Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRATIKUM

ILMU BAHAN DAN PIRANTI


“APLIKASI DASAR DIODA ZENER”

OLEH:

DAHLIA HIDUL FITRI


(19130042)

PRODI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS NEGERI PADANG
2020
APLIKASI DASAR DIODA ZENER

I. Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mempelajari dioda zener yang digunakan sebagai
pengatur tegangan sederhana.

II. Dasar teori


1. Tegangan Breakdown dan Rating Daya
Dioda zener adalah komponen yang berbeda dari jenis dioda lain karena mempunyai sisi
eklusif didaerah breakdownnya, yang bisa difungsikan untuk stabilisator maupun untuk
melakukan pembatasan tegangan. Walaupun berbeda, namun pada umumnya jenis ini memliki
kesamaan struktur dengan dioda lainnya. Dari kesamaan itu pun bisa kita lihat sedikit perbedaan
dari konsentrasi dopingnya pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa
makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan
volt. Pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Pada konsentrasi doping yang
tinggi menyebabkan peningkatan total pengotoran hingga tegangan zener / VZ menjadi kecil.
Begitu juga sebaliknya menyebabkan perolehan zener yang tinggi. Persamaan umum lainnya
adalah kurva karakteristiknya, sedangkan perbedaannya adalah diwaktu bias menjadi mundur
dan sampai pada tegangan breakdownnya menyebabkan arus diodanya jadi naik dengan begitu
cepat.

Gambar 1 menunjukkan kurva tegangan dioda zener . Abaikan arus yang mengalir hingga
kita mencapai tegangan breakdown Uz . Pada dioda zener , breakdown mempunyai lekukan yang
sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal.Perhatikanlah bahwa tegangan
kira-kira konstan sama dengan UZ pada arus test IZT tertentu di atas lekukan (lihat Gambar
1 ) .Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dan arusnya , yaitu :

P Z = U Z IZ
Misalkan, jika UZ = 12 dan IZ = 10 mA,
PZ = 1,2. 0,01 = 0,12 W

Selama PZ kurang daripada rating daya PZ(max), dioda zener tidak akan rusak. Dioda
zener yang ada di pasaran mempunyai rating daya dari 1/4 W sampai lebih dari 50 W . Lembar
data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa
melampaui rating dayanya . Arus maksimum diberi tanda IZM (lihat Gambar 1 . Hubungan
antara IZM dan rating daya adalah :

PZ (max)
IZM =
VZ
Gambar 1. Kurva Tegangan Dioda Zener

2. Impendansi Zener
Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, dengan tambahan tegangan sedikit
menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener mempunyai
impedansi yang kecil. Kita dapat menghitung impedansi dengan cara :
∆U
ZZ =
∆i
Lembar data menspesifikasikan impedansi zener pada arus tes yang sama di gunakan
untuk UZ . Impedansi zener pada arus tes ini diberi tanda ZZT. Misalnya, 1N3020 mempunyai
UZ 10 V dan ZZT = 7 untuk IZT = 25 mA .

3. Koefisien Suhu
Koefisien suhu TC adalah perubahan (dalam persen ) tegangan zener per derajad Celcius.
Jika UZ = 10 V pada 250 C dan TC = 0,1%, maka
UZ = 10 V
(250C)
UZ = 10,01
(260C)
UZ = 10,02 V
(270C)
UZ = 10,03 V
(280C)
dan seterusnya .
Dalam rumus perubahan tegangan zener adalah :

∆Uz= TC . ∆T . Uz
Diketahui TC = 0,004% dan U = 15V pada 250C, perubahan tegangan zener dari 250C sampai
1000C adalah
∆Uz = 0,004 (10 ) (100 - 25) 15 = 0,045 V -2 Z
Oleh sebab itu, pada 1000C, UZ = 15,045 V

4. Pendekatan Zener
Untuk semua analisa pendahuluan, kita dapat melakukan pendekatan daerah breakdown
sebagai garis vertikal. Ini berarti tegangannya konstan walaupun arus berubah. Gambar 2
menunjukkan pendekatan ideal suatu dioda zener. Pada pendekatan pertama, dioda zener yang
bekerja dalam daerah ekuivalen dengan batere UZ volt.

Untuk memperbaiki analisa, kita memperhitungkan kemiringan dari daerah breakdown. Daerah
breakdown tidak benar-benar vertikal, tetapi ada impedansi zener yang kecil. Gambar 2
menunjukkan pendekatan kedua dari dioda zener. Karena impedansi zener, tegangan zener total
UZ adalah : ∆Uz = Uz + Iz Zz

5. Penggunaan Dioda Zener


Contoh Penerapan Dioda Zener
Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai penstabil ataupun
pembagi tegangan . Salah satu contoh adalah ditunjukkan gambar 3 .
Contoh lain pemakaian dioda zener adalah seperti gambar 5 . Dengan cara tersebut kita
akan mendapatkan beberapa macam tegangan yang diinginkan .

Beberapa dioda zener dipasang berderet dan setiap dioda memiliki tegangan tersendiri
( tegangan zener ) . Dengan jalan seperti di atas maka kita akan mendapatkan tegangan-tegangan
30 V , 42 V dan 48,8 V . Rumus untuk menyelesaikan rangkaian Stabilitas tegangan dengan
Dioda Zener adalah sebagai berikut :

III. Alat dan bahan

1. Power Supply variabel


2. Voltmeter
3. Ampmeter
4. Dioda Zener C7V5
5. Potentiometer
6. Resistor karbon (sesuaikan dengan yang ada gambar rangkaian kerja)
7. Kabel secukupnya
8. Papan rangkaian

IV. Gambar rangkaian

V. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Atur potensiometer beban hingga IB = 0, dan kemudian atur sumber tegangan perlahan-
lahan hingga arus dioda (Iz) di 1 mA. Untuk tahap berikutnya arus dioda ini harus dibuat
konstan di 1 mA.
3. Tuliskan VS dan IB= 0 pada baris pertama kolom tabel 1.
4. Sekarang atur potensiometer pada kondisi maksimum (searah jarum jam). Maka arus
beban akan meningkat sehingga arus dioda turun.
5. Naikkan sumber tegangan hingga 12 V, maka arus dioda (Iz) akan naik, atur kembali
potensiometer beban hingga arus dioda kembali ke 1 mA. Bacalah VS dan IB, kemudian
tuliskan ke dalam tabel 1.
6. Ulangi untuk sumber tegangan power supply 14V, 16V, 18V, dan 20 V.
7. Ulangi kembali percobaan dengan mengatur potensiometer beban pada kondisi minimum
(putar berlawanan arah jarum jam). Kemudian atur tegangan sumber (VS) pada kondisi
maksimum (20V) dan atur potensiometer beban perlahan-lahan hingga arus yang mengalir
pada dioda (Iz) sebesar 150 mA.
8. Baca arus beban yang terukur (IB) dan catatlah ke dalam tabel 2.
9. Kurangi sumber tegangan sebesar 1 V , atur kembali potensiometer beban hingga arus
dioda (ID) menjadi konstan di 150 mA.
10. Baca arus beban (IB) dan catatlah ke dalam tabel 2
11. Ulangi percobaan ini hingga tegangan sumber menjadi 15V.

VI. Simulasi
A. Simulasi pada table 1
1. Untuk Vs = 12,3 v

2. Untuk Vs = 14,2 v

3. Untuk Vs = 18,5
4. Untuk Vs =20,5 v

B. Simulasi pada table 2


1. Untuk Vs = 20,8 v
2. Untuk Vs = 19,1 v

3. Untuk Vs = 18,5

4. Untuk Vs =17,3
5. Untuk Vs = 16,3 v

6. Untuk Vs = 15,1 v

VII. Tabel Pengamatan


Tabel 1.

Vs Ib (mA) VD (Volt)
0
12,3 46,2 7,54
14,2 61,5 7,57
18,5 104 7,57
20,5 120 7,58

Table 2

Vs Ib (mA) VD (Volt)
20,8 7,42 7,67
19,1 7,42 7,66
18,5 7,41 7,66
17,3 7,42 7,65
16,3 7,41 7,65
15,1 7,40 7,65

Dari hasil percobaan menggunakan proteus dpat diketahui bahwa:


1. Pada table 1 dan tabel 2, hasil nilai IB dan VD berbanding lurus dengan nilai Vs,yaitu
jika Vs semakin besar maka nilai IB dan VD semakin besar pula.
2. Dari percobaan pada semua nilai Vs yang ada pada tabel 1, nilai Iz yang didapatkan tidak
bias/tidak memperoleh nilai 1 mA. Dan percobaan pada semua nilai Vs yang ada pada
tabel 1, nilai Iz yang didapatkan tidak bias/tidak memperoleh nilai sebesar 150 mA.

VIII. Tugas
1. Gambar grafik IB terhadap VS pada tabel 1
a) IB= 46,2 mA, Vs = 12,3 v

2. Gambar grafik VS terhadap IB pada tabel 2 , arsirlah pada grafik yang merupakan daerah
kerja dioda zener.

Anda mungkin juga menyukai