Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN


SEMESTER GANJIL 2020/2021

STRUKTUR
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
RUMAH TANGGA PETANI
Petani Padi di Desa Pematang Gubernur. Kecamatan Muara Bangkahulu. Kabupaten/Kota,
Kota Bengkulu.

Nama : Bayu Fajar Pangestu

NPM : E1D019092

Shift :8

Dosen Pembimbing : Dr. Putri Suci Asriani, S.P., M.P.

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup atau bermata pencaharian di sektor pertanian. Tetapi, sekarang
lapangan pekerjaan di sektor pertanian seakan-akan berkurang atau terbatas secara relative
berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari sumber daya alam dan factor produksi lainnya.
Pentingnya sektor pertanian juga dapat dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari
pertanian.

Pada daerah-daerah di pedesaan, usaha tani pada umumnya diusahakan dengan tujuan utama
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan (subsistensi) petani dan keluargannya. Secara ekonomis
dapat dikatakan bahwa hasilnya sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga, dan factor-
faktor produksi atau modal yang digunakannya sebagian besar berasal dari usaha tani sendiri.
Tetapi sekarang ini karena semakin meningkatnya kebutuhan hidup para petani, maka mereka
tidak hanya menggantungkan nasib di sektor pertanian saja. Para petani sekarang banyak yang
bekerja di luar sektor pertanian sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan
mereka.

Pada umumnya konsumsi dari masyarakat pedesaan baik dalam hal pangan maupun non
pangan tidak sebesar konsumsi penduduk kota. Oleh karena itu, praktikum Ekonomi Pertanian
ini diadakan. Lokasi yang Saya pilih adalah Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dengan pertimbangan sebagian
besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Dari kegiatan praktikum ini
mahasiswa diharapkan memperoleh informasi mengenai keadaan social ekonomi dipedesaan,
sehingga dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan Indonesia khususnya disektor
pertanian agar lebih maju dan berkembang dimasa yang akan datang.

B. Tujuan Praktikum
Praktikum Ekonomi Pertanian diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik petani
2. Mengetahui struktur penerimaan rumah tangga petani
3. Mengetahui struktur pengeluaran rumah tangga petami
4. Mengetahui struktur pendapatan rumah tangga petani
5. Mengetahui kondisi kelembagaan usahatani
II. GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTIKUM
A. Keadaan Penduduk
1. Bedasarkan Kelompok Umur
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan sebagai identifikasi dari
penduduk itu sendiri. Jumlah penduduk produktif dan non produktif selalu berubah
dikarenakan adanya kematian, merantau atau meninggalkan kampong halaman dan
menetap di desa lain, serta migrasi ke daerah lain. Tidak semua umur merupakan usia
produktif, usia produktif adalah penduduk yang berusia 15-60 tahun. Penduduk yang
merupakan usia non poduktif adalah berusia sekitar 0-14 tahun dan lebih besar dari 60
tahun.
Berikut Keadaan Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 1. Jumlah penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan
Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.
Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa)
Usia 0-4 thn 755
Usia 5-9 thn 901
Usia 10-14 thn 885
Usia 15-19 thn 842
Usia 20-24 thn 913
Usia 25-29 thn
951
Usia 30-34 thn
Usia 35-39 thn 896
Usia 40-44 thn 729
Usia 45-49 thn 742
Usia 50-54 thn 594
Usia 55-59 thn 535
Usia 60-64 thn 510
Usia 65-69 thn 349
Usia 70-74 thn
148
Usia 75 thn ke atas
72
82

Jumlah 9904
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020)

Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang dominan
adalah 15-64 tahun. Usia tersebut adalah usia yang produktif, di usia produktif penduduk
Desa Pematang Gubernur dapat memperbaiki pola pikir dan mencari pengetahuan yang
luas melalui kegiatan belajar mengajar disekolah. Selain hal tersebut penduduk produktif
banyak yang bekerja diberbagai sektor, seperti di sektor pertanian, peternakan,
perikanan, pegawai dan pedagang. Di usia yang produktif penduduk di Desa Pematang
Gubernur berperan aktif dalam mengembangkan usahatani yang dimiliki dengan
penerapan prinsip sapta usahatani.
Struktur penduduk di Desa Pematang Gubernur dapat dihitung menggunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :

P (0 ― 14 th) + ( > 64𝑡ℎ)


BDR (Burden Depedency Ratio) = P(15 ― 64th)
X 100%
2541 + 302
= 7061
X 100%

= 2.541,042%
Rasio beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indicator yang menunjukkan
keadaan ekonomi suatu wilayah sudah maju atau masih berkembang. Hasil perhitungan
rasio beban ketergantungan digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk
yang tinggal disuatu wilayah dan memiliki pekerjaan. Dari perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa BDR (Rasio Beban Ketergantungan) Desa Pematang Gubernur adalah
2.541,042%.
2. Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan di pedesaan, umumnya masih rendah. Namun di Desa Pematang
tingkat pendidikan cukup tinggi dikarenakan dekat dengan pusat Kota Bengkulu.
Mayoritas dari setiap KK menginginkan tingkat satuan pendidikan mereka lebih baik.
Berikut Keadaan Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 2. Jumlah penduduk Menurut Pendidkan di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan
Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Pendidikan Jumlah (Jiwa)


2765
Tidak/belum sekolah

Belum tamat SD 996


Tamat SD 1059
SLTP 1074
SLTA
2165
D1 dan D2
88
S1
S2 1263

S3 246
67
Jumlah 9723
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020)

Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa penduduk rata-rata masih
mengenyam bangku sekolah. Tingkat SD, SMP dan SMA sebanyak 5.294 jiwa dan
tingkat pendidikan lebih tinggi D1, D2, S1, S2, dan S3 sebanyak 1.664. Jumlah ini lebih
banyak dibandingkan dengan warga yang mengenyam pendidikan jenjang lebih tinggi.
Masyarakat Desa Pematang menyadari adanya kepentingan pendidikan bagi mereka,
sehingga mereka memiliki keinginan untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

3. Berdasarkan Mata Pencaharian


Manusia dalam memenuhi kebutuhannya memiliki mata pencaharian yang beragam.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
orang-orang yang mempunyai mata pencaharian pertanian, peternakan, perikanan,
perdagangan, jasa dan lain-lain. Susunan penduduk menurut mata pencaharian ini dapat
memberikan gambaran tentang struktur ekonomi suatu daerah.
Berikut adalah jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Pematang
Gubernur.
Tabel 3. Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pematang Gubernur,
Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1 Belum/tidak bekerja 3,009

2 Aparatur Pejabat Negara 948

3 Tenaga Pengajar 202

4 Wiraswasta 1.789
5 Pertanian dan Peternakan 833
6 Nelayan 3
7 Agama dan Kepercayaan 2

8 Tenaga Kesehatan 30

9 Pensiunan 56

10 Pekerjaan Lainnya 1.349


Jumlah 8.221
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020)

Tabel yang telah disajikan dapat menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut mata
pencaharian di Desa Pematang Gubernur berjumlah 8.221 jiwa. Penduduk yang tidak
bekerja sebanyak 3,009 jiwa, bekerja sebagai Aparatur Pejabat Negara sebanyak 948
jiwa, bekerja sebagai Tenaga Pengajar sebanyak 202 jiwa, bekerja sebagai Wiraswasta
sebanyak 1,789 jiwa, bekerja sebagai Pertanian dan Peternakan sebanyak 833 jiwa,
bekerja sebagai Nelayan sebanyak 3 jiwa, bekerja sebagai Agama dan Kepercayaan
sebanyak 2 jiwa, bekerja sebagai Tenaga Kesehatan sebanyak 30 jiwa, bekerja sebagai
Pensiunan sebanyak 56 jiwa, dan Pekerjaan Lainnya sebanyak 1,349 jiwa.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa di Desa Pematang Gubernur masih
banyak masyarakat yang bekerja dari pada tidak bekerja.
B. Keadaan Lahan
1. Batas Wilayah
Desa Pematang Gubernur merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Sebelah Barat : Kel. Kandang Limun, Kec. Muara Bangkahulu
Sebelah Timur : Kel. Rawa Makmur, Kec. Muara Bangkahulu
Sebalah Utara : Desa. Bentiring, Kec. Muara Bangkahulu
Sebelah Selatan : Desa. Bentiring Permai, Kec. Muara Bangkahulu
Desa Pematang Gubernur dengan kode wilayah 17.71.04.1003. Luas wilayah 5.47
(km2). Jarak Desa dari Kota Kecamatan adalah 1,7 km. Jarak Desa dari Kota Kabupaten
adalah 2,2 km serta jarak Desa dari Kota Provinsi adalah 11 km.
2. Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-
fungsi tertentu, misalnya fungsi pertanian. Konsep tata guna lahan merupakan hasil
analisis kesesuaian lahan yang diperoleh dari analisis kelayakan lahan serta analisis
potensi dan kendala.
Lahan di Desa Pematang Gubernur sebagian besar digunakan untuk kegiatan pertanian
dan perkebunan. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Desa
tersebut.
3. Keadaan Topografi
Desa Pematang Gubernur adalah salah satu Desa bagian dari Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kota Bengkulu dengan luas wilayah keseluruhan 5.47 km2. Dengan tinggi
permukaan air laut 75 m, curah hujan rata-rata pertahun 2000 mm, keadaan suhu rata-
rata 29oC.
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Berikut adalah jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pematang Gubernur.

Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

No Sarana Dan Prasarana Lokasi


1 Masjid Al Hikmah Jalan Bandar Raya
2 Polsek Muara Bangkahulu Jalan Dharma Wanita
3 Kua Kecamatan Muara Bangkahulu Jalan Dharma Wanita
4 Kantor Camat Muara Bangkahulu
5 Tk: Ra Al Haq Jalan W. R. Supratman
6 Tk: Tk Intan Insani Jalan W. R. Supratman
7 Masjid Jihadul Ikhsan Al-Thoyibin Jalan W. R. Supratman
8 Puskesmas Perawatan Ratu Agung-Er Jalan W. R. Supratman
9 Musholla Al Iman
10 Smp Negeri 17
11 Masjid Besar Al Barakah Jalan Dharma Wanita
Sumber : https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ (30 Juni 2020

D. Keadaan Usaha Tani


Dari hasil survey yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa
Pematang Gubernur sebagian besar melakukan usahatani yaitu dibidang sub sektor tanaman
pangan (komoditi padi). Ada juga sebagian yang melakukan usahatani disektor perkebunan
(kelapa sawit).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Praktikum
Penentuan Lokasi praktikum menggunakan metode (purposive sampling), yaitu penentuan
sampel yang dilakukan secara senngaja dan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu dan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian. Waktu praktikum
kali ini dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020.
B. Metode Penentuan Responden
Penentuan responden dengan cara (cluster sampling), yaitu teknik pengambilan sampel
dengan cara mewawancarai para petani yang sedang berada dilokasi pertanian. Jumlah
petani yang diwawancarai dalam praktikum ini adalah 5 orang. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan lembar kuisioner yang telah dipersiapkan. Hasil wawancara dapat
membantu untuk menentukan status dari para petani.
C. Metode Pemilihan Responden
Dalam pelaksanaan praktikum ini, responden yang dipilih yaitu masyarakat Desa Pematang
Gubernur dengan menggunakan metode pemilihan responden atau sample acak (simple
random sampling). Pada metode ini, responden atau sample dipilih melalui proses acak
sederhana. Dalam pemilihan responden ini, tidak didasarkan pada kriteria-kriteria khusus.
Responden yang dipilih yaitu masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani.
D. Metode Pengambilan Data
Metode Pengambilan Data yang dilakukan pada praktikum ini yaitu mengumpulkan data
Primer dan data Sekunder.
a) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
petani, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi pertanian di daerah
penelitian dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data primer dapat berupa
pendapat subjek (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan. Manfaat utama dari data primer
adalah bahwa unsure-unsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena oleh
karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran yang dilihat.
b) Data Sekunder
Data Sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
tersusun dalam lampiran. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan
biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan
tolak ukur untuk mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan
informasi.
E. Metode Analisis Data
Metode Analisi Data yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a) Tabulasi
Tabulasi merupakan pengelompokkan data berdasarkan criteria tertentu serta
perluasan dari analisis distribusi relative dengan menyajikan hubungan antara
variable satu dengan variable lainnya.
b) Analisis Usahatani
Biaya usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan usahatani.
Biaya usahatani meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap, sedangkan pendapatan
usahatani (Y) adalah total yang diterima (TR) dikurangi total biaya yang dikeluarkan
usahatani (TC).
c) Analisis Persentase
Analisis persentase adalah data dibagi dalam beberapa kelompok yang dinyatakan
atau diukur dengan presentase. Dengan cara ini dapat diketahui kelompok mana
yang paling banyak atau jumlah sebaliknya,
d) Angka Rata-Rata
Angka rata-rata merupakan angka untuk mengetahui taksiran secara kasar untuk
melihat gambaran dalam garis besar dari suatu karakteristik yang ada.
F. Konsep dan Pengukuran Variabel
Konsep dan Pengukuran Variabel yang di amati pada praktikum ini adalah :
1. Produksi, produksi total yang dihasilkan oleh petani selama kegiatan usahatani
berlangsung, yang dinyatakan dalam satuan terkecil kilo gram dan satuan terbesar ton.
2. Luas lahan, adalah luas lahan yang digunakan atau diusahakan untuk kegiatan usahatani
tersebut, dengan status kepemilikan lahan adalah petani pemilik penggarap yang
dinyatakan dalam satuan hektar (Ha).
3. Tenaga kerja, adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam kegiatan usahatani. Jumlah
tenaga kerja disetarakan dengan tenaga kerja pria dan ukur dalam satuan Hari Orang
Kerja (HOK). Upah tenaga kerja diukur dalam satuan rupiah/HOK.
4. Petani pemilik penggarap merupakan petani yang melaksanakan kegiatan usahataninya
di Desa Pematang Gubernur, tanah yang digarapnya adalah milik sendiri dan ada
beberapa tanah warisan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Petani
1. Keadaan Umur Petani
Umur merupakan umur responden pada saat dilakukan wawancara yang dinyatakan
dalam tahun. Umur berkaitan dengan pengalaman dan kematangan petani dalam
melakukan usahatani. Umur juga akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon
terhadap hal-hal baru dalam melakukan usahatani. Adanya kecenderungan bahwa petani
muda lebih cepat mengadopsi suatu inovasi karena petani muda mempunyai semangat
untuk mengetahui dan mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Semakin tua umur
petani juga semakin menurunkan kemampuan fisik petani dalam melakukan usahatani.
Berikut adalah Karakteristik Petani Menurut Keadaan Umur Petani di Desa
Pematang Gubernur.
Tabel 5. Karakteristik Petani Menurut Keadaan Umur Petani di Desa Pematang
Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Umur (Tahun) Persentase (%) Rata-Rata
Responden
(Jiwa)

1 0-15 0 0

2 15-29 0 0
45.2
3 30-50 4 80

4 51-60 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur\

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat presentase yang paling besar dengan golongan umur
responden 30-50 tahun sebesar 80% dan persentase kecil dengan golongan umur
responden 51-60 adalah 20%. Sementara rata-rata umur petani di Desa Pematang
Gubernur 45.2%.

Salah satu indicator dalam menentukan produktivitas kerja dalam melakukan


pengembangan usaha adalah tingkat umur. Dimana umur petani yang berusia muda lebih
kuat bekerja, tanggap terhadap lingkungan sekitar bila dibandingkan dengan tenaga kerja
yang memiliki usia yang relative tua sering menolak inovasi baru (Soekartawi, 2001).

2. Keadaan Pendidikan Petani


Pendidikan merupakan proses yang dilalui oleh seseorang untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap ini dapat ditempuh melalui pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal. Pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola piker
seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah.
Berikut adalah Karakteristik Petani Menurut Keadaan Pendidikan Petani di Desa
Pematang Gubernur.
Tabel 6. Karakteristik Petani Menurut Keadaan Pendidikan Petani di Desa Pematang
Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Pendidikan Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)

1 Belum/Tidak 0 0
Sekolah

2 SD 1 20 9

3 SMP/Sederajat 3 60

4 SMA/Sederajat 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat 1 orang petani yang menempuh
pendidikan SD selama 6 tahun dengan persentase 20%, yang menempuh pendidikan
SMP 3 orang petani dengan persentase 60% dan yang menempuh pendidikan SMA 1
orang. Rata-rata pendidikan yang ditempuh petani adalah 9. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa petani di Desa Pematang Gubernur tingkat pendidikannya cukup rendah, banyak
yang hanya sebatas pendidikan SMP.

Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kegiatan


pengelolaan usahatani. Petani yang berpendidikan rendah akan merasa kesulitan dalam
pengambilan keputusan terhadap sumber daya yang dimilikinya.

3. Keadaan Pengalaman Usahatani


Tingkat pengalaman berusahatani yang dimiliki petani secara tidak langsung akan
mempengaruhi pola pikir. Petani yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama
akan mampu merencanakan usahatani dengan lebih baik, karena sudah memahami
segala aspek dalam berusahatani. Sehingga semakin lama pengalaman yang didapat
memungkinkan produksi menjadi lebih tinggi.
Berikut adalah Karakteristik Petani Menurut Keadaan Pengalaman Usahatani di
Desa Pematang Gubernur.
Tabel 7. Karakteristik Petani Menurut Keadaan Pengalaman Usahatani di Desa
Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Pengalaman Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)
(Tahun)

1 5-20 4 80
19.4
2 21-35 1 20

3 36-50 0 0
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Berdasarkan Tabel 7. Petani yang paling lama berusahatani padi selama 21-35 tahun
berjumlah 1 orang dengan persentase 20%, dan pengalaman 5-20 tahun berjumlah 4
orang dengan persentase 80%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman
yang didapatkan dalam berusahatani semakin baik pemahaman dalam melakukan
kegiatan usahatani. Sedangkan untuk pengalaman petani yang baru juga besarnya sama
dengan petani yang mendapatkan pengalaman, hal ini dimungkinkan daerah dalam tahap
memunculkan semangat dalam bertani.

Belajar dengan mengamati petani yang lain sangat penting, karena merupakan cara yang
lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada melakukan tindakan sendiri.
Pengalaman bertani didapatkan dari ke ikutsertaan petani dalam kelompok tani dan
kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh instansi terkait.

4. Keadaan Tanggungan Keluarga Petani


Tabel 8. Karakteristik Petani Menurut Keadaan Tanggungan Keluarga Petani di Desa
Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Tanggungan Persentase (%) Rata-Rata
Tanggungan
Keluarga (Jiwa)

3
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

5. Keadaan Pekerjaan di luar Usahatani


Tabel 9. Karakteristik Petani Menurut Keadaan di Pekerjaan di luar Usahatani di Desa
Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Pekerjaan Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)

1 Lembaga Hukum 1 20

2 IRT 2 40
25
3 Bangunan 1 20

4 Mebel 1 20
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

6. Keadaan Penguasaan Lahan Pertanian


Tabel 10. Karakteristik Petani Menurut Keadaan Penguasaan Lahan Pertanian di Desa
Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Jumlah
No Luas Lahan (Ha) Persentase (%) Rata-Rata
Responden (Jiwa)

3
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

B. Struktur Penerimaan Keluarga Petani


1. Penerimaan Dari Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani adalah padi sebagai
penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan bahan pangan pokok dan merupakan
sumber kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Berikut adalah Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Penerimaan Dari Sub
Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 11. Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Penerimaan Dari Sub Sektor
Pertanian Tanaman Pangan di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.
No Nama Luas Jumlah Jumlah di Harga Penerimaan
Lahan Produksi Jual (Kg)
(Ha)
1 Bambang 0,25 1440 0 4000 5,760,000
Sahroni

2 Hamnah 0,5 960 500 4000 2,000,000

3 Suwandi 2 1344 1000 4000 4,000,000

4 Erlan 0,5 1104 800 4000 3,200,000


Efendi

5 Titin 0,5 1200 1000 4000 4,000,000


Sumarni

MAX 2 1,440 1,000 4,000 5,760,000

MIN 2 960 500 4,000 2,000,000

RATA-RATA 2 1,210 660 4,000 3,792,000

Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Dari Tabel 11. Diketahui bahwa petani mendapatkan penerimaan dari sub sektor
tanaman pangan yang berbeda-beda, memiliki nilai penerimaan Maksimum Rp.
5,760,000 sedangkan pendapatan yang paling minimum Rp. 2.000.000; dan rata-rata
penerimaan sebesar Rp. 3.792.000. Tidak semua hasil produksi dijual oleh petani,
melainkan hanya sebagian lainnya disimpan dan dikonsumsi.

Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman hortikultura
non hias, dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi
batasan pangan (Purnomo dan Hanny P, 2002). Di Indonesia, pada umumnya
masyarakat lebih memilih komoditi beras sebagai asupan makanan pokok sehari-hari
sehingga areal persawahan yang ada dipenuhi dengan komoditi padi. Citra bahwa
pangan hanya disimbolkan dengan beras semata adalah merupakan inti permasalahannya
(Emiliana F, 2011).

2. Total Penerimaan Keluarga Petani Dari Sektor Pertanian


Pendapatan ekonomi tiap keluarga petani diperoleh dari hasil perhitungan penerimaan
dikurangi biaya. Biaya sendiri berupa pengeluaran konsumsi sehari-hari dan pengeluaran
untuk usahatani. Sedangkan untuk pendapatan keluarga petani biasanya diperoleh dari
hasil usahatani yang berupa hasil panen dan dari luar usahatani yang berupa gaji atau
upah kerja.
Total penerimaan merupakan penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima total
petani pada setiap sub sektor.
Berikut adalah Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Total Penerimaan
Keluarga Petani Dari Sektor Pertanian di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 12. Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Total Penerimaan Keluarga
Petani Dari Sektor Pertanian di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kabupaten/Kota Bengkulu.

Total
No Responden Nama Jenis Komoditi
Penerimaan

1 Bambang Sahroni Padi 5,760,000

2 Hamnah Padi 2,000,000

3 Suwandi Padi 4,000,000

4 Erlan Efendi Padi 3,200,000

5 Titin Sumarni Padi 4,000,000

MAX 5,760,000

MIN 2,000,000

RATA-RATA 3,792,000

Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Dari Tabel 12. Diketahui bahwa penerimaan total petani dari penerimaan sub sektor
pertanian tanaman pangan dengan jumlah maxsimal yaitu Rp. 5.760.000 dan jumlah
minimal yaitu Rp. 2.000.000 serta jumlah rata-rata Rp.3.792.000.

3. Penerimaan Dari Luar Pertanian


Berikut adalah Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Penerimaan Dari Luar
Pertanian di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 13. Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Penerimaan Dari Luar
Pertanian di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota
Bengkulu.
No Responden Nama Pekerjaan Penghasilan/Bulan

1 Bambang Sahroni Lembaga Hukum 7.000.000

2 Hamnah IRT -

3 Suwandi Bangunan 3.000.000

4 Erlan Efendi Mebel 1.700.000

5 Titin Sumarni IRT -

MAX 7,000,000

MIN 0

RATA-RATA 2,340,000
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Dari Tabel 13. Menunjukkan bahwa penerimaan petani bukan hanya bersumber dari
sektor pertanian saja, akan tetapi ada beberapa petani juga yang memiliki pekerjaan
sampingan, seperti pada Lembaga hokum, bangunan dan mebel. Dari penghasilan non
pertanian ini mampu untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup masyarakat/para
petani masing-masing. Dari jumlah penerimaan non pertanian ini terbilang besar dan
lebih dari cukup untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga
masing-masing.

4. Total Penerimaan Keluarga Petani


Total penerimaan keluarga petani merupakan penjumlahan dari total penerimaan
keluarga petani dari sektor pertanian dan non pertanian.
Berikut adalah Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Total Penerimaan
Keluarga Petani di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 14. Struktur Penerimaan Keluarga Petani Menurut Total Penerimaan Keluarga
Petani di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota
Bengkulu.

No Nama Penerimaan Penerimaan Non Total


Responden Pertanian Pertanian Penerimaan
(Rp/bulan) (Rp/bulan)

1 Bambang Sahroni 5.760.000 7.000.000 12.760.000

2 Hamnah 2.000.000 - 2.000.000


3 Suwandi 4.000.0000 3.000.000 7.000.000

4 Erlan Efendi 3.200.000 1.700.000 4.900.000

5 Titin Sumarni 4.000.000 - 4.000.000

TOTAL 18.960.000 11.700.000 30.660.000

MAX 5.760.000 7.000.000 12.760.000

MIN 2.000.000 1.700.000 2.000.000

RATA- 8.906.667 6.800.000 15.140.000


RATA
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

Dari Tabel 14. Dapat dilihat bahwa total penerimaan dari kelima petani responden pada sub
sektor pertanian di Desa Pematang Gubernur berkisar Rp. 61.320.000; yang merupakan
penjumlahan dari total penerimaan keluarga petani dari sector pertanian dengan penerimaan
dari luar pertanian.

C. Struktur Pengeluaran Keluarga Petani


1. Pengeluaran Untuk Sektor Pertanian
Pada struktur pengeluaran rumah tangga Desa Pematang Gubernur yang terdiri dari
pengeluaran usahatani yaitu benih, pemupukan dan obat-obatan/pestisida.
Berikut adalah Struktur Pengeluaran Keluarga Petani Menurut Pengeluaran Untuk
Sektor Pertanian di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 15. Struktur Pengeluaran Keluarga Petani Menurut Pengeluaran Untuk Sektor
Pertanian di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kabupaten/Kota
Bengkulu.

No Nama Komodi Benih Pupuk Pupuk Pupuk Obat/ Total


Responde ti (Rp/K Urea NPK TSP Kemasa Pengeluar
n g) (Rp/k (Rp/Kg) (Rp/Kg) n an
g)

1 Bamban Padi 45.000 37.500 350.000 245.000 75.000 752.500


g
Sahroni

2 Hamnah Padi 90.000 200.00 350.000 207.000 80.000 927.000


0

3 Suwand Padi 360.00 60.000 300.000 280.000 160.000 1,160,000


i 0

4 Erlan Padi 90.000 150.00 400.000 605.000 120.000 1,365,000


Efendi 0

5 Titin Padi 90.000 200.00 500.000 350.000 70.000 1,210,000


Sumarni 0

TOTAL 1.900.00 1.687.00 505.000 3.736.000


675.00 647.50 0 0
0 0

Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

2. Pengeluaran Untuk Sektor Non Pertanian


Berikut adalah Struktur Pengeluaran Keluarga Petani Menurut Pengeluaran Untuk
Sektor Non Pertanian di Desa Pematang Gubernur.
Tabel 16. Struktur Pengeluaran Keluarga Petani Menurut Pengeluaran Untuk Sektor
Non Pertanian di Desa Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu,
Kabupaten/Kota Bengkulu.

No Nama Sayur/buah/kacang Bumbu Sekolah/pendidi Biaya Total


Respond 2an kan listrik Pengeluar
en an

1 Bamba 300,000 300,000 1,800,000 120,000 752.500


ng
Sahroni

2 Hamna 210,000 495,000 900,000 300,000 927.000


h

3 Suwand 195,000 240,000 300,000 300,000 1,160,000


i

4 Erlan 300,000 180,000 450,000 200,000 1,365,000


Efendi
5 Titin 300,000 450,000 300,000 300,000 1,210,000
Sumarn
i

TOTAL 1,305,000 1,665,0 3,750,000 1,220,0 3,736,680


00 00

MIN 195,000 180,000 300,000 120,000 1160000

MAX 300,000 495,000 1,800,000 300,000 1365000

RATA- 261,000 333,000 750,000 244,000 1245000


RATA
Sumber : Data Primer Responden Desa Pematang Gubernur

3. Total Pengeluaran Keluarga Petani


D. Struktur Pendapatan Keluarga Petani
1. Pendapatan Keluarga Dari Sektor Pertanian

No Nama Total Total Total


Responden Penerimaan Pengeluaran Pendapatan
Sektor Sektor Pertanian
Pertanian

1 Bambang Sahroni 5,760,000 752,500 5,007,500

2 Hamnah 2,000,000 927,000 1,073,000

3 Suwandi 4,000,000 1,160,000 2,840,000

4 Erlan Efendi 3.200.000 1,365,000 1,835,000

5 Titin Sumarni 4.000.000 1,210,000 2,790,000

TOTAL 11,760,007 5,414,500 13,545,500

MAX 5,760,000 1,365,000 5,007,500

MIN 2.000.000 752,500 1,073,000

RATA- 3,920,000 1,082,900 2,709,100

RATA
2. Pendapatan Keluarga Dari Sektor Non Pertanian
3. Total Pengeluaran Keluarga Petani
E. Keadaan Social Ekonomi
F. Persoalan Pertanian Di Desa Praktikum
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan paraktikum lapangan kali ini adalah
sebagai berikut:

1. Struktur pengeluaran rumah tangga petani di Desa Pematang Gubernur dalam waktu 1 tahun
2. Struktur penerimaan rumah tangga petani di Desa Pematang Gubernur dalam waktu 1 tahun
Dari data yang didapat melalui wawancara dengan responden didapat kesimpulan bahwa
pengeluaran petani baik pertanian maupun non pertanian, baik pangan maupun non pangan dari
data responden tersebut relatif dapat dipenuhi dari pendapatan yang dimiliki petani. Maka dari
itu, dari data responden tersebut menunjukkan sebagian dari masyarakat petani di Desa
Pematang Gubernur memiliki perekonomian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Prayoga, Adi. 2017. Produktivitas Dan Efisiensi Teknis Usahatani Padi


Organik Lahan Sawah. J Economia 2 (1):56-60.
Sukriono, Didik. 2008. Politik Hukum Pemerintahan Desa Di Indonesia. J Konstitusi 1 (1):
18-20
Baginda et al, 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia. J Kajian Ekonomi
Darwis, Khaeriyah. 2017. Ilmu Usahatani Teori Dan Penerapan. Makassar: CV. Inti
Mediatama.
Inawati, Ima. 2014. Analisis Tingkat Konsumsi Masyarakat Indonesia. J Ekonomi 1 (2): 32-
47.
Sunarso. 2017. Strategi Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: Deepublish.
Widyawati, R F. 2017. Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Dan Pengaruhnya Terhadap
Perekonomian Indonesia (Analisa Input Output). J Economia 13 (1): 14-15.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai