FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
FORMAT PENGKAJIAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
(RUANG ANAK)
a. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DATA
Nama : An. A Alamat : Banjarmasin
Tempat/Tgl.lahir : 24 Mei 2021 Agama : Islam
Usia : 5 bulan Suku Bangsa : Banjar
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan Ayah : SMP
Nama Ayah/Ibu : Ny. M Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan Ayah/Ibu : Buruh
B. KELUHAN UTAMA
Kejang demam 6x
: Laki-laki : Sakit
E. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh: Orang Tua (Ayah dan Ibu)
2. Hubungan dengan anggota keluarga: Baik
3. Hubungan dengan teman sebaya: Baik
4. Pembawaan secara umum: ramah
5. Lingkungan rumah: Asri dan bersih
WBC – BF 10^3/uL
RBC – BF 10^6/uL
MN 10^3/uL
PMN 10^3/uL [%]
TC – BF# 10^3/uL [%]
H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : kesadaran compos mentis E:4 V:5 M:6
Lingkar kepala : 36 cm
Mata : mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata
bersih
Tengkuk : : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan
Perut : : Datar, tidak ada luka, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hepar
Tanda vital :
SpO: 98% Temp: 36.6 C RR: 40x/menit N: 115x/m
I. Pengkajian Nyeri
J. PENGKAJIAN HOSPITALISASI
1. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit yang membuat trauma pada anak dan keluarga:
keluarga sedih dan khawatir akan kondisi anaknya yang sakit
6. Reaksi anak dan keluarga terhadap perlukaan, prosedur medis dan tindakan
keperawatan yang dialami anak :
Anak meangis dan keluarga Pasrah dan sedih demi kebaikan dan kesehatan anak
7. Reaksi anak dan keluarga terhadap kehilangan yang dialami anak :
-
8. Reaksi anak dan keluarga terhadap rasa nyeri/ rasa sakit yang dialami anak :
anak menangis dan keluarga hanaya bersedih dan pasrah
9. Reaksi anak dan keluarga terhadap perubahan lingkungan dan kebiasaan sehari-hari :
-
10. Reaksi anak dan keluarga terhadap kondisi kesehatan, penyakit yang bertambah
parah/buruk/komplikasi:
Ibu dan keluarga memiliki kecemasan dan sangat khawatir terhadap kondisi bayi
dll)
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis lain 1
Tidak menyadari keterbatasan 3 3
Gangguan
Lupa akan keterbatasan diri 2
Kognitif
Sadar akan kemampuan sendiri 1
Riwayat jatuh dari tempat tidur saat 4
bayi – anak
Faktor Pasien menggunakan alat bantu atau 3 3
Lingkungan tempat tidur bayi/ pencahayaan
Pasien berada di tempat tidur 2
Rawat Jalan 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam 2
operasi/ obat >48 jam/ tidak ada 1 1
penenang/
efek anastesi
Bermacam-macam obat digunakan: 3
obat sedative (diluar pasien ICU yang
sedang mengalami sedasi dan
Penggunaan paralisis), hipnotik, barbiturate,
obat fenotiazin, antidepresan, laksatif,
diuretic, narkotik
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain/tidak ada 1 1
Skor 7 – 11 : Risiko rendah 18
untuk jatuh Skor Minimal : 7
TOTAL
Skor ≥ 12 : Risiko tinggi Skor Maksimal : 23
untuk jatuh
Kesimpulan : Resiko tinggi jatuh
L. PENGKAJIAN FLEBITIS
WBC – BF 10^3/uL
RBC – BF 10^6/uL
MN 10^3/uL
PMN 10^3/uL [%]
TC – BF# 10^3/uL [%]
N. TERAPI FARMAKOLOGI
1. Infus dextrose ¼ NS 500 cc/24 jam
2. Ceftriaxone 250 mg 2x1 IV
3. Dexametason 1 mg 3x1 IV
4. Paracetamol 75 mg 3x1 IV
5. Sibital 10 mg 2x1 IV
6. Clomazepam 0,5 mg 2x1 oral
b. DATA FOKUS
DS:
1. Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami kejang 6x tadi malam dan demam kurang
lebih 38 C
2. Ibu mengatakan anaknya kurang menyusu
DO:
Inspeksi
- Klien tampak lemah dan gelisah
- Kulit teraba hangat
- RR: 40x/menit
- T: 36.6 C
- Nadi: 115x/menit
- BB: 5,3 Kg
Palpasi
- taktil fremitus teraba kiri dan kanan sama, tidak ada nyeri tekan, iktus kordis kuat angkat
- Nadi: 115x/menit
Perkusi
- Paru terdengar sonor dan jantung
terdengar redup
Auskultasi
- Terdengar vesikuler
c. ANALISIS DATA
DATA KLIEN MASALAH
ETIOLOGI
(Data Subjektif dan Data Objektif) KEPERAWATAN
DS: Termoregulasi tidak Proses penyakit
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami efektif
kejang 6x tadi malam dan demam kurang
lebih 38 C
DO:
- klien tampak lemah dan gelisah
- Kulit teraba hangat
- RR: 40x/menit
- N : 115 x/menit
- T : 36.6 C
d. DIAGNOSA MASALAH
1. Termoregulasi tidak efektif b/d Proses penyakit
2. Resiko Cedera
e. PRIORITAS MASALAH
1. Termoregulasi tidak efektif b/d Proses penyakit
2. Resiko Cedera (Kejang berulang)
f. Rencana Keperawatan
Edukasi:
Anjurkan keluarga tidak menggunakan
kekerasan untuk menahan gerakan
pasien
Anjurkan keluarga untuk menghindari
memasukkan apapun kedalam mulut
pasien saat periode kejang
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat anti konvulsan
Nom
Hari/ or
No Pukul Implementasi Evaluasi tindakan Paraf
Tanggal Diag
nosa
1. Senin 12.00 I Memonitor suhu tubuh bayi S:
sampai stabil (36,5 – 37,5 C) Keluarga klien
Memonitor suhu tubuh tiap 2 jam mengatakan demam
tidak ada
Memonitor frekuensi nafas dan
O:
nadi
Klien masih tampak
Memonitor warna dan suhu kulit
lemah dan gelisah
Mempertahankan asupan cairan Kulit masih teraba
dan nutrisi yang adekuat hangat
Menyesuaikan suhu lingkungan Kulit masih memerah
dengan kebutuhan pasien RR: 45x/menit
Menjelaskan cara pencegahan N : 104 x/menit
hipotermi/hiperteri karena T : 36.7 C
terpapar suhu lingkungan A: Masalah belum teratasi
Berkolaborasi pemberian obat P: Intervensi di teruskan
antipiretik
I:
Memonitor Suhu tubuh bayi sampai stabil
memonitor frekuensi nafas dan nadi
monitor warna dan suhu kulit
Mempertahankan asupan cairan dan nutrisi hyang adekuat
menyesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
E:
Klien masih tampak lemah dan gelisah
Kulit masih teraba hangat
Kulit masih memerah
RR: 42x/menit
N : 110 x/menit
T : 36.7 C
2. Selasa/ 25 Mei 11.15 Resiko cedera S: Keluarga mengatakan anak tidak ada mengalami kejang dan demam lagi
2021 O:
RR: 42x/menit
N: 110x/menit
T: 36, 7 C
P:
Monitor kejang berulang
Monitor karaktersitik kejang
Monitor status neurologis
Monitor tanda-tanda vital
Pertahankan kepatenan jalan napas
Jauhkan benda-benda tajam
Berikan oksigen jika perlu
Kolaborasi pemberian obat antikonvulsan, jika perlua
I:
Memonitor kejang berulang
Memonitor karaktersitik kejang
monitor status neurologis
Memonitor tanda-tanda vital
Mempertahankan kepatenan jalan napas
Menjauhkan benda-benda tajam
Memberikan oksigen jika perlu
Mengkolaborasi pemberian obat antikonvulsan, jika perlu
E:
RR: 42x/menit
N: 110x/menit
T: 36, 7 C
Hari Kedua
1. Rabu/ 26 Mei 12.30 Termoregulasi S:
Ibu mengatakan anak tidak ada demam lagi
2021 tidak efektif b/d
O:
proses penyakit Klien sudah tampak aktif
Kulit sudah tidak teraba hangat lagi
RR: 40x/menit
N : 102 x/menit
T : 36.4 C
A:
Masalah belum teratasi
P:
Monitor suhu tubuh bayi sampai stabil
Monitor frekuensi nafas dan nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Pertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Suaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
I:
Memonitor Suhu tubuh bayi sampai stabil
memonitor frekuensi nafas dan nadi
monitor warna dan suhu kulit
Mempertahankan asupan cairan dan nutrisi hyang adekuat
menyesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
E:
Klien sudah tampak aktif
Kulit sudah tidak teraba hangat lagi
RR: 40x/menit
N : 102 x/menit
T : 36.4 C
2. Rabu/ 26 Mei 12.30 Resiko Cedera S: Keluarga mengatakan anak tidak ada mengalami kejang dan demam lagi
2021 O:
RR: 40x/menit
N: 102x/menit
T: 36, 4 C
A: masalah teratasi sebagian
P:
Monitor kejang berulang
Monitor karaktersitik kejang
Monitor status neurologis
Monitor tanda-tanda vital
Pertahankan kepatenan jalan napas
Jauhkan benda-benda tajam
Berikan oksigen jika perlu
Kolaborasi pemberian obat antikonvulsan, jika perlua
I:
Memonitor kejang berulang
Memonitor karaktersitik kejang
monitor status neurologis
Memonitor tanda-tanda vital
Mempertahankan kepatenan jalan napas
Menjauhkan benda-benda tajam
Memberikan oksigen jika perlu
Mengkolaborasi pemberian obat antikonvulsan, jika perlu
E:
RR: 40x/menit
N: 102x/menit
T: 36, 4 C
i. Discharge Planing
……………………………………………………………………………………….....
……………………………………………………………………………………
………….
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………
……….
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….………………………………………………
Banjarmasin, 20….