Edukasi Kesehatan Gigi
Edukasi Kesehatan Gigi
A. PENDAHULUAN
Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) merupakan bagian dan Pendidikan
Kesehatan. Juga merupakan salah satu program kesehatan gigi di dalam usaha
pelayanan pencegahan; dengan maksud meningkatkan kesehatan gigi. Pembenan
Pendidikan Kesehatan gigi dilakukan oleh tenaga kesehatan/kesehatan gigi; untuk
sekolah-sekolah dasar terutama dilakukan oleh pengatur rawat gigi, sebab lebih
efektif.
Broadly mengatakan, obyektivitas pendidikannya meliputi pendidikan
kesehatan gigi dan mulut, termasuk di dalamnya adalah:
1. memberi pelajaran prinsip-prinsip kesehatan mulut, seperti yang mereka
lakukan pada masyarakat menurut kelompok umur.
2. Untuk motivasi individu-individu guna mempelajari prinsip-prinsip dan
meneruskan di dalam pemakaiannya sampai menjadi kebiasaan, yaitu dalam
hal pemeliharaan kesehatan mulut.
3. Untuk menciptakan dan memberikan pengertian serta penghargaan bermacam-
macam bentuk perawatan gigi dan untuk mengembangkan penerimaan sikap
didalam segala bentuk perawatan gigi.
4. Untuk menciptakan dan membenkan pengertian serta menghargai usaha usaha
pencegahan yang digunakan untuk memperbaiki kesehatan gigi masyarakat.
5. Untuk mendapatkan kesehatan mulut masyarakat yang maksimum.
Pendidikan kesehatan gigi, lebih jauh dan pada suatu usaha
menyebarluaskan informasi dan pendidik kepada pendengar. Ini merupakan suatu
proses yang komplek yang saling mempengaruhi, dengan tujuan/harapan yang
utama adalah adanya perubahan sikap dan kemudian perubahan pola kebiasaan
dalam kesehatan gigi. Dalam hal ini seringkali dokter gigi/edukator menghadapi
hal-hal yang tak menyenangkan/ menguntungkan, yaitu adanya hambatan.
Misalnya sikap masyarakat yang menganggap bahwa kerusakan gigi itu bukan
merupakan penyakit tetapi merupakan kenyataan hidup (Dunning, 1986),
perawatan hanya membuang waktu dan membosankan. Dan sikap mi maka
dikatakan, bila dokter gigi berbicara (memberikan Pendidikan Kesehatan Gigi) dia
dikatakan tidak bekerja.
B. DEFINISI-DEFINISI
Pendidikan Kesehatan Gigi merupakan bagian dan Pendidikan Kesehatan.
Beberapa ahli memberikan definisi atau batasan Pendidikan Kesehatan sebagai
berikut:
1. Dr. Ruth E. Grout mengatakan bahwa Pendidikan Kesehatan adalah: “the
translation of what is known about health into desirable individual and
community behaviour patterns by means of the educational process”
2. Dr. Thomas Wood (1926, cit Dunning, 1986)), memberikan definisi pendidikan
kesehatan sebagai: “the sum of all experiences which favourably influence
habits, attitudes and knowledge related to individual and community health “.
3. Young dan Striffer mengatakan mengatakan: “the provision of dental health
information to people in such a way they apply it in everyday living”
Dari definisi-definisi tersebut di atas, maka jelaslah bahwa melalui Pendidikan
Kesehatan/Kesehatan Gigi akan dicapai “sesuatu hal” di dalam
kesehatan/kesehatan gigi. Pendidikan sendiri, oleh Ruskin (cit. Sriyono, 1975)
diartikan sebagai: “educational is not knowing more, but for behaving d4fferently”.
Jadi yang penting ialah adanya behaving differently atau adanya perubahan
perilaku. Dengan demikian diharapkan dan pendidikan tadi yaitu adanya pola
tingkah laku baru yang berbeda dengan pola tingkah laku yang lama. Penerima
pendidikan tidak langsung merubah tingkah lakunya, tetapi melalui suatu proses
yang bertahap, disebut belajar. Proses belajar ini berlangsung bertahap, seperti
digambarkan dibawah ini:
E. EDUKATOR
a. Persyaratan educator
Agar supaya Pendidikan Kesehatan Gigi dapat mencapai sasaran, maka
seorang edukator harus mengetahui dan menguasai berbagai hal. Edukator
harus mengetahui perhatian dan kebutuhan yang paling utama untuk individu,
yang oleh Turners adalah sebagai berikut:
1. keinginan untuk mempunyai daya penarik bagi umum
2. Keinginan untuk merasa sehat
3. Kebutuhan akan jaminan sosial dan keuangan
4. Kepuasan dalam keinginan untuk mengetahui segala sesuatu (satisfaction
and curiosity)
Selain itu, Dr. Grout mengatakan, ada 3 hal pokok yang harus
diketahui/dikuasai didalam Pendidikan KesehatanfKesehatan Gigi, yaitu
seorang edukator harus menguasai/ mengetahui:
1. the basic health concepts (konsep-konsep dasar sehat)
b. Hambatan
Juga merupakan problema edukator, ialah adanya barier/hambatan
antara edukator dengan pendengamya, antara lain ialah:
1. Perbedaan di dalam pengertian istilah-istilah ilmiah oleh orang-orang yang
tidak berpendidikan.
2. Adanya adat istiadat dan kebudayaan suku/bangsa yang bertentangan
dengan kesehatan gigi, misalnya pangur.
3. Kesulitan bahasa dan buta huruf.
4. Takut rasa sakit dan adanya perlukaan
5. Pelayanan administratif yang buruk dan kurangnya perhatian terahdap
pasien.
6. Kemiskinan.
c. Peranan edukator
Setiap tenaga kesehatan gigi haruslah mampu menjalankan dua peranan
dalam memberi pendidikan Kesehatan Gigi, yaitu:
1. peranan ekspresif.
Tenaga kesehatan gigi mengusahakan agar dalam mental si
penerima pendidikan kesehatan gigi, timbul pola pemikiran-pemikiran yang
berciri “problem solving”, berarti bahwa dengan menjalankan peranan
ekspresif, maka tenaga kesehatan gigi mengusahakan agar si penerima
pendidikan kesehatan gigi menjadi sadar dan timbul perhatiannya tentang
sesuatu yang perlu dipersoalkan. Kemudian akan timbul perasaan tidak
puas yang akan disusul dengan adanya keinginan dan keyakinan bahwa
harus dicari jalan keluar untuk mengatasi persolaan yang disadari.
F. METODE
Pendidikan Kesehatan Gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
metode dan dapat diberikan kepada baik individu (perorangan) maupun kelompok
1. Pemberian Pendidikan Kesehatan Gigi
Pemberian PKG dapat pada:
a. Perorangan
Metode ini biasanya dilakukan di ruang praktek. Wissan dan Goebel
mencatat bahwa 90% individu mendapatkan Pendidikan Kesehatan Gigi
dari cara ini. Disini karena dibutuhkan spesialisasi ilmu pengetahuan, maka
lebih baik dilakukan oleh tenaga terdidik, misalnya dokter gigi atau perawat
gigi
b. Kelompok
Ada yang membagi masyarakat dalam:
1. kelompok masyarakat yang berpendidikan
2. kelompok masyarakat yang tidaak berpendidikan
3. kelompok masyarakat yang campuran keduanya
Materi dan metode yang digunakan hams disesuaikan menurut
kelompok tadi.
Dunning (1986) membagi kelompok-kelompok masyarakat yang akan
diberi PKG, berdasarkan keadaan sosial masyarakat dan karakter psikologi
dan umur yang berbeda beda. Selanjutnya Dunning membagi dalam 3
kelompok besar dan kelompok-kelompok kecil, ialah:
I. Kelompok anak sekolah
1. Kelompok anak sekolah dasar
a. Kelas 1
diajarkan supaya mulut tetap bersih, dengan menggosok gigi
dan kumurkumur. Terhadap orang tua murid, tekankan
ptingnya gigi susu.