Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRODUKSI DAN OPERASIONAL


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah
“Kewirausahaan 3A,5A”
Dosen Pengampu: Ridwan Prihantono, M.Pd.

Disusun oleh :

Nailil Muna (23080190055)

Putri Nawangsih (23080190070)

Yunitasari (23082190001)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua yang berupa ilmu dan amal. Dan
berkat rahmat dan hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Kewirausahaan, dengan judul: “PRODUKSI DAN
OPERASIONAL”.

Adapun makalah ini telah kami usahakan dengan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ini, sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta makalah ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada para
pembaca.

Salatiga, 14 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Produksi.........................................................................................................................3
B. Ruang Lingkup Produksi.................................................................................................................3
C. Tujuan, Fungsi, Dan Faktor Produksi..............................................................................................5
D. Pengertian Operasional....................................................................................................................9
E. Konsep dan Ruang Lingkup Operasional.......................................................................................10
F. Fungsi Operasional........................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen. Saat kebutuhan masih sederhana dan sedikit, maka kegiatan
produksi dan konsumsi sering dilakukan oleh seseorang sendiri. Seiring beragamnya
kebutuhan konsumsi dan keterbatasan sumber daya yang ada (termasuk kemampuan), maka
tidak dapat lagi menciptakan sendiri barang dan jasa yang dibutuhkannya, namun
memperoleh dari pihak lain yang mampu menciptakan.
Agar efisiensi dan dapat meningkatkan produktivitas munculah spesialisasi dalam
produksi dengan kegiatan produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
berbeda. Pendefinisian produksi mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta
karakter-karakter yang melekat padanya.
Operasional yaitu suatu desain operasi dan perbaikan sistem produksi serta perubahan
dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan
input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang diinginkan. Dalam
melaksanakan produksi dan operasional di suatu perusahaan, diperlukan manajemen yang
berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan
pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai
manajemen produksi dan manajemen operasional, keduanya saling berkaitan.
Manajemen produksi mengatur jalannya pembuatan produk (finish good), sedangkan
manajemen operasional mengatur jalannya sumber atau bahan menjadi produk jadi.
Dalam manajemen produksi menggambarkan semua aktivitas dalam menciptakan produk
baru, sedangkan manajemen operasional lebih kepada orang yang memikirkan perubahan
atau transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi. Oleh sebab itu, melihat
pentingnya peran produksi dan operasional bagi perusahaan dalam menghasilkan produk
yang berkualitas dan sesuai harapan, maka di makalah ini akan memaparkan lebih jauh
tentang produksi dan operasional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari produksi ?
2. Bagaimana ruang lingkup dari produksi ?
3. Apa tujuan, fungsi, dan faktor dari produksi?
4. Apa pengertian dari operasional?
5. Bagaimana konsep dan ruang lingkup dari operasional?
6. Apa fungsi dari operasional?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mahasiswa dapat mengerti arti dari produksi
2. Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup manajemen produksi
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan, fungsi, dan faktor dari produksi.
4. Mahasiswa dapat mengerti arti dari operasional.
5. Mahasiswa dapat memahami konsep dan ruang lingkup dari operasional.
6. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari operasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi
Secara Umum, Pengertian Produksi adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk dapat
menciptakan/menghasilkan atau juga menambah nilai guna terhadap suatu barang
ataupun jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan oleh orang ataupun suatu badan
(produsen). Orang maupun badan yang melakukan kegiatan atau aktivitas
produksi ini dikenal dengan sebutan produsen. Sedangkan untuk barang atau jasa yang
dihasilkan dari melakukan kegiatan atau aktivitas produksi disebut dengan sebutan
produk. Istilah Produksi tersebut berasal dari bahasa inggris to produce yang memiliki
arti menghasilkan.
Sedangkan apabila dalam arti ekonomi, Pengertian Produksi ialah sebagai kegiatan
atau aktivitas  mengenai penciptaan dan juga penambahan atau utilitas terhadap sebuah
barang serta jasa. Dengan berdasarkan dari pengertian produksi tersebut, terdapat dua (2)
konsep mengenai kegiatan produksi, diantaranya sebagai berikut. Kegiatan menghasilkan
barang serta jasa: Pengertian kegiatan produksi didalam menghasilkan suatu barang dan
jasa ialah menghasilkan barang serta juga jasa yang belum ada sehingga bertambah
jumlahnya atau juga memperbesar ukurannya. Contohnya ialah usaha pertanian,
peternakan serta juga perikanan.
Kegiatan menambah nilai guna barang serta jasa: Pengertian kegiatan produksi
didalam menambah nilai dari guna barang dan jasa ialah kegiatan atau aktivitas yang
menambah nilai guna barang serta jasa sehingga barang dan jasa tersebut menjadi lebih
tinggi. Contohnya seperti tempe yang dibuat dari kedelai, kripik yang dibuat dari
singkong, serta juga pakaian yang dibuat berasal dari kain.

B. Ruang Lingkup Produksi


Ruang lingkup manajemen produksi dikelompokkan berdasarkan tingkat
keputusan strategis yang mempengaruhi sistem produksi dan pada keputusan tingkat
operasi.
1. Keputusan Tingkat Strategis

3
Merupakan keputusan jangka panjang yang berkaitan dengan desain produk
dan sistem produksi, meliputi :
a. Identifikasi dan Desain Produk
Produk harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai harapan konsumen.
Harus ada analisa pada tahap desain untuk menghindari biaya yang tidak
diinginkan.
b. Desain dan Perencanaan Proses
Melibatkan teknologi yang tepat untuk konversi bahan baku menjadi produk.
Pada tahap ini, dilakukan perencanaan proses tingkat makro.
c. Pemilihan Lokasi Pabrik dan Perencanaan Tata Letak
Pertimbangan harus diberikan kepada semua faktor yang mempengaruhi lokasi.
d. Desain Sistem Penanganan Material
Pemilihan sistem penanganan material tergantung pada jarak antar bagian
tempat produksi, intensitas aliran dan ukuran, bentuk serta sifat material yang akan
ditangani.
e. Perencanaan Kapasitas:
Pada keputusan ini  merupakan fungsi dari volume permintaan yang berkaitan
dengan pengadaan aset tetap seperti pabrik dan mesin, meliputi ukuran pabrik,
output dll.
2. Keputusan Tingkat Operasional
Keputusan tingkat operasional merupakan keputusan jangka pendek yang
berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan produksi, meliputi :
a. Perencanaan Produksi
Ini berkaitan dengan penentuan arah tindakan di masa depan mengenai
produksi untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pengendalian Produksi
Merupakan teknik manajemen yang bertujuan untuk melihat bahwa
kegiatan dilakukan sesuai rencana. Aktivitas pengendalian produksi dilakukan
untuk membandingkan sekaligus mengontrol output aktual dengan output standar.
c. Kegiatan lainnya

4
Meliputi kontrol inventaris, pemeliharaan dan penggantian, pengurangan
biaya dan kontrol biaya serta desain sistem kerja.

Contoh Manajemen Produksi

C. Tujuan, Fungsi, Dan Faktor Produksi


1. Tujuan produksi menurut C. Sa’dyah, (2009) yaitu :
a. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beragam terhadap barang dan jasa. Apalagi
kian hari jumlah manusia terus meningkat dan bertambah.
b. Untuk mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen
berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba yang banyak.
c. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan
jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang
dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan
para karyawan.
d. Untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha memuaskan
keinginan konsumen dengan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan
mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari sebelumnya.
e. Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau bencana alam dengan
cara memproduksi barang yang baru.
f. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
g. Meningkatkan kemakmuran.
h. Memperluas lapangan usaha.
2. Fungsi produksi merupakan fungsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk
melakukan aktivitas pengubahan dan pengolahan sumber daya produksi (a set of input)

5
menjadi keluaran (output), barang atau jasa, sesuai yang direncanakan sebelumnya. Fungsi
produksi menciptakan kegunaan suatu benda meningkat akibat dilakukannya
penyempurnaan bentuk atas benda (input) yang bersangkutan. Fungsi dalam operasi
perusahaan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus bersinergi satu dengan
yang lain sehingga secara bersama-sama mampu memberikan manfaat yang optimal.
Interaksi fungsi demikian disebut sebagai sistem.
Secara umum, fungsi produksi terbangun atas 4 elemen (subsystem), yaitu
subsistem masukan (input subsystem), subsistem proses (conversion or processing
subsystem), subsistem keluaran (output subsystem), dan sub-sistem umpan balik
(feedback or production information subsystem). Hubungan IPO (Input-Process-Output)
dapat dijelaskan dengan sebuah fungsi relasi matematika sederhana, yaitu :
Y = f (X).
Di mana, Y = output (barang atau jasa yang dihasilkan/disediakan untuk pelanggan).
f = fungsi, metode, dan teknologi yang diimplementasikan dalam mengelola input yang
dipakai menghasilkan output melalui proses produksi tertentu.
X = input yang dipakai untuk menghasilkan output yang direncanakan.
Berhubungan dengan karakteristik IPO tersebut, dalam mengelola aktivitas
produksi, fokus perhatian terletak pada input X dan proses f, bukan berfokus pada output
Y yang berada di luar kendali. Dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari
proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input dalam proses
produksi tersebut. Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang
masuk ke dalamnya. Jadi, nilai produk yang dihasilkan tergantung dari nilai faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk
(output) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Input atau
faktor produksi biasanya diklasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja atau modal. Tanah
dan tenaga kerja dikategorikan input yang tidak diproduksi untuk menjadi input untuk
produksi selanjutnya. Sedangkan, modal adalah output dari proses produksi yang satu,
kemudian menjadi input untuk proses produksi berikutnya.

6
Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik
perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan
teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi
sepatu. Dalam fungsi produksi, sepatu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara.
Kalau salah satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan
berubah. Namun, output akan tetap sama apabila perubahan satu faktor produksi diganti
dengan faktor produksi lainnya. (Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin. 2014: 2-
4)
Fungsi-fungsi dalam proses produksi, antara lain:
a. fungsi pemasaran: yang membuat adanya permintaan atau mendapat pesanan untuk
pembuatan barang dan jasa.
b. fungsi produksi/operasi: yang menghasilkan barang/jasa.
c. fungsi keuangan/akuntansi: yang memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik
membayar seluruh tagihan dan mencari sumber dana, baik Institusi apapun, universitas,
pemerintahan dan seluruh bisnis melakukan fungsi ini. (Tita Deitiana, 2008: 6)
3. Faktor produksi adalah sesuatu (berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan
untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang. Menurut
Nurcahyaningtyas (2009), Faktor-faktor produksi terdiri atas:
a. Sumber Daya Alam, adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran.
Sumber daya alam, antara lain: lahan atau tanah termasuk kesuburan tanah sebagai
dasar pertanian dan permukiman, kekayaan yang terkandung di dalam tanah (seperti
bahan-bahan tambang, mineral, minyak tanah, gas alam, dan lain-lain), lingkungan
alam yang meliputi flora dan fauna, sumber daya aquatis (ikan, rumput laut, garam,
dan lain-lain), hasil-hasil hutan (kayu, rotan, damar, dan lain-lain), serta sumber
energi (matahari, angin, panas bumi) yang terdapat dalam lingkungan hidup.
b. Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja, adalah kemampuan (daya) atau usaha manusia
berupa jasmani maupun rohani yang digunakan untuk meningkatkan guna suatu
barang.
Menurut kualitasnya, sumber daya manusia dapat dibedakan atas tiga hal yaitu :

7
i. Tenaga kerja terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan terlebih
dahulu dalam waktu cukup lama (biasanya di perguruan tinggi), misalnya: dokter,
insinyur (ahli teknik), akuntan, ekonom (ahli ekonomi), dll.
ii. Tenaga kerja terlatih, adalah tenaga kerja yang memerlukan latihan serta
pengalaman praktik, misalnya sopir, masinis kereta api, montir, teknisi, dll.
iii. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, adalah tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan atau latihan serta pengalaman praktik sebelumnya,
misalnya kuli, pesuruh, dan tukang sapu.
c. Sumber Daya Modal, adalah alat atau barang hasil produksi yang dipakai sebagai
sarana atau alat untuk menghasilkan barang. Barang modal tidak dibeli konsumen
melainkan oleh produsen. Fungsi modal dalam ekonomi untuk menghasilkan dan
meningkatkan atau memperluas produksi. Jadi, semakin banyak modal, semakin
banyak pula barang yang dapat dihasilkan.
Modal dilihat dari fungsinya yaitu Modal Perseroan atau Modal Privat (misalnya:
saham, persewaan rumah, dan deposito bank) dan Modal Masyarakat atau Modal
Social disebut juga infrastruktur (misalnya: jalan, jembatan, dan rel kereta api).
Modal dilihat dari sifatnya yaitu Modal Tetap, yang digunakan lebih dari satu kali
dalam produksi (misalnya: tanah, gedung, dan mesin). Modal Lancar, yang habis
dipakai sekali saja dalam produksi (misalnya: bahan-bahan bakar). Dan Modal
Variabel, yang besarnya berubah-ubah sesuai jumlah barang yang diproduksi
(misalnya: jumlah bahan baku).
Modal dilihat dari risikonya yaitu Modal Sendiri, ditanggung sendiri secara penuh
perusahaan jika mengalami kerugian atau jatuh pailit dan Modal Pinjaman, berasal
dari pihak lain dan perusahaan memberi bunga modal kepada pihak pemberi pinjaman.
Modal dilihat dari bentuknya yaitu Modal Nyata, terdiri atas modal barang dan
modal uang dan Modal Abstrak, yang tidak terlihat tetapi hasilnya dapat dilihat,
(seperti kepandaian, pengetahuan, keahlian, nama baik, dan keunggulan dibanding
perusahaan lain).
d. Kewirausahaan
Pengusaha (entrepreneur) atau wirausahawan adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap suatu usaha, mengambil inisiatif dan mengambil keputusan, serta

8
berani menanggung segala risik. Tugas pengusaha yaitu mengatur dan menentukan
serta mengombinasikan berbagai faktor produksi (faktor produksi alam, tenaga kerja,
serta modal) untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kewirausahaan adalah keterampilan atau kemampuan pengusaha untuk
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya.
Kewirausahaan merupakan tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif. Kewirausahaan berhubungan dengan kemampuan
seseorang menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain, tidak
hanya menyangkut kegiatan komersial (mencari untung semata), tetapi juga kegiatan
yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap, atau perilaku yang
tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak berkepentingan
(langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).
Menurut C. Sa’dyah (2009), keahlian yang harus dimiliki pengusaha supaya produksi
dapat berjalan lancar yaitu:
i. Keahlian manajerial (managerial skill), adalah keahlian dalam mengelola faktor-
faktor produksi menggunakan cara-cara yang tepat sehingga diperoleh hasil
maksimal.
ii. Keahlian teknologi atau (technological skill), adalah keahlian khusus yang bersifat
teknik digunakan demi keberhasilan produksi.
iii. Keahlian organisasi atau (organizational skill), yaitu keahlian mengatur berbagai
kegiatan perusahaan yang bersifat intern maupun ekstern.

D. Pengertian Operasional
Operasional merupakan pembelajaran dari suatu organisasi dimana kita
diharuskan untuk mengerti, menjelaskan, menebak, serta merubah suatu organisasi dan
pengaruh strategi dari proses transformasi atau perubahan. Menurut Constable,
manajemen operasional lebih difokuskan pada kebutuhan produksi, walaupun produk
tersebut merupakan produk manufaktur maupun jasa.
Pada dasarnya manajemen operasional termasuk dalam manajemen produksi,
namun lebih difokuskan pada distribusi dan pada supply manajemen. Manajemen

9
operasional pada prinsipnya lebih fokus pada arus fasilitas yang tersedia seperti tenaga
kerja dan modal untuk menjamin akan bertemu dengan arus kebutuhan pasar. Hal ini juga
difokuskan oleh desain yang original atau perluasan pada semua fasilitas dimana selama
pengaruh tersebut merupakan sistem operasi.
Inti dari manajemen operasional yaitu :
a. Manajemen operasional bertanggung jawab pada penyediaan produk atau jasa suatu
organisasi.
b. Manajemen operasional membuat keputusan mengenai fungsi operasi dan
hubungannya dengan fungsi yang lain.
c. Manajer operasional merencanakan dan memantau proses produksi dan interfensi itu
sendiri, antara organisasi dengan pihak luar. (Tita Deitiana, 2008: 3-5)
Manajemen operasional membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi
suatu organisasi mulai dari perencanaan sistem operasi, perancangan sistem operasi
hingga pengendalian sistem operasinya. Operasional sangat penting dipelajari, sebab
operasional adalah satu dari tiga fungsi utama organisasi selain fungsi pemasaran dan
fungsi keuangan, serta sangat berhubungan dengan fungsi lainnya.
Manajemen operasional menurut Handoko (1984) merupakan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan,
pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistem-sistem produktif.
Menurut Fugarty (1989), manajemen operasional adalah suatu proses yang secara
berkesinambungan (continue) dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Manajemen operasional adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui
pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber
daya yang dimiliki untuk mengubah input menjadi output barang dan jasa, atau kegiatan
yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau
jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. (H.A. Rusdiana, 2014 :
19)

E. Konsep dan Ruang Lingkup Operasional


Konsep operasional merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan operasional ini menjadi

10
fungsi utama perusahaan. Melalui konsep operasional, segala sumber daya masukan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah jadi atau jasa. (H.A.
Rusdiana, 2014 : 15)
Tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasional yaitu:
1. Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen operasional dan interaksinya satu sama lain.
2. Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen serta organisasi
komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian, dan perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.
3. Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasional
berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di
luar sistem.
Ruang lingkup operasional berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi,
pemilihan serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang:
a. perencanaan output,
b. desain proses transformasi,
c. perencanaan kapasitas,
d. perencanaan bangunan pabrik,
e. perencanaan tata letak fasilitas,
f. desain aliran kerja,
g. manajemen persediaan,
h. manajemen proyek,
i. skeduling,
j. pengendalian kualitas,
k. keandalan kualitas dan pemeliharaan. (H.A. Rusdiana, 2014 : 23)

F. Fungsi Operasional
Ada 4 fungsi dalam sebuah manajemen operasional yaitu
1. Perencanaan
Perencanaan memiliki keterkaitan dengan kegiatan produksi yang akan dilakukan sesuai
dengan waktu dan periode tertentu. Dengan membuat perencanaan yang baik, maka bisa

11
meminimalisir biaya produksi. Dengan demikian, perusahaan bisa menentukan harga yang
lebih sehat serta mendapatkan untung yang jauh lebih besar.
2. Jasa penunjang
Jasa penunjang adalah sebuah sarana yang digunakan untuk menetapkan metode apa yang
akan digunakan dalam produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih efektif dan
efisien. Jasa penunjang diperlukan dengan tujuan membantu perusahaan agar bisa
bersaing secara sehat dengan mengedepankan hasil yang berkualitas.
3. Proses pengolahan
Yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengolah produk. Dalam pelaksanaannya,
proses pengolahan sangat penting terutama untuk memanfaatkan sumber daya secara
efektif dan lebih efisien.
4. Pengendalian/pengawasan
Adalah fungsi yang digunakan untuk menjamin proses kegiatan agar sesuai dengan
rencana. Dengan begitu tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses produksi dalam konteks kewirausahaan merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana, agar
menghasilkan produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
konsumen. Ruang lingkup manajemen produksi dikelompokkan berdasarkan pada
tingkat keputusan strategis yang mempengaruhi sistem produksi dan pada keputusan
tingkat operasi.
Manajemen operasional adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui
pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-
sumber daya yang dimiliki untuk mengubah input menjadi output barang dan jasa,
atau kegiatan yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat
suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Fungsi dalam manajemen operasional yaitu fungsi perencanaan, jasa pendukung,
proses pengolahan, dan pengendalian/pengawasan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah tentang produksi dan operasional mata kuliah
Kewirausahaan ini, kami merekomendasikan saran kepada para wirausahawan atau
calon wirausahawan, hendaknya dalam mengelola suatu perusahaan atau bisnis dapat
menggunakan manajemen produksi dan operasional untuk mengelola proses produksi
dan operasional agar produk yang dihasilkan bisa maksimal dan sesuai dengan yang
diharapkan. Bagi pembaca, kami juga menyarankan untuk mengetahui dan membaca
banyak referensi berkaitan dengan materi ini, agar tercapai indikator pembelajaran
yang baik.
Selain itu, kami selaku penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan, baik dalam segi bahasa, materi, penyusunan, pembahasan, dan penyajian.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya
dalam penulisan makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat menambah referensi pengetahuan kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Deitiana,Tita. 2008. Manajemen Operasional Strategi Dan Analisa. Bogor: Mitra Wacana
Media.

https://jurnalmanajemen.com/manajemen-produksi/

https://pendidikan.co.id/produksi/

https://www.coursehero.com/file/27506281/PENGERTIAN-DAN-RUANG-LINGKUP-
PRODUKSI-MENURUT-ISLAMdocx/

Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin. 2014. Manajemen Produksi Modern Operasi
Manufaktur dan Jasa. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nurcahyaningtyas. 2009. Ekonomi : Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Rusdiana, H.A. 2014. Manajemen Operasi. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Sa’dyah, C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

14

Anda mungkin juga menyukai