Makalah Penyulit Dan Komplikasi Neonatus 2b
Makalah Penyulit Dan Komplikasi Neonatus 2b
PRA SEKOLAH
DISUSUN OLEH
1. SEFTIANAH ( PO.71.24.3.19.061 )
2. SELLY AGUSTRIANI ( PO.71.24.3.19.062 )
3. SEPTY ARDA MONARIZA ( PO.71.24.3.19.063 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
sayadapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENYULIT DAN KOMPLIKASI
NEONATUS,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Askeb Neonatus,Bayi dan Balita. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “PENYULIT DAN KOMPLIKASI NEONATUS,BAYI,BALITA
DAN ANAK PRA SEKOLAH” baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangunkan akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang di berikan oleh bidan pada bayi barulahir, bayi,
dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi dan balita apabila tidak di berikan asuhan yang tepat dan benar. Ada beberapa
masalah yang lazim terjadi di antarnya adalah adanya hemonggioma,muntah dan gumoh,oral
trush,diaper rush,seborrhoe,bisulan,milliriasis,obstipasi dan bayi meninggal mendadak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud hemangioma,klasifikasi hemangioma dan penatalaksanaan atau
asuhan yang diberikan ?
2. Apa yang dimaksud muntah, sifat muntah, penyebab muntah,diagnosis muntah dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
3. Apa yang dimaksud gumoh, gejala gumoh dan penatalaksanaan atau asuhan kebidanan
yang diberikan ?
4. Apa yang dimaksud oral trush,gejala oral trush,penyebab oral trush, pengobatan oral
trush dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
5. Apa yang dimaksud diaper rush, gejala diaper rush, penyebab diaper rush dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
6. Apa yang dimaksud seborrhea, klasifikasi seborrhea, gejala seborrhea, penyebab
seborrhea dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
7. Apa yang dimaksud bisul, tanda dan gejala bisul penyebab bisul dan penatalaksanaan
atau asuhan kebidanan yang diberikan ?
8. Apa yang dimaksud miliariassis, penyebab miliarisis, gejala miliarisis, pencegahan
miliarisis dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
9. Apa yang dimaksud obstipasi,tanda dan gejala obstipasi, penyebab obstipasi, pencegahan
obstipasi dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
10. Apa yang dimaksud bayi meninggal mendadak, gejala bayi meninggal mendadak,
penyebab bayi meninggal mendadak, pencegahan bayi meninggal menandak dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
11. Apa yang dimaksud caput sucsedaenum, penyebab caput sucsedaenum,gejala caput
sucsedaenum,penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
12. Apa yang dimaksud cepal hematom, penyebab cepal hematom, gejala cepal hematom,
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
13. Apa yang dimaksud trauma pada fleksus brachialis, klasifikasi fleksus
brachialis,penyebab fleksus brachialis, tanda dan gejala fleksus brachialis,
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan ?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud hemangioma, klasifikasi hemangioma dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
2. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud muntah, sifat muntah, penyebab muntah,
diagnosis muntah, dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
3. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud gumoh, gejala gumoh dan penatalaksanaan atau
asuhan yang diberikan
4. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud oral trush, gejala oral trush, penyebab oral trush,
pengobatan oral trush dan pelaksanaan atau asuhan yang diberikan
5. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud diaper rush, gejala diaper rush, penyebab diaper
rush dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
6. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud seborrhea, klasifikasi seborrhea, penyebab
seborrhea, gejala seborrhea dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
7. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud bisul, tanda dan gejala bisul, penyebab bisul dan
penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
8. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud miliarissis, penyebab miliarissis, gejala
milisrissis, pencegahan miliasrissis dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
9. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud obstipasi, tanda dan gejala obstipasi, penyebab
obstipasi, pencegahan obstipasi dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
10. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud bayi meninggal mendadak, gejala bayi meninggal
mendadak, pencegahan bayi meninggal mendadak, penyebab bayi meninggal mendadak
dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
11. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud caput sucsedaenum, penyebab caput
sucsedaenum, gejala caput sucsedaenum dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
12. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud cepal hematom, penyebab cepal hematom, gejala
cepal hematom dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
13. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud trauma fleksus brachialis, klasifikasi trauma
fleksus brachialis, penyebab trauma fleksus brachialis, gejala trauma fleksus brachialis
dan penatalaksanaan atau asuhan yang diberikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. HEMANGIOMA
PENGERTIAN HEMANGIOMA
Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak dijumpai pada bayi
terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada bayi premature dengan berat badan
kurang dari 1000 g. Hemongioma paling sering terjadi pada kulit, sering kali soliter, lebih pada
anak perempuan dan jarang berkembang sepenunya pada waktu lahir. Hampir 60% ditemukan
didaerah kepala dan leher.Lesi ini ditandai oleh fase pertumbuhan proliferatif yang berlangsung
6 – 10 bulan dan fase involusi dengan regresi hemangioma yang lambat. Hampir 50% lesi hilang
pada usia 5 tahun dan 90% pada usia 10 tahun.
KLASIFIKASI HEMANGIOMA
4. Hemangioma campuran, jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau
masa anak – anak.Lesi berupa tumor yang lunak berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
1. Konservatif
a. Ditunggu regresi (<5-6 tahun) untuk hemangioma buah arbei. Tindakan pemasangan
pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus menerus. Tindakan ini membantu
mempercepat proses pemulihan.
c. Penyuntikan sclerosing agent. Untuk anak kecil sebaiknya menggunakan narkosa sebelum
dipasang jahitan utuk tie over. Cara penyuntikan sclerosing agent:
1. Lakukan aspirasi untuk memastikan suntikan masuk kedalam rongga rongga. Tandanya
adalah ketika aspirasi keluar darah.
2. Suntikan sclerosing agent dan tangan yang lain memegang kassa menekan bagian atas
tumor.
a. Recurrent bleeding
d. Lesi setelah > 1 tahun tidak menunjukan pertumbuhan dan tidak ada tanda tanda regresi
3. Terapi lain
c. Terapi laser
B. MUNTAH
PENGERTIAN MUNTAH
Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh
peningkatan air liur. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat
terjadi pada berbagai kondisi.Muntah dapat merupakan gejala penyakit ringan atau penyakit
berat.
SIFAT MUNTAH
3. Muntah hijau kekuningan, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi dibawah ampula vateri.
4. Muntah segera ketika lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan oleh tekanan
intrakranial tinggi atau obstruksi usus.
PENYEBAB MUNTAH
1. Dalam masa neonatus. Kelainan kongenital saluran pencernaan, paralisis palatum, atresia
esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung (mekonium, amnion, darah)
2. Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah makin banyak dan semakin sulit.
DIAGNOSIS
a. Faktor psikogenetik
Muntah dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh atau elektrolit sehingga dapat
terjadi dehidrasi. Bila tadak mau makan dan minum, akan terjadi ketosis. Ketosis akan
menyebabkan asidosis yang akhirnya dapat menjadi syok. Bila muntah sering dan hebat, akan
terjadi ketegangan otot dinding perut, perdarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah, jahitan terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul
perdarahan.
5. Beri diet yang sesuai dan jangan beri makanan yanng merangsang
7. Bila ada kelainan yang sangat penting, segera lapor atau rujuk kerumah sakit.
C. GUMOH
PENGERTIAN GUMOH
Regurgitasi atau gumoh adalah keluarnya susu yang telah ditelan ketika atau beberapa
saat setelah meminum susu botol atau menyusu dan dalam jumlah yang sedikit. Penyebabnya
adalah anak atau bayi sudah kenyang, posisi anak atau bayi saat menyusui yang salah, posisi
botol yang salah, atau tergesa – gesa waktu menyusu.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal, terutama pada bayi
muda di bawah 6 bulan. Penatalaksanaannya dengan memperbaiki posisi botol pada saat
menyusu, setelah makan atau minum usahakan anak bersendawa, bayi atau anak yang menyusu
pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat pada puting susu ibu.
Kondisi bayi sering gumoh yang tergolong normal dapat dinilai dari beberapa hal berikut
ini:
GEJALA GUMOH
Si Kecil mulai gumoh pada usia 6 bulan dan terus terjadi hingga usianya lebih dari 1
tahun.
Terlalu sering memuntahkan makanan atau susu dan jumlah isi lambung yang
dimuntahkan Si Kecil cukup banyak.
Cairan yang dimuntahkan Si Kecil berwarna kuning, hijau, atau disertai darah.
Si Kecil susah makan atau menolak diberi susu, sehingga berat badannya tidak
bertambah.
Tampak sesak, lemas, rewel, dan sering menangis.
Demam.
D. ORAL TRUSH
Oral thrush atau sering disebut sebagai candidiasis oral adalah infeksi jamur Candida
albicans yang berkembang di bagian dalam mulut.Biasanya muncul sebagai sariawan.Sariawan
pada mulut umumnya ringan dan jarang menyebabkan komplikasi.Namun, jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, tak jarang sariawan pun menjadi bermasalah.Terkadang sariawan dapat
menyebar hingga ke gusi dan langit-langit mulut.
Meskipun oral thrush dapat menyerang siapa saja, tetapi masalah ini lebih banyak terjadi
pada bayi, balita, dan orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka
umumnya berada pada tingkat yang kurang optimal.Selain itu, mereka dengan sindrom mulut
kering juga berpotensi terhadap candidiasis.
Terlihat benjolan berwarna putih di lidah, gusi, atau pipi bagian dalam bahkan terkadang
di langit-langit mulut.
Terasa sakit atau terbakar pada daerah yang terkena.
Dapat terjadi pendarahan jika tergores.
Terdapat keretakan dan kemerahan di sudut mulut (Angular cheilitis).
Rasa yang tidak enak di dalam mulut atau hilang rasa.
Kesulitan menelan.
Pada kasus yang parah, biasanya berkaitan dengan kanker atau kekebalan tubuh yang
lemah, luka dapat menyebar ke bawah kerongkongan.
Bila terjadi pada bayi, selain luka putih yang terdapat di mulut, bayi mungkin akan mengalami
kesulitan saat menyusu. Selain itu, bayi dapat menjadi lebih rewel dari biasanya.
Sedangkan pada ibu menyusui yang payudaranya terinfeksi candida, akan ditemui tanda-tanda
seperti:
Oral Trush dapat terjadi ketika jamur Candida albicans mulai berkembang di luar kendali dan
sistem kekebalan tubuh sedang mengalami penurunan.
Sistem daya tahan tubuh bekerja untuk menangkal bakteri jahat, virus, maupun jamur yang ada
pada tubuh, serta menjaga keseimbangan antara mikroba baik dan buruk. Jika terjadi kegagalan,
ketidakseimbangan ini menyebabkan jamur dan bakteri mulai berkembang biak dan dapat
menyebabkan infeksi.
Infeksi jamur pada vagina juga disebabkan oleh jamur yang menyebabkan oral thrush. Meskipun
tidak dapat menular ke orang lain, namun pada wanita yang sedang hamil jamur tersebut bisa
menular ke bayi saat persalinan. Itu sebabnya bayi juga dapat mengalami oral thrush.
Pengaruh hormon seperti stres juga dapat memicu timbulnya penyakit ini.Begitu pula dengan
sejumlah kondisi medis lainnya seperti infeksi HIV, kanker, dan diabetes yang tak terkontrol.
Selain itu jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, memakai gigi tiruan
yang tidak pas, atau kondisi mulut kurang terjaga kebersihannya, maka kondisi macam ini dapat
memudahkan terjadinya oral thrush.
E. DIAPER RUSH
Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah kulit bayi di area pemakaian popok,
yaitu bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin, tampak memerah. Kulit yang mengalami
ruam kemerahan ini juga akan terasa hangat dan tampak bengkak.
Selain timbul ruam kemerahan, kulit di area pemakaian popok juga bisa ditumbuhi luka
lepuh atau menggelembung. Bayi yang mengalami ruam popok biasanya akan menjadi rewel,
terutama saat area yang mengalami ruam dibersihkan atau ketika popoknya diganti.
gejala lain yang menyertai ruam popok, seperti:
Demam
Ruam berdarah
Keluar cairan
Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang
terlalu ketat.
Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat mengganti
popok.
Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan
popok baru.
Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada
paru-paru bayi.
Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi,
karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah ruam.
Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan
pewangi pakaian.
Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’.
Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam
popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.Saat
mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
Ibu juga dapat mengoleskan salep atau krim untuk ruam popok yang dijual bebas. Pilih
krim yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Namun, hindari obat oles yang
mengandung difenhidramin atau asam salisat, kecuali atas anjuran dokter
F. SEBORRHEA
PENGERTIAN SEBOROHEA
Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya
sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses
pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh
mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka
akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah,
yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit
kepala.
KLASIFIKASI SEBORRHEA
Adiposa Seborrhea
Seborrhea neonaturum (saraf susu)
Seborrhea Squamosa (bersisik)
PENYEBAB SEBORRHEA
Faktor hereditas, yaitu disebabkan karena faktor keturunan orang tua
Asupan makanan berlemak dan berkalori tinggi
Asupan minuman beralkohol
Adanya gangguan emosi
Kelenjar minyak pada bayi biasanya bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon
ibu yang mengalir didalam tubuh bayi
Pengaruh hormon ibu biasanya hanya berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan
sikecil. Gangguan ini akan hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.
GEJALA SEBORRHEA
Dermatitis seboreik biasanya secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di
kulit kepala (ketombe), kadang gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih
berat, timbul beruntusan / jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis
rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.
Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan
ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan tampak tampak sebagai
sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala
ini sering dilengkapi dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboroik menyebabkan
timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.
PENGERTIAN BISUL
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang mencakup seluruh folikel rambut dan subkutan
jaringan di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh
bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat
nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan. Furunkel berawal
sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan
berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah
spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau
meradang. Kadang-kadang demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel sering kambuhan
maka keadaannya disebut furunkulosis
PENYEBAB BISUL
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah:
Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya
Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat lainnya untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk
mencegah penularan ke daerah lainnya
Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara homogen
Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi saya. Bila furunkel terjadi secara
menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor predisposisi
adanya diabetes melitus
H. MILIASRIASIS
PENGERTIAN MILIARIASIS
Lima definisi dari miliariasis yang berbeda, yaitu Miliariasis merupakan penyakit kulit
yang disebabkan oleh tertutupnya kedapnya keringat. (Hassan, 1984). Miliariasis adalah kelainan
kulit akibat retensi keringat, berkewajiban dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda,
1987). Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh keringat, keringat akibat
tersumbatnya dahak keringat. (Vivian, 2010)
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa miliariasis adalah dermatosis yang timbul
akibat penyumbatan keringat dan porinya, yang timbul dari dalam udara panas lembab seperti
daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan
lembab. Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya
bayi atau duktus yang keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan
perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh
edema keringat yang keluar (E. Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
Yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang disebabkan
oleh keringat sumbatan yang keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup
pakaian, serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga
dikepala. Keadaan ini biasanya diawali oleh produksi yang berlebihan, dapat diikuti rasa gatal
yang ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan banyak mengembang gelembung kecil
berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
Milliariasis disebut juga sudamina, keringat buntet, liken tropikus, atau acar panas . Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh keringat akibat keringat yang hilang dari keringat.
(Vivian Nani, 2010)
PENYEBAB MILIASRISIS
Penyebab kejadian milliariasis di awali dengan pori-pori-pori-pori pengeluaran
pengeluaran pengeluaran keringat. Tertahannya pengeluaran keringat ini berkah ini dengan
adanya vesikel miliar dimuara keringat lalu disusul dengan keringat radang dan edema akibat
keringat yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis syringe terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendik yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul
pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu
kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah
sekitarnya.
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya
infeksi bakteri
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema
akibat perspektif yang tidak dapat keluar dan diserap oleh stratum korneum
GEJALA MILIARISIS
Ada empat tipe miliariasis yaitu,
1. Milliria kristalina
Milliaria kristalina ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat,
seperti pasien demam yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat
superfisial, bentuknya kecil, dan alamat titik embun berukuran 1-2 mm. Lesi ini timbul setelah
keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi, asimptomatik, dan
berlangsung singkat. Biasanya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Miliaria rubra
Millia ruba memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat
menembus kedalam epidermis, biasanya dalam rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan
daerah disekitarnya, sering juga mengikuti infeksi sekunder lainnya dan dapat menyebabkannya
impetigo dan furunkel.
3. Miliaria profunda
Bentuk agak ini jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah
miliaria rubra ketakutan dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Duduklah di
badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih maka secara klinik lebih banyak
berupa papula. Tidak gatal, dan tidak ada eritema. (Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik tampak persediaan makanan yang pecah pada dermis bagian
atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas kelembaban dan
kelembaban yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian
yang tipis, memberikan losio calamin dengan atau tanpa mentol 0,25% dapat pula resorshin 3%
dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali di muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa
vesikel yang berwarna merah daging, gejala gejala inflamasi atau keluhan rasa gatal, yang
disebabkan penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kehadiran keringat tersebut sama sekali
tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)
4. Milliaria fustulosa
Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran pasokan ekrin
dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas,
superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E. Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
PENCEGAHAN MILIASRISIS
Biang keringat menyukai tempat lembap, tidak heran bila bintik kemerahan ini timbul di area
leher dan lipatan tubuh yang sering berkeringat.
Sebagai contoh, area leher, siku tangan, sela-sela jari, belakang lutut, atau selangkangan bayi
yang sering ruam.Kondisi tersebut membuat Anda harus membuat tubuh si kecil tidak terlalu
lembap dan berkeringat.
Cara yang bisa dilakukan adalah menjaga keadaan rumah tetap sejuk dan kering dengan
menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan agar mencegah biang keringat pada
bayi.Selalu periksa keadaan tubuh dan kehangatan lingkungan bayi.
Cara mencegah biang keringat pada bayi berikutnya adalah perhatikan pemilihan pakaian si
kecil.Hindari membiarkan si kecil memakai pakaian yang tebal secara terus-menerus.
Pilih pakaian yang sesuai ukuran, jangan terlalu ketat karena akan menganggu kulitnya. Pada
bayi yang memiliki biang keringat akan mengakibatkan lecet pada kulitnya.
Anda juga wajib memakaikan pakaian pada bayi yang sesuai dengan cuaca sekitar.Pilih bahan
pakaian untuk bayi yang lembut, seperti katun.
Alasannya, karena membuat bayi tetap hangat tapi sekaligus memberi kulit kesempatan untuk
bernapas. Cara mencuci baju bayi juga perlu diperhatikan agar kualitasnya tidak rusak.
Kalau Anda mengajak si kecil bermain di luar rumah saat panas terik dan memakaikan topi,
periksa kepalanya lebih sering.Bila kulit kepala bayi terlihat berkeringat, sebaiknya dilap dan
biarkan sebentar untuk melepas topinya.
Akan lebih baik bila mengajak bayi ke tempat teduh ketika sedang keluar rumah di cuaca panas.
Bila bayi sudah memiliki tanda biang keringat, cara mencegah agar tidak semakin parah adalah
dengan mengusap ruam kulit bayi memakai air dingin.
Basahi ruam bayi dengan lembut, dengan lap yang sebelumnya direndam ke dalam air dingin.
Hal ini dapat mengurangi rasa gatal dan iritasi yang disebabkan oleh biang keringat.Kemudian
pastikan kulit bayi kering kembali sebelum memakai pakaian.
Biang keringat timbul ketika area lipatan tubuh lembap dan berkeringat terlalu banyak. Anda
perlu membersihkan lebih rutin area lipatan kulit, sebagai cara mencegah biang keringat pada
bayi.
Lipatan kulit dibersihkan untuk memastikan keringat dan minyak yang terjebak tidak memicu
ruam bertambah parah.
Bila bayi dalam keadaan basah sehabis mandi, lap tubuh bayi hingga kering sampai ke daerah
lipatan-lipatan kulit yang rentan biang keringat.Gunakan handuk berbahan katun yang baik
dalam menyerap air dan usap dengan lembut.
Bila bayi Anda memiliki kecenderungan biang keringat atau kulit bayi sensitif, cara mencegah
agar tidak terjadi adalah hindari pemakaian beberapa produk perawatan bayi.
Sebagai contoh, bedak bayi, losion, atau minyak telon yang bisa menyumbat pori-pori dan
menghambat proses penyembuhan.
Biang keringat sering menimbulkan rasa gatal dan si kecil spontan menggaruknya.Jadi, sangat
penting untuk Anda membersihkan dan memotong kuku bayi agar menghindari kulit lecet.
Kulit bayi tetap butuh kelembapan dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.Caranya
adalah menyusui si kecil lebih sering dan memeriksa ritme buang air kecil bayi apakah teratur
atau tidak. Dehidrasi pada bayi dan anak sangat berbahaya untuk kesehatan.
Mengingat biang keringat menyukai tempat lembap dan panas, Anda bisa memandikan
bayi dengan air hangat. Pastikan air tersebut hangat sebatas suam-suam kuku, jangan terlalu
panas.
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliariasis tergantung pada
penyakit beratnya dan keluhan yang dilaporkan. Asuhan yang diberikan yaitu
I. OBSTIPASI
PENGERTIAN OBSTIPASI
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya
obstruksi pada saluran cerna atau bisa di definisikan sebagai tidak adanya pngeluaran tinja
selama 3 hari atau lebih.
Lebih dari 90 % BBL akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan
sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi,
maka harus dipikirkan adanya obstipasi.Tetapi harus diingat ketidak teraturan defekasi bukanlah
suatu obstipasi ada bayi yang menyusu pada ibunya dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama
5-7 hari dan tidak menunjukkan ketidak adanya gangguan. Yang kemudian akan mengeluarkan
tinja yang banyak sewaktu defeksasi hal ini masih dikatakan normal. Dengan bertambahnya usia
dan variasi dalam dietnya akan menyebabkan defekasi menjadi lebih jarang dan tinjanya lebih
keras.
1. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak
mengeluarkan 3 hari atau lebih
2. Sakit dan kejang pada perut.
3. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot.
4. Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam rectum.
5. Bising usus yang janggal.
6. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
7. Terdapat luka pada anus.
PENYEBAB OBSTIPASI
1. Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila tinja terlalu kecil untuk membangkitkan buang air besar.Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, makana kurang mengandung selulosa.
2. Hypothyroidisme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan yaitu kretinisme dan myodem. Dimana tidak
terdapat cukup ekskresi hormon tiroid semua proses metabolisme berkurang.
3. Keadaan mental
Faktor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya obstipasi terutama depresi berat
sehingga tidak mempedulikan keinginannya untuk buang air besar.Biasanya terjadi pada anak 1-
2 tahun. Jika pada usia 1-2 tahun pernah buang air besar keras dan terasa nyeri, mereka
cenderung tidak mau buang air besar selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu ssampai
beberapa bulan karena takut mengalami kesukaran lagi. Dengan tertahannya feses dalam
beberapa hari/minggu/bulan akan mengakibatkan kotoran menjadi keras dan lebih terasa nyeri
lagi, sehingga anak menjadi semakin malas buang aiar besar. Anak dengan keterbelakangan
mental sulit dilatih untuk buang air besar.
4. Penyakit organis
Obstipasi bisa terjadi berganti – ganti dengan diare pada kasus carcinoma colon dan
divericulitis.Obstipasi ini terjadi bila buang air besar sakit dan sengaja dihindari seperti pada
fistula ani dan wasir yang mengalami trombosis.
5. Kelaina konjenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis.Megakolon aganglionik congenital (penyakit
hirscprung).Obstruksi bolos usus illeus mekonium atau sumbatan mekonium.
Hal ini dicurigai terjadi pada neonatus yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama.
6. Penyebab lain
Misalnya karena diet yang salah tidak adanya serat selulosa untuk mendorong terjadinya
peristaltik.Atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit dimana anak masih kekurangan cairan.
PENCEGAHAN OBSTIPASI
Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam keadaan kosong kecuali bila adanya
refleks masa dari kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang terjadi sekali atau duakali
sehari.Hal tersebut memberikan stimulus pada arkus aferen dari refleks defekasi.Dengan
dirasakan arkus aferen menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah
defekasi. Mekanisme usus yang norrmal terdiri dari 3 faktor :
1. Asupan cairan yang adekuat.
2. Kegiatan fisik dan mental.
3. Jumlah asupan makanan berserat.
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang kan dicerna memasuki kolon, air dan
elektrolit di absorbsi melewati membrane penyerapan. Penyerapan tersebut berakibat pada
perubahan bentuk feses dari bentuk cair menjadi bentuk yang lunak dan berbentuk.Ketika feses
melewati rectum, feses menekan dinding rectum dan merangsang untuk defekasi. Apabila anak
tidak mengkonsumsi cairan secara adekuat, produk dari pencernaan lebih kering dan padat, serta
tidak dapat dengan segera digerrakkan oleh gerakan peristaltik menuju rectum, sehingga
penyerapan terjadi terus menerus dan feses menjadi semakin kering, padat dan sudah dikeluarkan
serta menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit ini menyebabkan anak malas atau tidak mau buang air
besar yang dapat menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses dapat terjadi bila
anak kurang beraktivitas, menurunnya peristaltik usus dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan
sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan.Penyerapan air yang berlebihan.
Bahan makanan sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan pergerakan
normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju ke saluran yang lebih
besar.Sumbatan dan usus dapat juga menyebabkan obstipasi.
1. Mencari penyebab
2. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi,
tambahan cairan dan kondisi psikis
3. Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk
menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital,
enema minyak zaitun, laksativa.
GEJALA
Seperti namanya, sudden infant death syndrome teradi secara mendadak, sehingga tak
menimbulkan gejala atau tanda-tanda pada bayi.Perhatikan kondisi bayi.Jika bayi terlihat kurang
sehat atau mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter untuk
mendeteksi adanya SIDS.
PENYEBAB
Sampai kini penyebab SIDS sebenarnya belum diketahui secara pasti.Namun, banyak ahli
yang menduga SIDS berkaitan dngan kelainan pada otak yang bisa menyebabkan gangguan
pernapasan dan gangguan untuk bangun.Di samping itu, terkadang SIDS juga dikaitkan dengan
mutasi atau kelainan genetik.
PENCEGAHAN
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah penyakit SIDS pada bayi, yaitu:
Membiarkan bayi menggunakan empeng saat tidur (bila menyusui, tunggulah hingga bayi
berusa tiga sampai sampai empat minggu sebelum menggunakan empeng). Jika bayi
tidak tertarik pada dot atau empeng, jangan memaksanya.
Menyusui bayi sendiri setidaknya hingga 6 bulan.
Imunisasi bayi.
Menggunakan kasur bayi yang padat dan rata.
Meletakan tempat tidur bayi agar sekamar dengan orangtua palingtidak selama 6 bulan
pertama.
Waspadai suhu di dalam ruangan.
Menidurkan bayi pada posisi terlentang.
Memasangkan seprai bayi dengan kencang dan rapih.
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan kematian mendadak tergantung
pada penyakit beratnya dan keluhan yang dilaporkan. Asuhan yang diberikan
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional.
2. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua,biarkan orang tua mengungkapkan ii rasa
dukanya 3. Berikan penjelasan mengenai SIDS ,berikan kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka
4. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang wajar
5. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi
tersebut,bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian bayi mereka
6. Jika kemudian ibu melahiorkan bayi lagi,beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan
pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya
K. CAPUT SUCSEDANEUM
Caput succedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding
vagina pada kepala bayi sebatas caput.Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan
biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala
sisa yang dilaporkan.(Sarwono, 2002).
Caput succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher
rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler.Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama
atau persalinan dengan Vaccum ektrasi.
7. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan.(Dewi, 2010)
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan dengan adanya
caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang
caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput
succedaneum :
Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun,
maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.
Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
1) Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
2) Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan menghilang 2-3
hari.
L. CEPAL HEMATOM
Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriesteum karena
tarikan atau tekanan jalan lahir.Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Tulang
tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5 – 2 %
dari kelahiran hidup. (Prawiraharjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
Menurut Abdul Bari Saifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub periosteum akibat
keruasakan jaringan periosteum karena tarikan/tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui
batas sutura garis tengah.(Ika Nugroho.2011)
PENYEBAB CEPHAL HEMATOMA
Kondisi utama hematoma adalah disebabkan oleh adanya trauma pada bagian kepala.
Penyebab utama dari munculnya pembengkakan tersebut antara lain:
Persalinan cunam
Persalinan cunam atau ekstraksi cunam adalah cara dalam membantu persalinan dengan
alat cunam. Penarikan yang kuat dapat memicu terjadinya cephalohematoma pada
pembuluh darah di lapisan otak bayi baru lahir.
Persalinan Vacum
Persalinan vacum dilakukan pada proses persalinan yang sulit pada posisi kepala
sehingga diperlukan alat vacum untuk menarik bayi keluar.
Persalinan pertama
Persalinan pertama juga berdampak pada terjadinya cephalohematoma karena trauma
jalan lahir antara kepala dan tulang pelvis.
Persalinan Lama
Persalinan yang berlangsung lama di luar waktu persalinan dapat beresiko
cephalohematoma.
Kepala Bayi yang besar
Ukuran lingkar kepala bayi yang besar atau macrocephaly juga dapat beresiko
meningkatkan terjadinya cephalohematoma karena adanya penekanan saat memasuki
lingkar pelvis.
Bayi Besar
Ukuran bayi dengan berat badan lahir yang besar juga memicu terjadinya
cephalohematoma akibat penekanan selama jalan lahir.
Selama penanganan tersebut dimohon kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan baik
diri sendiri atau lingkungan agar mencegah infeksi pada bayi. Selama proses penyembuhan
dianjurkan untuk konsultasi kembali ke dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan bayi.
PENGERTIAN
Suatu fleksus berfungsi menyalurkan saraf-saraf seperti halnya yang terjadi di dalam
tubuh.Trauma pada fleksus brakhialis mempunyai pengertian : Trauma di dalam leher dan
menyalurkan saraf ke lengan (daerah ketiak)
KLASIFIKASI
Trauma fleksus brakialis umumnya terjadi pada bayi besar, kelinan ini timbul akibat tarikan yang
kuat pada daerah kepala saat melahirkan bayi sehingga terjadi kerusakan pada fleksus
brakialis.Biasanya ditemukan pada persalinan letak sungsang bila dilakukan traksi yang kuat saat
melahirkan kepala bayi.Pada persalinan letak kepala, kelainan ini dapat terjadi pada kasus
distosia bahu. Pada kasus tersebut kadang-kadang dilakukan tarikan pada kepala yang agak kuat
ke belakang untuk melahirkan bahu depan.
Tanda dan gejala pada fleksus brakialis dapat berupa deformitas tulang yang progresif, atrofi
otot, kontraktur sendi, kemungkinan terganggunya pertumbuhan anggota gerak dan kelemahan
bahu.
A.BEDAH
Regangan dan memar pada pleksus brakialis diamati selama 4 bulan, bila tidak ada perbaikan,
pleksus harus dieksplor.Nerve transfer (neurotization) atau tendon transfer diperlukan bila
perbaikan saraf gagal.
1.Pembedahan Primer
Pembedahan dengan standart microsurgery dengan tujuan memperbaiki injury pada plexus serta
membantu reinervasi.
3. Nerve grafting: Bila “gap” antara saraf terlalu besar, sehingga tidak mungkin dilakukan
tarikan. Saraf yang sering dipakai adalah suralis, lateral dan medial antebrachial cutaneous, dan
cabang terminal sensoris pada n interosseus posterior
4. Intraplexual neurotization menggunakan bagian dari root yang masih melekat pada spinal cord
sebagai donor untuk saraf yang avulsi.
2. Pembedahan Sekunder
Tujuan untuk meningkatkan seluruh fungsi extremitas yang terkena.Ini tergantung saraf yang
terkena. Prosedurnya berupa tendon transfer, pedicled muscle transfers, free muscle transfers,
joint fusions and rotational, wedge or sliding osteotomies.
1. Data Subjektif
a. Riwayat Antenatal
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Nadi: 120 kali per menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Teraba adanya benjolan diubun-ubun, tampak bengkak dan kemerahan, ada
cepal haematom.
2) Telinga : simetris.
4) Hidung dan mulut : bibir dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, reflek hisap ada.
6) Dada : bentuk dada simetris, puting susu menonjol, bunyi nafas bersih, bunyi jantung teratur.
7) Bahu, lengan, dan tangan : gerakan bebas, jumlah jari lengkap 5/5.
9) Perut : tidak teraba benjolan, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, tidak
ada perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh pada tali pusat (2 arteri, 1 vena), pada saat tidak
menangis dinding perut lembek.
10) Kelamin perempuan : vagina, uretra berlubang , labia mayora dan labia minora sudah menutup.
11) Tungkai dan kaki : gerakan normal, bentuk simetris dan jumlah jari lengkap 5/5.
12) Punggung : tidak ada pembengkakan atau cekungan, tidak ada spina bifida.
13) Anus : berlubang.
14) Kulit : warna kemerahan, tidak ada pembengkakan atau bercak-bercak hitam, terdapat tanda
lahir berupa tahi lalat di atas bibir kanan, tidak terdapat tanda-tanda mongol.
15) Eliminasi
Pemeriksaan Laboratorium.
Darah, tanggal 18 September 2016 jam 10.00
Hemoglobin : 14 gr%
Golongan darah : A
3. Assessment
Diagnosis : Bayi baru lahir, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, 1 jam pertama
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : perawatan bayi segera setelah lahir
4. Planning
1) Memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibu.
2) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (reflek rooting positif). Tetapi
tidak memaksakan bayi untuk menyusu.
3) Membiarkan bayi bersama ibu paling tidak 1 jam setelah bayi lahir.
Memberikan vitamin K 11 mg IM di vastus lateralis pada bayi.
e. Pada cephal hematoma tidak ada pemeriksaan laboratorium yg diperlukan
f. Melakukan pemeriksaan radiologik kepala atau CT-scan kepala bila terdapat kelainan
nerologis atau jika terdapat fraktur tulang tengkorak
g. Melakukan pembatasan morbilitas dengan cara tidak terlalu sering mengangkat bayi. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi pembengkakan yg meluas pada kepala bayi
h. Observasi cephal hematoma pada kepala bayi, serta mengobservasi keadaan umum dan tanda-
tanda vital seperti periksa suhu tubuh, hitung nadi dan pernafasan
i. Mengatasi peningkatan suhu tubuh bayi dengan cara:
1) Kompres air hangat
2) Pemberian obat antibiotika dan antipiretik
3) Pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma lahir merupakan trauma pada bayi sebagai akibat tekanan mekanik selama
persalinan. Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain: primigravida, disproporsi
sefalopelvic (ibu pendek, kelainan panggul), persalinan yg berlangsung terlalu lama atau
cepat, oligohidramnion, presentasi abnormal (sungsang), ekstraksi forceps atau vakum, versi dan
ekstraksi, bayi berat lahir sangat rendah atau sangat prematur, makrosomia, ukuran kepala jani
besar dan anomali janin. Trauma lahir dapat mengakibatkan kelainan pada kepala bayi seperti
terjadinya caput succedaneum ataupun cephal hematoma (Prawirohardjo, 2010).
B. Saran
Dari materi yang telah kelompok tulis, kelompok menyarankan kepada para pembaca untuk
benar-benar memahami apa yang telah kelompok tuliskan, agar pembaca sekalian dapat
mengenali dan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dengan jejas persalinan caput
succsedaneum, caphal hematoma, trauma pada fleksus brachialis, dan klavikula dan fraktur
humerus.
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja, kelompok mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Medika Salemba
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
01-gdl-mardiyanap-803-1-kti_mard-0.
jtptunimus-gdl-fitriandri-7510-2-babiit-a
Dwienda, Octa, dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita, dan Anak
Prasekolah untuk Para Bidn. Deepublish