STRUKTUR
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
RUMAH TANGGA PETANI
Petani Padi di Desa Pematang Gubernur. Kecamatan Muara Bangkahulu. Kabupaten/Kota,
Kota Bengkulu.
NPM : E1D019092
Shift :8
Indonesia merupakan Negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bermata pencaharian di sektor pertanian. Tetapi, sekarang
lapangan pekerjaan di sektor pertanian seakan-akan berkurang atau terbatas secara relative
berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari sumber daya alam dan factor produksi lainnya.
Pentingnya sektor pertanian juga dapat dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari
pertanian.
Pada daerah-daerah di pedesaan, usaha tani pada umumnya diusahakan dengan tujuan utama
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan (subsistensi) petani dan keluargannya. Secara ekonomis
dapat dikatakan bahwa hasilnya sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga, dan factor-
faktor produksi atau modal yang digunakannya sebagian besar berasal dari usaha tani sendiri.
Tetapi sekarang ini karena semakin meningkatnya kebutuhan hidup para petani, maka mereka
tidak hanya menggantungkan nasib di sektor pertanian saja. Para petani sekarang banyak yang
bekerja di luar sektor pertanian sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan
mereka.
Pada umumnya konsumsi dari masyarakat pedesaan baik dalam hal pangan maupun non
pangan tidak sebesar konsumsi penduduk kota. Oleh karena itu, praktikum Ekonomi Pertanian
ini diadakan. Lokasi yang Saya pilih adalah Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dengan pertimbangan sebagian
besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Dari kegiatan praktikum ini
mahasiswa diharapkan memperoleh informasi mengenai keadaan social ekonomi dipedesaan,
sehingga dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan Indonesia khususnya disektor
pertanian agar lebih maju dan berkembang dimasa yang akan datang.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum Ekonomi Pertanian diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik petani
2. Mengetahui struktur penerimaan rumah tangga petani
3. Mengetahui struktur pengeluaran rumah tangga petami
4. Mengetahui struktur pendapatan rumah tangga petani
5. Mengetahui kondisi kelembagaan usahatani
II. GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTIKUM
A. Keadaan Penduduk
1. Bedasarkan Kelompok Umur
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan sebagai identifikasi dari
penduduk itu sendiri. Jumlah penduduk produktif dan non produktif selalu berubah
dikarenakan adanya kematian, merantau atau meninggalkan kampong halaman dan
menetap di desa lain, serta migrasi ke daerah lain. Tidak semua umur merupakan usia
produktif, usia produktif adalah penduduk yang berusia 15-60 tahun. Penduduk yang
merupakan usia non poduktif adalah berusia sekitar 0-14 tahun dan lebih besar dari 60
tahun.
Berikut Keadaan Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 1. Jumlah penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan
Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.
Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa)
Usia 0-4 thn 755
Usia 5-9 thn 901
Usia 10-14 thn 885
Usia 15-19 thn 842
Usia 20-24 thn 913
Usia 25-29 thn
951
Usia 30-34 thn
Usia 35-39 thn 896
Usia 40-44 thn 729
Usia 45-49 thn 742
Usia 50-54 thn 594
Usia 55-59 thn 535
Usia 60-64 thn 510
Usia 65-69 thn 349
Usia 70-74 thn
148
Usia 75 thn ke atas
72
82
Jumlah 9904
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020)
Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang dominan
adalah 15-64 tahun. Usia tersebut adalah usia yang produktif, di usia produktif penduduk
Desa Pematang Gubernur dapat memperbaiki pola pikir dan mencari pengetahuan yang
luas melalui kegiatan belajar mengajar disekolah. Selain hal tersebut penduduk produktif
banyak yang bekerja diberbagai sektor, seperti di sektor pertanian, peternakan,
perikanan, pegawai dan pedagang. Di usia yang produktif penduduk di Desa Pematang
Gubernur berperan aktif dalam mengembangkan usahatani yang dimiliki dengan
penerapan prinsip sapta usahatani.
Struktur penduduk di Desa Pematang Gubernur dapat dihitung menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
= 2.541,042%
Rasio beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indicator yang menunjukkan
keadaan ekonomi suatu wilayah sudah maju atau masih berkembang. Hasil perhitungan
rasio beban ketergantungan digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk
yang tinggal disuatu wilayah dan memiliki pekerjaan. Dari perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa BDR (Rasio Beban Ketergantungan) Desa Pematang Gubernur adalah
2.541,042%.
2. Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan di pedesaan, umumnya masih rendah. Namun di Desa Pematang
tingkat pendidikan cukup tinggi dikarenakan dekat dengan pusat Kota Bengkulu.
Mayoritas dari setiap KK menginginkan tingkat satuan pendidikan mereka lebih baik.
Berikut Keadaan Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 2. Jumlah penduduk Menurut Pendidkan di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan
Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.
S3 246
67
Jumlah 9723
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020)
Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa penduduk rata-rata masih
mengenyam bangku sekolah. Tingkat SD, SMP dan SMA sebanyak 5.294 jiwa dan
tingkat pendidikan lebih tinggi D1, D2, S1, S2, dan S3 sebanyak 1.664. Jumlah ini lebih
banyak dibandingkan dengan warga yang mengenyam pendidikan jenjang lebih tinggi.
Masyarakat Desa Pematang menyadari adanya kepentingan pendidikan bagi mereka,
sehingga mereka memiliki keinginan untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
4 Wiraswasta 1.789
5 Pertanian dan Peternakan 833
6 Nelayan 3
7 Agama dan Kepercayaan 2
8 Tenaga Kesehatan 30
9 Pensiunan 56
Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut mata
pencaharian di Desa Pematang Gubernur berjumlah 8.221 jiwa. Penduduk yang tidak
bekerja sebanyak 3,009 jiwa, bekerja sebagai Aparatur Pejabat Negara sebanyak 948
jiwa, bekerja sebagai Tenaga Pengajar sebanyak 202 jiwa, bekerja sebagai Wiraswasta
sebanyak 1,789 jiwa, bekerja sebagai Pertanian dan Peternakan sebanyak 833 jiwa,
bekerja sebagai Nelayan sebanyak 3 jiwa, bekerja sebagai Agama dan Kepercayaan
sebanyak 2 jiwa, bekerja sebagai Tenaga Kesehatan sebanyak 30 jiwa, bekerja sebagai
Pensiunan sebanyak 56 jiwa, dan Pekerjaan Lainnya sebanyak 1,349 jiwa.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa di Desa Pematang Gubernur masih
banyak masyarakat yang bekerja dari pada tidak bekerja.
B. Keadaan Lahan
1. Batas Wilayah
Desa Pematang Gubernur merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Sebelah Barat : Kel. Kandang Limun, Kec. Muara Bangkahulu
Sebelah Timur : Kel. Rawa Makmur, Kec. Muara Bangkahulu
Sebalah Utara : Desa. Bentiring, Kec. Muara Bangkahulu
Sebelah Selatan : Desa. Bentiring Permai, Kec. Muara Bangkahulu
Desa Pematang Gubernur dengan kode wilayah 17.71.04.1003. Luas wilayah 5.47
(km2). Jarak Desa dari Kota Kecamatan adalah 1,7 km. Jarak Desa dari Kota Kabupaten
adalah 2,2 km serta jarak Desa dari Kota Provinsi adalah 11 km.
2. Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-
fungsi tertentu, misalnya fungsi pertanian. Konsep tata guna lahan merupakan hasil
analisis kesesuaian lahan yang diperoleh dari analisis kelayakan lahan serta analisis
potensi dan kendala.
Lahan di Desa Pematang Gubernur sebagian besar digunakan untuk kegiatan pertanian
dan perkebunan. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Desa
tersebut.
3. Keadaan Topografi
Desa Pematang Gubernur adalah salah satu Desa bagian dari Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kota Bengkulu dengan luas wilayah keseluruhan 5.47 km2. Dengan tinggi
permukaan air laut 75 m, curah hujan rata-rata pertahun 2000 mm, keadaan suhu rata-
rata 29oC.
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Berikut adalah jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.
Jumlah
No Umur (Tahun) Persentase (%) Rata-Rata
Responden
(Jiwa)
1 0-15 0 0
2 15-29 0 0
45.2
3 30-50 4 80
4 51-60 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur\
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat presentase yang paling besar dengan golongan umur
responden 30-50 tahun sebesar 80% dan persentase kecil dengan golongan umur
responden 51-60 adalah 20%. Sementara rata-rata umur petani di Desa Pematang
Gubernur 45.2%.
Jumlah
No Pendidikan Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)
1 Belum/Tidak 0 0
Sekolah
2 SD 1 20 9
3 SMP/Sederajat 3 60
4 SMA/Sederajat 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat 1 orang petani yang menempuh
pendidikan SD selama 6 tahun dengan persentase 20%, yang menempuh pendidikan
SMP 3 orang petani dengan persentase 60% dan yang menempuh pendidikan SMA 1
orang. Rata-rata pendidikan yang ditempuh petani adalah 9. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa petani di Desa Pematang Gubernur tingkat pendidikannya cukup rendah, banyak
yang hanya sebatas pendidikan SMP.
Jumlah
No Pengalaman Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)
(Tahun)
1 5-20 4 80
19.4
2 21-35 1 20
3 36-50 0 0
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Berdasarkan Tabel 7. Petani yang paling lama berusahatani padi selama 21-35 tahun
berjumlah 1 orang dengan persentase 20%, dan pengalaman 5-20 tahun berjumlah 4
orang dengan persentase 80%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman
yang didapatkan dalam berusahatani semakin baik pemahaman dalam melakukan
kegiatan usahatani. Sedangkan untuk pengalaman petani yang baru juga besarnya sama
dengan petani yang mendapatkan pengalaman, hal ini dimungkinkan daerah dalam tahap
memunculkan semangat dalam bertani.
Belajar dengan mengamati petani yang lain sangat penting, karena merupakan cara yang
lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada melakukan tindakan sendiri.
Pengalaman bertani didapatkan dari ke ikutsertaan petani dalam kelompok tani dan
kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh instansi terkait.
Jumlah
No Tanggungan Persentase (%) Rata-Rata
Tanggungan
Keluarga (Jiwa)
3
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Jumlah
No Pekerjaan Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)
1 Lembaga Hukum 1 20
2 IRT 2 40
25
3 Bangunan 1 20
4 Mebel 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Jumlah
No Luas Lahan (Ha) Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)
3
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Dari Tabel 11. Diketahui bahwa petani mendapatkan penerimaan dari sub sektor
tanaman pangan yang berbeda-beda, memiliki nilai penerimaan Maksimum Rp.
5,760,000 sedangkan pendapatan yang paling minimum Rp. 2.000.000; dan rata-rata
penerimaan sebesar Rp. 3.792.000. Tidak semua hasil produksi dijual oleh petani,
melainkan hanya sebagian lainnya disimpan dan dikonsumsi.
Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman hortikultura
non hias, dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi
batasan pangan (Purnomo dan Hanny P, 2002). Di Indonesia, pada umumnya
masyarakat lebih memilih komoditi beras sebagai asupan makanan pokok sehari-hari
sehingga areal persawahan yang ada dipenuhi dengan komoditi padi. Citra bahwa
pangan hanya disimbolkan dengan beras semata adalah merupakan inti permasalahannya
(Emiliana F, 2011).
Total
No Responden Nama Jenis Komoditi
Penerimaan
MAX 5,760,000
MIN 2,000,000
RATA-RATA 3,792,000
Dari Tabel 12. Diketahui bahwa penerimaan total petani dari penerimaan sub sektor
pertanian tanaman pangan dengan jumlah maxsimal yaitu Rp. 5.760.000 dan jumlah
minimal yaitu Rp. 2.000.000 serta jumlah rata-rata Rp.3.792.000.
2 Hamnah IRT -
MAX 7,000,000
MIN 0
RATA-RATA 2,340,000
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur
Dari Tabel 13. Menunjukkan bahwa penerimaan petani bukan hanya bersumber dari
sektor pertanian saja, akan tetapi ada beberapa petani juga yang memiliki pekerjaan
sampingan, seperti pada Lembaga hokum, bangunan dan mebel. Dari penghasilan non
pertanian ini mampu untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup masyarakat/para
petani masing-masing. Dari jumlah penerimaan non pertanian ini terbilang besar dan
lebih dari cukup untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga
masing-masing.
Dari Tabel 14. Dapat dilihat bahwa total penerimaan dari kelima petani responden pada sub
sektor pertanian di Desa Pematang Gubernur berkisar Rp. 61.320.000; yang merupakan
penjumlahan dari total penerimaan keluarga petani dari sector pertanian dengan penerimaan
dari luar pertanian.
RATA
2. Pendapatan Keluarga Dari Sektor Non Pertanian
3. Total Pengeluaran Keluarga Petani
E. Keadaan Social Ekonomi
F. Persoalan Pertanian Di Desa Praktikum
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan paraktikum lapangan kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Struktur pengeluaran rumah tangga petani di Desa Pematang Gubernur dalam waktu 1 tahun
2. Struktur penerimaan rumah tangga petani di Desa Pematang Gubernur dalam waktu 1 tahun
Dari data yang didapat melalui wawancara dengan responden didapat kesimpulan bahwa
pengeluaran petani baik pertanian maupun non pertanian, baik pangan maupun non pangan dari
data responden tersebut relatif dapat dipenuhi dari pendapatan yang dimiliki petani. Maka dari
itu, dari data responden tersebut menunjukkan sebagian dari masyarakat petani di Desa
Pematang Gubernur memiliki perekonomian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
VI. DAFTAR PUSTAKA