Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda dan bentuk Uraian

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pratikum Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Shobah Shofariyani Iryanti, M.Pd.

Disusun Oleh:

Fathan Thoriq Fauzy 1907015108


Faisal Julian Permana 1907015190
Lutfi aziz 1807015057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2022 M / 1443 H

1
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah


SWT , atas rahmat dan juga karunianya ,penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda dan bentuk Uraian” yang alhamdulillah
telah diselesaikan dengan lancar dan juga tepat waktu untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pratikum Administrasi Pendidikan. dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena penulis masih perlu
belajar lagi terkait tentang Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda dan bentuk Uraian
yang berkaitan dengan Pratikum Administrasi Pendidikan.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini,yang alhamdulillah dapat terselesaikan dengan
tepat waktu, dalam proses pembuatan makalah ini penulis juga masih perlu belajar lagi terkait
dengan ilmu pendidikan terutama Pratikum Administrasi Pendidikan.yang berkaitan dengan
judul makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik atau saran yang dapat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Dengan adanya makalah yang telah dibuat ini, penulis berharap agar pembaca dapat
mengetahui tentang Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda dan bentuk Uraian dan juga
mengetahui cara membuat hasil ujian yang benar dan tepat. Maka dari itu penulis berharap
agar pembaca dapat meresapi apa saja pengertian tentang Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan
Ganda dan bentuk Uraian.

Minggu, 26 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Analisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda.................................................................................6

B. Langkah-langkah Menyusun Soal........................................................................................7

C. Analisis Hasil Ulangan Bentuk Uraian.................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................................14

PENUTUP....................................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa
disadari, evaluasi sering dilakukan baik untuk diri sendiri, maupun orang lain serta kegiatan
sosial lainnya. Menurut Arikunto (2012:3), “Evaluasi berarti keinginan menilai (tetapi
dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu)”. Kegiatan mengevaluasi dilakukan dengan
pengukuran dan penilaian terlebih dahulu. Contoh dalam memilih suatu barang, terlebih
dahulu kita melakukan pengukuran baik berupa panjang atau pendek, kecil atau besar, tinggi
atau rendah. Setelah kita melakukan pengukuran dan telah memilih ukuran yang baik
kemudian kita menilai apakah barang yang telah kita pilihberdasarkanukuran yang benar,
sudah sesuai atau belum. Dari kegiatan mengukur dan menilai itulah kita telah melakukan
kegiatan evaluasi.

Sasaran evaluasi dalam dunia pendidikan dapat berupa hasil belajar yang dicapai
setelah suatu proses belajar dilaksanakan. Mengenai hasil belajar, Abdurrahman (Jihad,
2013:144) mengatakan “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar”. Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan evaluasi.

Evaluasi merupakan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Alat evaluasi
yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah tes. Menurut Arikunto, (2012:66)
“Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes sebagai alat ukur
yang perlu dirancang secara khusus dengan tujuan pembelajaran dan harus dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Dalam proses
evaluasi sangat diperlukan tes dengan kualitas yang baik agar dapat menentukan kualitas data
yang dihasilkan.

Tes bagi dunia pendidikan merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengeksplor kecakapan-kecakapan tertentu agar dapat dibedakan kecakapan-kecakapan satu
dengan kecakapan lainnya. Sehingga suatu tes haruslah disusun sebaik mungkin. Arikunto
(2012:72) menyatakan “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus

4
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objek-tivitas, praktikabilitas,
dan ekonomis”. Selain itu, soal-soal tes juga harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Oleh karena itu, soal-soal tes disusun berdasarkan pada kurikulum. Sehingga mampu
mengukur pencapai kemampuan pada kurikulum. Apabila soal-soal ujian semester tidak
sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum, maka ulangan akhir
semester tidak berfungsi dengan semestinya.

A. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara membuat hasil ujian dalam bentuk pilihan ganda?
2) Apa saja langkah-langkah dalam penyusun test?
3) Bagaimana cara membuat hasil ujian dalam bentuk uraian?

B. Tujuan Masalah
1) Dapat mengetahui cara membuat hasil ujian dalam bentuk pilihan ganda
2) Dapat mengetahui langkah-langkah penyusunan test
3) Dapat mengetahui cara membuat hasil ujian dalam bentuk uraian

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda


Tes pilihan ganda adalah bentuk tes obyektif yang mempunyai ciri utama
kunci jawaban jelas dan pasti sehingga hasilnya dapat diskor secara obyektif. Artinya
setelah siswa mengerjakan soal dalam bentuk tes pilihan ganda maka siswa tersebut
akan memperoleh skor yang sama jika hasil pekerjaanya diperiksa oleh lebih dari satu
pemeriksa. Hal ini disebabkan setiap jawaban diberi skor yang sudah pasti dan tidak
mengenal jawaban di antara benar dan salah atau jawaban benar sebagian saja.Soal
pilihan ganda terdiri dari pernyataan dan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
atau melengkapi dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang tersedia.
Satu di antaranya adalah yang paling benar, lainnya disebut pengecoh (distractor).
Noeng Muhajir mengatakan bahwa pengertian tes pilihan ganda merupakan
tes objektif dimana masing-masing item disediakan lebih dari dua kemungkinan
jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling
benar. Sedangkan keunggulan tes pilihan ganda menurut Azwar, yaitu;
a) kompherhensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih
banyak item,
b) pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya mudah dan cepat,
c) penggunaan lembar jawaban menjadikan tes efisien dan hemat bahan,
d) kualitas item dapat dianalisi secara empiric,
e) objektifitasnya tinggi, dan
f) umumnya memiliki reabilitas yang memuaskan.

Disamping keunggulan tes pilihan ganda mempunyai kelemahan yaitu;

a) pembuatannya sulit dan memakan banyak waktu dan tenaga,


b) tidak mudah ditulis untuk mengungkapkan tingkat kompetensi tinggi,
c) ada kemungkinan jawaban benar semata-mata karena tebakan

Pernyataan yang merupakan bagian pokok dalam pedoman umum penulisan


butir soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:

6
a) Butir soal harus sesuai dengan indikator,
b) Pokok soal dan pilihan jawaban harus dirumuskan secara jelas, singkat,
padat,dan tegas, sehingga perumusan tersebut hanya mencakup pernyataan
yang diperlukan saja,
c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar,
d) Pokok soal dan pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda,
e) Pilihan jawaban yang merupakan kunci jawaban harus menunjukan kebenaran
mutlak dan terbaik,
f) Pilihan jawaban harus homogen dan logis secara materi dan bahasa,
g) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama,
h) Pilihan jawaban sebaiknya jangan memakai bunyi “semua pilihan jawaban di
atas salah “atau “semua pilihan jawaban di atas benar”, dan i. Pilihan jawaban
berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan kecil ke besar atau
sebaliknya.

B. Langkah-Langkah Menyusun Soal


1. Merujuk pada Silabus/SAP
Biasanya suatu sekolah/lembaga pendidikan telah mempunyai Silabus dan
SAP untuk setiap mata pelajaran. Silabus berisikan pokok-pokok bahasan yang akan
diajarkan dalam satu semester. Silabus diperlukan pada waktu membuat kisi-kisi soal
agar soal yang dibuat mewakili semua pokok bahasan yang ada sehingga akhirnya
dapat dilihat apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.

2. Menyusun Kisi-Kisi
Soal Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan setiap
kali menyusun tes dan menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusunan soal dapat
menghasilkan tes yang relatif sama. Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matriks
yang memuat kreteria butir soal yang diperlukan dalam menyusun tes. Oleh karena
itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa kareteria, yaitu;
a. dapat menggambarkan keterwakilan isi kurikulum,
b. komponen yang membentuk kisi-kisi harus jelas, rinci, dan mudah dipahami,
dan
c. Setiap indikator dapat dituliskan butir soalnya.
7
3. Menyusun Soal
Soal dapat disusun dalam bentuk tes objektif maupun tes esai. Jumlah soal
yang disusun harus melebihi jumlah yang dibutuhkan dan disusun sesuai kisi-kisi.
Sukar atau mudahnya suatu soal bukan semata-mata ditentukan oleh materi soal, akan
tetapi ditentukan juga oleh teknik penyusunannya.

4. Melaksanakan Uji Coba Tes


Agar memperoleh soal/tes yang baik maka soal/test tersebut harus diuji coba
terlebih dahulu dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tes yang
baik. Peserta uji coba misalnya adalah siswa, maka siswa tersebut harus mempunyai
status sama dengan peserta tes yang sebenarnya.

5. Membuat Skor
Setelah soal diuji coba maka selanjutnya dibuat skor masing-masing siswa
(peserta yang diuji coba). Bila siswa menjawab benar diberi skor 1, dan bila siswa
menjawab salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Semua skor yang diperoleh untuk
setiap siswa dibuat dalam bentuk tabel.

C. Analisis Hasil Ulangan Uraian

Kegiatan analisis pada setiap butir soal dilakukan untuk menguji kualitas dari setiap
butir soalnya. Dengan hal itu apabila terdapat butir soal yang tidak sesuai maka langsung
dapat diperbaiki sesuai dengan karakteristi sehingga menghasilkan butir soal yang
berkualitas.

Dalam melakukan analisis butir soal yang berupa uraian dapat dilakukan dengan
berbasis excel. Cara untuk melakukan analisis menggunakan excel dianggap lebih mudah
dengan memasukan atau melakukan input berupa data nilai dari peserta didik. Fitur yang ada
didalam excel yang digunakan dalam menganalisis butir soal yaitu seperti input jawaban,
input data kelompok atas dan kelompok bawah, proses analisis, daftar nilai, dan hasil analisis.

Tes uraian memiliki dua jenis tes yaitu :


1. Tes Uraian Objektif
Tes ini merupakan bentuk tes yang pada butir soalnya memiliki jawaban yang relatif
pasti. Dengan itu akan mudah dalam melakukan pengambilan skor secara objektif, pada

8
setiap kata kunci dengan jawaban benar akan diberikan skor 1 dan pada jawaban yang salah
diberi skor 0.

2. Tes Uraian Non Objektif


Pada tes ini jawaban yang diberikan lebih bebas, hal tersebut berkaitan dengan
pemahaman peserta didik dalam mengingat dan menyusun gagasan dalam bentuk uraian
tertulis sehingga penilaian bersifat subjektif. Pada tes ini guru dapat memberikan nilai atau
skor sesuai dengan kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta didik.

Dalam memeriksa dan memberi skor pada tes uraian perlu memperhatikan beberapa
hal seperti menyiapkan jawaban yang dikehendaki secara garis besar sebelum dilakukannya
koreksi pada jawaban, identitas peserta didik dapat dirubah dengan menggunakan kode,
menentukan hal-hal yang dianggap dapat mengganggu dalam melakukan skoring,
menetapkan metode dalam skoring yang akan digunakan seperti dengan point method atau
rating method, melakukan skoring pada seluruh jawaban dari satu soal-satu soal sebelum
beralih ke soal yang lain dan metode ini disebut dengan whole method, dan setelah selesai
melakukan perumusan soal maka secepatnya untuk menyusun pedoman skoring.

Pedoman dalam melakukan skoring adalah dapat dipahami seperti menulis kata kunci
atau jawaban benar dari setiap soal dengan jelas, menentukan skor yang akan diberikan pada
jawaban yang benar, pertanyaan yang memiliki sub jawaban dibuat kata kunci sub jawaban
dan skornya, dan terakhir menjumlah skor yang telah didapat dari kata kunci soal.

Tujuan menganalisis butir soal adalah untuk dapat memperoleh butir soal yang bermutu,
dengan adanya revisi maka dapat meningkatkan kualitas pada butir soal dengan membuang
butir soal yang tidak valid, dan dapat mengetahui pemahaman materi pada peserta didik
dengan melalui informasi diagnostik.

Manfaat dilakukannya analisis butir soal adalah dapat membantu untuk mengevaluasi kualitas
tes yang digunakan, dapat mendukung dalam pembuatan soal yang berkualitas dan efektif,
serta membantu meningkatkan validitas dan reliabilitas soal.

Dalam membuat butir soal perlu memperhatikan karakteristik butir soal seperti berikut :

1. Tingkat Kesukaran

9
Tingkat kesukaran merupakan proporsi pada peserta didik dalam menjawab butir soal dengan
benar. Apabila jawaban benar lebih besar maka semakin rendah tingkat kesukaran soal
tersebut. Tingkat kesukaran pada butir soal akan menunjukan apakah soal tersebut mudah
atau sukar bagi peserta didik. Dalam menyusun butir soal ujian sebaiknya tingkat kesukaran
diberikan dengan seimbang seperti kategori sukar 25%, sedang 50%, dan mudah 25%.

2. Daya Beda
Daya beda dalam butir soal merupakan indeks yang menunjukan tingkat kemampuan
peserta didik dalam menjawab butir soal. Dengan melakukan uji daya beda akan menunjukan
tingkat butir soal yang membedakan kelompok dengan prestasi tinggi dan prestasi rendah.
Daya beda sering digunakan untuk tes hasi belajar yang dilakukan dengan indeks kolerasi
mengenai skor pada butir soal dengan jumlah skor total.

Dengan analisis daya beda pada butir soal akan menunjukan peserta didik yang pandai,
menguasai materi, kurang pandai, belum menguasai meteri.

3. Kualitas Butir Soal


Kualitas butir soal dapat dilihat melalui tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas
distraktor dari sebuah soal. Dengan menganalisis melalui kualitas pada butir soal akan
memperoleh informasi khusus mengenai butir soal yang telah disusun. Dilakukannya analisis
kualitas butir soal adalah untuk mengetahui apakah suatu butir soal berfungsi atau tidak.

4. Reliabilitas
Dapat diartikan sebagai ketepatan dalam pengukuran butir soal, dapat diketahui
dengan melihat hasil yang diperoleh peserta didik pada saat uji ulang dengan tes yang sama
di situasi yang berbeda, Analisis soal uraian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
soal secara kualitatif dan kuantitatif

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis hasil ulangan yang dilakukan guru untuk mengidentifikasi


sub-sub keterampilan yang diperlukan oleh siswa sebagai keterampilan
prsyarat untuk menguasai kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan
matematika pada bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian Energi
telah dapat membantu siswa untuk belajar setahap demi setahap. Kemampuan
untuk menyelesaikan soal-soal hitungan matematika adalah sebuah
keterampilan yang kompleks. Ada keterampilan-keterampilan bagian (sub-sub
keterampilan) yang harus dikuasai oleh siswa terlebih dahulu. Sub-sub
keterampilan tersebut salah satunya adalah keterampilan matematis.
Keterampilan matematis sendiri masih terdiri dari beberapa sub keterampilan
seperti keterampilan mengalikan bilangan bulat, membagi bilangan bulat, dan
lain sebagainya.

Analisis hasil ulangan yang dilakukan guru untuk mengidentifikasi


sub-sub keterampilan yang diperlukan oleh siswa sebagai keterampilan
prsyarat untuk menguasai kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan
matematika pada bahan kajian Gaya dan Tekanan; serta bahan kajian Energi
telah dapat membantu siswa untuk belajar setahap demi setahap. Kemampuan
untuk menyelesaikan soal-soal hitungan matematika adalah sebuah
keterampilan yang kompleks. Ada keterampilan-keterampilan bagian (sub-sub
keterampilan) yang harus dikuasai oleh siswa terlebih dahulu. Sub-sub
keterampilan tersebut salah satunya adalah keterampilan matematis.
Keterampilan matematis sendiri masih terdiri dari beberapa sub keterampilan
seperti keterampilan mengalikan bilangan bulat, membagi bilangan bulat, dan
lain sebagainya.

11
Hasil tes diagnostik kemampuan matematis yang diberikan guru
peneliti di awal pembelajaran setiap bahan kajian telah membantu guru untuk
menentukan berapa dan siswa mana saja yang memerlukan bimbingan dan
pelatihan, serta cara memberikan bimbingan dan pelatihan, apakah secara
klasikal ataukah secara individual dan pemanfaatan tutor sebaya. Lewat hasil
tes diagnostik ini pula dapat dilihat keterampilan matematis mana yang telah
atau yang belum dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Arends (2001) bahwa analisis hasil ulangan dapat membantu guru untuk
menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswa untuk
dapat melakukan keterampilan kompleks yang diharapkan.

Peningkatan nilai rata-rata soal-soal ulangan harian yang berhubungan


dengan keterampilan matematis, soal-soal yang tidak berhubungan dengan
keterampilan matematis dan seluruh soal (rata-rata ulangan harian)
menunjukkan bahwa seperti yang disebutkan oleh Arends (2001), bahwa
untuk mengembangkan pemahaman yang mudah dan pada akhirnya
penguasaan akan sebuah keterampilan kompleks, maka keterampilan yang
kompleks tadi harus terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-
komponen bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan tahap
demi tahap. Hasil tes diagnostik kemampuan matematis yang diberikan guru
peneliti di awal pembelajaran setiap bahan kajian telah membantu guru untuk
menentukan berapa dan siswa mana saja yang memerlukan bimbingan dan
pelatihan, serta cara memberikan bimbingan dan pelatihan, apakah secara
klasikal ataukah secara individual dan pemanfaatan tutor sebaya. Lewat hasil
tes diagnostik ini pula dapat dilihat keterampilan matematis mana yang telah
atau yang belum dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Arends (2001) bahwa analisis hasil ulangan dapat membantu guru untuk
menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswa untuk
dapat melakukan keterampilan kompleks yang diharapkan.

Peningkatan nilai rata-rata soal-soal ulangan harian yang berhubungan


dengan keterampilan matematis, soal-soal yang tidak berhubungan dengan
keterampilan matematis dan seluruh soal (rata-rata ulangan harian)
menunjukkan bahwa seperti yang disebutkan oleh Arends (2001), bahwa
untuk mengembangkan pemahaman yang mudah dan pada akhirnya

12
penguasaan akan sebuah keterampilan kompleks, maka keterampilan yang
kompleks tadi harus terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-
komponen bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan tahap
demi tahap.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, A. (2015). MENYUSUN DAN MENGANALISIS TES HASIL BELAJAR. Jurnal Al-
Ta’dib, 8, 71-73.

Mega Agustiana, H. M. (2018). ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR


SEMESTER. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 11, 26-35.

Arikunto, Suharsimi. (2012). DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN. Jakarta: Bumi


Aksara.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2013). EVALUASI PEMBELAJARAN. Yogyakarta: Multi
Pressindo

Chabib Moh.Thoha. TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN, (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2001)

Syarifuddin,Azwar. Tes Prestasi: FUNGSI DAN PENGEMBANGAN PENGUKURAN


PRESTASI BELAJAR, (edisi II, cetakan ke 4 : Pustaka Pelajar, 2003)

14

Anda mungkin juga menyukai