Oleh :
Vivi Adriyani
P17324118009
Tk. 3B
Sebelum kita membaca CTG kita harus mengetahui tentang dasar dasar CTG. Ada empat
dasar CTG antara lain,:
1. Garis keatas, menunjukan detak jantung janin. Setiap kotaknya adalah kelipatan 5.
2. Garis kekanan, menunjukan waktu. Tiap kotaknya bernilai 0,5 menit atau 30 detik.
3. Gerakan janin, ada dua gerakan janin yang dinilai disini yaitu gerakan janin yang dirasakan
ibu dan gerakan janin yang terdeteksi oleh alat.
4. Amplitude his, menunjukan seberapa besar his yang terjadi. Semakin kuat his maka
gunungnya akan semakin tinggi.
Cara membaca CTG harus ingat singkatan GGWP yaitu Garis tengah, Garis naik turun, dan
W. Garis tengah adalah garis yang menggambarkan garis denyut jantung janin yang normalnya
(120-160). Jika berada dibawah 120 berarti itu menunjukan Bradicardi. Jika menunjukan lebih
dari 160 berarti menunjukan takicardi. Garis naik turun atau variabilitas normalnya 5-25. Cara
menilainya adalah dengan menghitung denyut jantung janin yang paling rendah dibandingkan
dengan garis yang paling tinggi. W menunjukan gambaran 2 garis yang keatas dan kebawah
sehingga mengingatnya dengan akselerasi dan deselerasi. Akselerasi berarti detak jantung janin
keatas lebih dari 3 kotak permenit dan kekanannya lebih dari setengah kotak kecil. Sedangkan
deselerasi berarti detak jantung janin kebawah lebih dari 3 kotak permenit dan kekanannya lebih
dari setengah kotak kecil. Deselerasi dibagi 2 yaitu deselerasi dini dan deselerasi lambat.
Deselarisi dini adalah deselerasi yang bersamaan dengan pucak his. Deselerasi lambat adalah
deselerasi yang terjadi setelah his. Deselerasi dini normal, sedangkan deselerasi lambat bisa
menunjukan bahwa janin mengalami hipoksia.
CTG terdiri dari beberapa kategori mulai dari kategori 1, kategori 2, dan kategori 3.
Dikatakan kategori 1 jika baseline 120-160, variabilitas antara 5-25, akselerasi bisa ada bisa
tidak dan deselerasi tidak ada. Kategori 2 adalah jika bradikardi (DJJ < 110 bpm) atau takikardi
(DJJ > 160 bpm), variabilitas minimal (< 5 bpm), variabilitas maksimal (> 25 bpm), tidak ada
variabilitas dan tidak ditemukan deselerasi, deselerasi berulang dengan variabilitas minimal (< 5
bpm) atau sedang (6 – 25 bpm), deselerasi memanjang ( 2 – 10 menit), deselerasi lambat
berulang dengan variabilitas sedang, deselerasi bervariasi, tidak adanya akselerasi setelah
diinduksi melalui stimulasi. Kategori 3 adalah jika bradicaedi, deselerasi berulang dan
polasinusoid.
CARA MELAKUKAN CTG