Anda di halaman 1dari 14

KLIPING

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“KASUS BAYI MENINGGAL DIDUGA LANTARAN BIDAN SALAH OBAT”

Di Susun Oleh :

SELVY MELINDA (154012012035)

Dosen Pengampuh :

YESSI OCTA FRISTIKA,SST.,M.Kes

PRODI DII KEBIDANAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020-2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allooh Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita. Dan tidak lupa sholawat beserta salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa istiqomah di jalan yang di ajarkan beliau dan kelak
mendapat syafa’at di hari akhir, sehingga dengan ini kami dapat menyelesaikan tugas kliping
pada kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. ini dengan tepat waktu. kliping dengan
judul “kasus bayi meninggal diduga lantaran bidan salah beri obat”

Dalam penulisan kliping ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran
dan kritik dari pembaca yang bertujuan demi kesempurnaan makalah ini penulis terima dengan
kerendahan hati. Atas segala kekurangan kami mohon maaf dan mengucapkan terimahkasih.

Kami juga mengharapkan saran yang membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi
lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

KASUS............................................................................................................................3

ISI KASUS.. ....................................................................................................................3

KONFLIK MORAL........................................................................................................4

ISSU MORAL...................................................................................... ..........................5

DILEMA MORAL..........................................................................................................5

PENDAPAT MENGENAI KASUS ...............................................................................5

PEMBELAJARAN..........................................................................................................6

PERTIMBANGAN MORAL DALAM KEPUTUSAN.................................................7

TIGA PRINSIP PERAWATAN KEBIDANAN............................................................8

TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN........................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

2
KASUS :

Cek fakta suara.com

NEWS / NASIONAL Minggu, 13 Juni 2021

Miris, Bayi ini Meninggal Diduga Lantaran Bidan Salah Beri Obat

Jum'at, 28 Agustus 2020 | 18:11 WIB

Miris, Bayi ini Meninggal Diduga Lantaran Bidan Salah Beri Obat

Kisah Rahma Sheva Kamila. (Instagram: @tante_rempong_offficial)

Suara.com - Rahma Sheva Kamila, seorang balita yang tinggal di Purwosari, Bojonegoro ini
meregang nyawa usai mengonsumsi obat berdosis tinggi. Menurut cerita yang beredar, resep
obat yang diberikan kepada bayi berusia 5 bulan 10 hari tersebut didapatkan dari seorang bidan
di Purwosari, Bojonegoro.Cerita tentang bayi yang diduga mengalami malpraktik ini dituturkan
oleh Sang Tante lewat akun Twitter @AllayyaBie pada Kamis (27/8/2020).Unggahan tersebut
sontak viral dan kemudian banyak diunggah ulang oleh akun media sosial lainnya, seperti akun
Instagram @tante_rempong_offficial yang memberitakan kabar ini pada Jumat (28/8/2020).
Berikut adalah kronologi yang diceritakan oleh Tante dari Rahma Sheva Kamila.

Sabtu 22 Agustus 2020, seperti biasa tiap malam dia tidurnya sama saya. Cuma agak manja
terus sering minta susu," tuturnya. Sang Tante mengakui kala itu ia belum mengetahui jika
Rahma Sheva mengalami dehidrasi."Minggu 23 Agustus 2020, pagi sekitar jam 7 badannya agak
anget jadi cuma disibin. Setelah minum tiba-tiba mencret, karena terlalu sering jadi dibuatin
kuning sama mamahnya buat ngehangatin perut," lanjutnya.Sang Tante menuturkan bahwa
siang harinya Sheva sudah sangat lemas dan minta selalu digendong. Oleh sebab itu, sore
harinya Sheva dibawa ke seorang bidan. Bidan tersebut memerika Sheva dan memberinya obat
(inamid).

"Saya dan keluarga sebagai orang awam gak tau menahu soal bahaya obat (inamid) bagi bayi
usia 5 bulan ini," ungkapnya.Suara.com - Rahma Sheva Kamila, seorang balita yang tinggal di

3
Purwosari, Bojonegoro ini meregang nyawa usai mengonsumsi obat berdosis tinggi. Menurut
cerita yang beredar, resep obat yang diberikan kepada bayi berusia 5 bulan 10 hari tersebut

4
didapatkan dari seorang bidan di Purwosari, Bojonegoro."Dikira mamahnya Sheva, obat gak ada
reaksi karena malah semakin panas. Suhu badan semakin tinggi, lemes, dan sering pup,"
sambungnya.Malam harinya, kondisi Sheva tidak kunjung membaik. Hal ini menyebabkan
seluruh orang rumah menjadi panik. Akhirnya, Sheva dibawa ke puskesmas agar bisa
mendapatkan tindakan pertolongan dini. Sayangnya, respon dari puskesmas justru tidak sesuai
dengan yang diharapkan.

Tanpa pikir panjang, Sheva kemudian dilarikan ke RS PKU terdekat sekitar pukul 10 malam.
Untungnya, rumah sakit tersebut langsung menangani Sheva. Namun, dokter mengatakan
bahwa kondisi Sheva sudah sangat berbahaya.Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut
telah disukai oleh lebih dari 6.000 pengguna Instagram.Sejumlah warganet mengomentari
postingan ini. Sejumlah warganet mengaku ikut sedih dan berbela sungkawa atas kejadian yang
menimpa Sheva.Namun, sejumlah warganet lain menghimbau agar saat anak sakit, sebisa
mungkin langsung dibawa ke dokter saja dan orang tua dianjurkan untuk paham mengenai P3K.

"Ya maaf nih. Kalau anak sakit sebisa mungkin, minimal banget itu nyari dokter umum, jangan
ke bidan. Selain itu juga jadi orang tua minimal belajar P3K pada anak. Anak demam itu kudu
gimana, anak diare kudu tahu, punya simpanan obat P3K apa aja. Banyak kok edukasinya dari
mulai di grup media sosial atau dari buku," ujar akun @espresso_late.

"Jadi pelajaran buat orang tua kalau anaknya sakit mungkin bisa langsung dibawa ke rumah
sakit aja, jangan ke puskesmas ataupun bidan," ungkap seorang warganet.

"Ingat guys, bidan itu cuma membantu dokter buat tangani persalinan (hanya tindakan) dan
bidan gak punya kewenangan untuk resepin obat bagi pasien," timpal @annisazaalia.

KONFLIK MORAL :

4
Keluarga terutama ibu dan tante tidak mengetahui dampak obat inamid,dan ibu lambat dalam
membawa anak ke rumah sakit dengan alasan tidak mengetahui jika anak mengkomsumsi obat

5
dosis tinggi,dan bidan lalai dalam memberi obat karna tidak memperhatikan dosis obat untuk
anak umur 5 bulan.

ISSU MORAL :

Dimata masyarakat,bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesui
dengan prosedur dan tidak profesional selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan tersebut
dalam menangani lambat atau lalai.

DILEMA MORAL :

Jika tidak segera di lakukan tindakan takutnya merenggut nyawa balita,dan jika di lakukan
tindakan bidan merasa obat yang di berikan kurang (karena keterbatasa obat) .

PENDAPAT SAYA MENGENAI KASUS TERSEBUT :dalam melakukan tindakan kita harus berhati
hati karena banyak sekali kecerobohan atau kelalaian sehingga kita harus jeli dalam
mengdiaknosa pasien dalam pemberian obat,walaupun kita sudah sering dalam memberikan
obat kita harus pintar pintar dalam melakukan pemberian obat apalagi obat terhadap bayi dan
balita karena bayi dan balita belom banyak mengkomsusmi obat berbahan kimia apalagi dosis
yang tinggi,dari kasus ini kita dapat belajar bahwa kita harus berhati hati dalam pemberian
obat,dan kembali lagi dalam takdir memang setiap yang bernyawa akan kembali ke
penciptanya ini saja menurut pendapat saya jika ada kata kata yang kurang berkenan atau
kurang jelas saya mohon maaf,terimakasih.

5
PEMBELAJARAN

– Obat merupakan unsur penunjang dalam sistem pelayanan kesehatan dan kedudukannya
sangatlah penting dalam upaya pengobatan karena sebagian besar intervensi medik
menggunakan obat. Oleh karena itu, obat harus selalu tersedia pada saat diperlukan baik jenis
dan jumlahnya serta pemberian obat harus rasional.

-Obat rasional yaitu :

Tepat diagnosis, jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat tidak sesuai
dengan diagnosis dan akhirnya obat yang diberikan juka tidak sesuai.Tepat pasien, tepat
pemilihan obat keputusan pemilihan obat sesuai diagnosis yangsehingga obat yang dipilih
memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit. Tepat dosis, obat sangat dipengaruhi oleh dosis
jika pemberian dosis berlebih khususnya obat yang indeks terapinya sempint akan sangat
beresiko timbulnya efek samping.

1.Tepat cara pemberian, sesuai bentuk sediaan terutama dengan cara pemberian khusus
seperti untuk inhealer dan suppositoria harus dijelaskan agar tidak salah dalam pemakaian.

2.Tepat interval waktu pemberian, setiap berapa kali sehari jika berlebih dapat menimbulkan
efek samping serta interval yang terlalu banyak akan berpotensi ketidakpatuhan pasien.

3.Tepat informasi, harus tepat dalam penggunaan obat untuk menunjang keberhasilan terapi
serta tepat penyerahan obat pada saat pasien membawa resep kemudian dikaji dan disiapkan
harus tepat jika tidak sesuai dapat teradi efek yang tidak diinginkan.

Dalam praktek kefarmasian, apoteker memiliki tugas untuk pengendalian sediaan farmasi,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian obat hingga obat sampai kepada pasien yaitu saat
pelayanan obat atas resep dokter serta pelayanan informasi obat. Namun dalam prakteknya
masih banyak terjadi kesalahan dalam pengobatan dan terdapat laporan kasus setiap tahun
bahkan setiap bulannya.Laporan kasus merupakan dokumentasi ilmiah pasien perorangan,
Laporan ini sering ditulis untuk mendokumentasikan presentasi klinis yang tidak biasa,
pendekatan pengobatan, efek samping, atau respons terhadap pengobatan. Kebanyakan ahli
melihat laporan kasus sebagai bukti pertama dalam perawatan kesehatan, yang terkadang
dapat mengarah pada studi tingkat tinggi di masa depan. Dari data jurnal di negara-negara

6
maju, penulisan resep dokter yang masih manual dan sering kali sulit dibaca merupakan faktor
yang

7
sangat sering terjadi diperkirakan setiap tahunnya dapat menyebabkan kematian 7000
kematian per tahun. Laporan kasus dapat menjadi kesempatan belajar yang hebat bagi
apoteker dan mahasiswa farmasi untuk memahami perkembangan kasus dan respons dan efek
obat yang tidak konvensional.Artikel ini menyoroti 5 laporan kasus yang dipublikasikan dan
mendokumentasikan kesalahan administrasi pengobatan yang tidak disengaja saat pemberian
diapotek dan saat perawatan.

3Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika

Menghadapi Delima Etik.

TK I

Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan

kerja.

TK II

Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan kesetiaan

( menepati), Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik dan

panduan praktek profesi.

TK III

Ada3 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:

1) ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.

2) BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat

terbaik untuk orang lain.

3) NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun

kerugian pada orang lain.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

7
Ciri 2nya:

1) Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah

2) Sering menyangkut pilihn yang sukar

3) Tidak mungkin dielakkan

4) Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial

Kesulitan Dalam Mengerti Situasi :

1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetauan kita

2) Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor

2 subyektif lain.

Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:

1) Melakukan penyelidikan yang memadahi

2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

3) Memperluas pandangan tentang situasi

4) Kepekaan terhadap pekerjaan

5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :

1) Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang lain.

2) Tetapkan hasil apa yang diinginkan.

3) Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.

4) Pilih solusi yang lebih baik.

5) Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

8
Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:

1) Pengetahuan

2) Latihan Praktek

3) Pengalaman

Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:

1) Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien

2) Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan

3) Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart

4) Memberikan kepuasan pelanggan

TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1) Teori Utilitarisme:

Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan.

2) Teori Deontology

Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji

ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan

3) Teori Hedonisme:

Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari

9
DAFTARPUSTAKA

1. Http://www.globalaceh.com/2013/12/bayi meninggal lantaran bidan salah beri obat

2. Laporan wartawan Tribun suara com hernawan

3. 3. Modul Penggunaan Obat Rasional 2011

4. 4. Permenkes No 73 tahun 2016 tentang apotek

10

Anda mungkin juga menyukai