Katarak
Katarak
MAKALAH
Oleh :
KELOMPOK II
MALUKU HUSADA
AMBON
2020
LEMBARAN PERSETUJUAN
MAKALAH
Disususn oleh:
KELOMPOK II
Mengetahui ,
Dosen Mata Kuliah KMB III
Puji syukur kehadirat TuhanYME atas segalah rahat serta karuia-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan makalah yng berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Presepsi Sensorik (Katarak)” satu syarat memperoleh gelar
SarjanaKeperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada.
Peneliti menyadari bahwa penulis makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
sebab itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
katarak merupakan faktor penyebeb kebutaan yang presentasinya paling besar terjadi di
Indonesia. banyak alasan dari masyarakat sehingga tidak bisa melakukan operasi katarak.
banyak faktor penyebab yang menjadi alasan masyarakat yang engan melakukan operasi baik
faktor ekonomi maupun sosial budaya. (11 oktober 2015)
WHO memperkirakan bahwa hamper 18 juta orang dari populasi seluruh dunia
menderta kebutaan yang diakibatkan oleh katarak (WHO 2017). katarak atau kekeruhan
lensa mata merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia, 77,7% kebutaan disebabkan
oleh katarak. sedangkan frefalensi kebutaan akibat katarak pada penduduk umur 50 tahun ke
atas di Indonesia sebesar 1,9%. katarak merupakan proses degenerative yang sangat di
pengaruhi umur. dengan menengkatnya umur harapan hidup maka propersi penduduk umur >
dari 50 tahun akan meningkat sehingga. jumlah penderita katarak juga akan meningkat. Di
Maluku angka kebutaan mencapai 36,6%.
katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yan g mengubah gambaran yang
di proyeksikan pada retina. katarak merupakan penyebab umum pandangan secara bertahap
(sprighause Co). derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi
dan densitas keburaman. interfensi di indikasikan jika fisus menurun sampai batas klien tidak
dapat menerima perubahan dan merugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien ( yaitu fisus
5/15). katarak biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara
indenpenden. perkecualian, katarak traumatic biasanya unilateral dan katarak kongenital
biasanya stasioner.
perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan efektif
dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan pada angka insiden katarak melalui upaya
prefentif, promotor, kuratif, dan rehabilitative. berdasarkan pemaparan diatas, kelompok
tertarik membahas Asuhan Keperawatan pada gangguan sistem persepsi sensori (Katarak).
bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem presepsi sensorik
katarak ?
1.3 Tujuan penulisan
untuk memahami penerapan asuhan keperawtan pada klien dengan gangguan sistem
presepsi sensorik (katarak)?
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruan yang terjadi pada
lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denatorasi protein
lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biassanya mengenai kedua mata dan
berjalan progresif. katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat
berfariasi. (sidarta ilias, 2015).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan (Sugiarti, Knocha dan Budiman, 2016).
2.1.2 Etiologi
1. penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/degenerasi yang mengakibatkan
lensa mata menjadi keras dan keruh (katarak seniris).
2. dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultra violet, alcohol, kurang
vitamin E, radang menahun dalam bola mata, poluasi asap motor/pabrik karena
mengandung timbal.
3. cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia
yang merusak lensa (kontrak troumatik).
4. peradangan atau infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (katarak kongenital).
5. penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolic misalnya diabetes mellitus (katarak
konflikasi). (ilyas.2015)
a. pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop. ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya di transmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
hasilnya adalah pandangan menjadi kabur/redup.
b. pupil yang normalnya hitam akan tampak abuabu/putih. penglihatan seakan akan
melihat asap dan pupil seakan akan bertambah putih.
c. pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar benar putih,
sehingga reflexs cahaya pada mata menjadi negative.
(ilyas,sidarta 2015).
2.1.4 Patofisiologi WOC Katarak
Etiologi
Penyakit metabolik
(Galaktosemia,DM)
-Proses penuaan
-Defek kongenital
-Faktor radikal bebas
-obat-obatan
-Trauma
-Penyakit-penyakit
sebelumnya pada mata
ex :
Glukosa di ubah
menjdi sorbitol Kompresi sentral
oleh aldose
Koagulasi
Akumulasi sortaitol insoluble
Hilangnya
transporansi
Oerasi lensa
KATARAK
Pre operasi
B3 B6
Blocking sinar
Sinar terpantul
yang masuk
Pandangan berkabut
MK: - Gg persepsi
sensori (visual)
-resty cidera
2.1.5 Pemeriksaan penunjang
dalam tes ini, pasien akan diminta membaca huruf dalam jarak 6 meter menggunakan
1 mata, dimana di saat yang sama mata yang lain akan di tutup. huruf yang ditampilkan
akan semakin mengecil, hingga pasien tidak bisa membacanya dengan jelas.
https://images.app.goo .gl/3urCnJQMBdkrsNJw9
https://images.app.goo.gl/9VUEwwbNNrCmizY76
3. pemeriksaan retina mata.
dilakukan dengan memberikan obat tetes mata untuk membuat pupil membesar.
dengan bantuan alat khusus bernama oftalmoskop, dokter akan mudah melihat kondisi
retina .
https://images.app.goo.gl/SecB7gBH3i4odiKe6
1.2.6 penatalaksanaan
1. medis
a. Terapi Farmakologis
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang terbukti mampu memperlambat
atau menghilangkan katarak. Beberapa agen yang diduga dapat memperlambat
pertumbuhan katarak adalah penurun sorbitol, aspirin, dan vitamin C, namun belum ada
bukti yang signifikan mengenai hal tersebut.
b. Pembedahan
Operasi katarak dari waktu ke waktu semakin berkembang, baik dalam hal teknik
operasi, bentuk dan panjang sayatan, arsitektur luka, dan jumlah jahitan. Hal ini ditujukan
agar tercapainya prosedur operasi yang aman dan juga memiliki efektivitas yang tinggi.
Parameter keberhasilannya adalah pemulihan yang cepat, efek samping dan komplikasi
yang minimal, serta tajam penglihatan setelah operasi optimal dan stabil, sehingga
kualitas hidup pasien dapat menjadi lebih baik.
Gambar 2.5 pembedahan
https://images.app.goo.gl/7uzEVsu6jgnboiiC8
Operasi katarak merupakan operasi yang paling banyak dilakukan di dunia. Metode
yang pada umumnya dipilih adalah metode yang menyisakan bagian posterior dari kapsul
lensa yang disebut juga dengan ekstraksi katarak ekstrakapsular.
Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, pada arah superior atau temporal.
Dibuat celah di kapsul anterior (anterior capsulorhexis), kemudian nukleus dan korteks
lensa dikeluarkan. Lensa intraokular dimasukkan kedalam kantong kapsul yang disokong
oleh kapsul posterior.
Tidak seperti ekstraksi katarak ekstrakapsuler, operasi ini membuang lensa dan
kapsul secara keseluruhan tanpa meninggalkan kapsul posterior. Operasi ekstraksi
katarak intrakapsuler diindikasikan untuk katarak hipermatur, intumescent cataract,
katarak dengan dislokasi lensa akibat zonula yang tidak stabil, dan jika fasilitas
mikroskop operasi kurang memadai. Metode ini dahulu dilakukan sebelum teknik katarak
ekstrakapsuler semakin dikembangkan.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dari metode ini yaitu prosedurnya relatif
mudah, menggunakan peralatan yang sederhana dan pemulihan visus dapat dilakukan
dengan menggunakan kacamata 10 Dioptri segera setelah operasi. Sedangkan
kekurangannya adalah irisan yang besar membuat penyembuhan menjadi lebih lama,
dapat menimbulkan komplikasi iris dan vitreous inkarserata, ablasio retina, serta
mencetuskan astigmatisma.
3). Fakoemulsifikasi
Teknik ini menggunakan vibrator ultrasonik untuk memecah nukleus yang keras
sehingga isi nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui insisi kecil berukuran 2,5 - 3,0
mm. Ukuran insisi yang sama juga cukup untuk memasukkan lensa intraokuler yang
dilipat. Jika lensa intraokuler rigid digunakan, insisi harus diperpanjang hingga 5 mm.
SICS merupakan suatu teknik popular saat ini. Perbedaan yang nyata antara SICS
dan ekstraksi katarak ekstrakapsuler adalah irisan operasi sangat kecil sehingga sering
tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi. SICS juga memungkinkan operasi dilakukan
hanya dengan anestesi lokal, penyembuhan relatif lebih cepat, dan resiko astigmatisma
lebih kecil. (2016)
2. Keperawatan
1. Tunda pemberian antikoagulan yang diterima pasien jika diberikan secara medis, dalam
beberapa kasus, tetapi antikoagulan dapat diteruskan
2. Berikan obat tetes pendilatasi selama 10 menit untuk 4 dosis, minimal 1 jam sebelum
pembedahan. Obat tetes antibiotic kortikosteroid, dan obat tetes anti inflamasi. Obat tetes
anti inflamasi dapat diberikan secara profilaksis untuk mencegah inflamasi dan infeksi
setelah pembedahan.
3. Berikan instruksi lisan dan tulisan dan bagaimana melindungi mata, memberikan obat,
mengenali tanda-tanda komplikasi, dan mendapatkan perawatan darurat.
5. Tetes mata atau salab antibiotic, anti inflamasi dan kortikosteroid diresepkan pasca
operasi. (Brunner & Suddarth. Ed 12, 2016)
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Presepsi Sensorik
katarak
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering muncul pada katarak yaitu penglihatan kabur, persepsi warna
turun, diplopia dan visus menurun, ada hailo, penglihatan memburuk pada siang
hari/silaw dan mata basah.
Penglihatan kabur, persepsi warna turun diplopia visus menurun, penglihatan memburuk
pada siang hari merupakan penjelasan dari keluhan utama.
Katarak bisa karena kongenital dan adanya riwayat kelainan mata vemily derajat pertama.
a. B1 ( Breathing )
b. B2 ( Blood )
c. B3 ( Brain )
d. B4 (Bladder)
e. B5 (bowel)
f. B6 (Bone)
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologi
a. Keratometer
Keratometer adalah salah satu alat pemeriksaan mata yang berguna untuk
mengetahui kelengkungan kornea pasien secara detail karna mencangkup kekuatan
refraksi axis pada kelengkungan kornea pada area tertentu.
https://images.app.goo.gl/RbW6yPAwxznVxNZH7
https://www.google.com/imgres
b. Meningkatkan
pengetahuan pasien
mengenai factor
yang
mempengaruhi
efektifitas obat.
TABEL LITERATURE REVIEW
2. Terapi suportif Penelitian Jumlah Terapi suportif Jumlah Hasil data Hasil dari
meningkatkan preexperimental sampel meningkatkan sampel pada dianalisis penelitian ini
motivasi untuk dengan pada motivasi untuk penelitian ini menggunakan uji menunjukan
melakukan menggunakan penilitian melakukan sebanyak 15 tdependent bahwa terdapat
operasi pendekatan ini operasi pasien katarak menunjukan pengaruh
katarak pada one-group sebanyak adanya pemberian
pasien katarak pretest posttest 15 pasien perbedaan antara terapi suportif
di wilayah design. Teknik katarak pretest dan terhadap
kerja pengambilan posttest dengan motivasi untuk
puskesmas sampel hasil dari p-value melakukan
Tempurejo menggunakan 0,001 (p- operasi
Kabupaten purposive value<0,05). katarak.
Jember tahun sampling.
2017