Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pratikum Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini,yang alhamdulillah dapat terselesaikan dengan
tepat waktu, dalam proses pembuatan makalah ini penulis juga masih perlu belajar lagi terkait
dengan ilmu pendidikan terutama Pratikum Administrasi Pendidikan.yang berkaitan dengan
judul makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik atau saran yang dapat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan adanya makalah yang telah dibuat ini, penulis berharap agar pembaca dapat
mengetahui tentang Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan Ganda dan bentuk Uraian dan juga
mengetahui cara membuat hasil ujian yang benar dan tepat. Maka dari itu penulis berharap
agar pembaca dapat meresapi apa saja pengertian tentang Menganalisis Hasil Ulangan Pilihan
Ganda dan bentuk Uraian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa
disadari, evaluasi sering dilakukan baik untuk diri sendiri, maupun orang lain serta kegiatan
sosial lainnya. Menurut Arikunto (2012:3), “Evaluasi berarti keinginan menilai (tetapi
dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu)”. Kegiatan mengevaluasi dilakukan dengan
pengukuran dan penilaian terlebih dahulu. Contoh dalam memilih suatu barang, terlebih
dahulu kita melakukan pengukuran baik berupa panjang atau pendek, kecil atau besar, tinggi
atau rendah. Setelah kita melakukan pengukuran dan telah memilih ukuran yang baik
kemudian kita menilai apakah barang yang telah kita pilihberdasarkanukuran yang benar,
sudah sesuai atau belum. Dari kegiatan mengukur dan menilai itulah kita telah melakukan
kegiatan evaluasi.
Sasaran evaluasi dalam dunia pendidikan dapat berupa hasil belajar yang dicapai
setelah suatu proses belajar dilaksanakan. Mengenai hasil belajar, Abdurrahman (Jihad,
2013:144) mengatakan “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar”. Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan evaluasi.
Evaluasi merupakan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Alat evaluasi
yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah tes. Menurut Arikunto, (2012:66)
“Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes sebagai alat ukur
yang perlu dirancang secara khusus dengan tujuan pembelajaran dan harus dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Dalam proses
evaluasi sangat diperlukan tes dengan kualitas yang baik agar dapat menentukan kualitas data
yang dihasilkan.
Tes bagi dunia pendidikan merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengeksplor kecakapan-kecakapan tertentu agar dapat dibedakan kecakapan-kecakapan satu
dengan kecakapan lainnya. Sehingga suatu tes haruslah disusun sebaik mungkin. Arikunto
(2012:72) menyatakan “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus
4
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objek-tivitas, praktikabilitas,
dan ekonomis”. Selain itu, soal-soal tes juga harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Oleh karena itu, soal-soal tes disusun berdasarkan pada kurikulum. Sehingga mampu
mengukur pencapai kemampuan pada kurikulum. Apabila soal-soal ujian semester tidak
sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum, maka ulangan akhir
semester tidak berfungsi dengan semestinya.
A. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara membuat hasil ujian dalam bentuk pilihan ganda?
2) Apa saja langkah-langkah dalam penyusun test?
3) Bagaimana cara membuat hasil ujian dalam bentuk uraian?
B. Tujuan Masalah
1) Dapat mengetahui cara membuat hasil ujian dalam bentuk pilihan ganda
2) Dapat mengetahui langkah-langkah penyusunan test
3) Dapat mengetahui cara membuat hasil ujian dalam bentuk uraian
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
a) Butir soal harus sesuai dengan indikator,
b) Pokok soal dan pilihan jawaban harus dirumuskan secara jelas, singkat,
padat,dan tegas, sehingga perumusan tersebut hanya mencakup pernyataan
yang diperlukan saja,
c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar,
d) Pokok soal dan pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda,
e) Pilihan jawaban yang merupakan kunci jawaban harus menunjukan kebenaran
mutlak dan terbaik,
f) Pilihan jawaban harus homogen dan logis secara materi dan bahasa,
g) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama,
h) Pilihan jawaban sebaiknya jangan memakai bunyi “semua pilihan jawaban di
atas salah “atau “semua pilihan jawaban di atas benar”, dan i. Pilihan jawaban
berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan kecil ke besar atau
sebaliknya.
2. Menyusun Kisi-Kisi
Soal Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan setiap
kali menyusun tes dan menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusunan soal dapat
menghasilkan tes yang relatif sama. Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matriks
yang memuat kreteria butir soal yang diperlukan dalam menyusun tes. Oleh karena
itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa kareteria, yaitu;
a. dapat menggambarkan keterwakilan isi kurikulum,
b. komponen yang membentuk kisi-kisi harus jelas, rinci, dan mudah dipahami,
dan
c. Setiap indikator dapat dituliskan butir soalnya.
7
3. Menyusun Soal
Soal dapat disusun dalam bentuk tes objektif maupun tes esai. Jumlah soal
yang disusun harus melebihi jumlah yang dibutuhkan dan disusun sesuai kisi-kisi.
Sukar atau mudahnya suatu soal bukan semata-mata ditentukan oleh materi soal, akan
tetapi ditentukan juga oleh teknik penyusunannya.
5. Membuat Skor
Setelah soal diuji coba maka selanjutnya dibuat skor masing-masing siswa
(peserta yang diuji coba). Bila siswa menjawab benar diberi skor 1, dan bila siswa
menjawab salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Semua skor yang diperoleh untuk
setiap siswa dibuat dalam bentuk tabel.
Kegiatan analisis pada setiap butir soal dilakukan untuk menguji kualitas dari setiap
butir soalnya. Dengan hal itu apabila terdapat butir soal yang tidak sesuai maka langsung
dapat diperbaiki sesuai dengan karakteristi sehingga menghasilkan butir soal yang
berkualitas.
Dalam melakukan analisis butir soal yang berupa uraian dapat dilakukan dengan
berbasis excel. Cara untuk melakukan analisis menggunakan excel dianggap lebih mudah
dengan memasukan atau melakukan input berupa data nilai dari peserta didik. Fitur yang ada
didalam excel yang digunakan dalam menganalisis butir soal yaitu seperti input jawaban,
input data kelompok atas dan kelompok bawah, proses analisis, daftar nilai, dan hasil analisis.
8
setiap kata kunci dengan jawaban benar akan diberikan skor 1 dan pada jawaban yang salah
diberi skor 0.
Dalam memeriksa dan memberi skor pada tes uraian perlu memperhatikan beberapa
hal seperti menyiapkan jawaban yang dikehendaki secara garis besar sebelum dilakukannya
koreksi pada jawaban, identitas peserta didik dapat dirubah dengan menggunakan kode,
menentukan hal-hal yang dianggap dapat mengganggu dalam melakukan skoring,
menetapkan metode dalam skoring yang akan digunakan seperti dengan point method atau
rating method, melakukan skoring pada seluruh jawaban dari satu soal-satu soal sebelum
beralih ke soal yang lain dan metode ini disebut dengan whole method, dan setelah selesai
melakukan perumusan soal maka secepatnya untuk menyusun pedoman skoring.
Pedoman dalam melakukan skoring adalah dapat dipahami seperti menulis kata kunci
atau jawaban benar dari setiap soal dengan jelas, menentukan skor yang akan diberikan pada
jawaban yang benar, pertanyaan yang memiliki sub jawaban dibuat kata kunci sub jawaban
dan skornya, dan terakhir menjumlah skor yang telah didapat dari kata kunci soal.
Tujuan menganalisis butir soal adalah untuk dapat memperoleh butir soal yang bermutu,
dengan adanya revisi maka dapat meningkatkan kualitas pada butir soal dengan membuang
butir soal yang tidak valid, dan dapat mengetahui pemahaman materi pada peserta didik
dengan melalui informasi diagnostik.
Manfaat dilakukannya analisis butir soal adalah dapat membantu untuk mengevaluasi kualitas
tes yang digunakan, dapat mendukung dalam pembuatan soal yang berkualitas dan efektif,
serta membantu meningkatkan validitas dan reliabilitas soal.
Dalam membuat butir soal perlu memperhatikan karakteristik butir soal seperti berikut :
1. Tingkat Kesukaran
9
Tingkat kesukaran merupakan proporsi pada peserta didik dalam menjawab butir soal dengan
benar. Apabila jawaban benar lebih besar maka semakin rendah tingkat kesukaran soal
tersebut. Tingkat kesukaran pada butir soal akan menunjukan apakah soal tersebut mudah
atau sukar bagi peserta didik. Dalam menyusun butir soal ujian sebaiknya tingkat kesukaran
diberikan dengan seimbang seperti kategori sukar 25%, sedang 50%, dan mudah 25%.
2. Daya Beda
Daya beda dalam butir soal merupakan indeks yang menunjukan tingkat kemampuan
peserta didik dalam menjawab butir soal. Dengan melakukan uji daya beda akan menunjukan
tingkat butir soal yang membedakan kelompok dengan prestasi tinggi dan prestasi rendah.
Daya beda sering digunakan untuk tes hasi belajar yang dilakukan dengan indeks kolerasi
mengenai skor pada butir soal dengan jumlah skor total.
Dengan analisis daya beda pada butir soal akan menunjukan peserta didik yang pandai,
menguasai materi, kurang pandai, belum menguasai meteri.
4. Reliabilitas
Dapat diartikan sebagai ketepatan dalam pengukuran butir soal, dapat diketahui
dengan melihat hasil yang diperoleh peserta didik pada saat uji ulang dengan tes yang sama
di situasi yang berbeda, Analisis soal uraian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
soal secara kualitatif dan kuantitatif
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Hasil tes diagnostik kemampuan matematis yang diberikan guru
peneliti di awal pembelajaran setiap bahan kajian telah membantu guru untuk
menentukan berapa dan siswa mana saja yang memerlukan bimbingan dan
pelatihan, serta cara memberikan bimbingan dan pelatihan, apakah secara
klasikal ataukah secara individual dan pemanfaatan tutor sebaya. Lewat hasil
tes diagnostik ini pula dapat dilihat keterampilan matematis mana yang telah
atau yang belum dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Arends (2001) bahwa analisis hasil ulangan dapat membantu guru untuk
menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswa untuk
dapat melakukan keterampilan kompleks yang diharapkan.
12
penguasaan akan sebuah keterampilan kompleks, maka keterampilan yang
kompleks tadi harus terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-
komponen bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan tahap
demi tahap.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A. (2015). MENYUSUN DAN MENGANALISIS TES HASIL BELAJAR. Jurnal Al-
Ta’dib, 8, 71-73.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2013). EVALUASI PEMBELAJARAN. Yogyakarta: Multi
Pressindo
14