Anda di halaman 1dari 2

1. Berikan contoh kasus bunuh diri yang pernah anda temukan,dalam kehidupan sehari-hari.

Dari kasus tersebut termasuk jenis apa ?Analisislah!

Pasangan suami istri, L dan YSF alias D, melakukan aksi bom bunuh diri di pintu
gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan, Ahad pagi 28 Maret 2021. Akibat ledakan tersebut, 20 orang keamanan dan
jemaah gereja luka-luka.

Pasangan suami istri ini merupakan pasangan baru yang diiming2ngi oleh sekelompok teroris
dan kedua pasutri ini memiliki pemahaman yang sempit sehingga gampang terpengaruh oleh
terorisme padahal bunuh diri itu adalah dosa.

2. Apakah dengan mempelajari perilaku penjahat dapat membuat seseorang berprilaku jahat
? berikan alasan saudara

Tidak, karena dengan memplajari perilaku jahat dapat memberikan contoh dan pemahaman
bahwa perilaku tersebut tidak baik dan tidak pantas untuk dilakukan, menurut saya sangat perlu
dilakukan sosialisasi tentang perilaku kejahatn agar generasi mudah tidak melakukan hal-hal
diluar batas.

3. Ketertiban sosial didasarkan pada coercion- consensus model, dan otoritas harus
menjamin keseimbangan antara coercion dan consensus model tidak hilang. Jelaskan
dengan menggunakan pendapat turk tersebut ?

Dalam teori ini menyatakan bahwa Konflik terjadi karna adanya ketidaksesuaian antara
norma budaya dan norma sosial serta organisasi dan kecanggihan otoritas (penguasa) dan subjek
(masyarakat). Otoritas, selain daripada rakyat banyak, pada hakikatnya dapat terorganisir untuk
mendapatkan dan tetap menguasai kekuasaan. Pada satu sisi, subjek sering tidak memiliki
organisasi namun subjek yang terorganisir oleh, misalnya anggota gang yang mempunyai
hubungan yang sangat erat akan lebih dapat menentang kekuasaan negara. Turk berpendapat
bahwa jika mereka yang sedang melakukan kegiatan secara illegal itu teroganisir, maka kan
semakin besar konflik antara subjek dan negara (penguasa).
Menurut Turk kriminalitas bukanlah fenomena biologis, psikologis, atau bahkan perilaku,
tetapi status sosial menentukan cara seseorang dipandang, dievaluasi, dan diperlakukan oleh
otoritas hukum. Menurutnya pula, status kriminal diberikan oleh mereka yang disebut
authorities, kelas dominan yang membuat keputusan. Status kriminal dijatuhkan kepada sasaran
(subjek)nya yaitu kelas yang lebih rendah (Santoso dan Zulva, 2019: 107).

Anda mungkin juga menyukai