Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN MODEL DOKUMENTASI SOAP DENGAN

PENDEKATAN 7 LANGKAH VARNEY PADA ASUHAN KELUARGA


BERENCANA (KB)

Ditujukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi


Kebidanan

Dosen Pembimbing : Ibu Sri Wisnu SST., M.Keb.,

Oleh :

Kelompok 9 Tingkat 2B

Agnia Oktavia P17324118019

Hasnah Aribah P17324118001

Nurul Alya P17324118033

Vivi Adriyani P17324118009

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah


dokumentasi kebidanan. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan akademis serta meningkatkan rasa tanggung
jawab seorang mahasiswa

Kami menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangan membantu
demi tercapainya karya yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga
dengan segala keterbatasan yang ada pada kami, makalah ini dapat memberi
manfaat kepada semua pihak. Terimakasih.

Bandung, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN TEORI......................................................................................................5
A. Teori Manajemen Kebidanan........................................................................5
B. Standar Asuhan Kebidanan...........................................................................8
C. Contoh SOAP Pada Asuhan Keluarga Berencana (KB).............................11
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan penduduk


dunia pada tahun 2050 berjumlah 9,6 milyar jiwa meningkat dari tahun
2000 yaitu 6,1 milyar jiwa. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6
juta orang dan diperkirakan akan melonjak menjadi 247,5 juta jiwa pada
tahun 2015. Pada tahun 2025 sampai tahun 2050 diperkirakan akan
mengalami peningkatan yaitu 303,8 juta orang sedangkan jumlah
penduduk miskin berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada Maret
2016 menyebutkan sebanyak 28,01 juta jiwa (BPS Indonesia, 2017).
Kecepatan pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi masalah
utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Apabila tidak dikendalikan
maka akan terjadi ledakan penduduk yang cukup tinggi pada beberapa
tahun mendatang. Ledakan penduduk tersebut tentu dapat menimbulkan
ancaman seperti kemiskinan dan kelaparan (Gustikawati, 2014). Ledakan
penduduk tersebut merupakan salah satu faktor pemicu Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan karena
kemisikinan dan minimnya pendidikan ibu hamil untuk mengandung dan
melahirkan bayi yang sehat (Suryani dan Tiurna 2014: 39).
Pemerintah Indonesia sudah membuat suatu kebijakan untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk seperti melalui program Keluarga
Berencana (KB) (Gustikawati, 2014). Namun tidak hanya programnya
yang penting, dalam sebuah pelayanan juga harus diperhatikan
pendokumentasiannya yang pada kenyataanya di lapangan kerja masih
ada petugas kesehatan yang salah dalam mencatat pendokumentasianya .
Pendokumentasian yang menggunakan rancangan model
dokumentasi soap dengan pendekatan 7 langkah varney pada asuhan
keluarga berencana (KB) sangat perlu dipahami oleh para calon bidan agar
kedepanya pendokumentasian dalam pelayanan KB tidak dianggap remeh.
Karena suatu kesalahan pada pendokumentasian dapat menyebabkan
suatu masalah dan dengan pembahasan ini kami berharap calon bidan
masa depan dapat mengerti serta lebih baik lagi dalam
mendokumentasikan asuhan yang diberikan terutama pendokumentasian
pada asuhan keluarga berencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen kebidanan?
2. Apa saja standar asuhan kebidanan?
3. Bagaimana rancangan model dokumentasi SOAP pada asuhan
keluarga berencana (KB)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori manajemen kebidanan
2. Untuk mengetahui standar asuhan kebidanan
3. Untuk mengetahui bagaimana rancangan model dokumentasi SOAP
pada keluarga berencana (KB)
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan (Midwifery management) adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam mnerapkan metode pemecahan masalah secara
sistemis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnose kebidanan,
perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Tahapan dalam manajemen
kebidanan langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu
sebagai berikut:
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah
berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang
klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan pengumpulan data dimulai saat
klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan
kebidanan berlangsung, data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. .
Sumber yang dapat memerikan informasi paling akurat yang dapat
diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin. Pasien adalah
sumber informasi yang akurat dan ekonomis, yang di sebut sebagi sumber
data primer. Sumber data alternatif atau sumber data skunder adalah data
yang sudah ada, praktikan kesehatan lain dan anggota keluarga. Tekhnik
pengumpulan data ada tiga yaitu ; Observasi, dimana pengumpulan data
melalui indra penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah),
pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka),
perdaban (suhu badan, nadi).
Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan
pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting di perhatikan
adalah data yang ditanyakan di arahkan data yang relefan, dan
Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan memakai
instrument/alat mengukur. Dengan tujuan untuk memastikan batas dimensi
angka, irama kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi badan dengan meteran,
berat badan dengan timbangan, tekanan darah dengan tensimeter. Data
secara garis besar diklasifikasikan sebagai data subyektif dan data obyektif.
Pada waktu mengumpulkan data subyektif harus mengembangkan
hubungan antar personalyang efektif dengan pasien/klien/yang
diwawancarai, lebih diperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama
pasien dan mencemaskan, berupa pendapatan data/fakta yang sangat
bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara, anamneses dengan melakukan tanya jawab untuk
memperoleh data meliputi : riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat
haid, riwayat obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat
ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial
ekonomi dan psikologi.Dan pemeriksaan fisik, yang meliputi keadaan
umum klien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dilakukan secara
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan dilakukan pemeriksaan penunjang
bila perlu. Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah
berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi
data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi atau masukan klien yang sebenarnya.

2. Langkah II: Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data - data yang di kumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga di temukan masalah atau diagnose yang spesifik.
Langkah awal dari perumusan masalah/diagnose kebidanan adalah
pengelolahan/analisa data yang menggabungkan dan menghubungkan satu
dengan lainnya sehingga tergambar fakta.

3. Langkah III: mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangakaian masalah dan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap – siap bila diagnose/masalah potensial ini benar – benar terjadi.

4. Langkah IV; Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang


Memerlukan Penanganan Segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Beberapa data
menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak segera demi
keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter.
Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan
mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang
paling tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan
.
5. Langkah V: Merencanakan Asuhan
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnose atau masalah yang telah diidentiikasi atau antisipasi,
pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap di lengkapi.

6. Langkah VI: Penatalaksanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
7. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar –
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat
dianggab efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan
sebagian belum efektif.

B. Standar Asuhan Kebidanan


Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan. Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
1. STANDAR I: Pengkajian.
Pernyataan Standar.
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria Pengkajian.
a. Data tepat, akurat dan lengkap.
b. Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang
sosial budaya).
c. Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan
pemeriksaan penunjang).

2. STANDAR II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.


Pernyataan Standar.
Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.

3. STANDAR III: Perencanaan


Pernyataan Standar.
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan.
Kriteria Perencanaan.
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif.
b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
c. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber
daya serta fasilitas yang ada.

4. STANDAR IV: Implementasi.


Pernyataan Standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan.
Kriteria Implementasi.
a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural.
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
dan atau keluarganya (inform consent).
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
e. Menjaga privacy klien/pasien.
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai.
i. Melakukan tindakan sesuai standar.
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. STANDAR V: Evaluasi
Pernyataan Standar.
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
Kriteria Evaluasi.
a. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien.
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
atau keluarga.
c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
d. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

6. STANDAR VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan


Pernyataan Standar.
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan
jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku
KIA).
b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
c. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.
d. O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.
e. A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
f. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

C. Contoh Rancangan Model SOAP Pada Asuhan Keluarga Berencana (KB)

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR PEMASANGAN


KONTRASEPSI IUD
DI POLI KB RUMKIT AL DR RAMELAN
BANDUNG

No. Medrec : 20197687


Tgl/Jam Masuk : 11 September 2019 Pukul 10.00 WIB
Tgl&jam Pengkajian : 11 September 2019 Pukul 11.00 WIB
Nama Pengkaji : Fide Harmawati

A. Subjektif
1. Identitas
Nama : Ny. S Nama : Tn. D
Umur : 25 Tahun Umur : 28
Tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama
: Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : TNI
Alamat : Jl. Serdadu No 56 Alamat : Jl.
Serdadu No 56

2. Keluhan
Ibu ingin memasang kontrasepsi AKDR untuk menunda
kehamilannya. Kondisi ibu pascapersalinan 4 bulan dan menyusui bayinya,
tetapi ibu mengatakan mempunyai penyakit Diabetes.

3. Riwayat Obstetri
 Riwayat Kehamilan Sekarang : G2P2A0
 Jumlah anak hidup :1
 Waktu persalinan terakhir : 4 bulan yang lalu
 Jarak usia anak pertama dan terakhir : 2 tahun
 Sedang menyusui < 6 bulan/tidak : Ya
 Riwayat Kehamilan, nifas dan persalinan yang lalu
Anak Nifas
Penyakit
Hamil Tgl Usia Jenis Kehamilan
Penolong
Ke- Partus Kehamilan Partus & JK BB PB ASI Penyulit
Persalinan

25
3200 52 Tidak
1 Mei 38 Minggu Normal Bidan Tidak ada L Baik
gr cm Ada
2017
10
3400 50 Tidak
2 Mei 40 Minggu Normal Bidan Tidak ada P Baik
gr cm ada
2019
4. Riwayat Ginekologi : Tidak ada
5. Riwayat menstruasi
 HPHT : 3 Agustus 2018
 Keluhan dan gangguan menstruasi : Tidak ada
6. Riwayat KB : Belum Pernah
7. Riwayat Penyakit Ibu dan Keluarga : Tidak ada

B. Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda tanda vital :
TD: 120/80 mmHg N: 75 x/mnt,
R : 22 x/mnt S: 35.5 C
3. Mata :
Konjungtiva : Merah Muda
Sclera : Tidak Ikterik
4. Mamae :
Benjolan : Tidak ada
Eksresi : Baik
5. Vulva / vagina : Tidak ada infeksi, tidak ada benjolan
6. Kelainan lain : Tidak Ada

C. Analisis
P2A0 akseptor baru IUD

D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan sehingga ibu memahami kondisinya.
Evaluasi : ibu memahami hasil pemeriksaan kondisinya .
2. Menginformasikan kepada ibu jenis AKDR, Ibu memilih Copper T untuk
digunakan olehnya. Evaluasi : ibu mengetahui jenis-jenis AKDR,dan Ibu
memilih Copper T untuk digunakan olehnya.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping AKDR atau IUD bahwa
kemungkinan akan menyebabkan fluoralbus, disaat menstruasi dan darah
haid yang lebih banyak dari biasanya .Evaluasi : Ibu mengerti tentang efek
samping KB IUD .
4. Memfasilitasi Ibu tentang Inform Consent. Evaluasi : Ibu telah
menandatangani Inform Consent.
5. Menganjurkan Ibu untuk mengosongkan Kandung kemih, Evaluasi : Ibu
telah BAK.
6. Melakukan pemasangan IUD yang baik dan benar sesuai standar yang
berlaku, Evaluasi : pemasangan IUD telah selesai sesuai standar.
7. Mengevaluasi keadaan Ibu pasca pemasangan. Evaluasi : Perdarahan
(positif) sedikit, Keadaan Ibu Baik, Ibu mengatakan tidak ada kram perut
yang merupakan hal yang wajar.
8. Memberikan KIE pasca pemasangan utamanya mengenai Efek samping
yang mungkin terjadi dan tindakan yang harus di lakukan .Evaluasi : Ibu
mengatakan paham dan dapat menerima efek samping IUD yang mungkin
terjadi.
9. Mencatat tindakan dan memberikan kartu KB kepada Ibu, Evaluasi :
semua tindakan telah dicatat dalam rekam medik.
10. Memberikan ibu terapi asam mefenamat 3x1 500 Mg dan Amoxilin 3x1
500 Mg . Evaluasi : Ibu bersedia meminumnya .
11. Memberikan konseling kepada Ibu agar tidak melakukan Coitus selama 1
minggu atau boleh melakukan menggunakan Kondom. Evaluasi :ibu
mengerti dan akan melakukanya.

Pemberi Layanan,

Fide Hermawati
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumentasi dalam asuhan pelayanan KB merupakan proses pencatatan


pada asuhan yang diberikan pada akseptor KB. Dokumentasi ini harus
dilakukan secara komprehensif, teliti dan akurat sehingga bidan dapat
melakukan pelayanan dengan baik. Pendokumentasian asuhan ini berguna
untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesis, dan pemeriksaan
fisik ibu dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan akan
menggunakan KB jenis mana.

B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Agar makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan
kebidanan pada ibu bersalin normal berikut managemen dan pengisian
partograf.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sih Rini. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementrerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Affandi, Bira dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Pt Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2012.

Badan Pusat Statistik Indonesia. Profil Kemiskinan Di Indonesia September 2016.


Official website Badan Pusat Statistik Indonesia.
https://www.bps.go.id/index.php/brs/1378 (diakses Tanggal 21 Maret 2020
pukul 12:00 WIB)

Sulistyawati, Ari.2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Salemba


Medika.

Suryani, Ringgi dan Rosmauli Tiurna. Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Kebidanan.


Jakarta Timur: Dunia Cerdas, 2014.

The NSW Ministry of Health. The contraceptive implant.


https://www.fpnsw.org.au/sites/default/files/assets/CONTRACEPTIVE
%20I MPLANT.pdf (diakses Tanggal 21 Maret 2020 pukul 12:20 WIB)

Wildan, Mohammad dan Aziz Ahmad Hidayat. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika, 2013.

Anda mungkin juga menyukai