Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH PENYULIT DAN KOMPLIKASI NEONATUS,BAYI,BALITA DAN ANAK

PRA SEKOLAH

DISUSUN OLEH

1. SEFTIANAH ( PO.71.24.3.19.061 )
2. SELLY AGUSTRIANI ( PO.71.24.3.19.062 )
3. SEPTY ARDA MONARIZA ( PO.71.24.3.19.063 )

DOSEN PEMBIMBING : DAHLIANA,SKM.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
sayadapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENYULIT DAN KOMPLIKASI
NEONATUS,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Askeb Neonatus,Bayi dan Balita. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “PENYULIT DAN KOMPLIKASI NEONATUS,BAYI,BALITA
DAN ANAK PRA SEKOLAH” baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangunkan akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Muara Enim, 23 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asuhan kebidanan adalah perawatan yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang di berikan oleh bidan pada bayi barulahir, bayi,
dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi dan balita apabila tidak di berikan asuhan yang tepat dan benar. Ada beberapa
masalah yang lazim terjadi di antarnya adalah adanya hemonggioma,muntah dan gumoh,oral
trush,diaper rush,seborrhoe,bisulan,milliriasis,obstipasi dan bayi meninggal mendadak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud hemangioma,klasifikasi hemangioma dan penatalaksanaan atau
asuhan yang diberikan ?
2. Apa yang dimaksud muntah, sifat muntah, penyebab muntah,diagnosis muntah dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
3. Apa yang dimaksud gumoh, gejala gumoh dan penatalaksanaan atau asuhan kebidanan
yang diberikan ?
4. Apa yang dimaksud oral trush,gejala oral trush,penyebab oral trush, pengobatan oral
trush dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
5. Apa yang dimaksud diaper rush, gejala diaper rush, penyebab diaper rush dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
6. Apa yang dimaksud seborrhea, klasifikasi seborrhea, gejala seborrhea, penyebab
seborrhea dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
7. Apa yang dimaksud bisul, tanda dan gejala bisul penyebab bisul dan penatalaksanaan
atau asuhan kebidanan yang diberikan ?
8. Apa yang dimaksud miliariassis, penyebab miliarisis, gejala miliarisis, pencegahan
miliarisis dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
9. Apa yang dimaksud obstipasi,tanda dan gejala obstipasi, penyebab obstipasi, pencegahan
obstipasi dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
10. Apa yang dimaksud bayi meninggal mendadak, gejala bayi meninggal mendadak,
penyebab bayi meninggal mendadak, pencegahan bayi meninggal menandak dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
11. Apa yang dimaksud caput sucsedaenum, penyebab caput sucsedaenum,gejala caput
sucsedaenum,penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
12. Apa yang dimaksud cepal hematom, penyebab cepal hematom, gejala cepal hematom,
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
13. Apa yang dimaksud trauma pada fleksus brachialis, klasifikasi fleksus
brachialis,penyebab fleksus brachialis, tanda dan gejala fleksus brachialis,
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud hemangioma, klasifikasi hemangioma dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
2. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud muntah, sifat muntah, penyebab muntah,
diagnosis muntah, dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
3. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud gumoh, gejala gumoh dan penatalaksanaan atau
asuhan yang diberikan
4. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud oral trush, gejala oral trush, penyebab oral trush,
pengobatan oral trush dan pelaksanaan atau asuhan yang diberikan
5. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud diaper rush, gejala diaper rush, penyebab diaper
rush dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
6. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud seborrhea, klasifikasi seborrhea, penyebab
seborrhea, gejala seborrhea dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
7. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud bisul, tanda dan gejala bisul, penyebab bisul dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
8. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud miliarissis, penyebab miliarissis, gejala
milisrissis, pencegahan miliasrissis dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
9. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud obstipasi, tanda dan gejala obstipasi, penyebab
obstipasi, pencegahan obstipasi dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
10. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud bayi meninggal mendadak, gejala bayi meninggal
mendadak, pencegahan bayi meninggal mendadak, penyebab bayi meninggal mendadak
dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
11. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud caput sucsedaenum, penyebab caput
sucsedaenum, gejala caput sucsedaenum dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
12. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud cepal hematom, penyebab cepal hematom, gejala
cepal hematom dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
13. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud trauma fleksus brachialis, klasifikasi trauma
fleksus brachialis, penyebab trauma fleksus brachialis, gejala trauma fleksus brachialis
dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. HEMANGIOMA

PENGERTIAN HEMANGIOMA

Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak dijumpai pada bayi
terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada bayi premature dengan berat badan
kurang dari 1000 g. Hemongioma paling sering terjadi pada kulit, sering kali soliter, lebih pada
anak perempuan dan jarang berkembang sepenunya pada waktu lahir. Hampir 60% ditemukan
didaerah kepala dan leher.Lesi ini ditandai oleh fase pertumbuhan proliferatif yang berlangsung
6 – 10 bulan dan fase involusi dengan regresi hemangioma yang lambat. Hampir 50% lesi hilang
pada usia 5 tahun dan 90% pada usia 10 tahun.

KLASIFIKASI HEMANGIOMA

1. Hemangioma intradermal (port wine hemangioma/stain/nevus), merupakan pelebaran


pembuluh darah dermis yang letaknya superfisial, dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh
sel endiletium dewasa sehingga resisten terhadap radiasi. Lesi merah kebiruan terutama di kepala
dan leher, rata dengan permukaan kulit, jarang regresi spontan kesuali salmon patches (eritema
nuthe)

2. Kapler (strawberry hemangioma, involiting hemangioma of in fancy, nevus hipertrophy ,


infantile mixed cavernoves hemangioma), merupakan pelebaran pembuluh darah dibawah
epidermis (papillar layer) masih dalam dermis dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh sel
endotelium embrional sehingga sensitive terhadap radiasi. Lesi merah dimana – mana terutama
dikepala dan leher yang muncul di pemukaan kulit yang bersifar progresif.Jenis hemongioma ini
terdiri dari nevus simplek atau necus buah arbai dan nevus flameus.Nevus simplek bila sudah
terbentuk tampak seperti buah arbei menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan kecil.
Perkembangan dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar cepat dan menetap pada
usia kira – kira 8 bulan. Kemudian akan mengalami regresi spontan dan menjadi pusat karena
fibrosis setelah usia 1 tahun. Proses regresi berjalan sampai usia 6-7 tahun. Nevus flameus ada
sejak lahir, menetap dan rata dengan kulit, kulit teriritasi karena dapat menonjol di tempat yang
teriritasi tersebut.
3. Hemangioma kavernosa, merupakan pelebaran pembuluh darah subkutis yang kadang –
kadang invasi ke fasia dan otot membentuk rongga dengan dinding pembuluh darah yang
dibentuk oleh sel endotelium dewasa. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari
dermis.Dari luar tampak sebagai tumor kebiruaan yang dapat dikempeskan dengan penekanan
tetapi menonjol kembali setelah tekanan di lepaskan.Hemangioma ini dapat mengalami regresi
spontan, malah sering progresif.Jenis kavernosa ini dapat meluas dan menyusup
kejaringannya.Jaringan diatas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh
iritasi.Misalnya didaerah perinium dan menimbulkan tukak yang sulit sembuh dan kadang
berdarah.

4. Hemangioma campuran, jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau
masa anak – anak.Lesi berupa tumor yang lunak berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN KEBIDANAN YANG DIBERIKAN

1. Konservatif

a. Ditunggu regresi (<5-6 tahun) untuk hemangioma buah arbei. Tindakan pemasangan
pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus menerus. Tindakan ini membantu
mempercepat proses pemulihan.

b. Kamuflase dengan krem pewarna.

c. Penyuntikan sclerosing agent. Untuk anak kecil sebaiknya menggunakan narkosa sebelum
dipasang jahitan utuk tie over. Cara penyuntikan sclerosing agent:

1. Lakukan aspirasi untuk memastikan suntikan masuk kedalam rongga rongga. Tandanya
adalah ketika aspirasi keluar darah.

2. Suntikan sclerosing agent dan tangan yang lain memegang kassa menekan bagian atas
tumor.

3. Pasang sufratur dan kassa lembab untuk tie over.


4. Lakukan pembalutan dengan perban elastis.

2. Overatif. Pendekatan ini dipilih untuk indikasi :

a. Recurrent bleeding

b. Ulserasi yang sulit sembuh dengan terapi biasa

c. Hemangioma yang disebabkan oleh flebolit

d. Lesi setelah > 1 tahun tidak menunjukan pertumbuhan dan tidak ada tanda tanda regresi

e. Lesi > 2 tahun menunjukan progresivitas

f. Lokasi khusus : mulut, jalan nafas, sekitar mata, dan perinium

g. Kadang – kadang diperlukan embolisasi preoperatif untuk mengecilkan tumor

3. Terapi lain

a. Radiasi bukan merupakan pilihan, karena menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang,


komplikasi dermatitis, fibrositis kulit sehat di sekitar, atau degenerasi maligna

b. Steroid dapat di gunakan untuk rapid enlarging hemangioma

c. Terapi laser

B. MUNTAH

PENGERTIAN MUNTAH

Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh
peningkatan air liur. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat
terjadi pada berbagai kondisi.Muntah dapat merupakan gejala penyakit ringan atau penyakit
berat.

SIFAT MUNTAH

1. Keluar cairan terus-menerus, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi esofagus.

2. Muntah proyektil, kemungkinan disebabkan oleh stenosis pilorus

3. Muntah hijau kekuningan, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi dibawah ampula vateri.
4. Muntah segera ketika lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan oleh tekanan
intrakranial tinggi atau obstruksi usus.

PENYEBAB MUNTAH

1. Dalam masa neonatus. Kelainan kongenital saluran pencernaan, paralisis palatum, atresia
esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung (mekonium, amnion, darah)

2. Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah makin banyak dan semakin sulit.

DIAGNOSIS

a. Faktor psikogenetik

b. Faktor infeksi, apendisitis, peritonitis, divertikulitis, adenitis mesentrial, infeksi traktus


akut, hepatitis

c. Faktor lain : invaginasi, kelainan intrakranial, kelainan endokrin, epidemik vomitis,


cycling vomiting, refleks.

Muntah dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh atau elektrolit sehingga dapat
terjadi dehidrasi. Bila tadak mau makan dan minum, akan terjadi ketosis. Ketosis akan
menyebabkan asidosis yang akhirnya dapat menjadi syok. Bila muntah sering dan hebat, akan
terjadi ketegangan otot dinding perut, perdarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah, jahitan terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul
perdarahan.

PENATALAKSANAAN MUNTAH ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

1. Kaji faktor penyebab

2. Obati sesuai penyebabnya

3. Beri suasana tenang

4. Perlakukan bayi atau anak ddengan baik dan hati – hati

5. Beri diet yang sesuai dan jangan beri makanan yanng merangsang

6. Kaji sifat muntah

7. Bila ada kelainan yang sangat penting, segera lapor atau rujuk kerumah sakit.
C. GUMOH

PENGERTIAN GUMOH

Regurgitasi atau gumoh adalah keluarnya susu yang telah ditelan ketika atau beberapa
saat setelah meminum susu botol atau menyusu dan dalam jumlah yang sedikit. Penyebabnya
adalah anak atau bayi sudah kenyang, posisi anak atau bayi saat menyusui yang salah, posisi
botol yang salah, atau tergesa – gesa waktu menyusu.

Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal, terutama pada bayi
muda di bawah 6 bulan. Penatalaksanaannya dengan memperbaiki posisi botol pada saat
menyusu, setelah makan atau minum usahakan anak bersendawa, bayi atau anak yang menyusu
pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat pada puting susu ibu.

Kondisi bayi sering gumoh yang tergolong normal dapat dinilai dari beberapa hal berikut
ini:

 Bayi tetap mau menyusu dan makan.


 Berat badan bayi masih bertambah sesuai usianya.
 Bayi tetap terlihat nyaman dan tidak rewel.
 Bayi tidak terlihat sesak atau rewel.

GEJALA GUMOH

 Si Kecil mulai gumoh pada usia 6 bulan dan terus terjadi hingga usianya lebih dari 1
tahun.
 Terlalu sering memuntahkan makanan atau susu dan jumlah isi lambung yang
dimuntahkan Si Kecil cukup banyak.
 Cairan yang dimuntahkan Si Kecil berwarna kuning, hijau, atau disertai darah.
 Si Kecil susah makan atau menolak diberi susu, sehingga berat badannya tidak
bertambah.
 Tampak sesak, lemas, rewel, dan sering menangis.
 Demam.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN KEBIDANAN YANG DIBERIKAN

1. Posisikan kepala bayi lebih tegak saat menyusu dan setelahnya


Saat Bunda memberi Si Kecil ASI atau makanan padat, posisikan kepalanya agar lebih
tegak.Pertahankan posisi tersebut setidaknya 20-30 menit setelah Si Kecil makan agar makanan
tidak naik kembali ke kerongkongan Si Kecil.
2. Berikan ASI atau makanan secukupnya
Cara lain untuk mencegah Si Kecil sering gumoh adalah dengan memberinya ASI, susu formula,
atau makanan dengan porsi sedikit, namun sering. Pastikan pula untuk membuat Si Kecil
sendawa setiap habis menyusu atau di sela waktu menyusui.

3. Perhatikan ukuran dot yang digunakan


Jika Si Kecil menyusu dengan dot, perhatikan kembali ukuran dot yang digunakan. Dot yang
terlalu besar menyebabkan susu yang keluar terlalu banyak, sehingga membuat Si Kecil mudah
tersedak dan gumoh.

4. Pastikan bayi tidak tidur tengkurap setelah menyusu


Setelah menyusui Si Kecil, janganlah langsung menidurkannya. Bunda atau Ayah dapat
menggendong Si Kecil selama kurang lebih 20-30 menit terlebih dahulu.
Setelah itu, Bunda bisa menidurkan Si Kecil tidur dalam posisi telentang dengan posisi kepala
sedikit lebih tinggi dari badan dan kakinya.Hal ini perlu dilakukan karena bayi yang tidur
tengkurap setelah menyusu atau makan lebih berisiko terkena sindrom kematian bayi mendadak
atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Upaya lain yang juga dapat Bunda lakukan untuk mengurangi gumoh adalah mengurangi
konsumsi susu sapi bagi Si Kecil, terutama jika ia dicurigai menderita intoleransi laktosa.
Namun, Bunda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu guna
mendapatkan penanganan yang sesuai.

D. ORAL TRUSH

PENGERTIAN ORAL TRUSH

Oral thrush atau sering disebut sebagai candidiasis oral adalah infeksi jamur Candida
albicans yang berkembang di bagian dalam mulut.Biasanya muncul sebagai sariawan.Sariawan
pada mulut umumnya ringan dan jarang menyebabkan komplikasi.Namun, jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, tak jarang sariawan pun menjadi bermasalah.Terkadang sariawan dapat
menyebar hingga ke gusi dan langit-langit mulut.

Meskipun oral thrush dapat menyerang siapa saja, tetapi masalah ini lebih banyak terjadi
pada bayi, balita, dan orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka
umumnya berada pada tingkat yang kurang optimal.Selain itu, mereka dengan sindrom mulut
kering juga berpotensi terhadap candidiasis.

GEJALA ORAL TRUSH

 Terlihat benjolan berwarna putih di lidah, gusi, atau pipi bagian dalam bahkan terkadang
di langit-langit mulut.
 Terasa sakit atau terbakar pada daerah yang terkena.
 Dapat terjadi pendarahan jika tergores.
 Terdapat keretakan dan kemerahan di sudut mulut (Angular cheilitis).
 Rasa yang tidak enak di dalam mulut atau hilang rasa.
 Kesulitan menelan.
 Pada kasus yang parah, biasanya berkaitan dengan kanker atau kekebalan tubuh yang
lemah, luka dapat menyebar ke bawah kerongkongan.

Bila terjadi pada bayi, selain luka putih yang terdapat di mulut, bayi mungkin akan mengalami
kesulitan saat menyusu. Selain itu, bayi dapat menjadi lebih rewel dari biasanya.

Sedangkan pada ibu menyusui yang payudaranya terinfeksi candida, akan ditemui tanda-tanda
seperti:

 Puting memerah, retak, dan terasa gatal.


 Kulit terlihat berkilau dan bersisik pada bagian sekitar puting (areola).
 Nyeri pada puting selama menyusui.

PENYEBAB ORAL TRUSH

Oral Trush dapat terjadi ketika jamur Candida albicans mulai berkembang di luar kendali dan
sistem kekebalan tubuh sedang mengalami penurunan.

Sistem daya tahan tubuh bekerja untuk menangkal bakteri jahat, virus, maupun jamur yang ada
pada tubuh, serta menjaga keseimbangan antara mikroba baik dan buruk. Jika terjadi kegagalan,
ketidakseimbangan ini menyebabkan jamur dan bakteri mulai berkembang biak dan dapat
menyebabkan infeksi.

Infeksi jamur pada vagina juga disebabkan oleh jamur yang menyebabkan oral thrush. Meskipun
tidak dapat menular ke orang lain, namun pada wanita yang sedang hamil jamur tersebut bisa
menular ke bayi saat persalinan. Itu sebabnya bayi juga dapat mengalami oral thrush.

Pengaruh hormon seperti stres juga dapat memicu timbulnya penyakit ini.Begitu pula dengan
sejumlah kondisi medis lainnya seperti infeksi HIV, kanker, dan diabetes yang tak terkontrol.

Selain itu jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, memakai gigi tiruan
yang tidak pas, atau kondisi mulut kurang terjaga kebersihannya, maka kondisi macam ini dapat
memudahkan terjadinya oral thrush.

PENGOBATAN ORAL TRUSH


Penanganan oral thrush dapat bervariasi, bergantung pada usia dan kondisi umum
seseorang. Pengobatan yang dapat diberikan di antaranya berupa obat antijamur.Obat ini dapat
berupa gel atau cairan yang dioleskan pada bagian luka tersebut atau berupa tablet.Selain itu
dapat pula diberikan obat antijamur yang dikumur.
PENCEGAHAN ORAL TRUSH YANG DIBERIKAN
Anda dapat mengurangi risiko terjadinya oral thrush dengan melakukan beberapa kebiasaan baik
berupa antara lain:

 Sikat gigi minimal 2 kali sehari terutama sebelum tidur.


 Lakukan flossing setiap hari.
 Gunakan obat kumur antibakteri untuk menjaga agar ronga mulut, gigi, dan gusi tetap
bersih. Akan tetapi, hindari pemakaian secara berlebihan.
 Selalu bersihkan gigi tiruan. Pastikan gigi tiruan Anda tidak longgar atau terlalu cekat.
 Kurangi konsumsi gula berlebihan.
 Jagalah gula darah pada batas normal jika Anda penyandang diabetes.
 Hentikan kebiasaan buruk, seperti merokok atau mengonsumsi alkohol.
 Kontrol rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

E. DIAPER RUSH

PENGERTIAN DIAPER RUSH

Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi dan peradangan kulit bayi


akibat penggunaan popok. Ruam popok ditandai dengan kemerahan pada kulit bayi di daerah
pantat, lipat paha, dan kelamin.Meskipun banyak terjadi pada bayi, orang dewasa yang menggunakan
popok juga dapat mengalaminya.
Ruam popok disebabkan oleh berbagai hal, tetapi umumnya terjadi akibat paparan urine
dan tinja yang terkumpul di dalam popok.Ruam popok juga dapat terjadi akibat popok yang
terlalu ketat, infeksi bakteri, atau penyakit kulit, seperti dermatitis seboroik atau dermatitis
atopik.

GEJALA DIAPER RUSH

Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah kulit bayi di area pemakaian popok,
yaitu bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin, tampak memerah. Kulit yang mengalami
ruam kemerahan ini juga akan terasa hangat dan tampak bengkak.
Selain timbul ruam kemerahan, kulit di area pemakaian popok juga bisa ditumbuhi luka
lepuh atau menggelembung. Bayi yang mengalami ruam popok biasanya akan menjadi rewel,
terutama saat area yang mengalami ruam dibersihkan atau ketika popoknya diganti.
gejala lain yang menyertai ruam popok, seperti:

 Demam
 Ruam berdarah
 Keluar cairan

PENYEBAB DIAPER RUSH


 Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu iritasi pada kulit
bayi yang sensitif.
 Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
 Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi, detergen,
atau bahan pelembut pakaian.
 Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja serta
frekuensi buang air besar.
 Memiliki tipe kulit sensitif.
 Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu lama, sehingga
menjadi lembap dan hangat.’

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

 Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang
terlalu ketat.
 Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
 Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
 Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat mengganti
popok.
 Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan
popok baru.
 Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada
paru-paru bayi.
 Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi,
karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah ruam.
 Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan
pewangi pakaian.
 Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’.
Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam
popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.Saat
mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
 Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim untuk ruam popok yang dijual bebas. Pilih
krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Namun, hindari obat oles yang
mengandung difenhidramin atau asam salisat, kecuali atas anjuran dokter

F. SEBORRHEA
PENGERTIAN SEBOROHEA

Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya
sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses
pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh
mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka
akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah,
yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit
kepala.

KLASIFIKASI SEBORRHEA
 Adiposa Seborrhea
 Seborrhea neonaturum (saraf susu)
 Seborrhea Squamosa (bersisik)

PENYEBAB SEBORRHEA
 Faktor hereditas, yaitu disebabkan karena faktor keturunan orang tua        
 Asupan makanan berlemak dan berkalori tinggi        
 Asupan minuman beralkohol        
 Adanya gangguan emosi        
 Kelenjar minyak pada bayi biasanya bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon
ibu yang mengalir didalam tubuh bayi        
 Pengaruh hormon ibu biasanya hanya berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan
sikecil. Gangguan ini akan hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.        
GEJALA SEBORRHEA

Dermatitis seboreik biasanya secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di
kulit kepala (ketombe), kadang gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih
berat, timbul beruntusan / jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis
rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.
Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan
ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan tampak tampak sebagai
sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala
ini sering dilengkapi dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboroik menyebabkan
timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.

PENATALAKSANAN ATAU ASUHAN KEBIDANAN YANG DIBERIKAN

Penatalaksanaan dermatitis seboreik tergantung pada penderita penderita:


1. Anak-anak.
Untuk ruam bersisik tebal kulit kepala, bisa dioleskan minyak mineral yang mengandung
asam salisilat secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut pada malam
hari. Selama sisik masih ada, kulit kepala juga diminati dengan sampo setiap hari setelah
sisiknya menghilang selama 2 kali / minggu.
2. Bayi.
Kulit kepala dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim
hidrokortison. Selama ada sisik, kulit kepala setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik
menghilang cukup baik 2 kali / minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan sampo di pasaran
untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk mengatasi ketombe biasanya
mengandung asam salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium sulfida dan belerang. Walaupun
sebagian digolongkan sebagai obat yang dijual bebas dan sebagian digolongkan sebagai
kosmetik, produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-gejala dari ketombe, tetapi tidak
mengatasi penyebab ketombe.
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sendiri untuk penyembuhan yang lebih
maksimal:
1. Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang
dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran. Namun hati-hati, gunakan sampo
yang betul-betul diperuntukkan bagi anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang
dewasa umumnya mengandung bahan sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya yang
bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan sampo bayi sengaja tidak mendapat tambahan bahan-
bahan yang bakal terjadi. Sampo tersebut harus lembut karena fungsi kulit pada bayi dan anak
belum bekerja dengan sempurna.
2. Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat
efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak
ada kelainan yang muncul, lebih baik gunakan air bersih saja ketika menyuci
kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakaian sampo adalah seminggu dua kali atau
tiga kali. Namun, umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai
setiap hari.
3. Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga mengeluarkan keringat dan
membuat sebuah kamar bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis yang
ringan.
4. Karena ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan
mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala
dengan perlahan karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
5. Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan
oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-
produk yang mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk
krim, oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk
mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
6. Biasakan untuk selalu mencuci tangan setelah memantau kulit kepala anak yang
terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut.
G. BISUL ATAU FURUNKEL

PENGERTIAN BISUL

Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang mencakup seluruh folikel rambut dan subkutan
jaringan di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh
bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat
nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan. Furunkel berawal
sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan
berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah
spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau
meradang. Kadang-kadang demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel sering kambuhan
maka keadaannya disebut furunkulosis

TANDA DAN GEJALA BISUL

 Nanah di bahagian tengah bisul


 Keputihan, lelehan mengandungi darah di bisul tersebut
 Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
 Biasanya di ikuti rasa teramat sakit disentuh.
Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah,
dapat menggunakan rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila bisul
sudah matang, mata bisul akan pecah dan mengikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar
ke daerah kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang
kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul
yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat
pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.

PENYEBAB BISUL

Penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.Pada


beberapa orang, Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada kulit dan di dalam lapisan hidung
tanpa menimbulkan gangguan kesehatan. Infeksi baru akan terjadi jika bakteri masuk hingga ke
folikel rambut, misalnya melalui luka gores atau gigitan serangga.
Bisul bisa terjadi pada semua golongan usia, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja
dan orang dewasa muda. Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena penyakit ini, yaitu:

 Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya karena tinggal serumah


 Tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV,
menjalani kemoterapi, atau menderita diabetes
 Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan baik atau menderita obesitas
 Terpapar senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
 Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat dan eksim

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah:
 Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya     
 Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya      
 Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat lainnya untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk
mencegah penularan ke daerah lainnya     
 Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara homogen      
 Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi saya. Bila furunkel terjadi secara
menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor predisposisi
adanya diabetes melitus       

H. MILIASRIASIS

PENGERTIAN MILIARIASIS
            Lima definisi dari miliariasis yang berbeda, yaitu Miliariasis merupakan penyakit kulit
yang disebabkan oleh tertutupnya kedapnya keringat. (Hassan, 1984). Miliariasis adalah kelainan
kulit akibat retensi keringat, berkewajiban dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda,
1987). Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh keringat, keringat akibat
tersumbatnya dahak keringat. (Vivian, 2010)
            Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa miliariasis adalah dermatosis yang timbul
akibat penyumbatan keringat dan porinya, yang timbul dari dalam udara panas lembab seperti
daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan
lembab. Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya
bayi atau duktus yang keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan
perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh
edema keringat yang keluar (E. Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
            Yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang disebabkan
oleh keringat sumbatan yang keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup
pakaian, serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga
dikepala. Keadaan ini biasanya diawali oleh produksi yang berlebihan, dapat diikuti rasa gatal
yang ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan banyak mengembang gelembung kecil
berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
Milliariasis disebut juga sudamina, keringat buntet, liken tropikus, atau acar panas . Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh keringat akibat keringat yang hilang dari keringat.
(Vivian Nani, 2010)

PENYEBAB MILIASRISIS
Penyebab kejadian milliariasis di awali dengan pori-pori-pori-pori pengeluaran
pengeluaran pengeluaran keringat. Tertahannya pengeluaran keringat ini berkah ini dengan
adanya vesikel miliar dimuara keringat lalu disusul dengan keringat radang dan edema akibat
keringat yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis syringe terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendik yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul
pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu
kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah
sekitarnya.

 Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya
infeksi bakteri
 Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
 Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
 Aktivitas yang berlebihan
 Setelah menderita demam atau panas
 Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema
akibat perspektif yang tidak dapat keluar dan diserap oleh stratum korneum

GEJALA MILIARISIS
Ada empat tipe miliariasis yaitu,
1. Milliria kristalina   
Milliaria kristalina ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat,
seperti pasien demam yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat
superfisial, bentuknya kecil, dan alamat titik embun berukuran 1-2 mm. Lesi ini timbul setelah
keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi, asimptomatik, dan
berlangsung singkat. Biasanya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Miliaria rubra   
Millia ruba memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat
menembus kedalam epidermis, biasanya dalam rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan
daerah disekitarnya, sering juga mengikuti infeksi sekunder lainnya dan dapat menyebabkannya
impetigo dan furunkel.
3. Miliaria profunda   
Bentuk agak ini jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah
miliaria rubra ketakutan dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Duduklah di
badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih maka secara klinik lebih banyak
berupa papula. Tidak gatal, dan tidak ada eritema. (Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik tampak persediaan makanan yang pecah pada dermis bagian
atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas kelembaban dan
kelembaban yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian
yang tipis, memberikan losio calamin dengan atau tanpa mentol 0,25% dapat pula resorshin 3%
dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali di muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa
vesikel yang berwarna merah daging, gejala gejala inflamasi atau keluhan rasa gatal, yang
disebabkan penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kehadiran keringat tersebut sama sekali
tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)
4. Milliaria fustulosa   
Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran pasokan ekrin
dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas,
superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E. Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)

PENCEGAHAN MILIASRISIS

1. ruangan tetap sejuk dan kering

Biang keringat menyukai tempat lembap, tidak heran bila bintik kemerahan ini timbul di area
leher dan lipatan tubuh yang sering berkeringat.
Sebagai contoh, area leher, siku tangan, sela-sela jari, belakang lutut, atau selangkangan bayi
yang sering ruam.Kondisi tersebut membuat Anda harus membuat tubuh si kecil tidak terlalu
lembap dan berkeringat.

Cara yang bisa dilakukan adalah menjaga keadaan rumah tetap sejuk dan kering dengan
menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan agar mencegah biang keringat pada
bayi.Selalu periksa keadaan tubuh dan kehangatan lingkungan bayi.

2. Perhatikan pemilihan pakaian

Cara mencegah biang keringat pada bayi berikutnya adalah perhatikan pemilihan pakaian si
kecil.Hindari membiarkan si kecil memakai pakaian yang tebal secara terus-menerus.

Pilih pakaian yang sesuai ukuran, jangan terlalu ketat karena akan menganggu kulitnya. Pada
bayi yang memiliki biang keringat akan mengakibatkan lecet pada kulitnya.

Anda juga wajib memakaikan pakaian pada bayi yang sesuai dengan cuaca sekitar.Pilih bahan
pakaian untuk bayi yang lembut, seperti katun.

Alasannya, karena membuat bayi tetap hangat tapi sekaligus memberi kulit kesempatan untuk
bernapas. Cara mencuci baju bayi juga perlu diperhatikan agar kualitasnya tidak rusak.

3. Membawa bayi ke tempat teduh

Kalau Anda mengajak si kecil bermain di luar rumah saat panas terik dan memakaikan topi,
periksa kepalanya lebih sering.Bila kulit kepala bayi terlihat berkeringat, sebaiknya dilap dan
biarkan sebentar untuk melepas topinya.

Akan lebih baik bila mengajak bayi ke tempat teduh ketika sedang keluar rumah di cuaca panas.

4. Mengusap ruam dengan air dingin

Bila bayi sudah memiliki tanda biang keringat, cara mencegah agar tidak semakin parah adalah
dengan mengusap ruam kulit bayi memakai air dingin.

Basahi ruam bayi dengan lembut, dengan lap yang sebelumnya direndam ke dalam air dingin.
Hal ini dapat mengurangi rasa gatal dan iritasi yang disebabkan oleh biang keringat.Kemudian
pastikan kulit bayi kering kembali sebelum memakai pakaian.

5. Membersihkan area lipatan kulit

Biang keringat timbul ketika area lipatan tubuh lembap dan berkeringat terlalu banyak. Anda
perlu membersihkan lebih rutin area lipatan kulit, sebagai cara mencegah biang keringat pada
bayi.
Lipatan kulit dibersihkan untuk memastikan keringat dan minyak yang terjebak tidak memicu
ruam bertambah parah.

6.Keringkan tubuh bayi sehabis mandi

Bila bayi dalam keadaan basah sehabis mandi, lap tubuh bayi hingga kering sampai ke daerah
lipatan-lipatan kulit yang rentan biang keringat.Gunakan handuk berbahan katun yang baik
dalam menyerap air dan usap dengan lembut.

7. Hindari pemakaian beberapa produk perawatan bayi

Bila bayi Anda memiliki kecenderungan biang keringat atau kulit bayi sensitif, cara mencegah
agar tidak terjadi adalah hindari pemakaian beberapa produk perawatan bayi.

Sebagai contoh, bedak bayi, losion, atau minyak telon yang bisa menyumbat pori-pori dan
menghambat proses penyembuhan.

8. Bersihkan kuku bayi

Biang keringat sering menimbulkan rasa gatal dan si kecil spontan menggaruknya.Jadi, sangat
penting untuk Anda membersihkan dan memotong kuku bayi agar menghindari kulit lecet.

9. Jaga bayi tetap terhidrasi

Kulit bayi tetap butuh kelembapan dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.Caranya
adalah menyusui si kecil lebih sering dan memeriksa ritme buang air kecil bayi apakah teratur
atau tidak. Dehidrasi pada bayi dan anak sangat berbahaya untuk kesehatan.

10. Mandikan dengan air tidak terlalu panas

Mengingat biang keringat menyukai tempat lembap dan panas, Anda bisa memandikan
bayi dengan air hangat. Pastikan air tersebut hangat sebatas suam-suam kuku, jangan terlalu
panas.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliariasis tergantung pada
penyakit beratnya dan keluhan yang dilaporkan. Asuhan yang diberikan yaitu

 Mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul        


 Menjaga kebersihan tubuh bayi        
 Mengupayakan menciptakan lingkungan dengan kelembapan yang cukup serta suhu yang
sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruang ber AC atau didaerah yang sejuk dan
kering        
 Menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit        
 Segera ganti pakaian yang basah dan kotor        
 Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-
2% yang bersifat mendinginkan ruam.        

I. OBSTIPASI

PENGERTIAN OBSTIPASI

Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya
obstruksi pada saluran cerna atau bisa di definisikan sebagai tidak adanya pngeluaran tinja
selama 3 hari atau lebih.
Lebih dari 90 % BBL akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan
sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi,
maka harus dipikirkan adanya obstipasi.Tetapi harus diingat ketidak teraturan defekasi bukanlah
suatu obstipasi ada bayi yang menyusu pada ibunya dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama
5-7 hari dan tidak menunjukkan ketidak adanya gangguan. Yang kemudian akan mengeluarkan
tinja yang banyak sewaktu defeksasi hal ini masih dikatakan normal. Dengan bertambahnya usia
dan variasi dalam dietnya akan menyebabkan defekasi menjadi lebih jarang dan tinjanya lebih
keras.

TANDA DAN GEJALA OBSTIPASI

1.      Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak
mengeluarkan 3 hari atau lebih
2.      Sakit dan kejang pada perut.
3.      Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot.
4.      Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam rectum.
5.      Bising usus yang janggal.
6.      Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
7.      Terdapat luka pada anus.

PENYEBAB OBSTIPASI
1.      Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila tinja terlalu kecil untuk membangkitkan buang air besar.Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, makana kurang mengandung selulosa.
2.      Hypothyroidisme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan yaitu kretinisme dan myodem. Dimana tidak
terdapat cukup ekskresi hormon tiroid semua proses metabolisme berkurang.
3.      Keadaan mental
Faktor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya obstipasi terutama depresi berat
sehingga tidak mempedulikan keinginannya untuk buang air besar.Biasanya terjadi pada anak 1-
2 tahun. Jika pada usia 1-2 tahun pernah buang air besar keras dan terasa nyeri, mereka
cenderung tidak mau buang air besar selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu ssampai
beberapa bulan karena takut mengalami kesukaran lagi. Dengan tertahannya feses dalam
beberapa hari/minggu/bulan akan mengakibatkan kotoran menjadi keras dan lebih terasa nyeri
lagi, sehingga anak menjadi semakin malas buang aiar besar. Anak dengan keterbelakangan
mental sulit dilatih untuk buang air besar.
4.      Penyakit organis
Obstipasi bisa terjadi berganti – ganti dengan diare pada kasus carcinoma colon dan
divericulitis.Obstipasi ini terjadi bila buang air besar sakit dan sengaja dihindari seperti pada
fistula ani dan wasir yang mengalami trombosis.
5.      Kelaina konjenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis.Megakolon aganglionik congenital (penyakit
hirscprung).Obstruksi bolos usus illeus mekonium atau sumbatan mekonium.
 Hal ini dicurigai terjadi pada neonatus yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama.
6.      Penyebab lain
Misalnya karena diet yang salah tidak adanya serat selulosa untuk mendorong terjadinya
peristaltik.Atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit dimana anak masih kekurangan cairan.

PENCEGAHAN OBSTIPASI
Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam keadaan kosong kecuali bila adanya
refleks masa dari kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang terjadi sekali atau duakali
sehari.Hal tersebut memberikan stimulus pada arkus aferen dari refleks defekasi.Dengan
dirasakan arkus aferen menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah
defekasi. Mekanisme usus yang norrmal terdiri dari 3 faktor :
1.      Asupan cairan yang adekuat.
2.      Kegiatan fisik dan mental.
3.      Jumlah asupan makanan berserat.

Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang kan dicerna memasuki kolon, air dan
elektrolit di absorbsi melewati membrane penyerapan. Penyerapan tersebut berakibat pada
perubahan bentuk feses dari bentuk cair menjadi bentuk yang lunak dan berbentuk.Ketika feses
melewati rectum, feses menekan dinding rectum dan merangsang untuk defekasi. Apabila anak
tidak mengkonsumsi cairan secara adekuat, produk dari pencernaan lebih kering dan padat, serta
tidak dapat dengan segera digerrakkan oleh gerakan peristaltik menuju rectum, sehingga
penyerapan terjadi terus menerus dan feses menjadi semakin kering, padat dan sudah dikeluarkan
serta menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit ini menyebabkan anak malas atau tidak mau buang air
besar yang dapat menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses dapat terjadi bila
anak kurang beraktivitas, menurunnya peristaltik usus dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan
sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan.Penyerapan air yang berlebihan.
Bahan makanan sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan pergerakan
normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju ke saluran yang lebih
besar.Sumbatan dan usus dapat juga menyebabkan obstipasi.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN


Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan Obstipasi tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah:

1.      Mencari penyebab
2.      Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi,
tambahan cairan dan kondisi psikis
3.      Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk
menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital,
enema minyak zaitun, laksativa.

J. BAYI MENINGGAL MENDADAK

PENGERTIAN BAYI MENINGGAL MENDADAK


Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SKBM) didefinisikan sebagai kematian mendadak
pada bayi atau anak kecil yang tidak terkirakan pada anamnesis dan tidak terjelaskan dengan
pemeriksaan postmortem menyeluruh, yang meliputi autopsy, penyidikan terjadinya kematian,
dan tinjauan riwayat medis keseluruhan. Diperlukan autopsy pada semua kematian bayi
mendadak dan tidak diharapkan karena riwayat dan penyidikan terjadinya kematian tidak cukup
untuk mengesampingkan penyebab lain dari sekian banyak penyebab kongenital dan akuisita. 

GEJALA
Seperti namanya, sudden infant death syndrome teradi secara mendadak, sehingga tak
menimbulkan gejala atau tanda-tanda pada bayi.Perhatikan kondisi bayi.Jika bayi terlihat kurang
sehat atau mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter untuk
mendeteksi adanya SIDS.

PENYEBAB

Sampai kini penyebab SIDS sebenarnya belum diketahui secara pasti.Namun, banyak ahli
yang menduga SIDS berkaitan dngan kelainan pada otak yang bisa menyebabkan gangguan
pernapasan dan gangguan untuk bangun.Di samping itu, terkadang SIDS juga dikaitkan dengan
mutasi atau kelainan genetik.
PENCEGAHAN

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah penyakit SIDS pada bayi, yaitu:

 Membiarkan bayi menggunakan empeng saat tidur (bila menyusui, tunggulah hingga bayi
berusa tiga sampai sampai empat minggu sebelum menggunakan empeng). Jika bayi
tidak tertarik pada dot atau empeng, jangan memaksanya.
 Menyusui bayi sendiri setidaknya hingga 6 bulan.
 Imunisasi bayi.
 Menggunakan kasur bayi yang padat dan rata.
 Meletakan tempat tidur bayi agar sekamar dengan orangtua palingtidak selama 6 bulan
pertama.
 Waspadai suhu di dalam ruangan.
 Menidurkan bayi pada posisi terlentang.
 Memasangkan seprai bayi dengan kencang dan rapih.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan kematian mendadak tergantung
pada penyakit beratnya dan keluhan yang dilaporkan. Asuhan yang diberikan

Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional.

Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali merasa


bersalah.Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi.

1. Bantu orang tua mengatur jadwal untyk melakukan konseling

2. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua,biarkan orang tua mengungkapkan ii rasa
dukanya 3. Berikan penjelasan mengenai SIDS ,berikan kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka

4. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang wajar

5. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi
tersebut,bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian bayi mereka

6. Jika kemudian ibu melahiorkan bayi lagi,beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan
pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya

K. CAPUT SUCSEDANEUM

PENGERTIAN CAPUT SUCSEDANEUM


Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan.Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum
dari pembuluh darah.Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya
menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono, 2002).Kejadian Caput succedaneum pada bayi sendiri
adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada
persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.(Saifuddin, 2001).

Caput succedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding
vagina pada kepala bayi sebatas caput.Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan
biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala
sisa yang dilaporkan.(Sarwono, 2002).

Caput succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher
rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.

PENYEBAB CAPUT SUCSEDANEUM

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler.Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama
atau persalinan dengan Vaccum ektrasi.

GEJALA CAPUT SUCSEDANEUM

1.    Udema di kepala

2.    Terasa lembut dan lunak pada perabaan

3.    Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah

4.    Udema melampaui tulang tengkorak

5.    Batas yang tidak jelas

6.    Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan

7.    Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan.(Dewi, 2010)

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN KEBIDANAN YANG DIBERIKAN

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), Pembengkakan


pada caput succedaneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura. Dan edema
akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan perubahan warna yang analog
dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan presentasi wajah.Dan tidak diperlukan
pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi
melakukan fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.

Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan dengan adanya
caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang
caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput
succedaneum :

Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun,
maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.

Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.

Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal

Mencegah terjadinya infeksi dengan :

1)   Perawatan tali pusat

2)   Personal hygiene baik

Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :

1)   Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.

2)   Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan menghilang 2-3
hari.

Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.

L. CEPAL HEMATOM

PENGERTIAN CEPAL HEMATOM

Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriesteum karena
tarikan atau tekanan jalan lahir.Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Tulang
tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5 – 2 %
dari kelahiran hidup. (Prawiraharjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)

Menurut Abdul Bari Saifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub periosteum akibat
keruasakan jaringan periosteum karena tarikan/tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui
batas sutura garis tengah.(Ika Nugroho.2011)
PENYEBAB CEPHAL HEMATOMA

 Kondisi utama hematoma adalah disebabkan oleh adanya trauma pada bagian kepala.
Penyebab utama dari munculnya pembengkakan tersebut antara lain:
 Persalinan cunam
Persalinan cunam atau ekstraksi cunam adalah cara dalam membantu persalinan dengan
alat cunam. Penarikan yang kuat dapat memicu terjadinya cephalohematoma pada
pembuluh darah di lapisan otak bayi baru lahir.
 Persalinan Vacum
Persalinan vacum dilakukan pada proses persalinan yang sulit pada posisi kepala
sehingga diperlukan alat vacum untuk menarik bayi keluar.
 Persalinan pertama
Persalinan pertama juga berdampak pada terjadinya cephalohematoma karena trauma
jalan lahir antara kepala dan tulang pelvis.
 Persalinan Lama
Persalinan yang berlangsung lama di luar waktu persalinan dapat beresiko
cephalohematoma.
 Kepala Bayi yang besar
Ukuran lingkar kepala bayi yang besar atau macrocephaly juga dapat beresiko
meningkatkan terjadinya cephalohematoma karena adanya penekanan saat memasuki
lingkar pelvis.
 Bayi Besar
Ukuran bayi dengan berat badan lahir yang besar juga memicu terjadinya
cephalohematoma akibat penekanan selama jalan lahir.

GEJALA CEPHAL HEMATOMA

 Adanya fluktuasi atau pelunakan pada daerah kepala saat palpasi


 Adanya pembengkakan yang terbatas tidak sampai melewati sutura
 Lokasi pembengkakan menetap dan batas yang jelas
 Kulit kepala tampak berwarna kemerahan akibat terisi darah
 Benjolan dapat membesar hingga hari ketiga
PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

cepahlohematoma dapat dilakukan melalui konsultasi dokter sehingga ibu dapat


mengenai tata cara terbaik pada bayi. Sebenarnya cephalohematoma tidak memerlukan
penanganan khusus karena kondisi ini dapat menghilang sekitar 2 hingga 6 minggu bergantung
ukuran benjolan.Intinya ibu perlu mengetahui perbedaan antara cepahlohematoma dan kaput
suksedaneum melalui diagnosa dokter.

Cephalohematoma tanpa fraktur hanya perlu menunggu penurunan ukuran benjolan,


pemberian vitamin K juga perlu.Pada daerah benjolan perlu dijaga higienitas dan kebersihannya
guna mencegah infeksi berulang.

Apabila ditemukan adanya fraktur yang menimbulkan cephalohematoma, maka kondisi


ini perlu ditangani di rumah sakit untuk mencegah komplikasi lebih serius.Pemeriksaan
laboratorium seperti hematokrit, X-ray kepala, foto toraks, dan observasi ketat perlu dilakukan
agar mencegah perburukan kondisi.

Selama penanganan tersebut dimohon kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan baik
diri sendiri atau lingkungan agar mencegah infeksi pada bayi. Selama proses penyembuhan
dianjurkan untuk konsultasi kembali ke dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan bayi.

M. TRAUMA PADA FLEKSUS BRACHIALIS

PENGERTIAN

Suatu fleksus berfungsi menyalurkan saraf-saraf seperti halnya yang terjadi di dalam
tubuh.Trauma pada fleksus brakhialis mempunyai pengertian : Trauma di dalam leher dan
menyalurkan saraf ke lengan (daerah ketiak)

KLASIFIKASI

Trauma fleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis


klumpke.Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.
1.      Paralis Erb-Duchenne
Kerusakan cabang-cabang C5-C6 dari fleksus brakialis menyebabkan kelemahan dan
kelumpuhan lengan untuk fleksi, abduksi dan memutar lengan keluar serta hilangnya refleks
bisep dan morro. Lengan bawah dalam pronasi, dan telapak tangan ke dorsal
2.      Paralisis Klumpke
Kerusakan cabang-cabang C8-Th 1 fleksus brakialis menyebabkan kelemahan lengan otot-otot
fleksus pergelangan, maka bayi tidak dapat mengepal.
PENYEBAB

Trauma fleksus brakialis umumnya terjadi pada bayi besar, kelinan ini timbul akibat tarikan yang
kuat pada daerah kepala saat melahirkan bayi sehingga terjadi kerusakan pada fleksus
brakialis.Biasanya ditemukan pada persalinan letak sungsang bila dilakukan traksi yang kuat saat
melahirkan kepala bayi.Pada persalinan letak kepala, kelainan ini dapat terjadi pada kasus
distosia bahu. Pada kasus tersebut kadang-kadang dilakukan tarikan pada kepala yang agak kuat
ke belakang untuk melahirkan bahu depan.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada fleksus brakialis dapat berupa deformitas tulang yang progresif, atrofi
otot, kontraktur sendi, kemungkinan terganggunya pertumbuhan anggota gerak dan kelemahan
bahu.

PENATALAKSANAAN ATAU ASUHAN YANG DIBERIKAN

A.BEDAH

Regangan dan memar pada pleksus brakialis diamati selama 4 bulan, bila tidak ada perbaikan,
pleksus harus dieksplor.Nerve transfer (neurotization) atau tendon transfer diperlukan bila
perbaikan saraf gagal.
1.Pembedahan Primer
Pembedahan dengan standart microsurgery dengan tujuan memperbaiki injury pada plexus serta
membantu reinervasi.

Teknik yang digunakan tergantung berat ringan lesi.

1. Neurolysis : Melepaskan constrictive scar tissue disekitar saraf.


2. Neuroma excision : Bila neuroma besar, harus dieksisi dan saraf dilekatkan kembali dengan
teknik end-to-end atau nerve grafts

3. Nerve grafting: Bila “gap” antara saraf terlalu besar, sehingga tidak mungkin dilakukan
tarikan. Saraf yang sering dipakai adalah suralis, lateral dan medial antebrachial cutaneous, dan
cabang terminal sensoris pada n interosseus posterior

4. Intraplexual neurotization menggunakan bagian dari root yang masih melekat pada spinal cord
sebagai donor untuk saraf yang avulsi.

2. Pembedahan Sekunder

Tujuan untuk meningkatkan seluruh fungsi extremitas yang terkena.Ini tergantung saraf yang
terkena. Prosedurnya berupa tendon transfer, pedicled muscle transfers, free muscle transfers,
joint fusions and rotational, wedge or sliding osteotomies.

Dokumentasi SOAP Bayi Baru Lahir


Masuk RB tanggal, jam          : 17 September 2016 jam 16.30
Tempat                                    : BPM
Bayi Ny. D, perempuan, lahir tanggal 18 September 2016 jam 16.30
Tabel 1.2
Biodata Ibu Suami
Nama Ny. D Tn. A
Umur 25 28
Agam Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa i\Indonesia Jawa Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Alamat Pondok Labu, Jakarta Pondok Labu, Jakarta

1.      Data Subjektif

a.       Riwayat Antenatal

G1 P0 A0 umur kehamilan 40 minggu

Riwayat ANC                   : teratur, 12 kali di BPM oleh Bidan


Imunisasi TT                     : 2 kali, TT1 tanggal....... TT2 tanggal.....
Kenaikan BB                    : 12 kg
Keluhan saat hamil            : nafsu makan berkurang sampai kehamilan 5 bulan
Penyakit selama hamil       : Tidak ada
Kebiasaan                          : tidak pernah minum jamu/merokok selama hamil
Komplikasi ibu                  : Tidak ada
Komplikasi janin               : tidak ada
b.      Riwayat Intranatal

Lahir tanggal 17 September 2016 jam 17.00


Jalan persalinan     : spontan
Penolong               : bidan di BPM
Lama persalinan    : Partus lama
Komplikasi pada janin mengalami bahu macet, Ketuban pecah spontan 3 jam sebelum  bayi
lahir, warna jernih.
c.       Keadaan bayi baru lahir
BB/PB lahir : 4.250 gram / 50 cm
Nilai APGAR : 1 menit / 5 menit / 10 menit: 8/9/9
Tabel 1.3
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1 Denyut Jantung 2 2 2
2 Usaha nafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Reflek 1 1 1
5 Warna kulit 2 2 2
TOTAL 8 9 9

Caput succedaneum          : Tidak ada


Cepal haematom               : Ada
Cacat bawaan                    : Tidak ada
Resusitasi  :           Rangsangan                 : ya
                              Penghisapan lendir      : tidak
                              Ambu bag                   : tidak
                              Massase jantung          : tidak
                              Intubasi Endotrakheal : tidak
                              O2                                : tidak

2.      Data Objektif

a.       Pemeriksaan Umum

·         Keadaan Umum         : baik

·         Vital Sign                        :           Tekanan darah: 90/60 mmHg

                                                          Nadi: 120 kali per menit

            Pernapasan: 40 kali per menit


            Suhu: 36ºC
·         BB/PB                        : 4.250 gram/50 cm

b.      Pemeriksaan Fisik

1)      Kepala            : Teraba adanya benjolan diubun-ubun, tampak bengkak dan kemerahan, ada
cepal haematom.
2)      Telinga           : simetris.

3)      Mata   : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, yakni pus.

4)      Hidung dan mulut      : bibir dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, reflek hisap ada.

5)      Leher  : tidak ada benjolan dan pembengkakan

6)      Dada  : bentuk dada simetris, puting susu menonjol, bunyi nafas bersih, bunyi jantung teratur.

7)      Bahu, lengan, dan tangan      : gerakan bebas, jumlah jari lengkap 5/5.

8)      Sistem syaraf              : reflek moro (+).

9)      Perut   : tidak teraba benjolan, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, tidak
ada perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh pada tali pusat (2 arteri, 1 vena), pada saat tidak
menangis dinding perut lembek.

10)  Kelamin perempuan   : vagina, uretra berlubang , labia mayora dan labia minora sudah menutup.

11)  Tungkai dan kaki : gerakan normal, bentuk simetris dan jumlah jari lengkap 5/5.

12)  Punggung : tidak ada pembengkakan atau cekungan, tidak ada spina bifida.

13)  Anus   : berlubang.

14)  Kulit : warna kemerahan, tidak ada pembengkakan atau bercak-bercak hitam, terdapat tanda
lahir berupa tahi lalat di atas bibir kanan, tidak terdapat tanda-tanda mongol.

15)  Eliminasi

      Miksi : tanggal 18 September 2016 jam 05.00


      Defekasi : belum.
c.       Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium.
Darah, tanggal 18 September 2016 jam 10.00
Hemoglobin           : 14 gr%
Golongan darah     : A
3.      Assessment

Diagnosis : Bayi baru lahir, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, 1 jam pertama
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : perawatan bayi segera setelah lahir
4.      Planning

Tanggal 18 September 2016 jam 17.00


a.       Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat.

1)      Memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibu.

2)      Mengganti handuk/kain basah dan membungkus bayi dengan selimut.


3)      Memestikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit.
4)      Perawatan mata dengan memberikan setiap mata Eritromisin 0,5%.
b.      Memberikan identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi dan sidik telapak kak bayi dan
sidik jari ibu.

c.       Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga.


d.      Memfasilitasi kontak dini bayi dengan ibu.
1)      Memberikan bayi kepada ibu sesegera mungkin

2)      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (reflek rooting positif). Tetapi
tidak memaksakan bayi untuk menyusu.
3)      Membiarkan bayi bersama ibu paling tidak 1 jam setelah bayi lahir.
Memberikan vitamin K  11 mg IM di vastus lateralis pada bayi.
e.       Pada cephal hematoma tidak ada pemeriksaan laboratorium yg diperlukan
f.       Melakukan pemeriksaan radiologik kepala atau CT-scan kepala bila terdapat kelainan
nerologis atau jika terdapat fraktur tulang tengkorak
g.      Melakukan pembatasan morbilitas dengan cara tidak terlalu sering mengangkat bayi. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi pembengkakan yg meluas pada kepala bayi
h.      Observasi cephal hematoma pada kepala bayi, serta mengobservasi keadaan umum dan tanda-
tanda vital seperti periksa suhu tubuh, hitung nadi dan pernafasan
i.        Mengatasi peningkatan suhu tubuh bayi dengan cara:
1)      Kompres air hangat
2)      Pemberian obat antibiotika dan antipiretik
3)      Pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Trauma lahir merupakan trauma pada bayi sebagai akibat tekanan mekanik selama
persalinan. Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain: primigravida, disproporsi
sefalopelvic (ibu pendek, kelainan panggul), persalinan yg berlangsung terlalu lama atau
cepat, oligohidramnion, presentasi abnormal (sungsang), ekstraksi forceps atau vakum, versi dan
ekstraksi, bayi berat lahir sangat rendah atau sangat prematur, makrosomia, ukuran kepala jani
besar dan anomali janin. Trauma lahir dapat mengakibatkan kelainan pada kepala bayi seperti
terjadinya caput succedaneum ataupun cephal hematoma (Prawirohardjo, 2010).

B.     Saran
Dari materi yang telah kelompok tulis, kelompok menyarankan kepada para pembaca untuk
benar-benar memahami apa yang telah kelompok tuliskan, agar pembaca sekalian dapat
mengenali dan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dengan jejas persalinan caput
succsedaneum, caphal hematoma, trauma pada fleksus brachialis, dan klavikula dan fraktur
humerus.
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja, kelompok mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Medika Salemba
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

01-gdl-mardiyanap-803-1-kti_mard-0.

jtptunimus-gdl-fitriandri-7510-2-babiit-a

Dwienda, Octa, dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita, dan Anak
Prasekolah untuk Para Bidn.  Deepublish

Anda mungkin juga menyukai