Anda di halaman 1dari 2

Adab Menuntut Ilmu dalam Muqadimah Ibn Khaldun

Terdapat ayat dalam alquran yang berbunyi “dan rendahkan kedua


sayapmu di hadapan orang-orang yang beriman. Pemateri berbicara tentang
adab sekaligus tentang transmisi ilmu pengetahuan, bagaimana kita memperoleh
sekaligus kalau kita sebagai guru atau dosen bagaimana seharusnya kia
mengajar, intinya membahas seputar belajar mengajar. Adab adalah norma atau
aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama
Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan
antarmanusia, antartetangga dan antarkaum.
Profesor alatas pernah menyampaikan dalam sebuah wawancara di rumah
beliau, ketika ditanya “Bagaimana menurut profesor, dengan segala
permasalahan yang di hadapi umat islam di seluruh dunia saat ini di bebagai
belahan dunia, menurut anda bagaimana jalan keluarnya” jawaban beliau adalah
“many people nowdays have knowledge but have no adab” banyak orang
sekarang berpendidikan, berpengetahuan, punya ilmu tetapi tidak punya adab.
Dalam bukunya yang berjudul islam dan sekularisme, Profesor Alatas
menjelaskan “Adab is to perform the correct againts the wrong action”.
Sederhananya adab adalah melakukan yang benar. Musrik, kufur, adalah bukti
tidak punya adab, walaupun kita bependidikan kalau kita melakukan maksiat,
melanggar perintah Allah SWT itu artinya kita tidak beradab. Masalah-masalah
umat islam adalah krisis adab dan hal tersebut bermula dari dalam pikiran
karena banyak hal yang sebenarnya salah tapi dianggap benar.
Istilah biadab yang merupakan lawan kata adab adalah merupakan bahasa
farsih yang artiya without atau tiada. Menurut profesor alatas harusnya adab itu
menjadi konsep sentral dalam pendidikan kita yaitu pendidikan umat islam, dan
ini merujuk pada sebuah hadist yang merupakan sabda rasulullah yang berbunyi
“Aku di didik langsung oleh tuhan” dan merujuk pada sabda tersebut adab
adalah inti esensi dari pendidikan.
Kata ibn khaldun manusia adalah makhluk yang berfikir, dan itu berarti
kalau kita tidak mau berpikir atau malas berpikir itu berarti kemanusiaannya
berkurang. Dunia manusia itu adalah dunia yang dihasilkan oleh pikiran,
manakala kita berhenti berpikir maka dunia juga berhenti ada (the world is the
product of tought). Tidak ada makhluk hidup lain yang dapat berpikir seperti
manusia, berfikir itulah yang membuat manusia menjadi sempurna sebagai
makhluk dan jadi unggul dan superior dibanding makhluk – makhluk lain,
berfikir tentang sesuatu diluar pikiran kita. Pikiran manusia ada tiga macam
menurut ibn khaldun pertama adalah analytical thinking, kedua adalah
experimental thinking, ketiga adalah theorytical thinking. Menurut ibn khaldun
ada tiga macam dunia yaitu dunia empiris (segala sesuatu yang bisa kita serap
dengan panca indra), dunia intelektual (konsep – konsep dan ide - ide), dan
dunia spiritual (diantara dunia empiris dan dunia intelektual).
Masyarakat manusia pasti ingin belajar dan ingin mengajar itu adalah
kebutuhan dasar dari masyarakat manusia, dan dari kebutuhan itu muncul lah
ilmu pengetahuan dan muncul lah berbagai disiplin ilmu. Ilmu pengetahuan
akan berkembang apabila masyarakat semakin beradab dan salah satu ciri
peradaban ini adalah settlemen, apabila masyarakat mapan atau establis jadi
tidak berpindah – pindah tempat dan tidak acak – acakan. Klasifikasi ilmu
pengetahuan ibn khaldun, bagi orang islam ilmu pengetahuan secara garis besar
dibagi menjadi dua yang pertama adalah ilmu – ilmu akal, yang kedua adalah
ilmu – ilmu yang proses pembelajaran dan pengajarannya melalui guru / melalui
rantai transmisi yang tidak terputus.
Manfaat dan tujuan menulis sebagai guru, murid, pencari ilmu,
pengembang ilmu / peneliti / ilmuwan, menurut ibn khaldun manusia saat
belajar perlu keterangan sesudah dia berilmu punya kebutuhan untuk
menerangkan. Ibn khaldun pernah menerangkan panduan petungjuk praktis
mengajar anak, pertama anak – anak itu harus diajarkan secara bertahap, kedua
tidak boleh melakukan kekerasan kepada anak dalam pendidikan mengajar.

Anda mungkin juga menyukai