DISUSUN OLEH :
1. SHEILA SAGITA (A1C117009)
2. MIRNAWATI (A1C117011)
3. Rd. ABDURRAHMAN (A1C1170)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Yusnidar, M.Si
M. Haris Effendi Hsb, S.Pd., M.Si., Ph.D
Jambi,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen artinya adalah alat, Instrumen penelitian adalah alat yang dibuat
dan disusun mengikuti prosedur langkah-langkah pengembangan instrumen
berdasarkan teori serta kebutuhan penelitian lalu digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Dengan kata lain instrumen dapat disebut sebagai alat pengumpul
data (Adip, 2017).
Ada lima media pengumpul data dalam proses penelitian, kelima media
tersebut dapat dipilih satu macam atau gabungan antara dua media tersebut
tergantung pada data yang diharapkan oleh para peneliti. Kelima media
pengumpul data tersebut yaitu: Tes, angket (kuisioner), observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pada penelitian kuantitatif umumnya media (instrumen) yang
digunakan yaitu tes dan angket (kuisioner).
2.2 Tes
a. Tes lisan yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang
aspek-aspek yang ingin diketahui keadannya dari jawaban yang diberikan
secara lisan pula.
b. Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis
tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang
diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan kedalam dua bentuk
berikut ini:
1. Tes essay (essay test)
Tes essay yaitu tes yang menghendaki agar test memberikan jawaban
dalam entuk uraian atau kaimat-kalimat yang disusun sendiri. Menurut
Amirono ( 2016), tes ini memungkinkan semua peserta didik menjawab
secara bebas. Dalamtes essay dituntut kemampuan peserta didik umtuk
menggeneralisasi gagasannya melalui bahasan tulisan, sehingga tipe essay
tes lebih bersifat power tes. Bentuk essay tes dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Pertanyaan bebas
Bentuk pertanyaan diarahkan pada pertanyaan bebas dan jawaban tes
tidak dibatasi, tergantung pada pandangan peserta.
b. Pertanyaan terbatas
Pertanyaan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
Pembatasan dapat dilihat dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang
jawabannya/ dan indikatornya.
c. Pertanyaan terstruktur
Merupakan bentuk antara soal-soal objektif dan essay. Soal dalam,
bentuk ini merupakan serangkaian jawaban singkat sekalipun bersifat
terbuka dan bebas jawabannya.
Menurut Sudijono dalam Amirono (2016), tes uraian ( essay tes), yang
sering juga dikenal dengan istilah tes subyektif, adalah salah satu jenis tes
hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan sebagai
berikut:
a) Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup
panjang.
b) Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada test untuk
memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,
membedakan, dan sebagainya.
c) Jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima
sampai sepuluh butir.
d) Pada umumnya butur-butir soal diawali dengan kata-kata: jelaskan,
mengapa, bagaimana, atau kata-kata lain yamg serupa dengan itu
2. Tes objektif
Tes objektif adalah suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan
tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. Tes ini dapat
menghasilkan skor yang konstan, tidak tergantung pada siapapun yang
memberi skor, karena pemberi skor tidak dipengaruhi oleh sikap
subjektifitas. Tes objektif diberi kedalam beberapa bentuk berikut ini:
a. Tes betul-salah (true false items)
Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada 2 macam, yaitu:
a) Dengan denda
S = R -W
Dengan pengertian:
D = skor yang diperoleh
R = right (jawaban yang benar)
W = wrong (jawaban yang salah)
Contoh:
Jumlah soal tes = 20 buah
A menjawab betul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor untuk A
adalah:
16 – 4 = 12
Dengan menggunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan
seorang siswa memperoleh skor negatif.
b) Tanpa denda
Rumus:
S=R
Yang dihitung hanya yang betul (untuk soal yang tidak dikerjakan
dinilai 0).
Contoh:
“Disebelah kiri terdapat nama kota. Disebelah kanan terdapat nama
provinsi. Coba isi titik-titik yang tersedia disebelah kiri dengan huruf
didepan nama provinsi dimana kota tersebut berada,”
1. Cirebon.................. a. Sumatera Utara
2. Demak.................. b. Nusa Tenggara Barat
3. Pasuruan............... c. Kalimantan Timur
4. Lubuklinggau........ d. Kalimantan Barat
5. Depok.................... e. Jawa Barat
6. Singaraja................ f. Sulawesi Utara
7. Balikpapan............. g. Jawa Tengah
8. Martapura............... h. Nusa Tenggara Timur
9. Gorontalo................ i. Sulawesi Tengah
10. Ende........................ j. Kalimantan Selatan
k.Daerah Istimewa
Yogyakarta
l. Jawa Timur
m. Bengkulu
n. Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
S=R
Artinya skor terakhir dihitung jawaban yang benar saja.
Contoh:
Cara scoring:
S=R
(sama dengan bentuk matching (tes menjodohkan))
(Sudaryono, 2013).
Dilihat dari tingkatannya tes dapat diklasifikasikan menjadi dua tes baku dan
tes buatan peneliti sendiri. Tes baku adalah tes yang dipubikasikan dan telah
disiapkan oleh para ahli secara cermat sehingga norma-norma perbandingan,
validitas, reliabilitas dan petunjuk pemberian skornya telah diuji dan disiakan. Tes
buatan sendiri, agar dapat digunakan sebagai sebagai alat pengukuran perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini:
Contoh:
terlihat bahwa persentase dari respon observer sebesar 94,44 sedangkan untuk respon
guru adalah 90,27 dan didapatkan rata-rata respon adalah 92,35 sehingga dinyatakan
responden memberikan respon positif terhadap instrumen penilaian psikomotorik yang
dikembangkan. Berdasarkan aspek kevalidan, dan kepraktisan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa instrumen penilaian aspek psikomotorik telah layak digunakan pada
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.