Anda di halaman 1dari 15

JUDUL BUKU : 40 TEKNIK yang Harus Diketahui Setiap Konselor

Edisi :2

Penulis : Bradley T. Erford

Penerbit : Pustaka Pelajar

Tahun Terbit : 2015

1. Teknik Scaling
Scaling adalah tekink khusus pada konseling yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang memiliki jawaban dalam bentuk skala nilai. Teknik
Scaling berasal dari pendekatan Behavioral. Contoh dari Teknik Scaling
adalah, Konselor dapat mengatakan pada skala ke berapa kepada Konseli
tentang perasaannya terhadap masalah yang dialaminya, misalnya
konselor mengatakan, “Pada Skala 1-10, dimana anda mulai merasakan
mual-mual ketika anda mengalami kecemasan?”.

2. Teknik Exceptions
Exception adalah teknik khusus pada konseling yang berisikan
pengecualian terhadap suatu masalah. Dasar dari teknik Exceptions ini
adalah adanya asumsi bahwa semua masalah memiliki pengecualian yang
kemudian bisa dijadikan sebuah solusi. Teknik Exceptions biasanya
dilakukan dengan melalui pencitraan masalah, atau kata lainnya masalah
yang datang diubah seperti layaknya suatu pujian. Sebagai contoh, “ Wow,
Bagaimana anda bisa mengatasi hal itu? Padahal kebanyakan orang tak
mampu untuk melakukannya!”.

3. Teknik Problem-Free Talk


Problem Free talk adalah teknik khusus pada Konseling yang beriskan
percakapan secara bebas yang dilakukan konseli atau rekan konseli yang
kemudian diproses oleh konselor untuk diambil kompetensi atau
potensinya. Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada konselor
untuk melihat apa yang digambarkan seorang Klien sebagai kesulitannya,
dan hal ini memungkinkan identifikasi berbagai kekuatan dan sumber daya
yang dimiliki klien yang kelak dapat dijadikan suatu solusi. Contoh
pertanyaan umpan dalam teknik ini adalah, ”Coba ceritakan lebih banyak
tentang diri anda” sampai klien mampu menceritakan hal-hal positif yang
dimilikinya.

4. Teknik Miracle Question


Miracle Question atau pertanyaan ajaib adalah teknik khusus pada
konseling yang berisikan cara untuk memaksa klien agar dapat
mempertimbangkan matang-matang apa yang sebenarnya mereka
inginkan. Teknik ini biasa dilakukan untuk mengidentifikasi dan
memeriksa pengecualian untuk permasalahan yang ada. Teknik ini pada
dasarnya menekankan pada perubahan perilaku. Yaitu dengan cara
mengasumsikan bahwa jika seorang bertindak dengan cara yang berbeda,
maka dia dapat berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda pula.
Contoh penerapan teknik ini adalah, “Jika pada hari ini anda mungkin
mengalami kecemasan karena anda tidak mengerjakan PR, coba anda
bayangkan jika anda hari ini mengerjakan PR? Dan ceritakan perasaan
anda”.

5. Teknik Flagging The Minefield


Flagging the Minefield adalah teknik khusus pada konseling yang
berisikan bentuk kepatuhan pada penanganan dan pencegahan
kekambuhan yang diciptakan untuk membantu klien untuk
menggeneralisasikan apa yang mereka pelajari dalam konseling ke situasi-
situasi di masa mendatang yang mungkin akan mereka hadapi. Teknik ini
biasanya digunakan di akhir proses konseling, penerapan teknik ini berupa
cara konselor membantu klien menstranfer pembelajaran dunia luar dan
kejadian di masa mendatang
6. Teknik I-Messages
I-Messages atau pesan aku adalah teknik khusus pada konseling yang
menyuruh Klien untuk bertanggung jawab dalam bentuk perasaan,
perilaku atau sikapnya tanpa menimpakan kesalahan pada orang lain.
Pesan-aku juga membantu klien untuk menyadari bahwa ia dituntut untuk
mengambil tindakan untuk mengubah situasi, pesan-aku juga sering
disebut dengan pesan tanggung jawab / responsibility message. Contoh
dari penerapan teknik ini adalah jika individu mengatakan, “Hal itu tidak
akan terjadi lagi”, maka dia bisa diminta untuk mengubah pernyataannya
menjadi, “Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi”.

7. Teknik Acting As if
Acting As If atau bertindak seakan-akan adalah teknik khusus konseling
yang didasarkan oleh pendekatan Adlerian. Teknik ini memerintahkan
klien untuk berperan dan berperilaku seakan-akan mereka dapat
menyelesaikan apa yang mereka yakini tidak mungkin dapat mereka
selesaikan. Penerapan teknik ini adalah, Konselor dapat menginstruksikan
klien untuk berakting seakan-akan ia akan mampu untuk melakukan
apapun yang diharapkannya dapat dilakukan. Teknik ini digunakan ketika
klien tidak memiliki kepercayaan bahwa dirinya memiliki keterampilan.

8. Teknik Spitting in Soup


Spitting in Soup atau meludah kedalam Sup adalah teknik khusus
konseling yang digunakan untuk memberi kesadaran kepada klien akan
keuntungan dari masalah atau penyakit yang dialaminya. Hal ini bertujuan
agar klien merasa tidak enak karena telah melakukan suatu perilaku yang
sengaja dilakukannya sebagai bahan untuk pertahanan dirinya. Contohnya
seperti pura-pura sakit untuk menghindari tanggung jawab. Disini, Sup
yang dimaksud adalah suatu perilaku menyimpaang, sehingga ketika klien
nanti memutuskan untuk melanjutkan perilakunya maka dia akan merasa
itu tidak baik/enak lagi karena Konselor sudah mengetahui masalahnya.

9. Teknik Mutual Storytelling


Mutual Storytelling adalah teknik khusus pada konseling yang berupa
kegiatan saling mendongeng/bercerita antara konselor dan klien. Selama
klien sedang mendongeng, Konselor diharuskan mencatat untuk
menganalisis ceritanya, dan konselor pun wajib menanyakan pesan moral
dari cerita tersebut dan menanyakan tokoh yang disukai maupun yang
tidak disukai. Hal ini bertujuan untuk menggenelarisir masalah yang ada
melalui informasi yang diberikan secara sadar ataupun tidak sadar.

10. Teknik Paradoxical Intention


Paradoxical Intention adalah teknik khusus pada konseling yang berisikan
cara untuk mendorong klien mengihktiarkan apa yang mereka hindari,
menganut apa yang mereka lawan, dan menggantikan ketakutannya
menjadi harapan. Dengan teknik ini, klien diperintahkan untuk melebih-
lebihkan gejalanya. Contohnya adalah, Seorang klien yang mengalami
serangan panik dan takut bahwa dia bisa tiba-tiba mati diberi tahu untuk
merelakan kepanikannya menelan dirinya.

11. Teknik Empty Chair


Empty Chair atau kursi kosong adalah teknik pada konseling yang
digunakan untuk mencegah perpecahan antara dua pihak yang
mengakibatkan putusnya hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Teknik ini berisikan cara individu memainkan peran bagaimana keinginan
mereka untuk berbicara dan bertindak kepada orang lain. Cara menerapkan
teknik ini adalah, pertama klien diminta untuk mendeskripsikan sejelas-
jelasnya tentang orang yang dituju, kemudian klien diminta untuk duduk
disalah satu kursi dan berhadapan dengan kursi kosong dan
membayangkan orang yang dituju duduk di di kursi kosong tersebut.
Kemudian klien diminta mengatakan apa yang ingin disampaikannya
kepada kursi kosong (orang yang dituju).

12. Teknik Body Movement and Exaggeration


Body Movement and Exaggeration atau gerak tubuh yang dilebih-lebihkan
adalah serangkaian teknik khusus konseling yang digunakan untuk
memberikan kesadaran kepada klien akan isyarat-isyarat verbal dan non-
verbal yang dikirimkannya kepada orang lain. Contoh dari penerapan
teknik ini adalah ketika konselor menyuruh klien untuk mengulangi
perilaku verbal dan non-verbalnya sampai klien melakukannya secara
berlebihan dan menyadari akar dari emosinya tersebut.

13. Teknik Role Reversal


Role Reversal atau membalik peran adalah teknik khusus pada konseling
yang berasal dari psikodrama dan teori Gestalt. Teknik ini digunakan
ketika seorang Konselor percaya bahwa perilaku klien adalah kebalikan
dari perasaan tertentu yang mendasarinya, dan demikian klien berperilaku
dengan cara yang terputus. Teknik ini digunakan kepada klien yang
sedang mengalami konflik atau sebuah perpecahan dalam dirinya. Dengan
bermain peran, diharapkan klien dapat mempertinggi kesadaran mereka
tentang situasinya. Penerapan teknik ini berupa klien diminta memainkan
peran orang lain yang terlibat di dalam situasinya. Dengan mengambil
peran orang lain, klien berkesempatan melihat dirinya sendiri dari situasi
dan perspektif yang berbeda.

14. Teknik Visual / Guided Imagery


Visual Imagery atau gambaran imajinasi terbimbing adalah salah satu
teknik khusus pada konseling yang digunakan untuk mengatasi stress dan
fobia. Teknik ini digunakan untuk mengakses keyakinan-keyakinan kunci
atau ingatan-ingatan yang sulit pada klien. Sebelum melakuakan teknik
ini, pastikan ruangan dalam keadaan tenang dan nyaman untuk klien, dan
hendaknya nanti ketika memulai berbicara menggunakan Bahasa yang
lembut. Penerapan teknik ini berupa klien disuruh untuk menutup mata
dan rileks mendengarkan cerita ataupun sugesti dari konselor. Kemudian
biarkan klien membayangkannya.

15. Teknik Deep Breathing


Deep Breathing atau pernapasan dalam, adalah teknik khusus pada
konseling yang lazimnya sudah dipakai sejak dahulu. Teknik ini bertujuan
untuk menenangkan tubuh dan mengelola stress yang dialami klien. Hal
terpenting yang dilakukan saat menggunakan teknik ini adalah
menghembuskan napas seharusnya lebih panjang daripada menarik napas.
Jika menarik napas selama 3 detik maka menghembuskan napas bisa
sampai 6 detik. Yang jelas, teknik ini dapat membantu klien untuk
mengurangi kecemasan dan memperdalam fokusnya.

16. Teknik Progressive Muscle Relaxtion Training (PMRT)


PMRT atau latihan relaksasi otot progresif adalah salah satu teknik khusus
pada konseling yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana otot-
otot terasa ketika ditegangkan dan ketika dikendurkan, hal ini dipelajari
untuk mencapai rasa rileks, sehingga dapat mengurangi rasa stress.
Penerapannya berupa, klien dibuat berbaring ditempat yang nyaman
dengan mata terpejam. Lalu dilakukan sesi-sesi teknik ini yang
berlangsung selama 15-20 menit di cahaya redup.

17. Teknik Self-Disclosure


Self-Disclosure atau pengungkapan diri adalah teknik khusus pada
konseling yang menampilkan sisi hangat, nyata, dan manusiawi konselor
yang digunakan untuk membangun aliansi terapeutik atau keberhasilan
proses konseling. Penerapannya berupa pengungkapan sisi pribadi
konselor, seperti memberi tahu klien tentang situasi kehidupan Konselor,
dan penerapan ini sifatnya disengaja.

18. Teknik Confrontation


Confrontation atau Konfrontasi adalah teknik khusus konseling yang
dikenal juga sebagai teknik tantangan. Teknik ini dapat diimplementasikan
untuk membantu klien menganalisis naratif mereka untuk melihat
diskrepansi dan kontradiksi antara kata dan perbuatan. Penerapan teknik
ini yang pertama konselor mendengarkan dahulu klien, lalu merangkum
dan mengklarifikasi, selanjutnya melakukan konfrontasi secara empatik,
dan yang terakhir adalah mengamati dan mengevaluasi.

19. Teknik Motivational Interviewing


Motivational Interviewing (MI) adalah salah satu teknik khusus pada
konseling yang digunakan untuk membantu klien mengembangkan
motivasi intrinsik untuk berubah dan mencapai tujuan konseling. Terdapat
empat prinsip umum MI, yaitu mengekpresikan simpati, mengembangkan
diskrepansi, menerima resistensi, dan mendukung efiksi diri.

20. Teknik strength Bombardment


Strength Bombardment adalah teknik khusus pada konseling yang
pengunaannya didasari oleh suasana perasaan, persepsi tentang diri, dan
gambaran tentang diri yang bisa membaik jika klien menerima komunikasi
berbabasis kekuatan dari orang lain dan kemudian menginternalisasikan
komunikasi tersebut ke dalam dialog batiniahnya sendiri. Teknik ini dapat
dilakukan pada situasi konseling individu atau kelompok kcil. Penerapan
teknik ini berupa afirmasi diri.

21. Teknik Self-Talk


Self-talk adalah sebuah teknik yang berasal dari rational-
emonotivebehavior therapy (REBT) dan pendekatan-pendekatan perilaku-
kognitif untuk konseling lainnya. REBT menyatakan bahwa “orang
membuat tuntutan-tuntutan yang tidak masuk akal terhadap dirinya
sendiri” yang mengakibatkan berbagai gangguan psikologis.Self-talk
adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk menyangkal keyakinan
yang tidak masuk akal dan mengembangkan pemikiran yang lebih sehat,
yang akan menghasilkan self-talk yang lebih positif. Self-talk adalah suatu
cara dari orang-orang untuk menangani pesan negative yang mereka
kirimkan kepada dirinya sendiri. Self-talk negatif seseorang tidak selalu
sehat karena kadang-kadang membantu seseorang mengenali sebuah
situasi keseimbangan antara Self-talk positif dan negatif sangat penting.

22. Teknik Reframing


Reframing mengubah sudut pandang konseptual atau
emosionalterhadap suatu situasi dan mengubah maknanya dengan
meletakkannya dalam suatu kerangka kerja kontekstual lain yang juga
cocok dengan fakta-fakta yang sama dari suatu aslinya. Tujuan reframing
adalah untuk membantu klien melihat situasinya dari sudut pandang lain,
yang membuatnya tampak tidak terlalu problematik dan lebih normal, dan
dengan demikian lebih terbuka terhadap solusi.

23. Teknik Thought Stopping


Thought stopping merujuk pada sekelompok prosedur yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk memblokir
secara kognitif serangkaia tanggapan. Teknik ini digunakan pertama
kalinya pada tahun 1875, thought stopping melatih klien untuk
menyingkirkan, seawal mungkin setiap pikiran yang tidak diinginkan,
biasanya dengan menyerukan perintah “berhenti” untuk menginterupsi
pikiran yang tidak diinginkan. Thought stopping berhasil karena beberapa
alasan perintah “berhenti” sebagai hukuman sehingga mengurangi
kmungkinan bahwa pikiran akan muncul kembali.
24. Teknik Cognitive Restructuring
Teknik ini disebut dengan correcting cognitive distortions
(mengoreksi distorsi kognitif).Cognitive restructuring melibatkan
penerapan prinsip-prinsip belajar pada pikiran.Teknik ini dirancang untuk
membantu mencapai respons emosional yang lebih baik dengan mengubah
kebiasaan penilaian habitual sedemikian sehingga menjadi tidak terlalu
terbias untuk mengganti pikiran dan interprestasi negatif engan pikiran an
tiaakan yang lebih poitif.

25. Teknik Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT): Model ABCDEF


dan Rational-Emotive Imagery
Teknik Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) (terapi
perilaku rasional-emotif) diciptakan oleh Albert Ellis pada tahun 1955
setelah ia menetapkan bahwa terapi Rogerian dan psikoanalisis adalah
metode penanganan yang tidak efektif karena tidak memfokuskan pada
pikiran. Ketika Ellis mengubah namanya menjadi REBT, ia menyadari
bahwa emosi, perilaku, dan pikiran tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dalam REBT, emosi penting; tetapi, kognisi seseorang adalah
sumber berbagai masalah psikologi. Konselor professional perlu
membantu klien memahami bahwa perasaan tidak disebabkanoleh
berbagai peristiwa, orang lain atau masa lalu, melainkan oleh pikiran yang
dikembangkan oleh orang tersebut diseputar situasinya.
Teknik rational-emotive imagery (REI) dikembangkan oleh
Maultsby pada tahun 1974.Tujuan teknik ini adalah agar klien mengubah
emosi-emosinya dari tidak sehat menjadi sehat dengan bantuan konselor
professional.
Kegunaan teknik model ABCDEF dan teknik rational-emotive
imagery adalah mencegah beragam presenting problem, termasuk tingkat
stress yang tinggi, masalah hubungan dan mengatasi disabilitas.

26. Teknik Bibliotherapy


Bibliotherapy adalah sebuah teknik yang sering digunakan oleh
konselor professional yang kliennya perlu memodifikasi cara berpikirnya.
Bibliotherapy bermaksud memengaruhi kehidupan dengan membantu
klien menemukan kesenangan dalam mebaca dan melepaskan diri dari
distress mental.Salah satu proposisi utama yang mendasari teknik ini
adalah klien perlu mampu mengidentifikasi diri dengan salah satu tokoh
yang mengalami masalah yang serupa dengan maslah klien selalu
mengingat tentang realitas klien.

27. Teknik journaling


Menulis jurnal (catatan harian) memungkinkan klien untuk
mengungkapkan dan mengeksternalisasikan pikiran, perasaan, dan
kebutuhannya, eksperesi-eksperesi yang biasanya disimpan untuk ranah
internal pribadi.Kerner dan Fitzpatrick (2007) mendeskripsikan dua tipe
penulisan terapeutik: afektif/emosional dan
kognitif/konstruktivis.Journaling afektif/emosional memungkinkan klien
untuk menuliskan ide-ide yang mengalir bebas dengan tujuan eksperesi
dan pelepasan emosional.Dan journaling kognitif/konstruktivis lebih dekat
dengan pendekatan-pendekatan konseling kognitif perilaku.

28. Teknik Systematic Desensitization


Desensititasi sistematik adalah sebuah prosedur dimana klien
berulang kali mengingat, membayangkan, atau mengalami kejadian yang
membangkitkan kecemasan dan setelah itu menggunakan teknik relaksasi
untuk menekan kecemasan yang disebabkan oleh kejadian itu. Dalam
kasus desentitasi sistematil, teknik relaksasi yang telah dipelajari dan
digunakan oleh klien mengurangi kemungkinan bahwa kejadian itu tidak
akan memicu respons-respons yang tidak kompatibel, sehingga klien,
dengan paparan gradual kejadian yang ditakuti dan latihan relaksasi,
menjadi kurang sensitive terhadap kejadian itu untuk membantu klien
mengonstruksikan sebuah hierarki kecemasan.
29. Teknik Stress Inoculation Training
Teknik stress inoculation training (SIT) (teknik inokulasi stress),
sebuah teknik yang dikembangkan oleh Donald Meichebaum, didasarkan
pada ide bahwa membantu klien mengatasi stressor-stresor ringan akan
memungkinkan mereka untuk mengembangkan toleransi untuk bentuk-
bentuk distress (distress adalah istilah untuk stress yang berakibat buruk,
eustress adalah istilah untuk stress yang berakibat baik, misalnya
memotivasi kita untuk menyelesaikan sesuatu). SIT ini memiliki beberapa
tujuan. Pertama, klien belajar untuk melihat stressnya sebagai reaksi
adaptif yang normal.Kedua, klien belajar untuk mengelola stresnya dengan
mengubah konseptualisasinya.Ketiga, klien menguraikan stressor-stresor
besar menjadi tujuan-tujuan coping jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang.

30. Teknik Modeling


Modeling adalah proses bagaimana individu belajar dari
mengamati orang lain.Modeling juga disebut sebagai imitasi, identifikasi,
belajar observasional, dan vicarious learning.Ada tiga tipe dasar
modeling: Overt modeling (live modeling) terjadi ketika satu orang atau
lebih mendemonstrasikan perilaku yang akan dipelajari. Live model
(contoh hidup) bisa termausk konselor professional, guru atau teman
sebaya klien.Symbolic modeling melibatkan mengilustrasikan perilaku
target melalui rekaman video atau audio.

31. Teknik Behavioral Rehearsal


Behavioral rehearsal (latihan/gladi perilaku) adalah salah satu
diantara banyak teknik yang berasal dari terapi perilaku, tetapi teknik ini
telah diadaptasi oleh berbagai konselor yang menggunakan pendekatan
belajar sosial. Konselor professional biasanya menggunakan behavior
rehearsal dengan klien yang perlu menjadi sadar sepenuhnya akan dirinya.
behavior rehearsal memiliki kompenen menirukan perilaku, menerima
umpan balik dari konselor, dan sering mempraktekkan atau melatih
perilaku yang di inginkannya.

32. Teknik Role Play


Role play (bermain peran) adalah sebuah teknik yang digunakan
oleh konselor dari beragam orientasi teoretis untuk klien-klien yang perlu
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang atau
melakukan perubahan dalam dirinya sendiri. Role play ini terjadi saat ini,
bukan dimasa lalu atau masa mendatang.

33. Teknik Premack Principle


Premack principle (prinsip premack) didasarkan pada konsep
reinforcement positif dari teori operant conditioning, yang menyatakan
bahwa peilaku dengan probabilitas lebih tinggi dapat bertindak sebagai
reinforce bagi perilaku dengan probabilitas lebih rendah. Dengan kata lain,
individu termotivasi untuk melaksankan tugas yang tidak diinginkan jika
tugas itu diikuti oleh tugas yang diinginannya. Contohnya, seorang
orangtua mungkin melarang anak menonton TV sampai ia menyelesaikan
PR-nya.

34. Teknik Behavior Chart


Behavior chart (bagan perilaku) menarget perilaku-perilaku
tertentu yang kemudian dievaluasi pada titik-titik yang telah ditetapkan
sepanjang hari. Behavior chart memasukkan beberapa komponan penting,
seperti menetapkan perilaku-perlaku yang akan dipantau, merating
perilaku pada skedul yang telah ditetapkan, berbagai informasi dengan
orang-orang selain rater, dan menggunakan bagan untuk memantau sebuah
intervensi atau sebagai penanganan itu sendiri. Behavior chart berguna
untuk memberikan umpan baik kepada inividu yang dipantau oleh orang
lain yang terlibat dengan orang lain yntuk memenuhi kebituhan spesifik
seseorang.

35. Teknik Token Economy


Token economy adalah sebuah teknik yang berasal dari hal karya
teoretisi perilaku operant, B.F. Skinner.Skinner memiliki pandangan
bahwa konsekuensi mempertahankan perilaku.Token economy adalah
suatu bentuk reinforcement positif dimana klien menerima suatu token
ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan.

36. Teknik Behavioral Contract


Behavioral contract (kontrak perilaku), atau contingency contract,
didasarkan pada prinsip operant conditioning, reinforcement positif, dan
dapat digunakan sebagai salah satu variasi prinsip Premack.Kontrak
perilaku adalah kesepakatan tertulis antara dua orang individu atau lebih
dimana salah satu atau kedua orang sepakat untuk terlibat dalam sebuah
perilaku target. Oleh sebab itu kontrak cenderung populer diantara anak-
anak karena dapat memberikan yanggung jawab kepada orang tua atau
guru dalam ketentuan kesepakatannya.

37. Teknik Extinction


Extinction adalah sebuah teknik perilaku klasik yang didadasarkan
pada hukuman yang melibatkan menahan pemberian reinforcement guna
mengurangi frekuensi perilaku tertentu.Extinction dapat digunakan untuk
mengeliminasi perilaku-perilaku yang sebelumnya diperkuat (reinforced)
(kadang-kadang tanpa sepengetahuan) dilingkungan. Contohnya, jika
seorang siswa dikelas selalu meneriakkan jawaban sebelum dipanggil
untuk mendapatkan perhatian guru, guru seharusnya mengabaikan siswa
itu dan buka mengakui jawaban siswa tersebut.Pengakuan terhadao siswa
merupakan reinforcementpositif untuk perilakunya.Begitu reinforcemet
ditarik, perilaku tersebut seharusnya hilang.untuk memutusan sebuah
prosedur extinction konselor harus mempertimbangkan sifat perilaku ang
akan untuk memutsukan diakhir.

38. Teknik Time Out


Teknik time out adalah salah satu intervensi perilaku yang paling
sering digunakan untuk mengurangi berbagai masalah perilaku pada anak-
anak dan komponen yang paling sering digunakan pada prosedur pelatihan
orangtua. Time out digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak
semestinya (hukuman) dan meningkatkan perilaku yang baik
(reinforcement). Dengan demikian, time out adalah sebuah teknik yang
dirancang untuk mendidik anak tentang apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Time out berfungsi sebagai hukuman untuk
perilaku buruk saat ini dan mencegah perilaku buruk dimasa mendatang.

39. Teknik Response Cost


Response cost adalah sebuah metode operant conditioning yang
didasarkan pada prinsip-prinsip hukuman dan melibatkan penghilangan
suatu stimulus positif untuk mengurangi perilaku tertentu. Response cost
sering kali berbentuk sistem poin atau token dimana individu kehilangan
poin atau token untuk menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan.
Respons cost bisa sangat efektif dalam mengurangiperilaku yang tidak
dikehendaki, khusunya jika digunakan dengan dikombinasikan dengan
pujian, sistem poin (token), dantime out sebagai prosedur cadangan.
Response cost dapat digunakan dirumah, dikelas, atau ditempat bermain
dan mudah untuk diterapkan. Setelah diterapkan dalam satu minggu tanpa
kehilangan token satu-satunya yaitu sama sekali tidak memperlihatkan
perilaku target yang tidak baik sistemnya berakhir.

40. Teknik Overcorrection


Overcorrection melibatkan dua komponen: restitusi dan praktik
positif. Restitusi mengharuskan individu untuk memulihkan situasi yang
terganggu kekondisi yang sama atau bahkan lebih baik disbanding
sebelumnya, dan praktik positif melibatkan latihan perilaku yang baik
secara berulang-ulang untuk situasi yang sama. Restitusi dirancang untuk
mengajarkan konsekuensi wajar dari perilaku buruk, dan praktik positif
mengajarkan perilaku yang baik, sehingga berfungsi sebagai langkah
preventif.Overcorrection adalah sebuah bentuk hukuman tetapi ia tidak
mengikuti sebuah teori tertentu ia memasukkan erbagai aspek-aspek dari
banyak teori yang berbeda, termasuk feedback, time out, compliance
treaning, exlinction, dan hukuman.

Anda mungkin juga menyukai