Laporan OJL Erni Prasetyawati
Laporan OJL Erni Prasetyawati
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB LEARNING
Di tetapkan di : Probolinggo
Tanggal : Mei 2015
Oleh
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
Kota Probolinggo
Drs.ZAINULLAH,M.M
NIP.196308111987011002
ii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan
segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam
curahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir
kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon
suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi calon kepala
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu
Negeri 2 dan SMK Negeri 1 Kota Probolinggo ini selesai juga. Oleh karena itu,
5. Master Trainer LP2KS Dra. Yusnaini Agustina, M.Pd, Drs. Gatot Dwi
arahannya.
iii
Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga calon kepala
sekolah haturkan kepada Bapak Drs. Hartono, M.Pd selaku Kepala Bidang
Bapak Andri Purwanto, S.Sos, M.M selaku Kepala Bidang Diklat Kota
Probolinggo yang menjadi ketua pelaksana diklat. Beliau telah banyak membantu
dan melayani peserta diklat sejak awal seleksi sampai kegiatan diklat calon
Widya Paramita,S.Pd. dan Dwi Nurhidayati, S.Pd. sebagai guru yunior SMK
pula kepada guru-guru dan pegawai SMK Negeri 2 Probolinggo dan SMK Negeri
rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah dan semua teman peserta
diklat calon kepala sekolah Kota Probolinggo tahun 2015 atas kerja sama yang
terbangun selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir.
kepada suami, Drs. H Paeni, M.H yang telah mengizinkan untuk mengikuti
seleksi calon kepala sekolah, anakku Nendy Rizka Halandevi dan menantuku
Fatih yang menjadi pelipur disaat penyelesaian tugas akhir, dan yang tak kalah
iv
pentingnya doa dan restu dari ibunda Hj.Sumandiyah yang telah memberi
Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan semoga segala
v
Daftar Isi
Halaman
Daftar Lampiran................................................................................................... vi
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan .............................................................................................5
C. Hasil yan g diharapkan.......................................................................... 5
BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ................................................. 7
A. Kesimpulan ............................................................................................
69
B. Saran - Saran .........................................................................................
70
Daftar Lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 jam dan
kewenangannya.
2) Kepemimpinan pembelajaran
5) Kewirausahaan sekolah/madrasah
6) Supervisi pembelajaran
yang berbasis nilai, sehingga dalam mengartikulasi visi masa depan dan
motivasi tinggi, komitmen, rasa percaya diri kepada tem kerja. Selain itu
pada prinsip terus belajar, berorientasi pada layanan, percaya pada orang
guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki
prestasi belajar siswanya. Untuk lebih efektif maka kepala sekolah dapat
kesulitan pembelajaran
peserta didik. Hal ini didasari oleh Inpres No 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni
Out put dari kegiatan on the job learning adalah terwujudnya calon
peserta didik. Kondisi nyata Keadaan sekolah sendiri yang sesuai AKPK
oleh tenaga kontrak atau mitra kerja yang tidak melibatkan peserta didik.
penilaian masih dirasakan oleh sebagian besar guru. Terkait dengan hal
tersebut, maka calon kepala sekolah akan mengangkat tema tulisan yang
B. Tujuan
kepemimpinan.
supervisi akademik.
April 1967 yang waktu itu bernama Sekolah Teknik Menengah (STM)
Probolinggo. Dua tahun lalu SMK Negeri 2 Kota Probolinggo merupakan Rintisan
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Lahan yang dimiliki sekolah 3,4Ha dengan
1500 siswa dengan guru pengajar 121 orang dan didukung tenaga administrasi
34 orang.
pelayanan prima, SMK Negeri 2 Probolinggo telah bersertifikasi ISO 9001 : 2008
7
8
yang sangat penting sebagai modal untuk bersaing dan pengakuan kepemilikan
adiwiyata.
Berdasarkan angket yang telah disebar, kinerja SMK Negeri 2 dilihat dari
1. Standar Isi
kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran (atau KTSP)
dan Kurikulum 2013. Mata pelajaran bahasa Jawa dan Pendidikan Lingkungan
Hidup adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan
dan B, tiga mata pelajaran C (peminatan) dua mata pelajaran muatan lokal dan
tujuh mata pelajaran kompetensi jurusan. Jumlah jam yang ada di struktur
Indonesia 2 jam, Bahasa Inggris 2 jam, Seni Budaya 2 jam, Prakarya dan
Fisika 2 jam, Kimia 2 jam, Gambar Teknik 2 jam, muatan lokal Bahasa Daerah 2
dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 45 menit. Jumlah jam
diantaranya pembinaan kepramukaan (ekstra wajib), dan sepak bola, volly ball,
pencak silat, teater dan seni, PMR, pecinta alam, KIR, basket, panjat tebing,
band, tari.
2. Standar Proses
kurikulum 2013 dan kelas XII menggunakan KTSP. Untuk kelas XII silabus yang
guru di sekolah sendiri. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-
guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun masih ada
sebagian yang mencontoh silabus dari pusat dan sekolah-sekolah lain yang
kemudian dibagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT)
2014. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan
sebagian besar sudah terpenuhi untuk mata pelajaran wajib A dan B, kecuali
mata pelajaran Kimia, Fisika yang belum ada buku paketnya, sehingga sebagian
besar guru dan siswa merasa kurang nyaman dalam belajar. Sedangkan buku
paket mata pelajaran kejuruan sebagian besar tidak tersedia dalam bentuk hard
copy sehingga siswa dan guru harus mencari sumber belajar dari internet.
pengawas, kepala SMK Negeri 2, melakukan supervisi dan evaluasi proses
melakukan supervisi, setelah itu belum ada tindak lanjut dari hasil supervisi
menjelang pencairan TPP, karena dari hasil supervisi tersebut dijadikan bahan
Indonesia 7,03 dan 7,44 matematika,4.45 dan 5,00 serta Bahasa Inggris 6,00
dan 6,09, mata pelajaran kompetensi produktif 8,00 dan 8,31. Dapat dikatakan
siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam
Jumlah guru yang mencapai 121 orang dengan ijazah S1 sebanyak 102
dan 19 orang guru berijazah S2. Yang sudah bersertifikasi pendidik sebanyak 94
orang guru dan yang sudah memiliki sertifikat assesor kompetensi produktif dari
terdiri dari 25 orang berijazah SLTA, 1 orang berijazah D1, 2 orang berijazah D3
dengan 40 ruang kelas teori dan 6 ruang teori yang sedang dibangun, Lab IPA 1
ruang, Lab bahasa 4 ruang, Lab komputer 2 ruang, Ruang multimedia 2 ruang,
ruang besar, ruang display 1 ruang, Koperasi sekolah 1 ruang, ruang guru 7
6.Stadar Pengelolaan
guru. Dengan demikian visi dan misi sekolah sudah dipahami dan diupayakan
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) dan rencana
saat rapat dinas. Namun untuk rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS)
nasional tahun 2015 dilaksanakan dengan sistem ujian nasional computer based
tes (CBT).
sistem ISO 9001:2008, dengan demikian sistem yang dijalankan adalah sistem
7. Standar Pembiayaan
seluruh komponen yang ada di sekolah ditambah stakeholder yang terdiri dari
dana yang dibutuhkan dalam jangka tahunan dan dipetakan jangka menengah.
diantaranya berasal dari dana rutin pemerintah, RBOS, RKB, BOS, CSR, kantin
sekolah, koperasi siswa, unit produksi dan jasa, komite. Pelaporan keuangan
sedangkan dana yang berasal dari komite pelaporannya dilakukan secara tertulis
8. Standar Penilaian
sistem. Sistem pertama menggunkan standar penilaian untuk KTSP dan yang
tahun 2014 untuk kurikulum 2013. Sebagian guru mata pelajaran sudah
tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah, uji
maupun Kurikulum 2013. Bagian penilaian inilah yang banyak dikeluhkan oleh
untuk melakukan penilaian autentik, dengan alasan jumlah siswa dalam satu
kelas ada yang melebihi pagu dan masih harus melakukan pengamatan sikap
memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian
guru SMEP Negeri Probolinggo. Hanya ada satu jurusan, yaitu Koperasi. Tempat
Negeri yang beralamat di Jl. Dr. Moh. Saleh No. 7 Probolinggo, dilaksanakan
15
keberadaan sekolah ini. Sampai pada akhirnya keberadaan sekolah ini dirasakan
Kendala yang terasa sangat besar pada waktu itu adalah belum memiliki gedung
sendiri.
SMK Negeri 1 Kota Probolinggo yang dulu dikenal dengan nama SMEA
manajemen yang berdiri di kota Probolinggo. Saat ini memiliki lima program
dengan sebutan Sekolah Sahabat Bumi, nama penghargaan ini diperoleh karena
sistem pelayanan yang berbasis ISO 9001: 2008 sejak tahun 2008. Dengan
9001:2008. Visi sekolah ini Teja Tampil Bagai Berlian ( mencetak tenaga kerja
Berdasarkan angket yang telah disebar, kinerja SMK Negeri 1 dilihat dari
1. Standar Isi
budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran (atau KTSP) dan
Kurikulum 2013. Mata pelajaran bahasa Jawa dan Pendidikan Lingkungan Hidup
adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial
sekolah adiwiyata.
dan B, tiga mata pelajaran C (peminatan) dua mata pelajaran muatan lokal dan
tujuh mata pelajaran kompetensi jurusan. Jumlah jam yang ada di struktur
Indonesia 2 jam, Bahasa Inggris 2 jam, Seni Budaya 2 jam, Prakarya dan
Fisika 2 jam, Kimia 2 jam, Gambar Teknik 2 jam, muatan lokal Bahasa Daerah 2
dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 45 menit. Jumlah jam
diantaranya pembinaan kepramukaan (ekstra wajib), dan volly ball, pencak silat,
teater dan seni,PMR, pecinta alam, KIR, basket,panjat tebing, band, tari, debat.
2. Standar Proses
kurikulum 2013 dan kelas XII menggunakan KTSP.Untuk kelas XII silabus yang
guru di sekolah sendiri. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-
guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebagian
bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur (KMTT).
ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan
penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri. RPP yang
disusun guru sebagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dalam satu
beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri
18
sebagian besar sudah terpenuhi untuk mata pelajaran wajib A dan B, kecuali
mata pelajaran Fisika yang buku paketnya masih terbatas dan tidak sesuai
dengan kebutuhan, dan buku bahasa daerah yang sama sekali tidak ada
sehingga sebagian besar guru dan siswa merasa kurang nyaman dalam belajar.
Sedangkan buku paket mata pelajaran kejuruan sebagian besar tidak tersedia
sehingga siswa dan guru harus mencari sumber belajar dari internet.
pengawas, kepala SMK Negeri 2, melakukan supervisi dan evaluasi proses
meakukan supervisi, setelah itu tidak ada tindak lanjut dari hasil supervisi kelas.
produktif 8,50. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya upaya
ditetapkan SKL.
sebanyak 60 orang guru dan yang sudah memiliki sertifikat assesor kompetensi
produktif dari LSP sebanyak 5 orang guru. Jumlah tenaga administrasi sebanyak
20 orang terdiri dari 1 orang berijazah SD, 1 orang berijazah SMP, 16 orang
SMK Negeri 1 Kota Probolinggo memiliki lahan sendiri seluas 16265 M2,
dengan 30 ruang kelas teori, Lab IPA 1 ruang, Lab bahasa 1 ruang, Lab
guna 1 ruang, UKS 1 ruang, Bengkel produktif 3 ruang besar, ruang display 1
ruang, ruang toko 3, Koperasi sekolah 1 ruang, ruang guru 6 ruang (guru
6.Stadar Pengelolaan
guru. Dengan demikian visi dan misi sekolah sudah dipahami dan diupayakan
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) dan rencana
sistem ISO 9001:2008, dengan demikian sistem yang dijalankan adalah sistem
7. Standar Pembiayaan
seluruh komponen yang ada di sekolah ditambah stakeholder yang terdiri dari
diantaranya berasal dari dana rutin pemerintah, RBOS, RKB, BOS, CSR, kantin
sekolah, koperasi siswa, unit produksi dan jasa, komite, teaching factory dan
dilaporkan dengan mengirim laporan, sedangkan dana yang berasal dari komite
8. Standar Penilaian
sistem. Sistem pertama menggunkan standar penilaian untuk KTSP dan yang
tahun 2014 untuk Kurikulum 2013. Sebagian guru mata pelajaran sudah
tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan
autentik, dengan alasan jumlah siswa dalam satu kelas ada yang melebihi pagu
besar guru belum terbiasa dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan berbagai
memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian
dalam pendidikan dan IHT, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten /
guru-guru berdasarkan standar isi (SI), standar kompetensi lulusan (SKL), dan
oleh guru-guru yang berasal dari pemikiran sendiri namun sebagian masih
mengalami kesulitan untuk menentukan jenis penilaian yang paling tepat untuk
23
24
autentik.
Dengan kondisi di atas maka selaku peserta diklat calon kepala sekolah
tahapan siklus : (a) persiapan, (b) pelaksanaan, (c) monitoring dan evaluasi, (d)
refleksi
a. Siklus Pertama
guru-guru yang ada di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo yang belum pernah
a. Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan calon kepala sekolah untuk kegiatan RTK
adalah
belajar.
akan digunakan untuk pretes, pos tes dan kemudian diserhkan kepada Ka
b. Pelaksanaan
penilaian secara umum. Calon kepala sekolah yang juga merangkap sebagai
Indonesia. Lama waktu pendampingan dua hari. Langkah ini sangat tepat
kinerja yang telah berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah dan
sabar, telaten, dan harus mau diajak berdiskusi baik di dalam jam pendampingan
demi suksesnya tujuan yang akan dicapai. Pendampingan menjadi alat yang
sekaligus memberi contoh yang baik kepada mitra kerja dan dekat dalam
tahap siklus 1 setelah pemberian materi secara umum, kelas dibagi dalam tiga
kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajara ujian nasional yang terdiri
dari Bahasa Indonesia, matematika, dan Bahasa Inggris, kelompok kedua terdiri
27
dari mata pelajaran sejarah, PPKN, seni budaya, dan prakarya, sedangkan
kelompok yang ketiga yaitu mata pelajaran penjaskes, kimia, dn fisika. Dalam
penilaian pendidik. Setelah itu yang dilakukan guru adalah membuat instrumen
tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula apapun yang diisikan tidak
TABEL 3.1
d. Refleksi
menemukan beberapa hal yang menjadi sesuatu yang bermakna. Guru sebelum
komponen- komponen penilaian yang harus tertuang dalam RPP Kurikulum 2013
kelasnya.
b. Siklus Kedua
29
penilaian sikap. Untuk itu pada rancangan RTK 2 akan difokuskan pada usaha
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan tindakan siklus 2 antara lain :
pendampingan.
menggunakan erapor
30
b. Pelaksanaan
sehingga calon kepala sekolah dibantu 6 ketua jurusan untuk mendampingi guru-
kesamaan persepsi dan kesamaan format sehingga hasil format yang sudah
dalam rapor, untuk itu dalam pendampingan ini juga dimasukkan materi
saat semester satu, namun setelah dievaluasi masih banyak guru yang sistem
kerjanya memasukkan nilai dalam erapor dilakukan sekaligus pada saat akhir
semester. Dengan demikian dalam memasukkan nilai guru merasa berat karena
begitu banyaknya data yang harus dimasukkan. Dalam pendampingan ini calon
kepala sekolah bersama dengan tem ICT dan guru TIK memandu guru untk
memasukkan nilai per KD dalam erapor, sehingga pada akhir semester dua nanti
31
guru tinggal memasukkan nilai akhir dari KD yang terakhir yang belum
menunjukkan adanya hasil upaya calon kepala sekolah sebagai manajer dalam
d. Refleksi
telah dibuat bersama dibanding tahun lalu yang instrumen penilaian dibuat oleh
guru sendiri-sendiri. Selain itu antarguru juga dapat bertukar pendapat dan
pelatihan calon kepala sekolah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan
praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai
13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah disebutkan bahwa salah satu
profesional guru.
33
tujuan tersebut, maka perlu didukung oleh sejumlah komponen sekolah. Satu di
kepala sekolah. Karena itu, kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi,
sebagai calon kepala sekolah, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern
diperlukan calon kepala sekolah khusus yang independen (seperti audit ISO
tugasnya. Setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi
adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah : (a)
mengajar. Di samping itu guru tersebut selama dua tahun fakum tidak mengajar
dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan cara calon
kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior. Guru kedua
yang disupervisi adalah Dwi Nur Hidayati,S.Pd. Guru masih berstatus guru tidak
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini calon kepala sekolah merencanakan waktu, sasaran, dan
untuk guru yunior 2 dilaksanakan tanggal 25 – 31 Maret 2015. Waktu yang sudah
Februari 2015, observasi supervisi kelas hari Selasa tanggal 23 Februari 2015.
36
Untuk supervisi kelas dilaksanakan hari Selasa tanggal 3 Maret 2015. Dan untuk
a. Pra-Observasi
instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4)
guru yunior yang akan diobservasi. Pada pertemuan pertama calon kepala
ini calon kepala sekolah ikut masuk kelas untuk orientasi dan mengamati
b. Observasi
menggunakan Kurikulum 2013. Pada tahap ini calon kepala sekolah melakukan
XTKR2. Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang disusun
salam, namun lupa tidak melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Guru
bagian penutup guru lupa meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari
untuk mencatat soal PR yang ada pada bagian latihan. Selanjutnya guru
jam ke 1-2 dan 5-6 di kelas XTKR2, masih menyampaikan tema yang sama
pun juga sama. Guru lebih banyak menggunakan metode tanya jawab dengan
siswa, namun jawaban siswa tidak diumpankan ke siswa yang lain untuk
b.Pasca-Observasi
Setelah melakukan observasi mengajar guru yunior 1, setelah itu guru yunior
dilakukan guru dalam mengajar dan yang belum dilakukan oleh guru yunior 1.
nilai sikap, kemudian menilai PR yang sudah dikerjakan siswa sehingga dapat
c. Hasil
siklus 1 dan 2 terhadap guru yunior Widya Paramita,S.Pd. diperoleh nilai : (i)
97% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 81,9% untuk kegiatan observasi, dan (iii)
nilai : (i) 97% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 87,5% untuk kegiatan observasi,
dan (iii) 90% untuk kegiatan telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru
Tabel 3.3
WIDYA PARAMITA,S.Pd
100
95
90
Pra observasi
85
Observasi
80 Telaah RPP
75
70
Siklus 1 Siklus 2
Pada tahap ini calon kepala sekolah bersama guru yunior merefleksi
diantaranya pada kegiatan awal agar kelas dikondisikan dan diabsen sehingga
guru mengetahui kehadiran siswa, dan pada kegiatan inti guru masih
tertulis sehingga dapat dijadikan bukti pendampingan tindak lanjut untuk materi
Guru yunior kedua adalah Dwi Nur Hidayati,S.Pd yang mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia di tahun kedua. Guru ini tidak sesuai dengan bidang
40
ijazah yang dimiliki yaitu sarjana matematika. Karena masih berstatus guru tidak
tetap dan mata pelajaran bahasa Indonesia kekurangan guru sehingga guru ini
memilih guru ini karena ingin membandingkan hasil belajar antara kelas yang
diajar guru bahasa Inggris dengan kelas yang diajar oleh guru matematika
a. Pra-Observasi
instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4)
guru yunior yang akan diobservasi. Pada pertemuan pertama calon kepala
ini calon kepala sekolah ikut masuk kelas untuk orientasi dan mengamati
b. Observasi
Kurikulum 2013. Pada tahap ini calon kepala sekolah melakukan observasi
temannya untuk belajar, tidak mengajak semua siswa untuk berdoa menurut
diharapkan pada pembelajaran hari ini. Selanjutnya, pada kegiatan inti guru
menjelaskan materi pelajaran dengan metode tanya jawab. Guru terpaku pada
teks book. Pada bagian penutup guru meminta siswa memberikan kesimpulan
salam.
Pada pertemuan kedua (siklus kedua) guru yunior sudah ada perubahan
kemudian melakukan apersepsi dengan tanya jawab pertemuan yang lalu. Pada
kegiatan inti sudah nampak saintifiknya. Media yang digunakan lebih menarik
masih terpaku pada teks book sehingga pengembangan dan pengaitan dengan
ulangan harian. Perangkat penilaian yang disiapkan soal harian dan kisi-kisi,
sedangkan kartu soal belum dibuat sehingga pedoman penilaian dan kunci
c. Pasca-Observasi
yang baik sehingga bagi siswa yang berbahasa ibu madura bisa paham
temuan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari hasil refleksi diri
guru yunior 2 .
d. Hasil
diperoleh nilai : (i) 86% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 63% untuk kegiatan
observasi, dan (iii) 93,33% untuk telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru
diperoleh nilai : (i) 86% untuk kegiatan pra observasi, (ii) 69,44% untuk kegiatan
observasi, dan (iii) 94% untuk kegiatan telaah RPP. Nilai akhir kemampuan guru
Tabel 3.4
DWI NURHIDAYATI
100
90
80
70
60
Pra Observasi
50
Observasi
40
Telaah RPP
30
20
10
0
Siklus 1 Siklus 2
Pada tahap ini calon kepala sekolah bersama guru yunior dua merefleksi
diantaranya pada kegiatan awal agar kelas dikondisikan dan diabsen sehingga
guru mengetahui kehadiran siswa, dan pada kegiatan inti guru masih teks book
menggunakan bahasa yang baik dan tepat sehingga siswa yang berlatar
44
belakang Madura dan Papua bisa memahami penjelasan guru. Pada perangkat
penilaian harus dilengkapi dengan pedoman penilaian yang terdapat dalam kartu
soal dan kunci jawabannya. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan proses
yang berbeda. Dari hasil supervisi dua guru yunior dapat dibandingkan dengan
Tabel 3.5
termasuk dengan guru yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik
Silabus yang disusun dan ditetapkan secara nasional dan Rencana Pelaksanaan
didik dalam upaya mencapai KD, disusun secara lengkap dan sistematis agar
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kompetensi Dasar yang sudah dipilih dalam RPP harus dijabarkan dalam
untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4;
KI-2 di dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. Perumusan tujuan
perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk
tentang seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun
belajar. Bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar atau materi pembelajaraan secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar
itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Bahan ajar yang dipilih
yang berupa hasil tulisan yang sudah beredar di dunia maya ataupun yang ada
di media cetak.
saintifik dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan
utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mencapai ketuntasan belajar dengan nilai 2,67 (B-) dan untuk sikap dengan nilai
B (Baik). Penilaian pada Kurikulum 2013 juga digunakan penilaian otentik baik
Penilaian otentik menekankan pada penilaian proses dan hasil belajar secara
berimbang.
sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator
sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis
sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya
pencapaian kedua sikap tersebut (spiritual dan sosial). Guru Bahasa Indonesia
sesuai dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang
tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4. Laporan pencapaian kompetensi sikap
pada akhir semester didasarkan atas modus perilaku sikap spiritual dan sosial
yang sering terjadi dari hasil observasi guru selama satu semester.
Kompetensi siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes dan
nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tulis (uraian, pilihan
ganda, isian, benar salah, dan lain-lain) dan/atau tes praktik. Sedangkan, bentuk
nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab
kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang mulai dari menyusun
ditekankan pada aspek yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek
yang dinilai melalui tugas antara lain: kelengkapan isi, kedalaman/keluasan isi,
dan kebenaran isi. Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian
mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung
diukur melalui pengamatan pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok,
yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata waktu yang telah ditetapkan.
49
fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap,
itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur, kaidah/ciri bahasa, tujuan
berikut: (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap
pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara
untuk satu bulan hingga satu tahun pelajaran. Perencanaan jangka menengah
mempunyai sumber daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia yang
terdiri dari guru, karyawan, dan siswa, sumber daya keuangan, hingga fisik mulai
dari gedung serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Salah satu masalah yang
dimiliki adalah modal awal dalam melakukan pekerjaan. Karena itulah seni
ditinggalkan.
51
sekolah magang 2 (SMK Negri 1 Kota Probolinggo), dengan hasil sebagai berikut
(RKS) yang terdiri dari rencana kerja jangka menengah (RKJM) dan rencana
kerja tahunan (RKT). RKJM menggambarkan tujuan sekolah yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
52
sedangkan RKT dicapai dalam waktu satu tahunan. Berdasakan hasil observasi
calon kepala sekolah dan pengisian angket yang telah disebar kepada
SMK Negeri 2 kota Probolinggo mengumpulkan seluruh waka, kajur, komite dan
guru, dan komite yang sebelumnya sudah membuat program kerja yang akan
atas RKS tahun lalu dan melihat RKJM dan RKT tahun berjalan. Masing-masing
yang tumpang tindih antar personil. Setelah itu dirumuskan oleh tem perumus
dan hasilnya merupakan draf RKS. Draf RKS dipresentasikan dan dianalisis lagi
apakah masih ada program kerja yang belum dimasukkan. Setelah melalui
validitas draf barulah disahkan menjadi RKS dan ditandatangani oleh pihak yang
berwenang.
EDS dan penyusunan program kerja masing-masing bidang. Setelah itu dibentuk
tem perumus RKS, asil kerjanya dikomunikasikan dalam rapat terbatas yang
terdiri dari pemegang bidang. Apabila draf sudah disetujui maka dikomunikasikan
dalam rapat pleno seluruh warga diundang dan dimintai masukan. Apabila sudah
disetujui oleh seluruh warga maka RKS dapat disahkan oleh komite dan Dinas
endidikan.
53
Kedua sekolah yaiu SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 dalam penyusunan
RKS sudah sesuai dengan kondisi ideal yang dituntut SNP. Sedangkan untuk
Hal ini sesuai dengan sistemISO 9001:2008 dalam azaz keterbukaan dan
pengendalian.
Kondisi ideal yang ada di SMKN 2 adalah disusun oleh Tim Pengembang
Kurikulum (TPK), kondisi nyata sudah dibentuk TPK dalam penyusunan KTSP.
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
kurikulum (KTSP dan Kurikulum 2013). Pada kegiatan OJL ini calon kepala
sekolah.
disusun dan dibuat sesuai prosedur. Walaupun masih terdapat silabus Program
Keahlian TEI ada yang sebagian kompetensi belum ada silbus dari pusat,
54
sehingga silabus membuat sendiri dengan menyadur dari sekolah lain. Lebih
Tenaga Kependidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam
Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan pendidik dan tenaga
Kondisi ideal untuk kepala sekolah memiliki sertifikat calon kepala sekolah/
sebagai kepala sekolah dari lembaga yang resmi. Kesenjangannya kedua kepala
sekolah baik SMKN 2 maupun SMKN 1 belum memiliki sertifikat kepala sekolah
calon/ kepala sekolah yang dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah
sebagian besar telah bersertifikat pendidik. Hal yang lebih penting yaitu usaha
pendidik dan tenaga kependidikan sehingga PTK menjadi terbina dan terarah.
Dengan demikian nilai penting bagi calon kepala sekolah adalah untuk
sejak tahun 2008 untuk SMKN 1 dan tahun 2011 untuk SMKN 2. Hal ini
merupakan buah dari hasil kerja kepala sekolah sebagai administrator. Demikian
juga dua sekolah ini sudah bersertifikat ISO 9001:2008 diharapkan dapat
fasilitas kerja bagi personil sekolah. Dengan pengelolaan yang efektif dan efisien
Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan sarana dan prasarana
tahunan, b) Rapat pertemuan pihak sekolah dengan dengan orang tua siswa
Orang tua siswa hanya di beritahukan tentang kebutuhan sarpras yang prioritas
saja, tidak bisa dijadikan dasar untuk sarpras untuk jangka menengah 4 tahun.
sarpras yang prioritas dalam bentuk angket dan ditindaklanjuti. Daftar kebutuhan
sarana dipampang di tepat strategis sesuai tuntutan ISO 9001:2008 dengan azaz
lengkap untuk melengkapi peralatan bengkel otomotif. Hal penting yaitu usaha
menjadi milik bersama warga sekolah. Dengan demikian nilai penting bagi calon
kepala sekolah adalah tentang bentuk upaya kepala sekolah dalam mengadakan
didik, penerimaan peserta didik, orientasi peserta didik baru, mengatur kehadiran
peserta didik. Mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang padaa
Kondisi saat ini baik di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 dalam pengelolaan
peserta didik sudah bagus, hal ini terbukti dengan lulusnya peserta ujian nasional
di setiap tahunnya. Banyak prestasi yang telah diperoleh peserta didik baik
tingkat kota maupun tingkat nasional dan tingkat kerterserapan lulusan cukup
dengan program beasiswa untuk peserta didik dari Papua. Peserta didik yang
dari Papua inilah yang sekarang menjadi fokus utama dalam peningkatan
kompetensi untuk bisa sejajar dengan peserta didik asli yang bukan CSR
Pertamina. Menurut laporan dan pengamatan dari BK dan guru pengajar, peserta
didik CSR Papua memiliki kebiasaan yang kurang disiplin, kurang tanggung
nantinya dapat lulus dan dapat disalurkan ke perguruan tinggi dan perusahaan.
Sumber keuangan yang berasal dari pemerintah berupa yang rutin yaitu BOS,
BSM, dari mitra berupa CSR Pertamina, dan dari komite sekolah. Pada dasarnya
pengelolaan keuangan sudah sesuai dengan standar pengelolaan, hal ini terbukti
tidak bermasalah.
58
dan SMK Negeri 1 semua tenaga memenuhi standar SNP, hanya saja tenaga
memenuhi kebutuhan.
Hasil kajian calon kepala sekolah tentang pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah,di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 1 pada dasarnya pemanfaatan TIK
sudah memiliki website dan aktif. Khusus di SMK Negeri 2 pembelajaran sudah
menggunakan e-learning untuk kelas XI yang sedang partik industri. Rapor juga
sistem CBT (computer based test). Layanan internet terbuka 24 jam. Di SMK
Negeri 2 juga memiliki ICT, sehingga dijadikan tempat rujukan sekolah lain untuk
monitoring, evaluasi, dan pelaporan yang menjadi salah satu kegiatan program
Hasil kajian calon kepala sekolah di dua sekolah ini sudah menerapkan ISO
monitoring dan evaluasi pada dasarnya telah dilakukan dengan baik, walaupun
masih ada program yang belum direncanakan teratur. Sistem monitoring dan
memotivasi guru untuk perbaikan hal-hal yang kurang. Sebenarnya hal yang
penting yaitu usaha kepala sekolah dalam mengarahkan pendidik untuk dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan ada upaya penjadwalan bagi setiap guru
Probolinggo
1. Persiapan
kepala sekolah adalah kewirausahaan dengan nilai 67. Untuk itu dalam
sekolah magang dengan cara wawancara dan penyebaran angket. Dari hasil
teaching factory dan bisnis center. Dengan kondisi yang seperti itu maka calon
bisnis center untuk digali informasi dan tukar pengalaman di bidangnya. Selain
itu calon kepala sekolah juga menyebar instrumen yang ditujukan kepada tenaga
kerja/ karyawan yang membantu dalam pelaksanaan teaching factory dan siswa
2. Pelaksanaan
berhubungan dengan pengelolaan dan pelaku teaching factory dan bisnis center.
yang tujuan utamanya adalah memberi bekal kepada siswa agar menjadi
suatu praktik nyata yang lebih banyak. Bersamaan dengan itu Direktur
melalui Kanwil Jawa Timur untuk mendapat bantuan dana atau modal awal
61
pendirian teaching factory dan bisnis center. Hal ini juga sesuai dengan Undang-
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang
sekolah sudah sedikit, sehingga pihak pengelola teaching factory lebih leluasa
tamu. Sarana dan prasarana disediakan oleh sekolah sehingga antara workshop
dan teori bergabung jadi satu. Dalam pelaksanaan teaching factory digambarkan
sebagai berikut.
1) Standar Kompetensi
2) Peserta Didik
yang memadai yang dipilih. Cara awal yang dilakukan dengan melatih
semua siswa kelas X untuk belajar membatik. Bahan batikan diberi oleh
sekolah kemudian didesain dan diolah menjadi batik oleh siswa sendiri,
setiap hari rabu. Dari praktik inilah nantinya nampak siswa yang berbakat
dan yang tidak. Siswa yang berbakat direkrut menjadi tenaga kerja di
teaching factory.
63
3) Media Belajar
pembelajaran.
5) Instruktur/guru
pembuatan batik dan juga guru yang memiliki pengalam industri. Dengan
6) Permodalan
Modal awal dari teaching factory berasal dari dana hibah Dikmenjur
batik diterima oleh Dekranasda maka nilai yang diperoleh siswa optimal
dari batik yang disetorkan maka batik tersebut harus dipasarkan oleh
siswa ke pasar bebas. Apabila batik yang dipasarkan laku jual maka nilai
siswa juga optimal (4,00), namun apabila batik yang dijual dibeli oleh
dalam raport siswa masuk mata diklat Pakarya dan nilai Mulok Membatik.
1) Manajemen operasional
manajemen usaha.
Industri batik yang ada di Kota Probolingga tidak sebanyak industri batik
masalah di atas dilakukan MOU dengan industri untuk bagi order apabila
dalam usaha. Selain itu sekolah juga mencari terobosan untuk mengikuti
3) Kompetensi siswa
bahwa siswa harus mengikuti mata pelajaran yang lain. Dengan demikian
membatik pada saat pelajaran mulok membatik. Melihat hal seperti itu
maka di teaching factory ini dipilih siswa yang mau bekerja lembur di luar
66
bagi kelas X maka seluruh kelas X wajib membuat karya batikannya dan
harus laku dijual dengan demikian secara tidak langsung siswa dapat
belum laku jual dan tidak berputus asa dan dapat meningkatkan
4) Pemasaran
dan sebagian hasil karya siswa dititipkan di gerai Dekranasda. Selain itu
mengikuti pameran batik di tingkat kota dan luar kota sesuai agenda
dibanding jenis kain yang lain, maka omset batik di kegiatan teaching
factory ini belum begitu besar seperti industri batik yang lain.
67
baru seperti teaching factory ini dapat memberi pengalaman bekerja bagi
keberhasilan di sekolah.
sehat agar usaha yang dirintis tetap mampu bertahan. Dan menambah
kerugian.
68
PENUTUP
A. Simpulan
kepemimpinan pembelajaran.
69
70
B. Saran
sebagai berikut :
Learning
71