
saja, melainkan ada sebuah unsur pendidikan atau mendidik baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung
 Orang tua harus mengerti cara yang benar dalam mengasuh anak dan mengajarkan
anak melalui pendidikan yang benar seperti menanamkan kepada anak tentang
keimanan, untuk membiasakan beribadah, menanamkan aklaq yang baik, pendidikan
emosional, mempunyai menghormati dan menghargai kepada orang lain. Karena
seorang anak itu sebenarnya mempunyai sifat “dwi potensi” yang mempunyai artian
bisa menjadi baik dan buruk.
Referensi:
Mengasuh Anak dalam Pandangan Islam. 5 Desember 2016, 22:53, Diakses pada tanggal 11 Oktober 2020 dilaman
https://www.kompasiana.com/erminurcholimah/58458d7fd67a61bd14e05f3c/mengasuh-anak-dalam-pandangan-islam#
 Masrurah Haryanti (UMS, 2007), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pesan
Pendidikan Anak Yang Terkandung Dalam Qur’an Surat AlBaqarah Ayat 233”
adalah salah satu kajian yang membahas tentang tugas seorang ibu dalam
penyempurnaan radha’ah (penyusuan) selama dua tahun penuh.
5
PRAKTIKUM TERAPI
BERMAIN
(Vidio dan SOP)

51
6
PRAKTIKUM TEPID
WATER SPONGE

52
Ns. Deisy Sri Hardini, M.Kep., Sp.Kep.An
.

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


DEFINISI TEPID SPONGE

 Tepid Sponge adalah Sebuah Teknik Kompres Hangat Yang Menggabungkan


Teknik Kompres Blok Pada Pembuluh Darah Supervisisial dengan Teknik Seka
(Alves, 2008).

 Istilah lain adalah Si anak kita seka dengan kain/washlap yang sudah direndam
air hangat suam-suam kuku.

 Kompres Tepid Spoge bekerja dengan cara vasodilatasi (melebarnya) pembulu


h darah perifer di seluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan
sekitar akan lebih cepat
DEFINISI...................
°
5
9
6
0

6
1

6
2

6
3
THANKS!
Any questions?
You can find me at
echie.wito@gmail.com
deisysrihardini@ump.ac.id
64

Anda mungkin juga menyukai